Penerapan Metode Pembelajaran Talking Stick Untuk Meningkatan Hasil Belajar
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK
UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS KD MENGHARGAI JASA DAN PERAN TOKOH DALAM MEMPROKLAMASIKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA BAGI SISWA KELAS V
SD NEGERI BANYUANYAR SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019
Trini
SD Negeri Banyuanyar
ABSTRAK
Rumusan masalah ini adalah Apakah melalui penerapan metode pembelajaran talking stick, dapat meningkatkan hasil belajar IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Bagaimana penerapan metode pembelajaran talking stick, guna meningkatkan hasil belajar IPS KD Menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Apakah melalui penerapan metode pembelajaran talking stick,dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyuanyar pada Semester II tahun pelajaran 2018/2019 ? PTK ini dilakukan dalam dua siklus. Instrumen yang digunakan adalah butir soal dan lembar pengamatan. Hasil penelitian:1) Melalui penerapan metode pembelajaran talking stick, dapat meningkatkan hasil belajar IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyuanyar pada Semester II tahun pelajaran 2018/ 2019. Terbukti hasil belajar pada kondisi awal dengan rata- rata 54,38, pada siklus I rata – rata 71,25 dan pada siklus II rata – rata 78,13, meningkat sebesar 44%. Ketuntasan belajar pada kondisi awal sebesar 25%, Siklus I 63% dan pada siklus II mencapai 88%;2) Proses penerapan metode pembelajaran talking stick secara rinci adalah sebagai berikut.Guru menjelaskan materi,membagi siswa menjadi beberapa kelompok,memberikan tugas kelompok,mengambil tongkat yang telah disiapkan,menjelaskan fungsi tongkat,memberikan tongkat kepada kelompok/siswa dan meminta siswa tersebut untuk memberikan tongkat kepada siswa lain di sampingnya sambil diiringi lagu yang dinyanyikan bersama. Siswa/ kelompok yang mendapat tongkat ketika lagu berhenti, wajib menjawab soal yang diberikan guru. Begitu seterusnya sampai semua kelompok mendapatkan giliran;3) Melalui penerapan metode pembelajaran talking stick, dapat meningkatkan minat belajar IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyuanyar pada Semester II tahun pelajaran 2018 / 2019. Dari kondisi awal minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial rendah ke kondisi akhir minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial tinggi.
Kata Kunci: Hasil Belajar IPS, Talking Stick
PENDAHULUAN
Dari hasil refleksi awal dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa dalam mempelajari materi IPS masih rendah. Selain itu, siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat pada saat guru memberikan mata pelajaran IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, minat siswa sama sekali tidak muncul. Siswa enggan menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru, siswa pun tidak bertanya ketika guru menanyakan hal-hal yang menjadi kesulitan siswa. Ini menunjukkan bahwa siswa tidak berminat terhadap mata pelajaran yang diberikan guru. Hasil ulangan harian IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang dilaksakan peneliti sebagai guru kelas V SDN Banyuanyar, yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 Februari 2019 masih rendah. Hal itu dapat dibuktikan melalui hasil analisis terhadap hasil ulangan tersebut. Rata-rata nilai Ulangan Harian 54,38. Padahal Kriteria Ketuntasan Minimal untuk mata pelajaran IPS pada Semester II tahun pelajaran 2018 / 2019 adalah 70.
Peneliti selaku penanggung jawab pembelajaran merasa prihatin atas keadaan di atas. Selaku penanggung jawab pembelajaran di kelas, peneliti memiliki harapan ke depan agar keadaan di atas dapat diatasi. Harapan tersebut yaitu meningkatnya hasil belajar tentang menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dari rata-rata 54,38 menjadi ≥ 75. Selain itu, peneliti juga berharap agar kualitas pembelajaran dapat meningkat.
Dari uraian di atas terlihat adanya kesenjangan. Dari sisi siswa, hasil belajar tentang menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia masih rendah, terbukti rata – rata belajarnya 54,38. Harapannya rata – rata nilainya ≥75,0. Dari sisi peneliti selaku penanggung jawab pembelajaran di kelas masih menggunakan metode ceramah harapannya guru sudah menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan di atas menimbulkan masalah yang perlu dicari solusi pemecahannya. Solusi pemecahan masalah di atas yakni peneliti berupaya melaksanakan penelitian tindakan kelas yaitu menerapkan metode pembelajaran talking stick melalui dua siklus. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada bulan Februari 2019. Penelitian diawali dengan melakukan pengamatan terhadap pembelajaran pada kondisi awal. Kondisi awal dimana guru belum menerapkan metode pembelajaran talking stick. Siklus 1 guru menerapkan metode pembelajaran talking stick kelompok besar pada materi persiapan kemerdekaan sampai detik – detik proklamasi. Pada siklus 2 guru menerapkan metode pembelajaran talking stick kelompok kecil pada materi menghargai jasa tokoh – tokoh perjuangan kemerdekaan. Bulan Juni 2019 peneliti menyusun laporan. Pada penelitian ini akan dipaparkan perubahan keaktifan siswa dan peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Setelah penelitian ini selesai, diharapkan ada perubahan yang signifikan pada keaktifan siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada Siswa Kelas V SDN Banyuanyar semester II tahun pelajaran 2018/ 2019.
Rumusan masalah penelitian:1) Apakah melalui penerapan metode pembelajaran talking stick, dapat meningkatkan hasil belajar IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? 2) Bagaimana penerapan metode pembelajaran talking stick, guna meningkatkan hasil belajar IPS KD Menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? 3) Apakah melalui penerapan metode pembelajaran talking stick,dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyuanyar pada Semester II tahun pelajaran 2018/2019.
Dalam penelitian ini terdapat tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:1) Tujuan umum dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyuanyar pada Semester II tahun pelajaran 2018/2019;2) Tujuan khusus dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan penerapan metode pembelajaran talking stick bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyuanyar pada Semester II tahun pelajaran 2018/2019.
Secara teoretis penelitian ini bermanfaat untuk mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang upaya meningkatkan hasil belajar materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan penerapan metode pembelajaran talking stick bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyuanyar pada Semester II tahun pelajaran 2018/2019.Secara praktis hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dimanfaatkan bagi:1) Guru sebagai peneliti mengembangkan aktivitas pembelajaran IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia melalui penerapan metode pembelajaran talking stick. 2) Sekolah sebagai lembaga memberikan masukan, saran, dan kritik untuk peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.3) Perpustakaan sekolah akan memperoleh manfaat, yaitu dengan bertambahnya referensi buku perpustakaan terutama hasil penelitian tindakan sekolah.
LANDASAN TEORETIS
Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial , yang sering disingkat dengan IPS, adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik , khususnya di tingkat dasar dan menengah. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.
Hakekat Belajar
Menurut Ruminiati (2007: 1-3) dikemukakan bahwa seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang tersebut terjadi suatu aktivitas yang mengakibatan perubahan tingkah laku yang dapat diamati relatif lama. Suprayekti (2003: 4) “Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan. Gagne yang dikutip Dimyati dan Mudjiono (2002: 10) belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Selanjutnya menurut Skinner yang dikutip Ruminiati (2007: 1-5), belajar merupakan suatu proses atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar menurut Moh. Uzer Usman (2002: 5) diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang kompleks sebagai usaha seseorang untuk mengadakan perubahan perilaku melalui interaksi individu dengan lingkungan secara progresif.
Hasil Belajar
Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1984: 348) Hasil adalah sesuatu yang diadakan oleh usaha.Menurut Ahmad Susanto(2016:5) Hasil belajar yaitu perubahan – perubahan yang terjadi pada diri siswa , baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai tujuan – tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melaui evaluasi. Perubahan tingkah laku dalam diri seseorang dalam pengertian merupakan hasil belajar memiliki ciri-ciri: 1). Perubahan terjadi secara sadar, 2).Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, 3). Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif , 4). Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara ,5). Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, 6). Perubahan mencakup semua aspek tingkah laku.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan – perubahan yang terjadi pada diri siswa , baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil usaha dari kegiatan belajar.
Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Secara garis besar pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial harus mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar Ilmu Pengetahuan Sosial.Standar Kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kompetensi yang dibakukan dan harus ditunjukkan siswa pada hasil belajarnya dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Hasil Belajar IPS berupa perubahan – perubahan yang terjadi pada diri siswa , baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil usaha dari kegiatan belajar berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah ditetapkan
Metode Pembelajaran Talking Stick
Metode pembelajaran talking stick merupakan salah satu metode pendukung pengembangan pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Agus Suprijono (2009: 128) pembelajaran ini dapat mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Sedangkan menurut Miftahul Huda (2019: 224) talking stik merupakan metode pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya, selanjutnya kegiatan tersebut diulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan, penulis mengambilkesimpulan tentang pengertian metode Talking Stick. Menurut penulis, Talking artinya berbicara, sedangkan Stick artinya tongkat. Jadi, Talking Stick berarti tongkat berbicara. Sedangkan metode pembelajaran Talking Stick merupakan salah satu metode pendukung pengembangan pembelajaran kooperatif dengan bantuan tongkat yang dapat mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Kerangka Berfikir
Rendahnya minat dan hasil belajar siswa terhadap materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia disebabkan karena kurang menariknya pembelajaran yang diciptakan guru serta kurang tepatnya metode yang digunakan. Proses pembelajaran yang berlangsung masih menggunakan metode ceramah, dimana guru menerangkan materi dan siswa hanya mendengarkan serta mencatat saja, sehingga keaktifan dalam pembelajaran tidak ada.
Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan melalui penerapan metode pembelajaran talking stick. Metode pembelajaran Talking Stick merupakan metode pembelajaran yang menggunakan alat berupa tongkat sebagai alat bantu bagi guru untuk mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan menimbulkan suasana yang menyenangkan. Tongkat tersebut digilirkan pada siswa dan bagi siswa mendapatkan tongkat sesuai dengan aba-aba dari guru,maka siswa diberi pertanyaan oleh guru dan harus dijawab. Maka dari itu, penggunaan metode Talking Stick ini diharapkan dapat menarik perhatian siswa sehingga dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran secara aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa untuk waktu selanjutnya.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas,dapat dirumuskan hipotesis tindakan bahwa: 1) Diduga melalui penerapan metode pembelajaran talking stick, dapat meningkatkan hasil belajar IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.2) Diduga melalui penerapan metode pembelajaran talking stick,dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. 3)Diduga melalui penerapan metode pembelajaran talking stick, dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyuanyar pada Semester II tahun pelajaran 2018 / 2019.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas V Semester II Tahun Pelajaran 2018/ 2019. Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, yakni bulan Februari sampai Juni 2019.
Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi penelitian adalah pertama, peneliti sebagai guru di SD Negeri Banyuanyar sejak tahun 2012. Kedua, sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Ketiga, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, terdapat permasalahan dalam pembelajaran IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Banyuanyar tahun 2018 / 2019. Jumlah siswa kelas V adalah 16 siswa terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.
Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil evaluasi, hasil isian angket, dan hasil pengamatan teman sejawat.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik non tes dan tes. Teknik non tes digunakan untuk mengamati proses selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung sehingga dapat diketahui peningkatan proses belajar siswa. Dalam proses pengamatan dilakukan observasi. Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran serta mengamati kerja siswa dengan kelompoknya dalam hal kerja sama, keberanian mengeluarkan pendapat, bertanya, dan keaktifan, presentasi hasil diskusi.. Hasil observasi ditulis dalam lembar pengamatan yang telah disediakan.
Isian angket dilaksanakan setelah pelaksanaan penelitian tindakan untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan aktivitas siswa. Dengan menganalisis informasi yang diperoleh melalui angket tersebut dapat diketahui peningkatan kualitas proses pembelajaran serta ada tidaknya peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran.
Tes dilaksanakan dengan mengerjakan butir soal berupa pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada lembar kerja. Indikator penilaian tes meliputi ketepatan jawaban mengerjakan tes.
Validasi data untuk kuantitatif menggunakan instrumen butir soal dan validasi data untuk kualitatif menggunakan triangulasi sumber (kolaborasi dengan teman sejawat).
Langkah awal dalam analisis data adalah mengumpulkan hasil evaluasi pada kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2. Teknik yang digunakan dengan cara identifikasi data yaitu melihat hasil evaluasi pada kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2.
Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif data dianalisis dengan teknik deskriptif komparatif, yaitu membandingkan hasil evaluasi pada kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 dengan berpatokan pada indikator kinerja yang telah ditentukan. Secara kualitatif data dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif, yaitu dengan melihat data yang diperoleh melalui observasi setiap siklus dan hasil jawaban yang diperoleh dengan angket. Setelah data dianalisis dan direfleksi maka diperoleh hasil penelitian, kemudian ditarik simpulan.
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Menurut Suharsimi Arikunto(2007:16)setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Setiap siklus menerapkan metode pembelajaran talking stick hanya pelaksanaannya pada siklus I secara kelompok besar sedangkan siklus II secara kelompok kecil.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal.
Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Banyuanyar pada semester II tahun pelajaran 2018/2019 untuk mata pelajaran IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada pembelajaran pertama masih rendah. Hal ini dapat diketahui dari hasil yang dicapai setelah diadakan evaluasi pada hari Kamis tanggal 21 Februari 2019. Selain itu, siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat pada saat guru memberikan mata pelajaran IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, minat siswa sama sekali tidak muncul. Siswa enggan menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru, siswa pun tidak bertanya ketika guru menanyakan hal-hal yang menjadi kesulitan siswa. Ini menunjukkan bahwa siswa tidak berminat terhadap mata pelajaran yang diberikan guru. Hal itu dapat dibuktikan melalui hasil analisis terhadap hasil ulangan tersebut. Rata-rata nilai Ulangan Harian 54,38. Untuk mengetahui hasil tersebut,dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1 Analisis Nilai Kondisi Awal
No | Nilai | Jumlah Siswa | Persentase |
1 | 30 | 2 | 12,5 |
2 | 35 | 1 | 6,25 |
3 | 40 | 1 | 6,25 |
4 | 45 | 1 | 6,25 |
5 | 50 | 3 | 18,75 |
6 | 55 | 0 | 0 |
7 | 60 | 1 | 6,25 |
8 | 65 | 3 | 18,75 |
9 | 70 | 3 | 18,75 |
10 | 75 | 1 | 6,25 |
Jumlah | 16 | 100 | |
Siswa yang Tuntas | 4 | 25 |
Deskripsi Tiap Siklus
Prosedur penelitian yang ditempuh meliputi: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) Hasil pengamatan, dan (4) refleksi. Jika permasalahan belum teratasi, perlu dilakukan lagi pada siklus berikutnya sampai teratasinya masalah. Dalam penelitian ini terdapat dua siklus. Dalam setiap siklus, sebelum pelaksanaan peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan, yaitu mempersiapkan RPP, instrumen penelitian, alat/ media yang digunakan, dokumentasi, koordinasi dengan pihak terkait.
Deskripsi Hasil Siklus I
Pada siklus I ini peneliti melaksanakan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Tindakan Siklus I pada penelitian ini terdiri dari 2 pertemuan, yakni pada hari Kamis tanggal 28 Maret 2019 dan tanggal 4 April 2019, masing – masing pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit.Pada siklus I ini, penelitian dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran tipe talking stick kelompok besar serta melakukan observasi keaktifan belajar siswa di dalam kelas selama kegiatan pembelajaran berlangsung , pengisian angket oleh siswa untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap penerapan metode pembelajaran talking stick yang dilaksanakan pada akhir siklus I yakni pada pertemuan 2.
Sesuai dengan data hasil angket respon siswa yang diperoleh pada tahap Siklus I ini, respon siswa terhadap penerapan metode pembelajaran talking stick cukup baik.Pada siklus 1 ini nilai ulangan melalui penerapan metode pembelajaran talking stick bagi siswa kelas V SDN Banyuanyar dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut.
Tabel 2 Analisis Nilai Siklus I | |||||
No | Nilai | Jumlah Siswa | Persentase | ||
1 | 60 | 3 | 19 | ||
2 | 65 | 3 | 19 | ||
3 | 70 | 4 | 25 | ||
4 | 75 | 3 | 19 | ||
5 | 80 | 0 | 0 | ||
6 | 85 | 2 | 12,5 | ||
7 | 90 | 1 | 6 | ||
Jumlah | 16 | 100 | |||
Siswa yang tuntas | 10 | 63 | |||
Kesimpulan: ada peningkatan nilai ulangan dengan menerapkan metode pembelajaran talking stick kelompok besar pada siklus 1,peningkatan nilai ulangan dengan menerapkan metode pembelajaran talking stick kelompok besar pada siklus 1belum optimal,perlu metode pembelajaran talking stick kelompok kecil pada siklus 2.
Deskripsi Hasil Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sesuai dengan rencana penelitian berupa prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas.Dalam kegiatan Inti Guru/peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran talking stick. Tindakan Siklus II pada penelitian ini terdiri dari 2 pertemuan, yakni pada hari Kamis tanggal 18 April 2019 dan tanggal 25 April 2019, masing – masing pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Pada siklus II ini, penelitian dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran talking stick kelompok kecil serta melakukan observasi keaktifan belajar siswa di dalam kelas selama kegiatan pembelajaran berlangsung , pengisian angket oleh siswa untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap penerapan metode pembelajaran talking stick yang dilaksanakan pada akhir siklus II yakni pada pertemuan 2.
Pembahasan Tiap dan Antar Siklus
Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan penerapan metode pembelajaran talking stick dalam dua siklus, dapat dijelaskan bahwa minat dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi “Diduga melalui penerapan metode pembelajaran talking stick, dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyuanyar pada Semester II tahun pelajaran 2018 / 2019” yang diajukan pada bab II dapat dibuktikan. Untuk mengetahui perbedaan kondisi awal dengan akhir siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3 Perbandingan Kondisi Awal, Siklus I, dengan Siklus II
No | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II |
01 | Belum menerapkan metode pembelajaran talking stick | Sudah menerapkan metode pembelajaran talking stick kelompok besar | Sudah menerapkan metode pembelajaran talking stick kelompok kecil |
02 | Nilai terendah: 30
Nilai tertinggi: 75 Rerata: 54,38 Ketuntasan: 4 siswa(25%) |
Nilai terendah: 60
Nilai tertinggi: 90 Rerata: 71,25 Ketuntasan: 10 siswa(63%) |
Nilai terendah: 65
Nilai tertinggi: 95 Rerata: 78,13 Ketuntasan: 14 siswa(88%) |
Kesimpulan: Dengan menerapkan metode pembelajaran talking stick didapatkan hasil nilai ulangan harian mengalami peningkatan yang signifikan dari kondisi awal sampai siklus II.
Peningkatan nilai ulangan dengan menerapkan metode pembelajaran talking stick pada siklus II sudah sesuai harapan. Karena indikator telah tercapai, sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Hasil Penelitian Tindakan
Dari hasil refleksi pada pembahasan, dapat disimpulkan hasil penelitian tindakan sebagai berikut:1)Melalui penerapan metode pembelajaran talking stick, dapat meningkatkan hasil belajar IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyuanyar pada Semester II tahun pelajaran 2018 / 2019. Hasil belajar dari kondisi awal dengan rata- rata 54,38 menjadi 78,13 pada siklus II, meningkat sebesar 44%. 2)Melalui penerapan metode pembelajaran talking stick,dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPS menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyuanyar pada Semester II tahun pelajaran 2018 / 2019. Dari kondisi awal minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial rendah ke kondisi akhir minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial tinggi. Rata – rata hasil pengamatan minat belajar siswa pada siklus I mencapai 68,75% pada siklus II mencapai 87,5%.3)Melalui penerapan metode pembelajaran talking stick, dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyuanyar pada Semester II tahun pelajaran 2018 / 2019.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Atas dasar kajian teori dan pengujian empirik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:1)Melalui penerapan metode pembelajaran talking stick, dapat meningkatkan hasil belajar IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyuanyar pada Semester II tahun pelajaran 2018/ 2019. Terbukti hasil belajar pada kondisi awal dengan rata- rata 54,38, pada siklus I rata – rata 71,25 dan pada siklus II rata – rata 78,13, meningkat sebesar 44%. Ketuntasan belajar pada kondisi awal sebesar 25%, Siklus I 63% dan pada siklus II mencapai 88%.2)Proses penerapan metode pembelajaran talking stick secara rinci adalah sebagai berikut.Guru menjelaskan materi,membagi siswa menjadi beberapa kelompok,memberikan tugas kelompok,mengambil tongkat yang telah disiapkan,menjelaskan fungsi tongkat,memberikan tongkat kepada kelompok/siswa dan meminta siswa tersebut untuk memberikan tongkat kepada siswa lain di sampingnya sambil diiringi lagu yang dinyanyikan bersama. Siswa/ kelompok yang mendapat tongkat ketika lagu berhenti, wajib menjawab soal yang diberikan guru. Begitu seterusnya sampai semua kelompok mendapatkan giliran.3)Melalui penerapan metode pembelajaran talking stick, dapat meningkatkan minat belajar IPS KD menghargai jasa dan peran tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyuanyar pada Semester II tahun pelajaran 2018 / 2019. Dari kondisi awal minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial rendah ke kondisi akhir minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial tinggi. Rata – rata hasil pengamatan minat belajar siswa pada siklus I mencapai 68,75% pada siklus II mencapai 87,5%.
Saran
Hendaknya guru selalu proaktif pada setiap penelitian yang diadakan oleh guru lain mengingat hasil penelitian yang baru saja dilakukan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa Kelas V SDN Banyuanyar dengan penerapan metode pembelajaran talking stick.
Hendaknya kepala sekolah mau mendorong guru untuk berpartisipasi aktif dalam setiap penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan guru lain serta ikut membantu pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut.
Sekolah sebagai lembaga melalui dewan guru, kepala sekolah, komite sekolah diharapkan melalui kebijakannya ikut mendukung setiap penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan.
Bagi pengelola perpustakaan diharapkan ikut memberikan kontribusi terhadap penelitian tindakan kelas yang sedang dilaksanakan, mengingat hasil penelitian dapat menambah referensi buku di perpustakaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto, 2016. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
Dimyati Mudjiono, 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Endang Susilaningsih, 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial bse untuk SD Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Moh. User Usman, 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik, 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Robert E. Slavin, 2015. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Ruminiati, 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Dirjen Dikti Depdiknas.
Rusman, 2012. Model – Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Suharsimi Arikunto, 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Suprayekti, 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Depdiknas Dirjen Dikdas dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan.