PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KONSEP KPK DAN FPB

BAGI SISWA KELAS IV SEMESTER 1 SDN NGANDUL 1

KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

TAHUN 2013/2014

Maryatun

SDN Ngandul 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk meningkatkan prestasi dan motivasi belajar matematika siswa kelas IVSDN Ngandul 1 Sumberlawang Sragen Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014melalui metode Cooperative Learning Model STAD. PTK ini mengambil subjek siswa kelas IV yang berjumlah 22 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus yang meliputi empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, serta tahap refleksi. Siklus I dilaksanakan pada minggu kedua, Dan siklus kedua dilaksanakan pada minggu ketiga Oktober 2013. Pada studi awal hasil belajar siswa masih rendah, setelah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, siklus I siswa yang tuntas KKM sebanyak 14 siswa (63,6 %) dan yang belum tuntas KKM 8 siswa (36,4%). Siklus II yang tuntas KKM sebanyak 19 siswa (86,3 %) dan yang belum tuntas KKM 3 siswa (13,7%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan melalui metode Cooperative Learning model STAD dapat meningkatkan prestasi dan motivasi belajar Matematika siswa kelas IV SDN Ngandul 1 Sumberlawang Sragen Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014..

Kata Kunci: Motivasi Belajar, Prestasi Belajar, Metode Cooperative Leraning Model STAD.


PENDAHULUAN

Matematika adalah telaahan ten-tang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat menurut Reys, dkk (Ruseffendi,1990:2). Matematika sebagai alat yaitu, dimana manusia untuk berfikir dalam menemukan kebenaran. Penemuan kebenaran tersebut dalam menyelesaikan persoalan-persoalan secara umum maupun dalam memecahkan persoalan-persoalan yang mempergunakan matematika secara khusus, misalnya bilangan dapat dipakai alat untuk memahami aljabar dan kalkulus sedangkan bidang studi lain yang memerlukan matematika diantaranya adalah Fisika, ekonomi, astronomi.

Dari tujuan pengajaran matematika di SD tersebut, terlihat betapa pentingnya peranan matematika yang dapat mempe-ngaruhi kehidupan sehari-hari. Hampir tidak ada aktivitas manusia tanpa keterli-batan matematika baik dalam memanfa-atkan ide-ide dasar, konsep-konsep mau-pun aplikasi, dengan belajar matematika siswa dapat berhitung, menghitung luas, isi, berat, mengumpulkan, menyusun, dan menyajikan data. Selain itu dengan belajar matematika siswa dapat menyelesaikan persoalan-persoalan dalam bidang studi lainnya.

Kenyataan menunjukan bahwa penguasaan konsep matematika siswa SD masih rendah. Hasil analisis Vinner, Kowith dan Bruckheimer (Armanto, 1990:54) mengungkapkan bahwa kesalahan konsep matematika disebabkan beberapa hal yaitu rekontruksi yang salah atas bagian-bagian yang kecil, pengenalan yang salah terhadap lambang dan generalisasi yang keliru. Seperti halnya dalam pembelajaran Aritmetika menurut Mercer dan Mercer (Armanto, 1990:58) mengembangkan suatu daftar pemeriksaan bahwa kesalahan yang terjadi yaitu pada saat penjumlahan , pengurangan, perkalian dan pembagian merupakan kesalahan yang komputasi. misalnya dalam pembelajaran KPK dan FPB masih terdapat siswa yang mengalami kesalahan dalam menyelesaikannya. Hal ini berdasarkan hasil tes pembelajaran siswa kelas IV SDN Ngandul 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 22 orang dengan data sebagai berikut:

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya penguasaan konsep dalam pembelajaran KPK dan FPB di kelas IV SDN Ngandul 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014 maka dapat menggunakan suatu pembelajaran yang mengacu kepada penggunaan strategi yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar baik secara mental, fisik, maupun sosial. Menurut Soedjadi (Wiwik, 20002) strategi yang dapat mengaktifkan siswa ini bertumpu pada dua hal, yaitu pada optimalisasi interaksi antar semua elemen pembelajaran dan optimalisasi keikutser-taan seluruh indera, rasa, karsa dan nalar siswa.

Dengan berdasarkan uraian diatas, maka Cooperative learning model STAD merupakan model yang dapat membantu dalam pembelajaran penguasaan konsep KPK dan FPB, sehingga diharapkan melalui kerjasama yang baik antar anggota kelompok dapat meningkatkan pembela-jaran matematika.

Berdasarkan latar belakang masa-lah yang telah dikemukakan diatas, permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan prestasi belajar matematika dengan Cooperative learning model STAD pada pembelajaran KPK dan FPB di kelas IV SDN Ngandul 1 Kecamatan Sumberlawang Ka-bupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/ 2014″. ?

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran konsep KPK dan FPB melalui Cooperative learning model STAD di kelas IV Ngandul 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014; (2) Untuk mengetahui prestasi belajar siswa melalui Cooperative learning model STAD dalam pembelajaran KPK dan FPB di kelas IV SDN Ngandul 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014.

KAJIAN PUSTAKA

Konsep (KPK) dan (FPB)

Matematika menurut James dan James (Ruseffendi, 1990:1) adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep- konsep berhubungan lainnya yang jumlahnya banyak. Ruang lingkup materi matematika di SD yaitu mencakup aritmetika (berhitung, pengantar aljabar, Geometri, pengukuran, dan kajian data/pengantar statistika (Depdikbud, 1994:97). Salah satu materi dalam berhitung yaitu KPK dan FPB yang mulai diajarkan di kelas IV.

Pengertian Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

KPK dari dua bilangan asli atau lebih adalah bilangan asli terkecil yang merupakan kelipatan bilangan-bilangan asli tersebut (Mulyati dkk, 1998:49).

Pengertian KPK (Soewito dkk, 1992:141) yaitu kelipatan persekutuan terkecil dua bilangan bulat adalah bilangan bulat positif yang habis dibagi kedua bilangan tersebut Hal ini ditulis = KPK (p,q)

Seperti namanya, Least Common Multiple (Kelipatan persekutuan terkecil) adalah sejumlah bilangan yang paling kecil atau yang terkecil dari kelipatan persekutuan.

Prestasi Belajar

Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif, dan pskimotorik sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam tiga criteria tersebut. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1991:30) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

Motivasi

Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli – Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.

Definisi Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 1992:173). Dalam Sardiman (2006:73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorangyang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.Hijab Modern

Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam motivasi belajar dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka pemenuhan harapan dan dorongan dalam hal ini adalah pencapaian tujuan.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melaksanakan aktivitas belajar. Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

Cooperative Learning Model STAD

Cooperative adalah mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama lain sebagai satu tim. Sedangkan Cooperative learning merupa-kan suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menye-lesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama (Suherman dkk, 20U1:218). Dari pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa Cooperative learning adalah bentuk kerjasama dalam belajar yang dilaksanakan oleh siswa dalam sebuah kelompok dengan saling membantu untuk membahas dan menyelesaikan suatu masalah yang diperoleh siswa agar tecapai tujuan.

Model Cooperative learning menu-rut para ahli yang telah dikembangkan diantaranya STAD (Student Team Achieve-ment Division) STAD merupakan salah satu tife belajar kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi, saling membantu dalam pemahaman materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Dalam STAD peranan kelompok sangat menentukan keberhasilan pada semua kegiatan maka diperlukan usaha terbaik bagi kelompoknya dengan saling membantu dalam pembelajaran.

Pembelajaran Cooperative learning model STAD Menurut Slavin (Wiwik, 2000:22) terdapat lima tahapan, yaitu tahap penyajian materi, tahap kegiatan kelompok, tahap tes individual, tahap penghitungan skor perkembangan individu, dan tahap pemberian penghargaan kelompok.

Dari kelima tahapan tersebut yang akan disampaikan terdiri dari tiga tahapan hal ini dengan berdasarkan inti dari STAD itu sendiri ( Suherman, dkk 2001:219) yaitu tahap penyajian materi, tahap kegiatan kelompok dan tahap tes individual. Adapun tahap tes individual itu sendiri dapat menentukan tes individu siswa dan keberhasilan kelompok dalam pembelajar-an.

Kerangka Berpikir

Penerapan metode Cooperative Learning model STAD pada pembelajaran matematika pernah dilaksanakan di Indonesia yang dilakukan oleh Noornia (Wiwik, 2000:5). Pada pembelajaran matematika di sekolah dasar Noornia menemukan bahwa STAD memberikan pengaruh positif terhadap aktifitas siswa dan peningkatan pemahaman serta perolehan pengetahuan baru disamping meningkatan kepedulian antar anggota kelompok.

Adapun pembelajaran Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) pernah dilaksanakan dalam penelitian oleh Enung Kartiwi (2003:59). Pada penelitian ini Enung menemukan bahwa, pembelajaran KPK dan FPB menunjukan hasil yang baik dengan adanya peningkatan prestasi belajar siswa secara individual sehingga dari pemahamannya semakin meningkat setelah menggunakan pembelajaran tutor sebaya dibandingkan dengan cara klasikal.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian teoritis dapatlah dirumuskan hipotesis tindakan yaitu jika pembelajaran matematika tentang penguasaan konsep KPK dan FPB diajarkan dengan menerapkan Cooperative learning model STAD, maka akan meningkatkan penguasaan konsep KPK dan FPB serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Ngandul 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam pembelajaran konsep KPK dan FPB .

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Bentuk penelitian ini yang dilaksa-nakan adalah bersifat penelitian tindakan kelas (Clasroom action research). Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-­tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-­praktek pembelajaran dikelas secara lebih professional. (Suyanto, 1997:4).

Setting penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Ngandul 1 pada siswa kelas IV yang berlokasi di Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen, dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan.

Instrumen Penelitian Tindakan

Instrumen yang dikembangkan untuk mengumpulkan data dan melihat pelaksanaan setiap kegiatan dalam penelitan ini, dibantu beberapa instrumen antara lain: Lembar Kerja Siswa ( LKS), Lembar observasi, Foto atau dokumen, Format catatan lapangan, Lembar wawancara, dan Soal Evaluasi siswa.

Teknik Pengumpulan data

Adapun pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Observasi, yaitu berisi tentang kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam pembelajaran konsep KPK dan FPB melalui Cooperative learning.

2. Lembar kerja siswa, yaitu jawaban materi dalam pembelajaran yang dikerjakan siswa secara kelompok.

3. Catatan lapangan, yaitu berupa catatan selama kegiatan pembelajaran dimana peneliti dan observer mencatat peristiwa selama berlangsung pembelajaran.

4. Wawancara, yaitu berisi tentang jawaban siswa setelah pembelajaran menggunakan Cooperative learning model STAD.

5. Dokumentasi, yaitu berupa foto ketika kegiatan pembelajaran berlangsung

6. Tes hasil belajar, hasil ini merupakan bentuk keberhasilan dalam pembelajaran yang dilaksanakan.

Analisis Data

Teknik analisis data untuk setiap kegiatan juga dilakukan dengan melakukan pendataan dengan cara menghitung rata-rata dan prosentase untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa baik secara kelompok ataupun tes secara individu.

Indikator Keberhasilan

Penerapan metode Cooperative Learning model STAD dalam pembelajaran Matematika dikatakan berhasil meningkatkan prestasi belajar bagi siswa kelas IV semester 1 tahun pelajaran 2013/2014 SDN Ngandul 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dengan indikator sebagai berikut:

1. Siswa mampu meningkatkan prestasi belajar tentang KPK dan FPB ditandai dengan ketercapaian sekurang-kurangnya 75 % siswa kelas IV mendapat nilai ulangan harian sama dengan atau diatas KKM yaitu 70.

2. Terjadinya perubahan sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode Cooperative Learning model STAD.

Deskripsi Hasil Penelitian

1. Hasil Penelitian Siklus 1

Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 8 Oktober 2013, dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran (3×35 menit). Dalam pelaksanaan siklus I ini, peneliti didampingi oleh taman sejawat.

Dari pengamatan yang dilakukan oleh observer diketahui bahwa peneliti telah melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan rencana menggunakan media pembelajaran yang berupa karet, gelang, kelereng dan manisan serta menerapkan metode Cooperative Learning model STAD sesuai dengan langkah yang telah ditentukan sebelumnya namun belum optimal sehingga perlu adanya pembenahan-pembenahan pada siklus berikutnya. Pada siklus I skor aktivitas guru sudah menunjukkan hasil yang baik yaitu 25, dengan prosentase 78, 1%.

2.   Aktivitas Siswa

a. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan selama proses pembelajaran tentang materi KPK, dengan tujuan untuk memperoleh data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

b.   Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran matematika menentukan KPK selesai dan setelah hasil tes siklus I diperoleh. Tujuan kegiatan wawancara yaitu mengetahui hal-hal yang telah dicapai siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode Cooperative Learning model STAD. Wawancara dilakukan terhadap tiga siswa yang memperoleh nilai tinggi (siswa A), sedang (siswa B), dan rendah (siswa C).

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan berisi hal-hal yang terjadi dan dirasakan guru selama proses pembelajaran berlangsung

Berdasarkan jurnal guru dalam siklus I proses pembelajaran sudah berjalan dengan cukup baik. Sebagian siswa tertarik dengan materi pembelajaran yang disampaikan guru.

Hasil Tes Siklus I

Hasil tes formatif melalui metode Cooperative Learning model STAD pada siklus I dapat dilihat pada hasil berikut:

Berdasarkan hasil observasi, dapat dilihat bahwa hasil tes siklus I nilai rata-rata 68,18 dan prosentase ketuntasan 63,6 %. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dibanding dengan rata-rata hasil tes prasiklus. Walaupun sudah ada peningkatan namun belum mencapai yang diharapkan sehingga perlu diadakannya siklus II.

Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I terbukti bahwa dengan menerapkan metode Cooperative Learning Model STAD hasil yang diperolah mengalami peningkatan dari sebelumnya. Dari rata-rata hasil tes prasiklus yang hanya 54,54 dengan tingkat ketuntasan 40,9 %, pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 68,18, dengan ketuntasan 63,6%. Hal ini berarti siklus I sudah menunjukkan kategori cukup, namun belum mencapai ketuntasan yang maksimal maka perlu diadakan perbaikan pada siklus II.

Hasil Penelitian Siklus II

Hasil tes formatif melalui metode Cooperative Learning model STAD pada siklus II dapat dilihat pada hasil berikut ini:

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil tes siklus II nilai rata-rata 88,63 dan prosentase ketuntasan 86,3 %. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dibanding dengan rata-rata hasil tes siklus II. Dengan demikian hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan.

Refleksi Siklus II

Dari kajian di atas membuktikan bahwa penerapan metode Cooperative Learning model STAD dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas dalam menyelesaikan soal KPK dan FPB. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran serta nilai hasil belajar siswa dari prasiklus, siklus I dan siklus II dan telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Oleh karena itu penelitian dihentikan pada siklus II saja.

Pembahasan Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini terdiri dari 3 hal yakni keterampilan guru dalam menerapkan metode Cooperative Learning model STAD, perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode Cooperative Learning model STAD serta peningkatan prestasi belajar matematika.

Berdasarkan uraian diatas berarti guru terampil dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan metode Cooperative Learning model STAD dalam pembelajaran matematika pada kompeten-si dasar KPK dan FPB.

Perubahan Perilaku/Aktivitas Siswa

Peningkatan hasil belajar siswa merupakan bukti bahwa penerapan metode Cooperative Learning model STAD dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, mengembangkan kreatifitas siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar siswa diikuti dengan perubahan perilaku siswa mulai dari siklus I dan siklus II.

Dari hasil penelitian melalui data non tes yang berupa data wawancara dan catatan lapangan pada siklus II telah menunjukkan adanya perilaku yang positif yang menggembirakan. Semua siswa siap menerima materi dan memperhatikan penjelasan guru, hal ini menyebabkan hampir semua siswa memahami materi yang disampaikan guru. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II menjadi lebih kondusif dan efektif. Perilaku positif dalam pembelajaran sangat mendukung dan mempengaruhi hasil belajar siswa dalam menjelaskan KPK dan FPB pada pelajaran matematika.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengelolaan data, dan hasil pembahasan yang telah disajikan pada bab sebelumnya, secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Melalui Cooperative learning model STAD merupakan pembelajaran yang baru bagi siswa kelas IV SDN Ngandul 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014 maka dapat memberikan dampak positif terhadap siswa itu sendiri baik dalam peningkatan pemahaman konsep KPK dan FPB maupun peningkatan kepedulian antar anggota kelompok serta meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2. Penerapan Cooperative learning dalam Pemahaman konsep KPK dan FPB pada awal pembelajaran masih belum nampak bentuk pembelajaran yang diharapkan, tetapi setelah beberapa tindakan dalam siklus, hasil prestasi belajar siswa kelas IV SDN Ngandul 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014 dan pemahaman konsep KPK dan FPB dari tiap tindakan mengalami peningkatan.

Saran

Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini dan dalam upaya peningkatan pembelajaran matematika di SD disarankan sebagai berikut:

1. Pembelajaran konsep KPK dan FPB melalui Cooperative learning model STAD ini dapat diujicobakan dan dikembangkan di SD-SD lain mulai di kelas III

2. Dalam pembelajaran Coperative Learning, guru harus tetap berupaya untuk meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan suatu pendekatan dengan memperhatikan karakter atau perbedaan, kemampuan dan tahap perkembangan siswa di SD.

3. Penyampaian materi pembelajaran dengan berdasarkan dari soal yang mudah sampai ke yang sulit.

4. Memberikan bimbingan dan latihan terus pada siswa yang mengalami kesulitan dalam perkalian dan pembagian yang merupakan dasar, yang akan mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Elang K. (2003) Penggunaan Pembelajaran Tutor Sebaya dalam meningkatkan Prestasi Belajar Matematika di Kelas IV SDN Pasirmuncang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung, Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Karli, Yuliariatiningsih (2002) Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi 2, Bandung: Bina Media Informasi..

Khapid M. dan Suyati (2000) Pelajaran Matematika kelas 4, Bandung: Erlangga.

Lisnawati S. (1992)Metode Mengajar Matematika 1, Jakarta: Rineke Cipta.

Moleong (2000) Metodelogi Penelitian Kualitatif Bandung: Rosdakarya.

Mulyati Sri, dkk. (1998) Intisari Matematika SD, Bandung: Rosdakarya.

Ruseffendi,E.T. (1989) Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru, Bandung: Tarsito.

……………..(1980) Pengajaran Matematika Modern, Bandung: Tarsito.

Slavin Robert E. (1995) Cooperative Learning, Boston London Toronto Syedney Singapore: Allyn and bacon.

Soewito (1992) Pendidikan Matematika I, Jakarta: Depdikbud

Suryanto (1996) Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen P&K

Suherman, dkk (2001) Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia.

Wiwik, W (2000) Penerapan Strategi Belajar Kooperatif Tife STAD pada Pembelajaran Matematika Kelas II di MAN Magelang, Tesis Magister Pendidikan dalam Pendidikan Matematika UPI Bandung: Tidak diterbitkan.