Penerapan Metode Pembelajaran Part and Whole Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PART AND WHOLE
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR HAND STAND
PADA PEMBELAJARAN SENAM LANTAI
SISWA KELAS X SMK N 1 SEMARANG
Fahri Trian Herfianto 1)
Agus Wiyanto 2)
Tubagus Herlambang 3)
1) Mahasiswa Program Studi PJKR, FPIPSKR-Universitas PGRI Semarang
2) Dosen Universitas PGRI Semarang
3) Dosen Universitas PGRI Semarang
ABSTRAK
Adanya suatu permasalahan yang dialami siswa kelas X dalam pembelajaran hand stand di SMK N 1 Semarang yang dilihat dari kurangnya hasil belajar siswa dalam melakukan gerakan hand stand senam lantai dengan nilai yang tidak memenuhi KKM yang ditetapkan yaitu 75, karena disebabkan kurangnya siswa untuk memahami secara menyeluruh materi senam lantai hand stand dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, karena metode yang diberikan oleh guru adalah metode demonstrasi, sehingga hasil pembelajaran senam yang diperoleh oleh siswa masih banyak yang belum memenuhi KMM yang ditentukan yaitu 75.. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil dari penerapan Metode Part and Whole untuk meningkatkan hasil belajar penjasorkes pada senam lantai hand stand dan mengetahui penerapan Metode Part and Whole efektif atau tidak dalam meningkatkan hasil belajar penjasorkes pada senam lantai hand stand.Penelitian ini menggunakan design Pretest-Posttet.Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik simple Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.TP 3 dengan jumlah 35 siswa yang terdiri dari 33 laki-laki dan 2 perempuan. Setelah dilakukan uji hipotesis Paired Sample T-Test, diperoleh hasil nilai Sig.(0,000) < α (0,05). Maka H0 ditolak yang berarti ada ada perbedaan hasil pretest dan posttest pemberian metode pembelajaran Part & Whole dalam meningkatkan hasil belajar Hand Stand Senam Lantai siswa kelas X di SMK N 1 Semarang. Dimana rata-rata hasil pretest belajar hand Stand pada senam lantai sebesar 72,14 (46,77%), sedangkan rata-rata hasil posttest belajar hand stand pada senam lantai sebesar 82,11 (53,23%). Dari hasil pretest ke posttest terjadi peningkatan hasil belajar hand stand sebesar 6,46%. Kesimpulan: Metode pembelajaran part and whole dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar senam lantai hand stand dan metode pembelajaran part and whole efektif untuk meningkatkan hasil belajar penjasorkes materi hand stand pada siswa kelas X SMK N 1 Semarang.
Kata kunci: Metode Part and Whole, hasil belajar, hand stand
PENDAHULUAN
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas).
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi salah satunya adalah pendidikan jasmani. Menurut Rusli Lutan (2009: 30) pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial). Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara total. Tujuan Pendidikan Jasmani untuk mengembangkan kebugaran fisik, mental, emosional dan sosial melalui kegiatan fisik. Menurut Aip Syarifudin, dkk (dalam Nurhadi Santoso, 2009:3) pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan ketrampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan kurikulum K-13 di SMA/SMK pembelajaran pendidikan jasmani terdiri dari beberapa aspek: Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya, aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
Dari beberapa aspek yang terdapat dalam kurikulum K13 pada pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan terdapat salah satu aspek yaitu senam dimana senam adalah bagian dari pendidikan jasmani dan tidak bisa terpisahkan karena senam bertujuan untuk melakukan aktivitas gerak yang disusun dengan terencana sehingga sama halnya dengan tujuan pendidikan jasmani tersebut.
Menurut Margono (2009:19), pengertian senam ialah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis.
Menurut Imam Hidayat (2000:9). Senam adalah bagian dari pendidikan jasmani dan tidak bisa terpisahkan karena senam bertujuan untuk melakukan aktivitas gerak yang disusun dengan terencana sehingga sama halnya dengan tujuan pendidikan jasmani tersebut.
Senam di SMK terdiri dari beberapa jenis antara lain: Senam lantai yang terdiri dari guling depan (forward roll), guling ke belakang (back roll), kayang, sikap lilin, guling lenting, berdiri dengan kepala (head stand), berdiri dengan kedua tangan (hand stand) dan senam irama yang terdiri dari senam irama tanpa alat dan senam irama dengan alat. Adapun alat yang digunakan dalam senam irama dengan alat dapat berupa tongkat, pita, simpai, topi, ataupun bola.
Menurut Margono (2009:79) ”Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada matras, unsur- unsur gerakanya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau ke belakang”.Adapun contoh gerakan senam lantai adalah guling depan, guling belakang, head stand, guling lenting, meroda, round off dan hand stand. Dari berbagai contoh gerakan senam lantai materi yang masih menjadi kendala dalam pembelajaran senam lantai di SMK salah satunya adalah materi tentang hand stand.
Menurut Jhon dan Mary Jean Traetta (2008) Hand Stand merupakan suatu keterampilan kesetimbangan yang penting dan membutuhkan kekuatan tubuh bagian atas yang kuat dan bahu yang lentuk.
Hand stand merupakan salah satu materi senam yang penguasaan rangkaian keterampilan geraknya dilakukan secara berurutan.Inti dari gerakan ini adalah bentuk sikap berdiri dengan tumpuan kedua belah tangan dan kaki lurus ke atas. Posisi ini diawali dari posisi jongkok Berdiri tegak kemudian bungkukkan badan, tangan menumpu selebar bahu, lengan lurus, pandangan agak ke depan, pantat diangkat setinggi-tinginya, tungkai kedepan bengkok, sedang tungkai belakang lurus. Setelah itu ayunkan tungkai belakang ke atas diikuti tungkai yang lain. Kedua tungkai rapat clan lurus, membentuk satu garis dengan badan dan lengan. Dan yang terahir pertahankan keseimbangan. Namun tidak semua siswa dapat melakukan gerakan tersebut masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan handstand, dikarenakan metode pembelajaran yang dipakai guru kurang efektif sehingga siswa mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan handstand.Maka dari itu diperlukan sebuah metode pembelajaran yang cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar hand stand siswa.
Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran handstand pada materi senam lantai hand stand di SMK N 1 Semarang pada tanggal 30 Juli 2019 penulis menemukan banyak siswa khususnya kelas X yang belum bisa melakukan gerakan handstand dengan baik dan masih banyak siswa yang belum mencapai KKM yaitu 75 saat penilaian hand stand.
Tabel 1.1 Kemampuan Tes Keterampilan Senam Lantai Hand Stand Kelas X.TP 3 SMK N 1 Semarang
X TP 3 | |||
36 SISWA | |||
Teknik Hand Stand | KKM: 75 | ||
BISA | BELUM BISA | TUNTAS | BELUM TUNTAS |
10 SISWA | 26 SISWA | 27,7% | 72,3% |
Sumber: Guru Penjasorkes SMK N 1 Semarang
Hal itu disebabkan karena metode pembelajaran yang diberikan oleh guru adalah metode demonstrasi dimana metode ini memuat secara keseluruhan rangkaian gerak sehingga sebagian besar siswa tidak memahami dengan baik dan merasa kesulitan dalam melakukan gerakan hand stand.
Penerapan metode pembelajaran yang baik sangat diperlukan guna untuk meningkatkan hasil belajar hand stand siswa kelas X SMK N 1 Semarang. Metode pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam melaksanakan proses belajar. Pembelajaran sebaiknya dilaksanakan dengan cara menarik yang mampu membangkitkan minat siswa untuk melaksanakan pembelajaran.
Hamzah dan Nurdin (2011: 7), mendefinisikan metode pembelajaran sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.Metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kebutuhan akan dapat menentukan keberhasilan dalam menyampaikan pembelajaran. Salah satu metode yang cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan handstand adalah salah satunya menggunakan metode part and whole.
Metode bagian merupakan bentuk latihan keterampilan yang dilakukan secara bagian per bagian dari keterampilan yang dipelajari. Bentuk keterampilan yang dipelajari dipilah-pilah ke dalam bentuk gerakan yang lebih mudah dan sederhana. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.56) bahwa, “Metode bagian adalah satu cara pengorganisasian bahan pelajaran dengan menitik beratkan pada penyajian elemen-elemen dari bahan pelajaran”.
Agus Mahendra dalam Modul Teori Belajar Mengajar Motorik (2007: 273-275) menyatakan bahwa metode global atau metode keseluruhan atau whole method adalah suatu cara mengajar yang beranjak dari yang umum ke yang khusus. Dalam mengajarkan keterampilan gerak atau permainan,maka bentuk yang utuh atau keseluruhan diajarkan terlebih dahulu kemudian dipecah-pecahkan menjadi bagian-bagian.
Menurut Widijoto (2010:11) Metode Part and Whole merupakan metode yang dikembangkan pendekatan Motor Learning. Part-whole adalah pembelajaran dari bagian-bagian teknik hingga teknik secara keseluruhan dan metode ini sesuai untuk pembelajaran teknik dasar.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul”Penerapan Metode Pembelajaran Part And Whole Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Hand stand Pada Pembelajaran Senam Lantai Siswa Kelas X SMK N 1 Semarang.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Belajar
Menurut Slameto (2010: 2) menyampaikan bahwa “ belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Definisi tersebut menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses, artinya belajar tidak dilakukan secara singkat melainkan terus menerus (continu). Belajar adalah usaha, yang dilakukan oleh individu untuk menjadi lebih baik, dan merupakan hasil dari perilaku sebelumnya yang berupa pengalaman.
Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2009: 3) “mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor”. Menurut Hamalik (2004: 49) “mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan”.
Senam Lantai
Margono (2009: 77) menyatakan, senam artistik merupakan salah satu jenis senam atau macam cabang olahraga senam yang sering di pertandingkan. Dalam pertandingan senam artistik seorang pesenam harus menguasai gerakan – gerakan yang sudah disusun atau dirangkai dari masing – masing alat dan ditetapkan sesuai dengan peraturan pertandingan yang berlaku.
Hand stand
Menurut Muhajir, (2007: 90) berdiri dengan tangan atau disebut handstand adalah sikap tegak dengan bertumpu pada kedua tangan atau tegak atas kedua tangan dengan siku-siku lurus, kedua kaki rapat dan lurus ke atas. Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan hand stand harus dilakukan di atas landasan atau alas yang keras (misalnya lantai). Oleh karena akan memudahkan untuk bertumpu, jika dibandingkan dengan melakukan hand stand di atas landasan atau alas yang lunak/kasur.
Metode Part and Whole
Menurut Subarjah (2007: 9.11) berpendapat kombinasi metode bagian keseluruhan ini dipandang lebih tepat, dan meniadakan kelemahan – kelamahan yang ada, baik pada metode bagian maupun metode keseluruhan. Oleh karena itu, pada umumnya guru pendidikan jasmani menggunakan metode ini dalam proses pembelajaranya.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pre- Experimental Design dengan bentuk one-group pretest-posttest design.
Menurut Sugiyono (2016: 110) Pada desain ini terdapat pretest, sebelum diberi perlakuan.Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Populasi dan Sampel
Populasi
Menurut Sugiyono (2016: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMK N 1 Semarang yang terdiri dari 16 kelas.
Sampel
Menurut Sugiyono (2016: 118) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Dalam penelitian ini sampel yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling sehingga terpilih satu kelas yang akan dilakukan penelitian. Dan akhirnya terpilih satu kelas yaitu kelas X.TP 3. Adapun tekniknya dengan mengundi gulungan kertas sejumlah kelas yang didalamnya tertulis nomor kelas,sehingga didapatkan satu kelas sebagai kelas untuk dilakukan penelitian.
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrument atau alat ukur yang digunakan adalah lembar penilaian afektif, psikomotorik dan kognitif. Penilaian afektif digunakan untuk mengukur perilaku siswa ketika pembelajaran langsung, untuk penilaian psikomotor dimaksudkan untuk menggambarkan penguasaan prosedur gerak dan koordinasi, dan penilaian kognitif untuk mengukur pengetahuan siswa. Lembar penilaian kognitif berisi soal-soal tes dengan materi pembelajaran masalah terhadap senam lantai Hand Stand. adapun bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Validitas
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (conten) dari suatu instrumen dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2016:206)
Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan eksternal maupun internal.Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya.Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir- butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2016:183)
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis uji-t yang diolah dengan bantuan software SPSS 16. Sebelum dilakukan uji-t, data dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu agar membantu analisis lebih baik. Uji prasyarat ini terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian diperoleh data hasil pretest (tes awal) sebelum diberikan metode pembelajaran Part and Whole dan data hasil posttest (tes akhir) setelah diberikan metode pembelajaran Part and Whole. Hasil Belajar Hand Stand pada Senam Lantai diperoleh berdasarkan 3 aspek penilaian yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Deskripsi data hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini:
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif
Statstik | Hasil Pretest | Hasil Posttest |
Mean | 72,14 | 82,11 |
Variance | 19,832 | 15,516 |
Std.Deviation | 4,453 | 3,939 |
Maximum | 82 | 92 |
Minimum | 63 | 75 |
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan hasil perhitungan statistik deksriptif pada Tabel 1, diperoleh rata-rata pretest hasil belajar hand stand sebesar 72,14 dengan varians data sebesar 19,832 dan Std Deviation (simpangan baku) sebesar 4,453. Nilai Maksimum (tertinggi) hasil belajar pada pretest sebesar 82 dan nilai Minimum (terendah) hasil belajar pada pretest sebesar 63. Sedangkan rata-rata posttest hasil belajar hand stand setelah diberikan metode pembelajaran Part and Whole sebesar 82,11 dengan varians data sebesar 15,516 dan Std Deviation (simpangan baku) sebesar 3,939. Nilai maksimm (tertinggi) hasil belajar pada posttest sebesar 92 dan nilai minimum (terendah) hasil belajar pada posttest sebesar 75.
Berdasarkan hasil statistik deskriptif , diperoleh peningkatan rata-rata hasil belajar Hand Stand Senam Lantai pada kelas X di SMK N 1 Semarang sebagai berikut:
Tabel 4.2 Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar Hand Stand Senam Lantai
|
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan hasil statistik deskriptif , diperoleh peningkatan rata-rata dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor hasil belajar Hand Stand Senam Lantai pada kelas X di SMK N 1 Semarang sebagai berikut:
Tabel 4.3 Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar aspek kognitif,afektif dan psikomotor Hand Stand Senam Lantai
DATA | Aspek | ||
Kognitif | Afektif | Psikomotor | |
Pretest | 74.7 | 75.6 | 67.1 |
Postest | 87.3 | 80.9 | 78.4 |
Total | 162 | 156.5 | 145.5 |
Rata- Rata | 81 | 78.25 | 72.75 |
Peningkatan (%) | 16.87% | 7.01% | 16.84% |
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel dalam penelitian mempunyai sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas ini menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan bantuan software SPSS, dengan hipotesis sebagai berikut:
H0: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Kriteria Pengujian: H0 diterima jika Sig.> α (0,05) atau H0 ditolak jika Sig.< α (0,05)
Hasil perhitungan uji normalitas untuk data hasil pretest dan posttest sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas
Hasil Belajar | Kolmogorov Smirnov Z | Asymp.Sig.(2-tailed) | Keterangan |
Pretest | 0,704 | 0,786 | Normal |
Posttest | 0,705 | 0,567 | Normal |
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas, untuk data pretest diperoleh nilai Sig. sebesar 0,786. Dan untuk data posttest diperoleh nilai Sig. sebesar 0,567. Karena data hasil pretest dan posttest belajar hand stand pada senam lantai memiliki nilai Sig. > α (0,05). Maka H0 diterima yang berarti data hasil pretest dan posttest berdistribusi normal (uji normalitas terpenuhi).
Uji Homogenitas (Test of Homogenity of Variances)
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel homogen atau tidak. Uji homogenitas adalah uji perbedaan antara dua atau lebih populasi. Tujuan dari uji homogenitas yaitu untuk mengetahui apakah sampel yang diambil memiliki varians yang seragam atau tidak. Dimana dalam penelitian ini untuk mengetahui varians antar hasil pretest dan posttest belajar hand stand pada senam lantai siswa kelas X di SMK N 1 Semarang homogen/seragam. Uj homogenitas menggunakan ANOVA pada hasil Levene Test. Hipotesis pada uji homogenitas sebagai berikut:
(varians antar kelompok sama/homogen)
(varians antar kelompok tidak sama/heterogen)
Kriteria Pengujian: jika Sig. > α (0,05), H0 diterima dan Ha ditolak
jika Sig.< α (0,05) , H0 ditolak dan Ha diterima
Berikut hasil perhitungan uji homogenitas:
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas
Hasil Belajar Hand Stand | Levene Statistic | Sig. | Keterangan |
Pretest | 0,556 | 0,459 | Homogen |
Posttest |
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan hasil uji homogenitas, diperoleh nilai Sig. sebesar 0,459. Karena nilai Sig. (0,459) > α (0,05). Maka H0 diterima, yang berarti data pretest dan posttest hasil belajar hand stand pada senam lantai siswa kelas X di SMK N 1 Semarang memiliki varian yang homogen/sama (uji homogenitas terpenuhi).
Uji Hipotesis (Paired Sample T-Test)
Setelah uji prasyarat normalitas dan homogenitas terpenuhi, maka dilakukan uji hipotesis untuk menjawab tujuan dari penelitian ini yaitu untuk pengaruh pemberian metode pembelajaran Part & Whole dalam meningkatkan hasil belajar Hand Stand pada senam lantai siswa kelas X di SMK N 1 Semarang. Uji hipotesis yang dilakukan yaitu uji Paired Sampel T-Test (Uji Beda 2 Mean Berpasangan) dengan bantuan software SPSS. Hipotesis dalam peneltian ini sebagai berikut:
H0: Tidak ada perbedaan hasil pretest dan posttest pemberian metode pembelajaran Part & Whole dalam meningkatkan hasil belajar Hand Stand Senam Lantai siswa kelas X di SMK N 1 Semarang.
Ha: ada perbedaan hasil pretest dan posttest pemberian metode pembelajaran Part&Whole dalam meningkatkan hasil belajar Hand Stand Senam Lantai siswa kelas X di SMK N 1 Semarang.
Kriteria Pengujian: H0 ditolak jika nilai |Thitung| > Ttabel atau Sig.< α (0,05)
Hasil Uji Hipotesis dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis
Paired Samples Test | |||||||||
Paired Differences | t | Df | Sig. (2-tailed) | ||||||
Mean | Std. Deviation | Std. Error Mean | 95% Confidence Interval of the Difference | ||||||
Lower | Upper | ||||||||
Pair 1 | pretest – posttest | -9.971 | 4.349 | .735 | -11.465 | -8.478 | -13.565 | 34 | .000 |
Sumber: Data primer yang diolah, 2019
Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh hasil Thitung sebesar -13,565 dengan T tabel (α=0,05, df=34) sebesar 2,032 dan Nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Karena nilai |Thitung|=|-13,565| > Ttabel (2,032) dan nilai Sig.(0,000) < α (0,05). Maka H0 ditolak yang berarti ada perbedaan hasil pretest dan posttest pemberian metode pembelajaran Part & Whole dalam meningkatkan hasil belajar Hand Stand Senam Lantai siswa kelas X di SMK N 1 Semarang. Dimana rata-rata hasil pretest belajar hand Stand pada senam lantai sebesar 72,14 , sedangkan rata-rata hasil posttest belajar hand stand pada senam lantai sebesar 82,11. Maka dapat disimpulkan bahwa pemberian metode pembelajaran Part & Whole dapat diterapkan dengan hasil yang signifikan untuk peningkatan hasil belajar Hand Stand pada Senam Lantai siswa kelas X di SMK N 1 Semarang.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada saat pembelajaran hand stand senam lanta di SMK N 1 Semarang , banyak siswa kelas X yang belum dapat melakukan gerakan handstand dengan baik dan masih banyak siswa yang belum mencapai KKM yaiu 75. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi dalam metode pembelajaran hand stand pada senam lantai yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran Part and Whole dalam meningkatkan hasil belajar hand stand pada pembelajaran senam lantai siswa kelas X di SMKN 1 Semarang. Menurut Widijoto (2010:11) Metode Part and Whole merupakan metode yang dikembangkan pendekatan Motor Learning. Part-whole adalah pembelajaran dari bagian-bagian teknik hingga teknik secara keseluruhan dan metode ini sesuai untuk pembelajaran teknik dasar.
Untuk mencapai tujuan dari penelitian, peneliti melakukan penelitian sebanyak 3 kali pertemuan dengan pengambilan data pretest (tes awal sebelum diberikan metode pembelajaran) dan data posttest (tes akhir setelah diberikan metode pembelajaran) pada penilaian hasil belajar hand stand , penilaian tersebut terdiri dari 3 aspek yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif pada siswa. Pemberian pretest dilaksanakan pada pertemuan pertama dimana pada pertemuan tersebut terdapat penilaian 3 aspek yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Selanjutnyan pemberian threatment dilakukan dipertemuan ke dua dimana dalam threatment pertama peneliti mengintruksikan pada siswa untuk melakukan pemanasan setelah itu peneliti memberikan penjelasan mengenai penggunaan metode part and whole untuk menigkatkan hasil belajar hand stand pada siswa. Setelah peneliti memberikan penjelasan dilanjutkan dengan praktik dengan menggunakan threatment yang pertama siswa melakukan gerakan hand stand di bagi menjadi dua bagian gerakan yang pertama menggunakan metode part (bagian) terlebih dahulu dengan memperhatikan tahapan gerakan yang benar dari posisi tangan, posisi badan dan posisi kaki serta melakukan tahapan awalan, pelaksanaan dan akhiran secara bertahap.
Setelah metode part siswa sudah memahami kemudian dilanjutkan dengan metode whole (keseluruan) jadi dalam metode whole siswa melakukan suatu rangkaian gerakan hand stand secara keseluruhan dari tahapan – tahapan yang dipelajari di bagian part. Setelah itu pertemuan terakhir dilakukan postest keterampilan hand stand.
Setelah penelitian dilakukan, kemudian dilakukan uji hipotesis Paired Sample T-Test, diperoleh hasil nilai |Thitung|=|-13,565| > Ttabel (2,032) dan nilai Sig.(0,000) < α (0,05). Maka H0 ditolak yang berarti ada ada perbedaan hasil pretest dan posttest pemberian metode pembelajaran Part & Whole dalam meningkatkan hasil belajar Hand Stand Senam Lantai siswa kelas X di SMK N 1 Semarang. Dan penerapan metode Part & Whole efektif untuk meningkatkan hasil belajar hand stand.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa metode pembelajaran part and whole dapat diterapkan untuk peningkatan hasil belajar hand stand pada siswa kelas X SMK N 1 Semarang dengan hasil yang signifikan, hal ini ditunjukan dengan uji hipotesis Paired Sample T-Test, dan diperoleh hasil nilai |Thitung|=|-13,565| > Ttabel (2,032) dan nilai Sig.(0,000) < α (0,05). Maka H0 ditolak yang berarti ada ada perbedaan hasil pretest dan posttest pemberian metode pembelajaran Part & Whole dalam meningkatkan hasil belajar Hand Stand Senam Lantai siswa kelas X di SMK N 1 Semarang.
Dan rata-rata hasil pretest belajar hand stand pada senam lantai sebesar 72,14 (46,77%), sedangkan rata-rata hasil posttest belajar hand stand pada senam lantai sebesar 82,11 (53,23%), sehingga terdapat peningkatan sebesar 6,46%.Sehingga metode pembelajaran Part & Whole efektif untuk meningkatkan hasil belajar Hand Stand Senam Lantai siswa kelas X di SMK N 1 Semarang.
Saran
Bagi Siswa SMK N 1 Semarang kelas X
Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan dapat menjadi lebih baik dalam pembelajaran senam lantai dan bisa meningkatkan hasil belajar senam lantai.
DAFTAR PUSTAKA
Afdani, Lutfi. (2015). Pengaruh Metode Latihan (Part Method) dengan (Whole Method) dalam Meningkatkan Keterampilan Teknik De Ashi Harai pada Cabang Olahraga Judo. Diambil dari:http://repository.upi.edu/16619/2/S KOR 1002957 Abstract.pdf. Diakses 4 Oktober 2018.
Akbar, Novan Amirudin. (2019). Penerapan Metode Part Terhadap Hasil Dribble Bola Basket Siswa Putra Yang Mengikuti Ekstrakulikuler Basket Di SMPN 02 Kota Batu. Diambil dari https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnalpendidikanjasmani/article/view/26558. Diakses 22 Agustus 2019
Firdaus, Hidir Dan Taufiq Hidayat. (2014). Perbandingan Metode Pembelajaran Bagian (Part- Method) Dan Metode Pembelajaran Keseluruhan (Whole-Method) Terhadap Kemampuan Siswa Dalam Melakukan Smash Bolavoli (Studi Pada Kegiatan Ekstrakulikuler Di SMA Negeri 1 Kamal). Diambil dari:.http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnalpendidikanjasmani/issue/archive.pdf. Diakses pada hari Kamis tanggal 02 September 2019 pukul 16:03 WIB.
Margono, Agus. 2009. Senam. Surakarta: UNS Press.
Muhajir. (2007). Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani. Jakarta: Yudistira.
Pujiastutik, Lina Septiana. (2015). “Pengaruh Model Pembelajaran Part and Whole Terhadap Hasil Belajar Free Throw Bola Basket Pada Siswa Kelas XI MAN 3 Kediri Tahun Pelajaran 2015/2016. Diambil dari:http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2016/10.1.01.09.1860.pdf. Diakses 22 Agustus 2019
Putro, Laksono. (2015). “Perbandingan Metode Part Practice Dengan Metode Whole Practice Dalam Pembelajaran Shooting Bola Basket (Studi Pada Siswa Kelas XI AK 3 dan AK 2 YP SMK TRISILA SURABAYA)”. Diambil dari: https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan jasmani/article/view/13899http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2016/10.1.01.09.1860.pdf. Diakses 22 Agustus 2019
Rini, Aksa,dkk. (2016). “Hasil Belajar Lari Sprint 60 Meter Melalui Metode Part Whole Part di SDN 19 Dandi”. Diambil darihttp://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/15277
Safa’at,Muhamad.D.dkk.(2017).”Pengaruh Metode Part and Whole Terhadap Hasil Belajar senam Lantai Guling Depan Pada Siswa Kelas X SMK Sultan Agung 1 Tebuireng Tahun Pelajaran 2017/2018”.Diambil dari: Journal Proceeding, 2018 – ejournal.stkipjb.ac.id. Diakses 11 April 2019.
Slameto, 2010. Belajar & Faktor faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono.(2016). “Metode Penelitian Pendidikan”.Bandung: Alfabeta
Walinono,A.H,dkk. (2017). “Meningkatkan Pembelajaran Pukulan Forehand Lob Bulutangkis Dengan Menggunakan Part and Whole Method Pada Peserta Didik Kelas VIII E SMPN 1 Winongan Kabupaten Pasuruan”. Diambil dari:http://journal2.um.ac.id/index.php/gpji/article/view/928
Winanda, Heri,dkk. (2015).” Peningkatan Hasil Belajar Lari Sprint 60 Meter Dengan Metode Part Whole Part Siswa Kelas VIII”. Diambil dari:http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/11320
Winbiyanto, Gleggo Cahyo. (2016). “Pengaruh Metode Part and Whole Terhadap Hasil Belajar Teknik Dasar Servis Bawah Bola Voli Pada Ekstrakulikuler Bola Voli Di SMP N Pacitan”. Diambil dari: https://eprints.uny.ac.id/29614/. Diakses 4 Oktober 2018.