Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar IPS
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI JENIS –JENIS KOPERASI MELALUI METODE PENGAJARAN BERBASIS TUGAS/PROYEK PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2
SD NEGERI HADILUWIH 1 SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Supono
SDN Hadiluwih 1 Sumberlawang Kabupaten Sragen
ABSTRAK
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS melalui metode pengajaran berbasis proyek.Penelitian ini dilakukan tiga siklus. Peningkatan motivasi dan prestasi siswa kelas IV SD Negeri Hadiluwih 1 Sumberlawang, Kab. Sragen pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 dari sebelum penelitian atau pada kondisi awal yaitu mendapatkan nilai dengan kategori kurang dari 75% tuntas KKM. Hasil dari penerapan siklus I berhasil meningkatkan menjadi kategori cukup yaitu 70% dari jumlah siswa yang tuntas KKM. Karena belum memenuhi target yaitu sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa yang tuntas KKM maka dilaksanakan siklus II. Pada siklus II ini dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa sehingga masuk kategori baik lebih dari 75% siswa yang tuntas KKM yaitu (79,45).Pada siklus III ini guru melakukan perbaikan lagi dengan menekankan pemahaman siswa semaksimal mungkin akhirnya mendapat nilai rata-rata KKM yaitu (84,80). Berdasarkan hasil di atas, maka penelitian tindakan kelas ini dapat dinyatakan berhasil meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS kelas IV SD Negeri Hadiluwih 1 Sumberlawang, Kab. Sragen pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 dalam materi Jenis-jenis Koperasi.
Kata kunci: Prestasi belajar, Pengajaran berbasis Tugas/Proyek
PENDAHULUAN
Tujuan dari kegiatan belajar meng-ajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlu-kan. Salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfa-atkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Me-tode adalah pelican jalan pengajaran me-nuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode dan tujaun jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menun-jang pencapaian tujuan tersebut. Apalah artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan. Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan seba-gai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya dari kom-ponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman A.M (1988: 90) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
Karena itu perlu adanya suatu formulasi yang membawa siswa pada tingkat kreatifitas yang lebih. dengan waktu yang cukup, sesuai dengan waktu yang di gunakan untuk satu konsep bahasan, demi tercapainya kurikulum yang sudah ditetapkan di sekolah juga penggunaan media dan model yang tidak terlalu sulit dapat mempermudah siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model project based learning, yang selanjutnya disebut pembelajaran berbasis proyek. Isriani dan Dewi (2012: 128) mengatakan bahwa model pembelajaran ini memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rang-ka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam per-siapan itu sudah terkandung tentang, tuju-an mengajar, pokok yang akan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang diguna-kan. Karena itu setiap guru harus mema-hami benar tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menen-tukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Sementara itu teknologi pembe-lajaran adalah salah satu dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non formal apalagi tingkat Sekolah Dasar, haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon manusia seutuhnya.
Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru senantiasa memanfaatkan teknologi pem-belajaran yang mengacu pada pembelajar-an struktural dalam penyampaian materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa berbeda. Khusunya dalam pembela-jaran Ilmu Pengetahuan Sosial, agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses pembela-jaran kontektual, guru akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan mem-berikan soal-soal kepada siswa. Pembela-jaran berbasis proyek sendiri merupakan pembelajaran yang berpusat pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan. Secara umum pembelajaran berbasis proyek menempuh tiga tahap yaitu perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, dan evaluasi proyek.
Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan tersebut diatas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Materi Jenis-jenis Koperasi Melalui Metode Pengajaran Berbasis Proyek Pada Siswa Kelas IV Semester 2 SD Negeri Hadiluwih 1 Tahun Pelajaran 2014/2015”
Rumusan masalah sebagai berikut: Apakah melalui penerapan metode pembe-lajaran proyek dalam materi jenis-jenis koperasi dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Hadiluwih 1 Sumberlawang, Kabupaten Sragen semester genap tahun pelajaran 2014/2015?
Tujuan penelitian diadakan peneli-tian ini adalah: 1). meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas IV SD Negeri Hadiluwih 1 Sumberlawang, Kabupaten Sragen 2). mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Hadiluwih 1 Sumberlawang, Kabupaten Sragen se-mester genap tahun pelajaran 2014/2015 setelah diterapkannya metode pembelajar-an proyek dalam materi jenis-jenis koperasi.
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas mempunyai manfaat yang cukup besar baik bagi, siswa, guru, sekolah dan pendidikan pada umumnya. 1). Manfaat bagi siswa: a). Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mata pelajaran IPS. b).Menjadi model pembelajaran yang bersikap kritis tehadap hasil belajar 2). Manfaat bagi guru/peneliti: a). Memperluas wawasan dan pengetahuan guru. b).Membantu guru berkembang secara professional. c).Memperbaiki proses pembelajaran yang dikelolanya 3). Manfaat bagi sekolah: Membantu sekolah berkem-bang sehingga meningkatkan kualitas pen-didikan para siswa. 4). Manfaat bagi pendidikan pada umumnya: Dengan me-ningkatnya kualitas pendidikan di sekolah-sekolah maka kualitas pendidikan di Indonesia juga akan meningkat. 5). Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat: a).Memberikan informasi tentang alat peraga dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi IPS. b).Meningkatkan motivasi dan mengembangkan alat peraga pelajaran IPS.
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Prestasi Belajar
Menurut Djamarah (2002: 48), bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam mempelajari mata pelajaran khususnya bahasa Indonesia. Selanjutnya menurut Usman (2001: 41), prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Dalam sistem Pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, berdasarkan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membagi menjadi tiga ranah yakni: a). Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis sintesis dan evaluasi. b). Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban, atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. c). Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertidak. Ada enam aspek ranah psikomo-torik yakni gerak refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan perceptual, ke-harmonisan, ketepatan gerakan keteram-pilan, dan gerakan ekspresif dan interaktif. Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dengan bekerja keras, ulet, tekun, sehingga bisa memberikan kepuasan dan pemenuhan hasrat ingin tahu siswa. Berdasarkan pendapat tersebut jelaslah bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melaksanakan kegiatan belajar dan merupakan penilaian yang dicapai seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan sudah diterima oleh siswa.
Pengertian Motivasi
Menurut Ngalim Purwanto (1986: 29) Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Motivasi dapat dibeda-kan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik.
Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut Thomas yang dikutip Made Wena (2010: 34), Pembelajaran ber-basis proyek (PBP) merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempat-an kepada guru untuk mengelola pembela-jaran di kelas dengan melibatkan keja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada perta-nyaan dan permasalahan (problem) yang sangat menantang dan menuntut peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja mandiri. Buck Institute for Educati-on (2002) mendefinisikan pembelajaran berbasis proyek sebagai suatu metode pembelajaran sistematik yang melibatkan yang pembelajar dalam belajar pengeta-huan dan ketrampilan melalui penyusunan inquiri yang kompleks, pertanyaan autentik serta desain kerja dan produk. Kerja proyek merupakan bentuk open-ended contextual activity-based learning dan merupakan bagian dari proses pembelajar-an yang memberikan penekanan kuat pada pemecahan masalah melalui suatu usaha kolaboratif (Sunaryo, 2005). Selain dilakukan secara kolaboratif, proyek juga harus bersifat inovatif, unik, dan berfokus pada pemecahan masalah yang berhu-bungan dengan kehidupan pembelajar atau kebutuhan masyarakat atau industri lokal. Karakteristik pembelajaran berbasis proyek didefinisikan oleh Buck Institute for Education (1999), yaitu sebagai berikut: a).Pembelajaran membuat keputusan dan membuat kerangka kerja b). Ada permasalahan yang pemecahannya belum ditentukan sebelumnya c). Pembelajar merancang proses untuk mencapai hasil d). Pembelajar bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan e).Ada evaluasi secara kontinu f).Pembelajar secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan g).Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya h). Kelas memiliki atmosfer yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.
Pembelajaran berbasis proyek sebagai salah satu wahana yang me-maksimalkan aktivitas siswa dalam pem-belajaran dapat meningkatkan motivasi belajar dan kinerja ilmiah siswa dan mem-bantu para siswa untuk mengembangkan ketrampilan belajar jangka panjang. Para siswa mengetahui bahwa mereka adalah mitra penuh dalam lingkungan pelajaran ini dan bertanggung jawab dalam proses pelajaran. Selain itu, pembelajaran berba-sis proyek juga dapat meningkatkan keyakinan diri para siswa, motivasi untuk belajar, kemampuan kreatif, dan menga-gumi diri sendiri. Pembelajaran berbasis proyek merupakan integrasi dari pembela-jaran berbasis sains dan teknologi.
Kerangka Berpikir
Keaktifan siswa dan prestasi bela-jar siswa sebelumnya masih rendah maka, peneliti melakukan tindakan dengan meng-gunakan pembelajaran melalui metode tugas/proyek yang pada pelaksanaannya terdiri dari 3 siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Dalam setiap siklus ada empat tahapan yang akan dilakukan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sehingga dengan perencanaan tersebut, pada siswa kelas IV SD Negeri Hadiluwih 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen akan meningkat. Pem–belajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa dan guru dengan berbagai fasilitas dan materi untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitan. Hipotesis merupakan kesimpulan kerangka berfikir. Dari rumusan masalah di atas, maka dapat diperoleh hipotesis sebagai berikut: “penerapan metode pengajaran berbasis proyek/tugas dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Ilmu Pengeta-huan Sosial materi jenis-jenis koperasi pada siswa kelas IV SD Negeri Hadiluwih 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen semester genap tahun pelajaran 2014/2015”
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Pelaksanaan pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti pada bulan Januari s/d Mei 2015 karena berdasarkan pertimbangan didalam kalender akademik tahun ajaran 2014/2015 pada bulan Janua-ri s/d Mei 2015. Tempat Penelitian Tindak-an Kelas di kelas IV SD Negeri Hadiluwih 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Tempat Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Hadiluwih 1.
Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Hadiluwih 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. semester genap tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 37 siswa terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
SumberData
Berdasarkan hasil prasiklus pembe-lajaran khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV SD Negeri Hadiluwih 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. yang peneliti laksana-kan masih memperolah nilai yang rendah dari 37 siswa hanya 14 siswa (37,84%) yang tuntas dan 23 siswa (62,16%) yang belum tuntas dari KKM 70.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes dan non tes. Metode tes dilaksanakan dengan menggunakan soal –soal Ilmu Pengetahuan Sosial, materi jenis-jenis koperasi. Sedangkan teknik non tes dilakukan dengan pengamatan/observasi kegiatan belajar siswa dengan metode pembelajaran proyek. Alat pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode tes dan metode observasi sehingga alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah butir soal – soal tes dan lembar observasi.
Validasi Data
Validitas data yang mencerminkan hasil belajar/prestasi belajar siswa di-analisis dari perolehan nilai pra siklus, siklus I, siklus II siklus III. Perolehan siklus tersebut kemudian dibandingkan untuk menentukan seberapa jauh peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran IPS pada materi jenis-jenis koperasi dengan menggunakan Metode Proyek. Validitas data untuk mengetahui sejauh mana keaktifan dan kreatifitas siswa pada proses pemata hasil pelajaran IPS dengan Metode Proyek. Data yang dianalisis adalah data hasil observasi. Data ini dianalisis secara kualitatif melalui Triangulasi data yaitu dari siswa, Kepala Sekolah dan guru lain sebagai teman sejawat.
Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan melalui analisis diskriptif komparatif, yaitu mem-bandingkan hasil belajar awal, hasil belajar siklus 1 dan hasil belajar selelah siklus II dan siklus III. Kemudian dilanjutkan refleksi, yaitu menarik simpulan berdasar-kan deskriptif komparatif, membuat ulasan berdasarkan simpulan dan menentukan tindak lanjut. Analisis data kualitatif hasil pengamatan menggunakan analisis diskrip-tif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap – tiap siklus dengan membandingkan proses pembelajaran kon-disi awal, siklus 1 dan siklus 2 dan siklus 3, serta membandingkan proses pembelajar-an kondisi awal dan kondisi akhir. Kemudian dilanjutkan refleksi.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian ini ada 2 yaitu: 1). Indikator kinerja proses: yaitu proses pembelajaran mata pelajaran IPS menjadi lebih menarik bagi siswa, siswa lebih mudah memahami materi Proyek. 2). Indikator kinerja hasil belajar: yaitu awalnya 14 siswa memperoleh nilai 70 keatas, sedangkan 23 siswa masih dibawah nilai 70 atau belum tuntas, indikator kinerja hasil belajar menjadi 70.
Prosedur Tindakan
Model penelitian tindakan kelas terdiri dari empat komponen yaitu ; (1) Planing (rencana), (2) Acting (tindakan), (3) Observing (observasi), (4) Reflecting (refleksi). Dengan demikian prosedur penelitian ini memiliki siklus, rencana tujuan yang diinginkan dengan tindakan yang paling efektif. Penelitian ini menggunakan 3 siklus.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Deskripsi Kondisi Awal
Dalam proses pembelajaran prasiklus diperoleh hasil nilai yang masih rendah dari 37 siswa hanya 14 siswa (37,84%) yang tuntas dan 23 siswa (62,16%) yang belum tuntas. Hal ini kemungkinan adanya faktor-faktor yang kurang mendukung dalam pembelajaran IPS, antara lain: Karakteristik IPS sendiri yang memiliki objek kajian yang nyata, kesiapan dan penugasan materi dari pihak guru, kondisi siswa sebagai peserta didik, pemilihan metode yang kurang tepat dari guru, guru tidak melakukan tindakan perbaikan hasil ulangan siswa yang belum tuntas, media pembelajaran, sarana dan prasarana yang tersedia kurang memadai serta situasi lingkungan saat belajar IPS.
Deskripsi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil refleksi terhadap hasil ulangan IPS kelas IV tentang materi Jenis-jeis Koperasi, data yang diperoleh dari prasiklus ada 14 siswa yang tuntas dan 23 siswa yang belum tuntas (daftar nilai terlampir). Setelah dianalisa, kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal jenis-jenis koperasi, maka perlu diulang (diperbaiki) dengan menggunakan metode pembelajaran Proyek.
Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian siklus I
No |
Interval Nilai |
Kategori |
Frekuensi |
Prosentase |
1 |
≤ 70,00 |
KURANG |
15 |
40,54% |
2 |
70,01 – 80,00 |
SEDANG |
15 |
40,54% |
3 |
80,01 – 90,00 |
BAIK |
7 |
18,92% |
4 |
90,01 – 100 |
BAIK SEKALI |
– |
0% |
|
JUMLAH |
|
37 |
100% |
Deskripsi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi terhadap hasil ulangan IPS Kelas IV tentang materi jenis-jenis koperasi, data yang diperoleh dari siklus I dari 37 siswa ada 22 siswa yang tuntas dan 15 siswa yang belum tuntas. Setelah dianalisa ternyata dalam perbaikan pembelajaran siklus I hasilnya belum maksimal maka perlu diadakan perbaikan dengan menekankan pada pe-mahaman tentang jenis-jenis koperasi dengan menggunakan metode pembela-jaran Proyek yang dapat dimaksimalkan sehingga siswa benar-benar paham. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes diakhir pembelajaran dalam pelaksanaan perbaikan pembelajar-an siklus II. Hasil evaluasi pada siklus I nilai yang diperoleh rata-rata 70,81 terdiri dari siswa yang tuntas 22 siswa dan siswa yang belum tuntas 15 siswa. Pada siklus II nilai yang diperoleh rata-rata 83,32 terdiri dari siswa yang tuntas 32 siswa dan yang belum tuntas 5 siswa.
Tabel 4 Nilai Ulangan Harian Siklus II
No |
Interval Nilai |
Kategori |
Frekuensi |
Prosentase |
1 |
≤ 70,00 |
KURANG |
5 |
13,51% |
2 |
70,01 – 80,00 |
SEDANG |
19 |
51,35% |
3 |
80,01 – 90,00 |
BAIK |
10 |
27,03% |
4 |
90,01 – 100 |
BAIK SEKALI |
3 |
8,11% |
|
JUMLAH |
|
37 |
100% |
Berdasarkan hasil tes akhir pembe-lajaran pada Siklus II diketahui bahwa hasil ulangan siswa sudah meningkat walaupun masih ada sebagaian kecil siswa yang belum paham. Dikarenakan belum ada 100% dari jumlah siswa yang tuntas KKM 70 maka dilanjutkan pada siklus III.
Deskripsi Tindakan Siklus III
Berdasarkan hasil refleksi terhadap hasil ulangan IPS kelas IV pada materi jenis-jenis koperasi, data yang diperoleh dari siklus II dari 37 siswa sudah mencapai ketuntasan. Setelah dianalisa ternyata dalam perbaikan pembelajaran siklus II hasilnya belum maksimal maka perlu diadakan perbaikan dengan menekankan pada pemahaman dalam jenis-jenis koperasi dengan menggunakan metode pembelajaran Proyek dan diskusi kelompok anggotanya di kurangi sehingga siswa benar-benar paham.
Tabel 6 Nilai Ulangan Harian Siklus III
NO |
INTERVAL NILAI |
KATEGORI |
FREKUENSI |
PROSENTASE
|
1 |
≤70,00 |
KURANG |
1 |
2,70% |
2 |
70,01 – 80,00 |
SEDANG |
13 |
35,14% |
3 |
80,01 – 90,00 |
BAIK |
14 |
37,84% |
4 |
90,01 – 100 |
BAIK SEKALI |
9 |
24,32% |
|
JUMLAH |
|
37 |
100% |
Berdasarkan hasil tes akhir pem-belajaran pada Siklus III diketahui bahwa pemahaman siswa tentang materi jenis-jenis koperasi sudah meningkat. Dikarena-kan sudah mencapai target 83,32% dari jumlah siswa yang tuntas KKM 70 maka dilanjutkan dengan penyusunan laporan penelitian tindakan kelas.
Pembahasan Tiap Dan Antar Siklus
Berdasarkan hasil pembelajaran pada kondisi awal/prasiklus pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Hadiluwih 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. yang peneliti laksanakan masih memperolah nilai yang rendah dari 37 siswa hanya 14 siswa (37,84%) yang tuntas dan 23 siswa (62,16%) yang belum tuntas. Sehingga perlu perbaikan pembelajaran pada siklus I dengan pelaksanaan tindakan dengan diawali kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan mengacu pada RPP. Pada siklus I dari 37 siswa dengan nilai rata – rata 70,81 siswa yang tuntas 22 siswa dan siswa yang belum tuntas 15 siswa. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II pelaksanaan tindakan diawali kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir sesuai dengan mengacu pada RPP.
Dilihat dari hasil pengamatan, dalam proses pembelajaran siklus I diperoleh hasil nilai yang masih rendah dari 37 siswa ada 22 siswa ( 59,46% ) yang tuntas dan 15 siswa ( 40,54% )yang belum tuntas. Pada siklus II dari 37 siswa dengan nilai rata – rata 77,78 siswa yang tuntas 32 siswa dan siswa yang belum tuntas 5 siswa. Pada siklus III nilai yang diperoleh rata-rata 83,32 terdiri dari siswa yang tuntas 36 dan 1 siswa yang belum tuntas.
Pada kondisi awal nilai rata-rata mencapai 66,70 menjadi 70,81 pada siklus I dan pada siklus II menjadi 77,78 kemudian pada siklus III meningkat signifikan menjadi 83,32.
Pembahasan
Dilihat dari hasil belajar prasiklus, siklus I dan siklus II ada peningkatan yang signifikan. Berdasarkan hasil prasiklus pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Hadiluwih 1 Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sra-gen. yang peneliti laksanakan masih mem-perolah nilai yang rendah dari 37 siswa hanya 14 siswa ( 37,84 % ) yang tuntas dan 23 siswa ( 62,16% ) yang belum tuntas. Dalam hal ini kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi jenis-jenis koperasi maka perlu diulang (diperbaiki) dengan menggunakan media alat peraga gambar dan metode Proyek.
Pada siklus I dari 37 siswa dengan nilai rata – rata 70,81 siswa yang tuntas 22 siswa dan siswa yang belum tuntas 15 siswa. Bila dibandingkan dengan hasil nilai prasiklus dengan siklus I terdapat pening-katan nilai yaitu nilai terendah meningkat dari siklus 1 nilai rata-rata 70,81 menjadi 77,78 pada siklus II dan pada siklus III nilai rata-rata mencapai 83,32 Setelah dianalisa ternyata dalam perbaikan pembe-lajaran siklus I hasilnya belum maksimal maka perlu diadakan perbaikan dengan menekankan pada penggunaan metode Proyek dan latihan-latihan secara insentif dimaksimalkan sehingga siswa benar-benar paham
Berdasarkan hasil tes akhir pembelajaran pada Siklus II diketahui bahwa hasil ulangan siswa sudah mening-kat walaupun masih ada sebagaian kecil siswa yang belum paham. Dikarenakan belum ada 100% dari jumlah siswa yang tuntas KKM 70 maka dilanjutkan pada siklus III.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang tela dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode proyek dapat mening-katkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (59,46%), siklus II (86,49%), siklus III (97,30%). Metode proyek dapat menjadik-an siswa merasa dirinya mendapat perhati-an dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide, dan pertanyaan. Dampaknya siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggungjawabkan tugas individu maupun kelompok dan pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelum agar proses belajar mengajar IPS lebih efektif dan lebih mem-berikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut. 1). untuk melaksanakan metode proyek memerlukan persiapan yang cukup ma-tang, sehingga guru mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan Metode Proyek dalam proses belajar mengajar sehingga memper-oleh hasil yang optimal. 2). Dalam rangka meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajar-an, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. 3).Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di Kelas IV Semester 2 SD Negeri Hadiluwih 1 Sumberlawang, Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2014/2015.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta
Djamarah, Syaiful, Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Fajar, Rahayuningsih, Setiati, Widihastuti. 2008. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV. Jakarta Penerbit: Aneka Ilmu.
Gigin Ginanjar (2010) Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. S1 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Ngalim, Purwanto M. 1986. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer, Diah. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
https://azharm2k.wordpress.com/2012/05/09/definisi-pengertian-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/; Selasa, 2 Juni 2014, 14.30
__________Wena, Made. 2010. Strategi pembelajaran inovatif kontemporer: Suatu tujuan konseptual operasional, (Jakarta: Bumi aksara. 2010).
__________Brooks, J. G., & Brooks, M. G, IGAK Wardani. 2006. In search of understanding: The case for constructivist classrooms. Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.
Dewi, Isriani. 2012. Project: Road a Head (Project-Based Learning). http://www.iste.org/reseacrh/roadahead/pbl.html. diakses pada 23 November 2013.
Thomas, J.W., Mergendoller, J.R. & Michaelson, A. 1999. Project Base Learning: A Handbook of Middle and High School Teacher. Novato CA: The Buck Institute for Education.