PENERAPAN METODE PAKEM UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) TENTANG PELAKSANAAN PILKADA BAGI KELAS VI SDN 1 BLUNGUN KABUPATEN BLORA PADA SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Mochamad Dahlan

Sekolah Dasar Negeri 1 Blungun

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah guru pendidikan kewarganegaraan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VI SDN 1 Blungun Kecamatan Jepon Kabupaten Blora melalui metode pembelajaran PAKEM dengan penelitian Pengembangan Pembelajaran aktif dengan ini juga bertujuan untuk mendapatkan metode pembelajaran matematika yang efektif dan efisien. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun 2014/2015, dengan mengambil tempat di sekolah, dimana peneliti mengajar yaitu di kelas VI SDN 1 Blungun Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas, sebanyak dua hari tindakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri empatt tahapan yaitu perencanaan, tindakan, melaksanakan, tindakan, melakukan pengamatan, dan merefleksi hasil tindakan. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes dan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif yang dilanjutkan dengan refleksi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pembelajaran dengan pendekatan PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bagi siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Blungun Kecamatan Jepon Kabupaten Blora tahun pelajaran 2014/2015.

Kata kunci : Pembelajaran, PAKEM, Hasil Belajar, PKN.


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembelajaran Pendidikan Kewarga-negaraan dapat dilaksanakan di dalam Sekolah maupun di luar sekolah, sebagai upaya untuk mengembangkan pengetahu-an, memiliki keterampilan dan membina kepribadian. Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk meningkatkan nilai dan sikap di dalam dan luar sistem pendidikan, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode dan pendekatan andrago-gi.

Hasil belajar Pendidikan Kewarga-negaan bagi siswa kelas VI SDN 1 Blungun Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, dalam materi pokok mendiskripsikan proses pilka-da, pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015, sebelum penelitian masih ren-dah, yaitu rata-rata kelas 74. Bukti nilai tersebut dapat dilihat pada daftar nilai. Nilai ulangan harian pertama tentang proses pelaksanaan Pilkada. Nilai tertinggi 85 dari nilai terendah 50. Nilai yang sering muncul 65. Nilai ulangan harian kedua rata-rata kelas 76 nilai tertinggi 90, dan nilai terendah 60. Sedangkan nilai yang paling muncul 72.

Sebelum penelitian ini dilakukan peneliti sebagai guru Pendidikan Kewarga-negaraan di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Blungun Kecamatan Jepon Kabupaten Blora belum melakukan metode PAKEM. Peneliti hanya melakukan pembelajaran dengan metode ceramah.

Pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan/PKn/PMP (Pendidikan Moral Pancasila) bermula secara resmi pada tahun 1978 dipuji karena berperan besar menjadikan manusia Indonesia sebagai penghayat dan pengamal nilai-nilai moral pancasila. Namun ternyata nilai-nilai moral tersebut disampaikan dengan metode ceramah ataupun dihafal tanpa sosialisasi ke dalam praktek hidup sehari-hari. Proses mata pelajaran ini masih jauh dari proses yang partisipatoris sehingga pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi verbalistis.

Untuk usaha mencapai tujuan pengajaran di atas dapat dilakukan dengan memperbaiki melalui pendidikan Coopera-tive Learning Model PAKEM. Sumarno (2006: 3) mengatakan bahwa banyak model pembelajaran yang ditawarkan antara lain: Model pembelajaran langsung (Direct Instruction Model), Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning Model), Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Open Ended Model), dan Model SAVI (Somatic, Visual, Intellectuality Model), dan Model PAKEM, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Penggunaan-nya disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan tujuan pendi-dikan PKn dan menggunakan pendekatan dan metode yang sesuai dengan sifat atau karakteristik PKn.

Rumusan Masalah

Apakah metode pembelajaran PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaraan Pendidikan Kewarganega-raan tentang materi pokok pelaksanaan Pilkada bagi siswa kelas VI SDN 1 Blungun Kecamatan Jepon Kabupaten Blora pada tahun pelajaran 2014/2015?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VI SDN 1 Blungun Kecamatan Jepon Kabupaten Blora melalui metode pembe-lajaran PAKEM dengan penelitian.

KAJIAN TEORI

Pelajaran PKN

Secara konseptual, Pendidikan Ke-warganegaraan adalah suatu bentuk pendi-dikan yang memuat unsur-unsur pendidik-an demokrasi yang berlaku universal, dimana prinsip umum demokrasi yang mengandung pengertian mekanisme sosial politik yang dilakukan melalui prinsip dari, oleh, dan untuk warga negara menjadi fondasi dan tujuannya.

Materi PPKn merupakan unsur lain dari Pendidikan Kewarganegaraan nasional yang harus segera dilakukan pembaruan. Masih kuatnya unsur-unsur militeristis dan indoktrinasi dalam materi ajar PPKn sudah selayaknya diganti dengan pengetahuan yang dibutuhkan oleh tiap warga negara, yakni materi ajar yang berhubungan de-ngan pengembangan prinsip-prinsip demo-krasi, civil society, dan hak asasi manusia.

Hakekat Belajar

Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informa-si, menjadi kapasitas baru. Berdasarkan eksperimennya, skinner seperti yang ditulis oleh Dimyati dan Mudjiono (2002: 9) berpendapat bahwa “belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurun.

Gagne dalam Dimyati (2002: 10) berpendapat bahwa “Belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang meng-ubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru. Hasil belajar berupa kapasitas.

Syaiful (2006: 13) mengatakan “Belajar adalah sebagai suatu proses dima-na suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman”. Sedang-kan Henry, E. Gorret dalam sagala (2006: 13) berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun penga-laman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Kemduian Hester D. Crow ditulis oleh Kasijian (1984: 56) mengemukakan belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan,pengetahuan, dan sikap-sikap.

Edward L. Thordike (1874 -1949) mengatakan bahwa belajar merupakan proses pembentukan hubungan antara stimulus dan respons siswa terhadap suatu stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan yang timbul akibat mendapatkan pujian sehingga merasa puas dan akan mengantarkan ke jenjang kesuk-sesan.

Berdasarkan dari beberapa definisi yang telah diutarakan, secara umum bela-jar diartikan sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibat-kan proses kognitif.

Belajar dalam arti sempit adalah usaha materi ilmu pengetahuan yang merupakan kegiatan menuju terbentuknya kepribadian belajar adalah penambahan pengetahuan. “Belajar” didefinisikan “ber-ubah” hal ini belajar dimaksudkan usaha mengubah tingkah laku, jadi belajar akan membawa proses belajar pada prinsipnya bertumpu pada perkembangan dan per-ubahan pada individu-individu. Ada bebera-pa teori berpendapat bahwa proses belajar pada prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif yaitu perkataan fakta, konsep serta kesatuan. Secara umum belajar suatu proses interaksi antara manusia dan lingkungannya, yang berwujud pribadi, fakta, konsep, dan teori.

Untuk mencapai tujuan belajar perlu diciptakan sistem lingkungan belajar yang kondusif. Ini berkaitan dengan mengajar. Mengajar adalah salah satu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya belajar. Sistem lingkungan belajar dipengaruhi oleh tujuan, materi, guru, dan siswa yang memainkan peranan. Dari uraian di atas secara umum tujuan belajar ada 3 jenis:

1) Tujuan mendapatkan pengetahuan

2) Penanaman konsep dan pengetahuan

3) Pembentukan sikap

Beberapa teori tentang belajar yaitu:

1) Teori belajar menurut ilmu jiwa daya manusia mempunyai bermacam-ma-cam daya, daya dilatih untuk meme-nuhi fungsinya.

2) Teori belajar menurut ilmu jiwa Ges-talt. Menurut aliran ini seseorang belajar mendapatkan nasehat, timbul-nya tergantung: kesanggupan, penga-laman, taraf-taraf komplesifas dari situasi latihan, trial dan error. Belajar berilmu Gestalt juga menguntungkan untuk kegiatan belajar memecahkan masalah.

3) Teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi dari aliran ini ada 2 teori yang sangat terkenal yaitu:

a) Teori Konektorisme

b) Teori Conditioning

Faktor-faktor psikologi dalam belajar yaitu:

a) Motivasi

b) Konsentrasi

c) Reaksi

d) Pemahaman

e) Ulangan

Hakekat Metode Pembelajaran

Menurut Briggs (1987: 12) Metode pembelajaran adalah cara penyampaian materi pelajaran yang melibatkan sistem pembelajaran dengan perangkat kompon-en-komponen yang terdiri dari materi pembelajaran, tes dan siswa, serta guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Menurut Seels and Richey (1994: 32) Metode pembelajaran adalah spesifi-kasi untuk menyeleksi dan mengurutkan peristiwa atau langkah-langkah dalam sebuah pembelajaran. Snelbecker (1982: 15) mengemukakan metode pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk melaksanakan suatu proses pembe-lajaran dengan memahami perbedaan ka-rakteristik dan kemampuan siswa, sehingga diharapkan guru dapat membantu kesulitan belaja siswa dalam rangka mencapai tujuan.

Menurut Muhidin Syah (1995: 190) metode pembelajaran adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Semakin baik metode pembelajaran maka semakin efektif pula pencapaian tujuan. Menurut Ratna Wills Dahar (1996: 106) metode pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, peralatan, dan bahan serta waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Wasty Soemanto (1988: 102) metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan komunikasi dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran.

Winarno Surakhmad (1994: 96) mengemukakan bahwa metode pembela-jaran dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu: (a) Metode pembelajaran secara individual, (b) Metode pembelajaran secara kelompok.

Peranan Metode Pembelajaran

Menurut Hizam Zaini (2003: 58) “Ada beberapa model pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah model PAKEM, yang pada hakikatnya melibatkan tugas yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung satu sama lainnya dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut.” Dalam model pembelajaran ini siswa akan memiliki persepsi bahwa mereka mempunyai tanggung jawab dan tujuan yang sama dalam mempelajari materi yang dihadapi, saling membagi tugas dan tanggung jawab yang sama besarnya dalam kelompok, belajar kepemimpinan, sementara mereka memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar dan siswa mempertang-gungjawabkan secara individu materi yang dibahas dalam kelompok.

Pembelajaran adalah proses inter-aksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (pasal 1 ayat 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). Sebuah lingkungan belajar yang kondusif untuk memungkinkan terjadinya interaksi yang efektif antara peserta didik dengan guru dan sumber yang harus dipersiapkan.

Tujuan pembelajaran PAKEM ada-lah membantu siswa mengembangkan ke-mampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara ter-atur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencairan ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk me-ningkatkan kemurnian, ketajaman pema-haman dalam mengembangkan sesuatu. Kemampuan memecahkan masalah meru-pakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Langkah-langkah dalam menggu-nakan model pembelajaran PAKEM dalam proses pembelajaran Hizam Zaini (2003: 58) adalah sebagai berikut: (1) Semua siswa dalam kelas dibagi dalam kelompok-kelompok dengan anggota sekitar 5 siswa, (2) Setiap kelompok diberi lembar kegiatan berisi pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan jumlah anggota kelompok berusaha menjawab satu pertanyaan dan memahaminya betul. (3) Anggota kelompok yang sudah bisa menjawab dan memahami, menjelaskan kepada anggota lain dalam satu kelompok yang sama. (4) Dirumuskan hasil-hasil pemahaman setiap anggota kelompok dalam bentuk kesimpulan bersama. (5) Guru membimbing diskusi kelompok dan diskusi kelas untuk mendapatkan kesimpulan akhir. (6) Diberikan tes kooperatif sebagai ulangan harian.

Metode Pengajaran Active Dan Kreatif

Pengajaran active dan kreatif lebih dikenal dengan istilah “Active and Creative teaching” merupakan pengajaran yang mengarahkan kegiatan peserta didik pada pemecahan suatu masalah yang dirumus-kan dahulu secara bersama-sama. Metode pengajaran PAKEM didefinisikan sebagai cara pengajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan. Sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. dalam perkembangan terakhir ini, pengajaran PAKEM sering diungkapkan sebagai pembelajaran berkorelasi atau pembelajaran terpadu.

Hipotesis Tindakan

Dengan menerapkan Cooperative Learning metode PAKEM dapat mening-katkan nilai rata-rata kelas dari 76 hingga 85 siswa kelas VI SDN 1 Blungun Kecamatan Jepon Kabupaten Blora dalam materi pokok pelaksanaan Pilkada.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting dan Subyek Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2014/ 2015. Tempat dilaksanakan penelitian mengambil lokasi sesuai tugas peneliti yaitu di SDN 1 Blungun Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.

Subyek peneltian yang digunakan adalah siswa-siswi kelas VI SDN 1 Blungun Kecamatan Jepon Kabupaten Blora pada semester genap tahun pelajaran 2014/ 2015.

Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data peneli-tian, teknik yang digunakan adalah teknik dokumentasi, teknik observasi, tes tertulis, unjuk kerja dan tes lisan. Alat pengum-pulan data yang digunakan dalam peneliti-an ini adalah Butir soal.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan ada-lah analisis diskriptif komperatif yang dilan-jutkan dengan refleksi. Deskriptif kom-paratif dengan cara membandingkan nilai tes dari kondisi awal siklus pertama dan siklus kedua. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) banyaknya tindakan 3 kali pertemuan dalam satu siklus. Dan tindakan yang dilaksanakan sebanyak 2 kali tindakan atau 2 siklus.

Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, pe-laksanaan tindakan, pengamatan hasil tindakan dan merefleksi tindakan.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Siklus I

Setelah tindakan pada siklus I berakhir dan peneliti memeriksa hasil tes siswa maka peneliti dapat memaparkan hasil pengamatan sebagai berikut:

Dari 30 siswa yang mengerjakan soal-soal tes siklus I dengan materi-materi melakukan pelaksanaan Pilkada nilai ter-tinggi adalah 94, dan nilai terendah adalah 68.

Dari hasil tes pada siklus I materi pokok pelaksanaan Pilkada, nilai tertinggi adalah 94 dan nilai terendah adalah 68. Frekuensi atau nilai yang sering muncul 84. Jika dibandingkan dengan nilai pada kondi-si awal maka terdapat peningkatan. Terjadi peningkatan rata-rata nilai kondisi awal dengan rata-rata nilai tes siklus I adalah 8,5%.

Deskripsi Siklus II

Setelah tindakan pada siklus II ber-akhri dan peneliti memeriksa hasil tes siswa maka peneliti dapat memaparkan hasil pengamatan sebagai berikut. Dari 30 siswa yang mengerjakan soal-soal tes siklus II dengan materi pokok melakukan pelaksanaan Pilkada nilai tertinggi adalah 97, dan nilai terendah adalah 72.

Dengan demikian terbukti terjadi peningkatan rata-rata nilai kondisi awal dengan rata-rata nilai tes siklus 1 3,6%. Dari hasil ini bahwa standar kinerja dari nilai rata-rata kelas 76 naik menjadi 85 sudah terpenuhi. Tindakan untuk mening-katkan nilai hasil belajar siswa berdasarkan data yang diperoleh sudah cukup sampai siklus II.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bah-wa “Dengan menerapkan metode pembe-lajaran PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yang terbukti meningkatnya nilai rata-rata kelas dari 76 menjadi menjadi 85 siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Blungun Kecamatan Jepon, Kabu-paten Blora dalam materi pokok pelaksanaan Pilkada nilai rata-rata hasil belajar meningkat 8,5%.

Saran

Kebijaksanaan dibidang mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan harus mempertahankan mekanisme penga-jaran yang berdasar pada penggunaan model pembelajaran yang dapat menggali ide, kreatifitas dan inovasi siswa secara individual untuk menunjang kualitas pela-jaran, pendidikan kewarganegaraan. Pene-liti menyarankan sebagai guru Pendidikan Kewarganegaraan seharusnya menguasai penggunaan metode pembelajaran PAKEM yang sesuai dengan materi pokok agar memudahkan siswa. Menerima pembelaja-ranya dan tidak bosan, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Asep Henry Hermawan, dkk, 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka.

BNSP, 2006. Permen No. 22, Standard isi. Jakarta.

Dahar, Ratna Willis, 1996. Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga.

Kasijian, 1984. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bina Ilmu.

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. 1988. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru

Nasution, 1982. Teori Belajar, Motivasi dan Keterampilan Mengajar, Jakarta: Grafindo.

Nurhancana, 1991. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional.

Oemar Hamalik. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Akasara.

Udin S. Winata Putra, 1997. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta. Depdibud Universitas Terbuka.

Udin S. Winata Putra, 1997. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta. Depdibud Universitas Terbuka.