Penerapan Metode Inqury Dalam Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar
Penerapan Metode INQURY Dalam meningkatkan AKTIVITAS
DAN Prestasi Belajar AQIDAH AKHLAK MATERI
“SYIRIK DALAM ISLAM†Pada Siswa Kelas X IPA-2 MAN SALATIGA Semester Gasal tahun Pelajaran 2017/2018
Handono
Kepala MAN Salatiga
ABSTRAK
Metode inquiry dianggap sebagai metode yang baik dalam meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini didasari kenyataan bahwa metode konvensioanal ternyata belum berhasil dalam meningkatkan prestasi belajar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIA-2 MAN Salatiga semester Gasal tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 31 siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Hasil penelitian jumlah siswa tuntas sebanyak 20 siswa(64,51%) nilai rata-rata 69,63. Pada siklus I , jumlah siswa tuntas 26 siswa (83,87%) nilai rata-rata 83,87. Pada siklus II jumlah siswa tuntas 31 siswa (100%) nilai rata-rata 84,83.
Kata Kunci: Metode Inquiry, Aktivitas Belajar dan Prestasi Belajar
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang menarik, artinya berlangsung dalam suasana yang menyenangkan, menghibur, kreatif dan inovatif serta hasilnya dapat dinikmati siswa dalam jangka waktu yang lama. Proses kegiatan belajar mengajar yang kondusif seperti itu, ditandai dengan aktivitas dan kreativitas siswa yang energik dan terkesan begitu bergairah dalam mengikuti setiap mata pelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan perbaikan pembelajaran demi mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Ketertarikan peneliti tersebut selanjutnya diimplementasikan melalui sebuah tindakan perbaikan pembelajaran yang dikenal dengan istilah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Permasalahan
Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah model pembelajaran dengan pendekatan inqury dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pelajaran Akidah Akhlak materi “Syirik dalam Islam†pada siswa kelas X MIA-2 MAN Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018?
2. Bagaimanakah model pembelajaran pendekatan inqury diterapkan sehingga dapat meningkatkan Prestasi belajar siswa dalam pelajaran Akidah Akhlak materi “Syirik dalam Islam†pada siswa kelas X MIA-2 MAN Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018?
Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakam Kelas ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui ada tidaknya peningkatan keaktifan siswa dalam pelajaran Akidah Akhlak pada materi Syirik dalam Islam pada siswa kelas X MIA-2 MAN Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 setelah siswa mendapatkan pembelajaran Akidah Akhlak dengan menggunakan metode pembelajaran Inquiry yang dipadukan dengan metode inovatif lainnya.
2. Mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran Akidah Akhlak pada materi Syirik dalam Islam pada siswa kelas X MIA-2 MAN Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018 setelah siswa mendapatkan pembelajaran Akidah Akhlak dengan menggunakan metode pembelajaran Inquiry.
Manfaat Penulisan
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi:
1. Penciptaan kondisi pembelajaran yang kondusif dan komprehensif sehingga membuat siswa merasa senang dan nyaman dalam belajar. Siswa tidak lagi ‘liar’ dan ‘seenaknya sendiri’ terhadap guru dan pelajaran Akidah Akhlak.
2. Peningkatan prestasi belajar siswa secara signifikan. Dengan kondisi pembelajaran yang ideal dan bergerak progresif ke arah pencapaian tujuan, maka siswa tergerak hati dan pikirannya atau mind set-nya untuk terpacu belajar dengan cara-cara yang benar, cepat dan efektif.
Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bahwa model pembelajaran inquiry merupakan salah satu pendekatan yang seharusnya digunakan guru dalam pembelajaran Akidah Akhlak.
2. Bagi siswa
Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Inquiry, siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran sekaligus diberikan kesempatan (chance) untuk menginterpretasikan, mencari sendiri pengetahuannya bahkan memecahkan sendiri permasalahan yang dihadapinya sehinggga dapat mengembangkan potensi berpikirnya secara maksimal.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar meliputi aktivitas fisik dan nonfisik. Aktivitas fisik ialah siswa giat dan aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Sementara aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. (Thomas M. Risk dalam Ahmad Rohani, 2004: 6-10).
Selanjutnya berkaitan dengan aktivitas fisik dan psikis tersebut di atas, Paul B. Diedrich sebagaimana dikutip oleh Ahmad Rohani (2004: 9) menyatakan bahwa aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain sebagai berikut:
1. Visual activities, membaca, memperhatikan: gambar, demonstasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya
2. Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interviev, diskusi, interupsi, dan sebagainya
3. Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato dan sebagainya
4. Writing activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes angket, menyalin dan sebagainya
5. Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan sebagainya
Prestasi Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,1997:787), prestasi belajar diartikan sebagai penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran , lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar diartikan juga sebagai kemampuan , ketrampilan seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau pekerjaan.
Proses pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak di MAN Salatiga, maka pembahasan prestasi belajar difokuskan pada penacapain hasil nilai ulangan harian siswa
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Ditinjau dari faktor guru
Dilihat dari faktor guru, keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh:
Kesiapan guru dalam mengajar
Persiapan guru dalam pembelajaran ini menyangkut persiapan secara fisik dan non fisik. Kesiapan fisik misalnya, kesehatan dan perlengkapan perangkat pembelajaran. Disamping itu juga menyangkut kesiapan metode, materi dan alat atau media yang akan digunakan. Sedangkan kesiapan non fisik misalnya kesiapan mental dan emosional.
Penguasaan guru terhadap materi pelajaran
Guru yang menguasai materi, akan memberikan rasa kepercayaan diri siswa terhadap guru yang bersangkutan sehingga siswa dalam mengikuti pembelajaran akan menunjukkan sikap hormat pada guru dan akhirnya mengikuti pelajaran dengan serius dalam suasana yang menyenangkan.
Kemampuan guru dalam berkomunikasi
Bahasa yang mudah dipahami dalam menyampaikan materi juga menjadi faktor ketertarikan siswa. Apabila siswa sudah tertarik, maka siswa akan dengan serius mengikuti pembelajaran serta ikut aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Sebaliknya, guru yang tidak pandai berkomunikasi dengan siswa baik komunikasi verbal maupun non verbal, maka akan dijauhi siswa.
Ditinjau dari faktor Siswa
Faktor keberhasilan prestasi belajar ditinjau dari siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kesiapan belajar siswa
Sebagai subjek utama dalam pembelajaran , maka sebelum mengikuti proses pembelajaran, siswa harus terlebih dahulu mempersiapakan diri secara optimal. Persiapan ini bisa menyangkut persiapan fisik dan non fisik. Persiapan fisik misalnya, kesehatan dan perlengkapan alat pembelajaran.
Kebiasaan belajar siswa
Kebiasaan belajar ini diantaranya ditunjukkan dengan sikap senang menerima pelajaran, serius dan aktif dalam pembelajaran. Kebiasaan belajar yang terpola atau terjadwal setiap harinya, baik ketika berada di sekolah maupun ketika sudah berada di rumah akan mempengaruhi pola pikir siswa.
Sikap belajar siswa
Sikap belajar siswa diantaranya ditunjukkan dengan sikap mereka dalam menghormati guru ketika proses pembelajaran, keaktifan siswa serta keseriusan dalam memenuhi alat atau perangkat pembelajaran.
Kesulitan belajar yang dialami siswa
Kesulitan belajar siswa disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya:kelemahan secara fisik, kelemahan mental,kerlemahan emosional.
Kesulitan siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran
Tidak semua mata pelajaran yang ada di sekolah dapat dikuasai oleh setiap siswa. Ada mata pelajaran tertentu (biasanya kelompok mata pelajaran eksakta seperti: kimia, fisika dan matematika) yang sulit bahkan tidak dapat dikuasaai siswa.
Metode Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran inquiri ini dirancang untuk mengajak siswa secara langsung kedalam proses ilmiah ke dalam waktu yang relative singkat. Hasil penelitian Trianto (2007:136) menunjukkan bahwa latihan inquiry dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berfikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalm memperoleh dan menganalisis informasi.
Mengenai langkah-langkah dalam model inquiri, banyak sekali peneliti menerapkan langkah yang berbeda, tetapi secra garis besar sebagaimana yang dilakukan oleh Trianto (2007) dalam penelitiannya, ada 6 langkah pembelajaran inquiry, yaitu: 1) Mencari atau merumuskan masalah, 2) Mengumpulkan data,3) Menganalisis data 4) Membuat hipotesis 5) Menguji hipotesis dan 6) Membuat kesimpulan.
Hipotesis Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
“Apabila guru menerapkan metode inquiry dalam pembelajaran Akidah Akhlak materi “Syirik dalam Islamâ€, maka aktivitas dan prestasi belajara siswa kelas X MIA-2 MAN Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 akan dapat meningkat secara signifikanâ€
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori jenis penelitian: Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang diorganisasikan oleh guru dalam mencobakan suatu gagasan perbaikan pembelajaran dan melihat pangaruh nyata dari upaya itu (Rochiati Wiriaatmadja, 2008: 12).
Adapun desain PTK yang digunakan di sini menggunakan model Kemmis dan McTaggart dengan tahap masing-masing siklusnya, yaitu: perencanaan, tindakan dan pengamatan serta refleksi (Suharsimi Arikunto, 2002: 84).
Setting Penelitian
Subjek, Lokasi dan waktu Penelitian
Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X MIA-2 MAN Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. Jumlah siswa sebanyak 31 anak terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Kelas ini dijadikan subyek penelitian karena pencapaian prestasi belajarnya untuk materi “Memahami Syirik dalam Islam†tergolong klasifikasi rendah, yaitu hanya 20 siswa (64,51%) yang mencapai nilai batas minimal KKM sebesar nilai 70. Nilai terendah sebesar 53 dan nilai tertinggi 85. Nilai rata-ratanya 69,63.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN Salatiga, di jalan KH. Wakhid Hasym 12 Kecamatan Sidorejo Salatiga.
Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilakukan dalam 2 (dua) siklus, yaitu:
1. Siklus I, dilaksanakan pada hari Selasa, 20 September 2017. Ulangan harian dilakukan pada hari Selasa, 27 September 2017.
2. Siklus II, dilaksanakan pada hari Selasa, 04 Oktober 2017. Ulangan harian dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Oktober 2017.
Teknik Pengumpulan Data
Data utama dalam penelitian ini didapatkan dari nilai ulangan harian. Ulangan harian dilakukan pada akhir pembahasan materi “Memahami Syirik dalam Islamâ€. Ulangan harian berbentuk essay tes dengan jumlah soal sebanyak 10. Masing-masing soal mempunyai bobot nilai maksimal 10, sehingga skore maksimal adalah 10 X 10=100. Hasil nilai ulangan harian ini kemudian dianalisis. Apabila nilai ≥ 70, maka siswa dinyatakan tuntas. Begitu juga sebaliknya. Siswa yang sudah tuntas, dapat mengikuti program pengayaan, sedangkan siswa yang belum tuntas akan mengikuti perbaikan pembelajaran atau remedial teaching lagi dengan pendampingan dari siswa yang sudah tuntas.
Di samping data utama dari nilai ulangan harian, data penelitian juga di dapat dari nilai aktivitas siswa dalam diskusi dan presentasi. Data ini hanya digunakan sebagai pembanding secara linear.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah analisis data statistik kualitatif, yaitu membandingkan nilai ulangan harian yang diperoleh antarsiklus. Apabila nilai siklus I secara rata-rata dan jumlah siswa tuntas lebih baik daripada nilai pra-siklus, tetapi belum memenuhi target ketuntasan minimal (85%), maka dilanjutkan dengan siklus II. Apabila nilai Siklus II lebih baik daripada siklus I serta sudah memenuhi target minimal ketuntasan yang diinginkan (85%), maka PTK dianggap berhasil, terlebih apabila terjadi peningkatan prestasi belajar secara signifikan. Apabila Siklus II ini juga belum menampakkan hasil seperti target yang diinginkan, maka perlu adanya siklus III. Apabila siklus III juga belum berhasil, maka penelitian ini dihentikan.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan terdiri dari 2 siklus, yaitu sebagai berikut:
Siklus I (Selasa, 20 September 2017)
Perencanaan
a. Membuat instrument pembelajaran yaitu: Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 1). Dalam RPP ini terjadi perbaikan dalam penambahan metode pelajaran dan media pembelajaran dibandingkan dengan RPP pra siklus. Metode yang digunakan adalah metode inquiry.
b. Menyusun instrument pengamatan aktivitas belajar siswa, meliputi: keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan bertanya dan menjawab pertanyaan, keaktifan dalam kerjasama kelompok.
c. Menyusun lembar penilaian (Assesmen).
d. Menyusun Lembar Kerja Siswa berupa lembaran kertas untuk siswa membuat analisis tentang perbuatan Syirik dalam Islam.
e. Guru menyiapkan peralatan dan media pembelajaran, misalnya gambar tentang orang yang melakukan perbuatan syirik, patung, bunga –bunga sesajen dan lain sebagainya.
Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran dengan materi pokok Memahami Syirik dalam Islam. Metode Inquiry diintensifkan penggunaannya. Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri antara 4-5 orang. Mereka mengerjakan tugas tentang Syirik dalam Islam.
Pengamatan(observasi)
a) Guru dibantu kolaborator melakukan pengamatan selama proses pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa selama berdiskusi dan kerjasama di antara mereka. Berkaitan dengan aktivitas diskusi ini, guru dan kolaborator dapat membantu siswa sepanjang siswa mengalami kesulitan yang tidak bisa mereka pecahkan sendiri.
b) Menganalisis data siklus I, meliputi hasil presentasi kelompok dan tes ulangan harian. Hasil analisis tes siswa ini menjadi dasar bagi guru untuk mengambil kebijakan apakah melanjutkan siklus ataukah menghentikan-nya. Apabila nilai pada siklus ini sudah memenuhi target minimal, (85% = 36 siswa tuntas), maka tidak perlu dilanjutkan dengan siklus II, Akan tetapi, apabila hasil nilai masih belum memenuhi target minimal ketuntasan, maka perlu dilanjutkan dengan Siklus II.
Refleksi
Setelah siswa selesai mempresentasikan hasilnya, siswa diberi kebebasan untuk menyampaikan pendapatnya tentang proses pembelajaran yang baru saja dialaminya. Guru dapat menyempurnakan pendapat siswa. Setelah proses ini selesai, guru dapat memberi tugas kepada siswa untuk mempersiapkan materi pada pertemuan berikutnya.
Siklus II (Selasa, 4 Oktober 2017)
Perencanaan
a) Membuat rencana pembelajaran (RP 2). Dalam RPP ini dibuat sama seperti RPP pada masa siklus I. Metode inquiry dan pemberian tugas (resitasi) semakin diintensifkan penggunaannya.
b) Membuat lembar pengamatan dan tes formatif. Lembar pengamatan mencakup aktivitas siswa dalam proses pembelajaran baik secara individual maupun ketika dalam kelompok yaitu kelompok kecil.
c) Guru menyiapkan peralatan dan media pembelajaran, misalnya gambar tentang orang yang melakukan perbuatan syirik, patung, bunga –bunga sesajen, orang yang pergi dan berdoa meminta pertolongan pada ahli kubur dan lain sebagainya.
Pelaksanaan
a) Pembelajaran dilaksanakan dengan mengintensifkan metode diskusi dan pemberian tugas. Siswa diacak kembali untuk menentukan anggota kelompok, sehingga siswa memiliki kemampuan bersosialisasi yang semakin memadahi.
b. Deskripsi tentang syirik kecil dan contohnya dalam pemaparan lewat ilustrasi gambar, misalnya orang yang menggunakan ramalan bintang untuk menentukan masa depannya.
c. Deskripsi tentang kriteria orang syirik melalui ilustrasi gambar, misalnya seorang raja yang tiran, orang kaya yang sombong dan sebagainya
Pengamatan
a) Guru melakukan pengamatan selama proses pembelajaran yaitu pada aktivitas dan kreatifitas siswa selama berdiskusi. Penilaian pada awalnya dilakukan secara individual kemudian dikomulatifkan secara kelompok. Apabila ada siswa yang tidak aktif dalam diskusi permainan dadu dan lomba pacuan kuda, maka guru dapat membantu siswa tersebut untuk aktif dalam diskusi. Barangkali siswa tersebut mengalami kesulitan.
b) Menganalisis data Siklus II, meliputi hasil nilai ketika siswa melakukan diskusi dan penilaian tertulis. Soal tes masih dibuat sama seperti ketika siklus I. Hal ini dimaksudkan agar siswa semakin memahami persoalan, serta lebih memudahkan guru dalam mengukur keberhasilan prestasi belajar siswanya.
Refleksi
Pada siklus II materi yang diberikan adalah presentasi tentang “Syirik dalam Islamâ€. Tujuannya agar siswa dapat semakin memahami tentang perilaku syirik dalam kehiduypan sehari-hari, yang mungkin tanpa disadari telah terjurumus dalam perbuiatan syirik. Dalam tahap ini, siswa diberi kebebasan untuk menyampaikan pendapatnya tentang proses pembelajaran yang baru saja dialaminya tersebut, apakah menyenangkan ataukah sebaliknya. Guru harus memperhatikan pendapat siswa ini untuk perbaikan pembelajaran pada materi selanjutnya.
Dari rencana tindakan sebagaimana tersebut di atas, dapat dijabarkan secara ringkas tentang hasil nilai tes yang diharapkan dengan indikator kerja sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil analisis terhadap pembelajaran pra siklus mata pelajaran Akidah Akhlak untuk materi “ Syirik dalam Islam “ pada siswa kelas X MIA- 2 MAN Salatiga Semester Gasal Tahun Pelajaran 2017/2018, yang dilakukan pada hari Selasa tanggal 6 September 2017 pada awalnya memang menunjukkan gejala pembelajaran yang tidak kondusif serta sedikit menjemukan. Hanya ada beberapa siswa saja yang aktif dalam pembelajaran, diantaranya: Fadilatul Istifaroh, Lukman Hakim, Nurul Hidayah, Siti Astutik dan Slamet Prihatin. Sementara yang lainnya menunjukkan sikap biasa saja. Mereka bahkan ada yang bersikap acuh dan menyepelekan gurunya, seolah tidak butuh belajar, diantaranya: Bonang Aji, Badriyah, Damayanti dan Tri Maryanto..Berbagai upaya yang sifatnya persuasife dan refresif yang dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan semangat belajar siswa dan perilaku siswa supaya terkendali, ternyata hanya sedikit membuahkan hasil.
Pada hari Selasa tanggal 13 September 2017 guru mengadakan tes formatif dengan bentuk Essay tes sejumlah 10 soal. Hasil tes yang didapat memang tidak begitu menghancurkan. Dari 31 siswa , ada 20 siswa (64,51%) yang mendapat nilai sesuai dengan nilai batas ketuntasan minimal yaitu >70. Sedangkan 11 siswa mendapat nilai di bawah nilai 70.
Catatan peneliti tingkat keaktifan siswa pada fase pra siklus ini, skornya berada pada 2,12 dari seluruh skor total 4 dengan interpretasi Cukup Aktif. Apabila dianalisis, maka aspek yang perlu mendapatkan peningkatan adalah aspek bertanya pada guru dan teman karena reratanya hanya 1,84 (kurang aktif), aspek menjawab pertanyaan dari guru atau teman karena reratanya hanya 1,82 (kurang aktif) dan aspek kerjasama dalam kelompok dengan nilai rerata sebesar 1,89 (kurang aktif).
Deskripsi per Siklus
Deskripsi Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 September 2017. Pada tahap ini guru sudah menggunakan metode Inquiry. Pada siklus ini siswa dapat memberi contoh perbuatan syirik sekaligus menyebutkan dasar hukumnya dilarangnya perbuatan syirik tersebut. Melalui dialog, siswa mampu menunjukkan letak syiriknya suatu perbuatan lalu mampu juga menunjukkan bahwa perbuatan syirik tersebut dilarang oleh agama.
Pada tahaf ini terjadi peningkatan aktifitas pembelajaran.Begitu juga dengan peningkatan prestasi belajar. Hal ini dapat di tunjukkan dari hasil tes yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 27 September 2017.
Meskipun dari hasil perolehan nilai pada siklus I menunjukkan terjadinya peningkatan dibandingkan hasil pada tahap pra siklus, akan tetapi secara klasikal jumlah siswa tuntas belum memenuhi target seperti yang diharapkan oleh guru, yaitu minimal 85% siswa harus sudah memenuhi nilai minimal yaitu 70. Sedangkan pada tahap siklus I ini jumlah siswa tuntas baru 26 siswa atau baru sebesar 83,87. Masih kurang sedikit. Oleh karena itu, perlu diadakan pembelajaran siklus II.
Dari hasil rerata nilai aktivitas tersebut diatas, dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa. Dari semula nilai rerata 2,11 dengan interpretasi cukup aktif, menjadi nilai sebesar 3,05 dengan interpretasi Aktif. Semua aspek mengalami peningkatan yang cukup berarti, yaitu: aspek mendengarkan penjelasan guru mengalami peningkatan sebesar 0,88, aspek mencari dan membaca buku sumber sebesar 0,65, aspek mencatat atau menulis materi penting sebesar 1,02, aspek mengerjakan tugas sebesar 1,20, aspek berdiskusi sebesar 1,12, dan aspek mengajukan pertanyaan sebesar 1,07.
Secara keseluruhan rata-rata aktivitas siswa dalam keenam aspek tersebut mengalami kenaikan dari rata-rata skor 2,11 menjadi 3,20 atau keaktifan siswa mengalami kenaikan sekitar 40%. Sungguh ini sebuah peningkatan aktifitas yang sangat berarti (significant).
Deskripsi Siklus II
Hasil belajar siswa yang sudah meningkat pada siklus I membuat guru semakin termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswanya. Metode inquiry dianggap tepat dan berhasil untuk menyampaikan materi “Syirik dalam Islamâ€. Oleh karena itu, dalam siklus II metode ini semakin diintensifkan.
Selanjutnya, seminggu setelah pembelajaran siklus II selesai, yaitu pada hari Selasa tanggal 4 Oktober 2017 diadakan ulangan harian. Bentuk dan jumlah soal dibuat sama seperti pada siklus I.
Dari uraian di atas, diketahui bahwa jumlah siswa tuntas sebanyak 31 siswa (100%). Nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 100. Nilai rata-ratanya sebesar 84,39. Pencapaian ini tentu sangat fantastis dan begitu menggembirakan guru karena telah terjadi peningkatan secara signifikan. Jumlah siswa tuntas sebesar 100% tersebut telah memenuhi target guru, sehingga perbaikan pembelajaran dianggap berhasil dan tidak perlu dilanjutkan lagi dengan pembelajaran siklus III.
Pada siklus II, tingkat akselerasinya setiap aspek adalah sebagi berikut: aspek memcari dan membaca buku sumber atau literatur, dari semula rerata 3,40 menjadi rerata 3, 67. Kemudian aspek berdiskusi dengan teman dan guru, dari semula nilai rerata sebesar 3,00 menjadi nilai rerata sebesar 3, 25.
Selanjutnya, dari hasil rekapitulasi tersebut diatas selanjutnya dapat dibuat gambaran dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Pembahasan Antar Siklus
Pada pertemuan 1 atau sebelum guru melakukan tindakan kelas, proses pembelajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas X MIA-2 MAN Salatiga berlangsung monoton. Siswa kurang begitu antusias dengan pembelajaran. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hanya ada beberapa siswa yang aktif. Dari kondisi pembelajaran ini dapat ditebak hasilnya, yaitu jumlah siswa yang tunyas belajar baru ada 20 dari 31 siswa atau baru ada 64,51%. Nilai aktivitasnya juga msih memprihatinkan yaitu baru pada kisaran nilai 2,11 dengan interpretasi cukup aktif. Akan tetapi, ketika guru melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I, proses pembelajaran sudah mengarah pada pembelajaran aktif.
Pada siklus II ini, pembelajaran ditekankan pada aktifitas siswa dalam menganalisis sekitar contoh perbuatan syirik lengkap dengan dasar hukumnya. Setelah selesai, kemudian mereka mempresentasikannnya secara bergantian. Masing-masing kelompok diberi kesempatan yang sama untuk mempresentasikan hasil analis dan pemikirannya tersebut. Hasil presentasi ini akan ditanggapi oleh kelompok lain.
Setelah siswa melakukan refleksi maka pada pertemuan berikutnya yaitu Selasa tanggal 11 Oktober 2017, guru mengadakan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan alat tes berupa tes essay yang terdiri dari 10 butir soal. Dari hasil tes pada siklus II diketahui bahwa dari 31 siswa ada 31 siswa (100%) yang memperolah nilai >70. Nilai tertinggi 100, dan nilai terendah 70. Nilai rata-ratanya sebesar 84,39.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pada Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan pendekatan pembelajaran metode INQUIRY, ternyata mampu meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa untuk materi “Syirik dalam Islam†pada siswa kelas X 2 MAN Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa ternyata berkaitan dengan metode pembelajaran yang diterapkan selama proses pembelajaran. Apabila metodenya tepat dan bisa diterima oleh siswa, maka dimungkinkan pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik dan siswa pun akan memperoleh pengalaman belajar yang optimal sehingga prestasi belajarnya pun akan menunjukkan kualitas yang menggembirakan dan membanggakan.
5.2 Saran –Saran
1. Guru sebaiknya dapat mengembangkan langkah-langkah proses pembelajaran yang tepat, serta bervariasi dalam menggunakan metode. Disamping itu juga harus melengkapi pembelajarannya dengan media dan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga siswa menjadi lebih memahami dan menguasai materi pembelajaran
2. Dalam pembelajaran dengan materi yang berkaitan dengan kehidupan nyata dalam bermasyarakat, sebaiknya guru menggunakan media pembelajaran yang termutakhir misalnya menggunakan LCD sehingga pemahaman dan apresiasi siswa menjadi lebih jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rohani.2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Mukhtar dan Rusmini. 2008. Pengajaran Remedial. Jakarta: PT Nimas Multima.
Ngalim Purwanto. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Syatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Susilo. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Rochiaty Wiraatmaja. 2005. Metode Penelitian Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT. Remaja Rosda karya.
Triyana, Joko. 2004. Peran Alat Peraga dalam PMRI. Bandung: Buletin PMRI