PENERAPAN METODE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN

PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SDN KABONGAN KIDUL

DI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Ch. Suci Ririhati

Guru Kelas IV SDN Kabongan Kidul

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan penerapan Metode Jigsaw dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Indahnya Kebersamaan pada peserta didik Kelas IV SDN Kabongan Kidul di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dan menganalisis penerapan Metode Jigsaw terhadap hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Indahnya Kebersamaan pada peserta didik Kelas IV SDN Kabongan Kidul di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tempat penelitian ini adalah Kelas IV SDN Kabongan Kidul. Waktu penelitian ini adalah awal Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian ini adalah peserta didik Kelas IV SDN Kabongan Kidul pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 sebanyak 24 anak yang terdiri dari 15 putra dan 9 putri. Data penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan teknik non tes dan teknik tes. Teknik analisis data dengan teknik analisis kualitatif dan teknik analisis kuantitatif. Prosedur penelitian ini adalah model Siklus yang terdiri dari empat tahap yang saling berkaitan dan berulang.Hasil penelitian adalah 1) Penerapan Metode Jigsaw dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Indahnya Kebersamaan dalam kelompok kecil dengan 2 Tim Ahli, masing-masing ditentukan oleh guru dan Kelompok Asal, 2) Penerapan Metode Jigsaw dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Indahnya Kebersamaan dengan mengerjakan tugas kelompok yang berbeda-beda, 3) Penerapan Metode Jigsaw dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Indahnya Kebersamaan meningkatkan aktifitas belajar peserta didik dalam diskusi kelompok, bertanya dan berpendapat, 4) Penerapan Metode Jigsaw meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Indahnya Kebersamaan, sehingga nilai rata-rata memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70 dan persentase ketuntasan memenuhi ketuntasan minimal sebesar 80%.

Kata Kunci:     Metode Jigsaw, Hasil Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Kebersamaan.

 

PENDAHULUAN

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) adalah bagian dari pendidikan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Kualitas tersebut meliputi beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha kuasa, berbudi pekerti luhur, mampu bekerja mandiri, cerdas, kreatif, terampil, disiplin tinggi, memiliki etos kerja, profesional, bertanggung jawab, produktif serta sehat jasmani dan rohani. PPKn sudah dikenal sejak pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan dilanjutkan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga di Perguruan Tinggi (PT).

Pada Tahun Pelajaran 2016/2017 ini, SDN Kabongan Kidul yang merupakan sekolah inti menerapkan Kurikulum 2013, khususnya di Kelas I dan kelas IV, sebagai sekolah rintisan. Dalam pembelajaran dengan Kurikulum 2013 di Kelas IV, penulis sebagai guru kelas menerapkan pembelajaran kelompok, yaitu lima kelompok. Sesuai dengan jumlah peserta didik, maka setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota. Komposisi dan posisi kelompok bersifat fleksibel, sehingga tidak membosankan.

Pembelajaran Tematik dalam Kurikulum 2013 di awal Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 pada Kelas IV, aktifitas belajar dari beberapa kelompok termasuk aktif dan beberapa kelompok yang lain masih kurang aktif bahkan sangat tidak aktif. Dalam Tema Indahnya Kebersamaan dengan Subtema Keberagaman Budaya Bangsaku, peserta didik dalam masing-masing kelompok mulai mengalami kesulitan dalam memahami berbagai bentuk keberagaman suku, bangsa, sosial dan budaya. Hal tersebut tampak dari aktifitas belajar peserta didik yang semakin pasif dan terbatas dalam mengamati, bertanya dan bernalar sesuai dengan materi pada buku siswa. Peserta didik kesulitan mengidentifikasi keberagaman budaya bangsa yang termasuk dalam Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Hal tersebut juga sesuai dengan hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan nilai rata-rata sebesar 67,91 dan ketuntasan sebesar 58,33%.

Menurut Ismail (2008: 82), Metode Jigsaw adalah belajar melalui tukar delegasi antar kelompok. Metode Jigsaw adalah belajar kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Menurut Djamarah (2010: 388-389), Metode Jigsaw dikembangkan oleh Aronson pada tahun 1978 di Universitas Texas dan dikembangkan oleh Slavin tahun 1978 di Universitas John Hopkins. Metode Jigsaw menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara.

Hasil penelitian Andang Anggoro pada tahun 2012 menyatakan bahwa penerapan model Jigsaw dengan kombinasi media audiovisual meningkatkan pemahaman Materi Kebebasan Berorganisasi pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas V SDN Borongan 02 Polanharjo Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012 sesuai dengan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan. Penelitian tersebut merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan pada Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam dua siklus. Subyek penelitian adalah peserta didik Kelas V SDN Borongan 02 Polanharjo Klaten sebanyak 17 anak yang terdiri dari 8 putra dan 9 putri. Teknik pengumpulan data dengan observasi, tes dan dokumentasi. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa penerapan model Jigsaw dengan kombinasi media audiovisual meningkatkan pemahaman Materi Kebebasan Berorganisasi pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas V SDN Borongan 02 Polanharjo Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012 sesuai dengan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan

Sesuai dengan latar belakang masalah yang tersebut dan hasil penelitian yang relefan, maka penulis melakukan tindakan dalam pembelajaran dengan menerapkan Metode Jigsaw. Dalam pembelajaran tersebut, peserta didik dan kelompoknya mengerjakan tugas kelompok yang berbeda-beda dan melakukan presentasi hasil tugas kelompok. Sedangkan tugas kelompok menampilkan gambar konkrit yang relefan dengan materi dan memuat beberapa pertanyaan. Pembelajaran dengan menerapkan Metode Jigsaw ditunjang dengan Tim Ahli pada masing-masing kelompok, sehingga setiap anggota diharapkan terlibat secara aktif dalam mengerjakan tugas kelompok dan mengikuti diskusi kelas. Dengan susunan kelompok yang seimbang dan proporsional, aktifitas belajar peserta didik semakin aktif dalam mengamati, bertanya dan bernalar, sehingga hasil belajar meningkat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan dalam penelitian adalah penerapan Metode Jigsaw.

Tempat penelitian ini adalah Kelas III SDN Kabongan Kidul. Tempat penelitian ini beralamat di Jalan Borotugel Nomor 3. Waktu penelitian ini adalah awal Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian ini adalah peserta didik Kelas IV SDN Kabongan Kidul pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Subyek penelitian sebanyak 24 anak yang terdiri dari 15 putra dan 9 putri.

Data penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan teknik non tes dan teknik tes. Teknik analisis data dengan teknik analisis kualitatif dan teknik analisis kuantitatif. Prosedur penelitian ini adalah model Siklus yang terdiri dari 4 tahap yang saling berkaitan dan berulang. Empat tahap tersebut adalah perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan..

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I merupakan pembelajaran kooperatif dengan susunan kelompok yang seimbang dan proporsional, dimana setiap kelompok yang disebut Kelompok Asal ditunjang dengan Tim Ahli. Kelompok Asal berdiskusi tentang tugas kelompok yang berbeda-beda. Sedangkan pada saat yang bersamaan, Tim Ahli berdiskusi dengan penulis tentang materi. Selanjutnya, Tim Ahli bergabung dengan Kelompok Asal mengerjakan tugas kelompok, melakukan presentasi hasil tugas kelompok dan mengikuti pembahasan hasik tugas kelompok dengan diskusi kelas.

Aktifitas belajar pada Siklus I adalah 1) Peserta didik berdiskusi dalam kelompok mengerjakan tugas kelompok secara aktif, 2) Peserta didik mempresentasikan hasil tugas kelompok secara cukup lengkap, 3) Peserta didik bertanya dalam diskusi kelas secara cukup aktif dan 4) Peserta didik berpendapat dalam diskusi kelas secara kurang aktif.

Hasil belajar pada Siklus I adalah nilai rata-rata sebesar 74,16 dan persentase ketuntasan sebesar 62,5%.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II merupakan kelanjutan dan pembaruan dari pembelajaran pada Siklus I. Pada setiap Kelompok Asal ditunjang dengan 2 Tim Ahli, yaitu Tim Ahli yang ditentukan oleh penulis (Tim Ahli 1) dan Tim Ahli yang ditentukan oleh Kelompok Asal (Tim Ahli 2). Selain itu, waktu dalam diskusi kelompok semakin lama, yaitu 15 menit.

Aktifitas belajar pada Siklus II adalah 1) Peserta didik berdiskusi dalam kelompok mengerjakan tugas kelompok secara sangat aktif, 2) Peserta didik mempresentasikan hasil tugas kelompok secara lengkap, 3) Peserta didik bertanya dalam diskusi kelas secara aktif dan 4) Peserta didik berpendapat dalam diskusi kelas secara aktif.

Hasil belajar pada Siklus II adalah nilai rata-rata sebesar 82,7 dan persentase ketuntasan sebesar 83,33%.

Pembahasan

Pada Siklus I, Tim Ahli yang ditunjuk oleh penulis, sehingga pada setiap kelompok ditunjang dengan Tim Ahli. Sedangkan pada Siklus II, setiap kelompok ditunjang oleh 2 Tim Ahli, yaitu 1 Tim Ahli yang ditunjuk oleh penulis dan 1 Tim Ahli yang ditunjuk oleh masing-masing kelompok. Selain itu, waktu mengerjakan juga semakin lama. Pada Siklus I, tugas kelompok terdiri dari 2 gambar yang saling berkaitan dan menjawab 3 pertanyaan. Waktu mengerjakan selama 10 menit. Pada Siklus II, tugas kelompok terdiri dari 1 gambar dan menjawab 2 pertanyaan. Waktu mengerjakan selama 15 menit.

Sesuai dengan data hasil pengamatan, penulis menganalisis aktifitas belajar peserta didik pada Siklus I dan Siklus II sebagai berikut:

Tabel 6. Analisis Aktifitas Belajar pada Siklus I dan Siklus II.

No

Aktifitas Belajar

Siklus I

Siklus II

1

Peserta didik berdiskusi dalam kelompok mengerjakan tugas kelompok

74 (B)

86 (A)

2

Peserta didik mempresentasikan hasil tugas kelompok

66 (C)

80 (B)

3

Peserta didik bertanya dalam diskusi kelas

2,4 (C)

4,4 (B)

4

Peserta didik berpendapat dalam diskusi kelas

1,5 (D)

4,7 (B)

 

Sesuai dengan data penelitian di atas, aktifitas belajar meningkat, sehingga memenuhi indikator. Peningkatan aktifitas belajar sesuai pembaruan tindakan dalam pembelajaran, yaitu menambah waktu dalam diskusi kelompok dan menambah anggota dalam Tim Ahli, yaitu Tim Ahli yang ditentukan oleh Kelompok Asal, sehingga dalam Kelompok Asal terdapat Tim Ahli yang ditentukan oleh penulis dan Tim Ahli yang ditentukan oleh Kelompok Asal.

Peran Tim Ahli sangat penting dalam pembelajaran dengan Metode Jigsaw. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, jumlah Tim Ahli semakin bertambah, dari 1 Tim Ahli yang ditentukan oleh penulis yang disebut Tim Ahli 1 menjadi 2 Tim Ahli, yaitu ditambah 1 Tim Ahli yang ditentukan oleh Kelompok Asal yang disebut Tim Ahli 2. Dengan demikian, penerapan Metode Jigsaw dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Indahnya Kebersamaan pada peserta didik Kelas IV SDN Kabongan Kidul di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan susunan kelompok yang seimbang dan proporsional, sehingga meningkatkan aktifitas belajar peserta didik dalam diskusi kelompok, bertanya dan berpendapat. Hal tersebut juga meningkatkan hasil belajar peserta didik yang memuaskan.

Tabel 7. Analisis Hasil Belajar pada Siklus I dan Siklus II.

No

Hasil Belajar

Siklus I

Siklus II

1

Nilai terendah

60

65

2

Nilai rata-rata

74,16

82,7

3

Nilai tertinggi

90

100

4

Persentase ketuntasan

62,5%

83,33%

 

Sesuai dengan data penelitian di atas, hasil belajar meningkat, sehingga memenuhi indikator. Peningkatan hasil belajar sesuai pembaruan tindakan dalam pembelajaran yangmeningkatkan aktifitas belajar, sehingga meningkatkan hasil belajar. Pada Siklus I, nilai rata-rata sudah memenuhi Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70, namun ketuntasan sebesar 62,5% dan tidak memenuhi ketuntasan minimal sebesar 80%. Pada Siklus II, nilai rata-rata semakin meningkat dan memenuhi Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70. Begitu juga ketuntasan sebesar 83,33% yang sudah memenuhi ketuntasan minimal sebesar 80%.

PENUTUP

Kesimpulan

1.     Penerapan Metode Jigsaw dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Indahnya Kebersamaan pada peserta didik Kelas IV SDN Kabongan Kidul di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam kelompok kecil dengan 2 Tim Ahli dan mengerjakan tugas kelompok yang berbeda-beda meningkatkan aktifitas belajar peserta didik dalam diskusi kelompok, bertanya dan berpendapat.

2.     Metode Jigsaw meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Tema Indahnya Kebersamaan pada peserta didik Kelas IV SDN Kabongan Kidul di Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan nilai rata-rata sebesar 82,7 dan persentase ketuntasan sebesar 83,33%.

Saran

1.     Peserta didik supaya percaya diri dalam diskusi kelompok, sehingga terlibat dalam pembelajaran secara aktif dan kooperatif.

2.     Guru supaya menyusun semakin banyak pertanyaan dalam tugas kelompok atau menindaklanjuti pembahasan dengan pertanyaan yang berkaitan secara langsung dengan tugas kelompok tersebut, sehingga pembahasan materi semakin luas dan mendalam.

3.     Sekolah supaya menerapkan Metode Jigsaw dengan memperhatikan karakteristik peserta didik dan materi, sehingga pembelajaran kelompok menjadi aktif, kooperatif dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, Andang. 2012. Penerapan Model Jigsaw dengan Kombinasi Media Audiovisual untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Kebebasan Berorganisasi pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas V SDN Borongan 02 Polanharjo Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012. Surakarta: Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Kunandar. 2012. Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: Rasail Media Group.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Rifa’i, Achmad dan Anni, Catharina Tri. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).