UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN

RPP BERKARAKTER MELALUI BIMBINGAN BERKELOMPOK

BAGI GURU DI DAERAH BINAAN 2 KECAMATAN KALIWIRO

KABUPATEN WONOSOBO PADA SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Sudadiyana

Pengawas TK/SD Kecamatan Kaliwiro

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: 1.Meningkatkan minat guru dalam menyediakan RPP berkarakter.2.Meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP berkarakter.3. Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP berkarakter sehingga mampu menyajikan sendiri RPP yang dibutuhkan guru itu sendiri. 4. Meningkatkan kemampuan guru Daerah Binaan (Dabin) 2 Kecamatan Kaliwiro dalam menyusun RPP berkarakter melalui bimbingan berkelompok. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa penerapan bimbingan kelompok sangat cocok dalam meningkatkan kemampuan menyusun silabus berkarakter,terbukti dengan adanya peningkatan yang cukup signifikan dari kondisi awal yang baru 50%, meningkat 20% pada Siklus 1 menjadi 70% dan meningkat menjadi 89% pada siklus 2 atau terjadi peningkatan sekitar 19%. Oleh karena itu, berdasarkan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan selama dua siklus ini, diperoleh kesimpulan bahwa pembimbingan kelompok sangat efektif dilakukan oleh pengawas sekolah dalam upaya meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP Berkarakter..

Kata Kunci: Kemampuan, RPP Berkarakter,Bimbingan Kelompok.


PENDAHULUAN

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti menemukan sejumlah fakta yang menggambarkan kondisi di Daerah Binaan (Dabin) 2 Kecamatan Kaliwiro. Kondisi tersebut antara lain: (1) Belum adanya RPP yang representative sebagai pegangan guru dalam melakukan proses pembelajaran; (2) Sebagian besar guru masih menggunakan RPP buatan guru lain; (3) Belum adanya kumpulan RPP buatan guru yang memenuhi kelayakan sebagai rencana pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas seperti: (a) RPP yang memenuhi standar kompetensi yang dicanangkan oleh kurikulum; (b) Karakteristik RPP yang mencakup tahapan yang berkualitas dalam guru melaksanakan kegiatan inti; (c) Minimnya pengetahuan mayoritas guru dalam menyusun RPP yang standar; (d) Rendahnya kemampuan guru dalam menyusun RPP yang representative; dan (e) Pembuatan RPP Berkarakter merupakan hal baru bagi guru dan penentuan karakter dalam RPP tidak disesuaikan dengan materi.

Agar kompetensi guru dalam menyusun RPP dapat ditingkatkan, peneliti berupaya melakukan pembinaan akademik dengan cara berkelompok yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Yaitu pembinaan akademik secara klasikal dan pembinaan akademik secara individual yang pelaksanaannya didahului dengan melakukan pembinaan akademik yang bersifat umum, sehingga bisa diketahui perbedaan dari hasil masing – masing pembinaan akademik tersebut dalam penerapannya kepada semua guru.

Dari hasil pengamatan peneliti maka teridentifikasi masalah di Daerah Binaan (Dabin) 2 Kecamatan Kaliwiro yang berkaitan dengan educational objective, khusunya dalam pembuatan RPP berkarakter. Permasalahan itu antara lain:

1. Masalah Guru

a. Minat guru dalam membuat RPP sendiri, masih sangat rendah. Kebanyakan guru lebih suka mengadopsi RPP hasil karya guru lain. Dan masih banyak pula yang lebih suka mendapatkan RPP yang diterbitkan oleh penerbit. Diharapkan minat guru dalam membuat RPP meningkat.

b. Rendahnya kompetensi guru dalam membuat RPP. Diharapkan kemampuan guru dalam menyusun RPP dapat meningkat, akhirnya tersedianya RPP di setiap kelas, dapat diwujudnyatakan.

2. Masalah Peneliti

Pada kenyataannya peneliti belum melakukan pembinaan berkelompok bagi guru mengenai RPP. Sehingga masih banyak guru yang membuat RPP belum sesuai dengan kriteria pembuatan RPP yang benar. Diharapkan jika pengawas sekolah sebagai peneliti sudah melaksanakan pembinaan akademik secara berkelompok dapat meningkatkan kemampuan guru dalama pembuatan RPP berkarakter.

Agar kemampuan guru dalam menyusun RPP berkarakter dapat meningkat, perlu dilakukan serangkaian tindakan (action), sebagai berikut:

1. Melakukan pembinaan secara umum (sebagai tindakan pra siklus). Yaitu pembinaan yang dilakukan secara menyeluruh (general action) meliputi berbagai aspek pembinaan, dengan tidak memusatkan hanya pada minat dan kompetensi guru dalam menyusun RPP.

2. Melakukan pembinaan akademik secara klasikal (siklus 1). Yaitu pembinaan akademik untuk meningkatkan minat dan kompetensi guru dalam menyusun RPP dalam ruang klasikal atau kelompok besar.

3. Melakukan pembinaan akademik secara kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari guru yang memiliki permasalahan yang sama dalam membuat RPP.

Berdasarkan uraian yang telah dilakukan pada latar belakang masalah pada penelitian tindakan kelas di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah melalui bimbingan berkelompok dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP berkarakter di Dabin 2 Kecamatan Kaliwiro Kabupaten Wonosobo pada semester 1 Tahun Pelajaran 2012/2013?

Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti dalam Penelitihan Tindakan Kelas ini dirangkum dalam dua tujuan yaitu: (1) Tujuan Umum yang meliputi: (a) Meningkatkan minat guru dalam menyediakan RPP berkarakter; (b) Meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP berkarakter; (c) Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP berkarakter sehingga mampu menyajikan sendiri RPP yang dibutuhkan guru itu sendiri. (2) Tujuan Khusus yaitu meningkatkan kemampuan guru Daerah Binaan (Dabin) 2 Kecamatan Kaliwiro dalam menyusun RPP berkarakter melalui bimbingan berkelompok.

KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Kemampuan

Kemampuan yang sering juga disebut Kompetensi dipakai di tempat kerja dalam berbagai cara. Pelatihan sering berbasiskan kompetensi. Sistem National Council Vocational Qualification (NCVQ) didasarkan pada standar kompetensi. Kompetensi juga digunakan dalam manaje-men imbalan, sebagai contoh, dalam pembayaran berdasarkan kompetensi. Penilaian kompetensi adalah suatu proses yang perlu untuk menyokong insisiatif-inisiatif ini dengan menentukan kompe-tensi-komptensi apa yang karyawan harus perlihatkan. Pendapat yang hampir sama dengan konsep Inggris dikemukakan oleh Kravetz (2004), bahwa kompetensi adalah sesuatu yang seseorang tunjukkan dalam kerja setiap hari. Fokusnya adalah pada perilaku di tempat kerja, bukan sifat-sifat kepribadian atau ketrampilan dasar yang ada di luar tempat kerja ataupun di dalam tempat kerja. Kompetensi mencakup mela-kukan sesuatu, tidak hanya pengetahuan yang pasif. Seorang karyawan mungkin pandai, tetapi jika mereka tidak meterje-mahlkan kepandaiannya ke dalam perilaku di tempat kerja yang efektif, kepandaian tidak berguna. Jadi kompetensi tidak hanya mengetahui apa yang harus dilakukan.

Kebingungan yang banyak terjadi dengan kompetensi adalah pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), sikap (attiudes), dan sifat-sifat pribadi lain (KSAs). Apakah KSAs sama dengan kompetnsi kerja? Kravetz menyatakan tidak sama, walaupun terdapat hubungan antara KSAs dan kompetensi, ada perbedaan tertentu antara mereka.

RPP Berkarakter

Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di dalam RPP secara rinci harus dimuat Tujuan Pembela-jaran, Materi Pembelajaran, Metode Pem-belajaran, Langkah-langkah Kegiatan pem-belajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian

Untuk mencapai suatu kompetensi dasar dalam kegiatan pembelajaran harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan dalam setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan meliput: Pendahuluan, Inti, dan Penutup

Pendidikan Karakter

Undang-Undang Republik Indone-sia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yangharus digunakan dalam me-ngembangkan upaya pendidikan di Indone-sia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengem-bangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembang-kan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam pengem-bangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Tedi Wibowo (2010: 14) menjelas-kan bahwa Karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/konsti-tusi, adat istiadat, dan estetika. Sedangkan Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku (karakter) kepada warga sekolah yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil.

Berdasarkan pengertian budaya, karakter bangsa, dan pendidikan yang telah dikemukakan di atas maka pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif .

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa RPP berkarakter adalah sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran yang di dalamnya memuat pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota ma-syarakat, dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif .

Bimbingan Berkelompok

Menurut Sugihartono (1992:5) bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seorang pembimbing kepada individu atau sekelompk individu dari semua jenis umur baik yang telah memiliki problem maupun yang belum agar individu atau sekelompok individu tersebut dapat mengatasi atau mencegah kesulitan hidupnya dengan kemampuannya sendiri sehingga tercapai kebahagiaan hidupnya baik sebagai makhluk individu maupun social.

Bimo Walgito (1999:4) berpenda-pat bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya agar individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

Crow & Crow (dalam tim penulis bimbingan konseling Universitas Yogyakar-ta 2001:8) mengemukakan bahwa bim-bingan dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan kepada seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan–kegiatan hidupnya sendiri, membuat pilihan sendiri dan memikul bebannya sendiri.

Menurut PP No.29/1990 (dalam Sugiharto.2004:5) disebutkan bahwa bimbingan merupakan upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan meren-canakan masa depan.

Dari keempat devinisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan adalah bantuan atau pertolong-an yang diberikan oleh seseorang yang telah dianggap mampu kepada individu atau sekelompok individu dari semua jenis dan umur baik yang bermasalah ataupun yang belum supaya dapat menemukan pribadinya, mengatasi masalahnya sendiri, dan mampu mencapai kebahagiaan hidupnya.

Dari pengertian tersebut di atas bimbingan memiliki unsur – unsur: individu atau sekelompok individu baik yang sedang bermasalah maupun yang belum, bantuan yang diberikan dengan teknik – teknik tertentu, adanya pembimbing, tujuan yang hendak dicapai yakni kebahagiaan hidup si terbimbing. Bimbingan kelompok sudah termasuk dalam definisi di atas.

Penelitian yang relevan

Penelitian ini juga merujuk pada hasil penelitian yang relevan, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Puji Astuti dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Bumbingan Kelompok dalam Meningkatkan Motivasi Belajar bagi Siswa SMPN 3 Kaliwiro Tahun Pelajaran 2000/2001, penelitian Heru Purwanto, dengan judul Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyusun RPP melalui Pembinaan Akademik Berkelanjutan Bagi Guru SD Negeri 1 Purwojati Pada Semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011. Selain itu juga penelitian yang dilakukan oleh Agung Yulianto yang berjudul, Upaya Meningkatkan Minat Guru SD dalam Menyusun RPP melalui Pembinaan Berkelompok bagi Guru Kelas di Kecamatan Pasir Putih Tahun Pelajaran 2010/2011.

Kerangka Berfikir

Pada kondisi awal pengawas belum melakukan pembimbingan kelompok guru belum mampu menyusun RPP Berkarakter dengan baik. Kemudian dilaksanakan tin-dakan dengan cara pengawas melakukan pembimbingan berkelompok kepada guru untuk menyusun RPP Berkarakter, dengan menggunakan kelompok besar/klasikal. Dan pada tindakan yang ke dua dilaksanakan dengan menggunakan system kelompok yang lebih kecil berdasarkan mata pelajaran yang dipilih. Sehingga pada kondisi akhir diharapkan guru-guru sudah mampu menyusun RPP Berkarakter dengan baik.

Hipotesis Tindakan

Berangkat dari kerangka berfikir dalam penelitian ini, maka penulis menetapkan hipotesis tindakan sebagai berikut: Melalui bimbingan berkelompok dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuat RPP berkarakter bagi guru-guru di wilayah Daerah Binaan 2 Kecamatan Kaliwiro pada semester 1 tahun pelajaran 2012/2013.

METODE PENELITIAN

Subyek, Lolasi, dan Waktu Penelitian

Subyek Penelitian dan Obyek Pene-litian

Subyek Penelitian Tindakan Seko-lah ini adalah semua guru yang mengajar di wilayah Dabin 2 Kecamatan Kaliwiro yang terdiri atas semua guru kelas dan guru bidang studi, baik yang sudah PNS maupun yang non PNS. Jumlah keseluruhan ada 110 orang guru. Adapun Obyek Penelitian yang diambil adalah kemampuan guru dalam pembuatan RPP Berkarakter, di wilayah Dabin 2 Kecamatan Kaliwiro.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini sengaja dilaksanakan di SD Negeri 1 Lamuk Kecamatan Kaliwiro Kabupaten Wonosobo. Yaitu sekolah yang berada di wilayah Dabin 2 Kecamatan Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo. Hal ini disebabkan SD Negeri 1 Lamuk merupakan SD inti dan sebagai pusat kegiatan guru di wilayah Dabin 2, dan letaknya strategis untuk dijangkau dari SD-SD yang berada di wilayah Dabin 2.

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan Juli sampai dengan bulan September 2012. Untuk waktu bimbingan diadakan setelah kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 13.30 sampai dengan pukul 15.30. Hal ini dipertimbangkanatan belajar mengajar tidak terganggu dan tidak mengurangi jam dinas para guru. Pelaksanaan bimbingan setiap hari Kamis. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam pembimbingan kepada semua guru SD yang berada di wilayah Dabin 2 Kecamatan Kaliwiro Kabupaten Wonosobo

Prosedur Penelitian

Methode yang digunakan dalam penelitian sekolah ini adalah menggunakan mthode Penelitian Tindakan Sekolah, sedangkan tindakan pembimbingan yang dilakukan adalah terdiri atas tindakan akademik yang terbagi atas dua siklus yaitu siklus ke-1 adalah tindakan pembinaan akademik secara klasikal atau kelompok besar. Selanjutnya pada siklus ke-2 adalah tindakan pembinaan akademis secara kelompok kecil.

Teknik Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Pada kondisi awal pada penelitian ini adalah menggunakan tekhnik dokumentasi untuk pengumpulan data tentang kemampuan guru dalam membuat RPP Berkarakter; (b) Data kemampuan guru dalam membuat RPP Berkarakter pada siklus 1 menggunakan tekhnik observasi dan pemberian tugas; (c) Data kemampuan guru dalam membuat RPP Berkarakter pada siklus 2 menggunakan observasi dan pemberian tugas.

Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, alat pengumpul data adalah sebagai berikut: (a) Data tentang kemampuan guru pada kondisi awal adalah dieperoleh dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa dokumen buku catatan tentang kemampuan guru dalam menyusun RPP; (b) Data tentang kemampuan guru dalam menyusun RPP Berkarakter pada siklus 1 adalah diperoleh dengan tehnik observasi dan tugas menyusun RPP berkarakter; (c) Data tentang kemampuan guru dalam menyusun buter tes ulangan pada siklus 2 adalah diperoleh dengan tehnik observasi dan tugas menyusun RPP berkarakter.

Data kemampuan guru dalam menyusun RPP Berkarakter yang diperoleh melalui tes tertulis yang berupa pemberian tugas menyusun RPP baik pada siklus 1 ataupun pada siklus 2, maka butir tes tertulis ini divalidasi isinya (content validity), yaitu dengan cara mengkritisi isi setiap komponen RPP dari segi muatan nilai karakternya.. Validasi empirik juga dilakukan yaitu dengan membuat kriteria / kaidah pembuatan RPP yang benar menurut UU No 42 Tahun 2009.

Teknik Analisis Data

Teknik Analisis Data tentang kemampuan guru dalam menyusun RPP Berkarakter adalah menggunakan deskriptif komparatif yang dilanjutkan dengan refleksi. Yaitu dengan membandingkan data kemampuan guru dalam menyusun RPP Berkarakter pada kondisi awal dibandingkan dengan data kemampuan guru dalam meyusun RPP Berkarakter pada siklus 1. Kemudian membandingkan kemampuan guru dalam menyusun RPP Berkarakter pada siklus 1 dibandingkan dengan data kemampuan guru dalam meyusun RPP Berkarakter pada siklus 2. Yang terakhir yang masih berkaitan dengan kemampuan adalah membandingkan data kemampuan guru dalam menyusun RPP Berkarakter pada kondisi awal dibandingkan dengan data kemampuan guru dalam meyusun RPP Berkarakter pada siklus 2.

Langkah berikutnya membuat simpulan berdasarkan deskriptif kompara-tif, memberi ulasan dan menentukan tindak lanjut pada siklus berikutnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Kondisi Awal

Minimnya pengetahuan mayoritas guru dalam menyusun RPP Berkarakter adalah sebagai pemicu rendahnya kemam-puan guru dalam menyusun RPP Berkarak-ter. Indikator rendahnya kemampuan guru dalam menyusun RPP Berkarakter ini terlihat kemampuan guru Dabin 2 Kecamatan Kaliwiro dalam penyusunan RPP Berkarakter sebagaimana terlihat dalam simpulan bahwa pada kondisi awal dari 110 guru ada 56 guru yang belum menguasai atau belum mampu membuat RPP Berkarakter dengan baik, dan 54 guru yang sudah mampu membuat RPP Berkarakter dengan baik. Sehingga ada 50% guru yang memerlukan bimbingan agar memiliki kemampuan yang memadai dalam menyusun RPP Berkarakter.

Dari hasil observasi, dapat dilihat bahwa memapuan guru dalam menyusun RPP Berkarakter pada kondisi awal masih rendah, yaitu kemampuan terendah hanya mencapai skor 37 dan kemampuan tertingginya baru mencapai skor 78. Kemampuan rata-rata skornya 46 dan rentang kemampuan 41.

Siklus 1

Setelah dilakukan pembimbingan secara kelompok besar/klasikal, dan dijelaskan secara rinci cara membuat RPP Berkarakter. hasil penelitian pada siklus 1 ada peningkatan hasil bahwa pada kondisi awal dari 110 guru ada 33 guru yang belum menguasai atau belum mampu membuat RPP Berkarakter dengan baik, atau sekitar 30% dan 54 guru yang sudah mampu membuat RPP Berkarakter dengan baik atau sekitar 67%.

Siklus 2

Setelah dilakukan pembimbingan secara kelompok besar/klasikal, dan dijelaskan secara rinci cara membuat RPP Berkarakter, hasil penelitian pada siklus 1, ada peningkatan hasil pada siklus 2 seperti data berikut: Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus 1 dari 110 guru tinggal 11 guru yang belum menguasai atau belum mampu membuat RPP Berkarakter dengan baik, atau sekitar 10% dan 99 guru yang sudah mampu membuat RPP Berkarakter dengan baik atau sekitar 90%.

Pembahasan

Masalah yang terjadi pada guru-guru di wilayah Dabin 2 Kecamatan Kaliwiro adalah masih rendahnya kemampuan menyusun RPP Berkarakter, yaitu diperoleh data pada kondisi awal bahwa masih ada sekitar 50% dari jumlah guru yang ada di wilayah Dabin 2 Kecamatan Kaliwiro yang terdiri dari 110 guru dari 18 SD. Dari data tersebut peneliti melakukan tindakan pada siklus 1 dan diperoleh data, dari 110 guru masih ada 33 guru atau sekitar 30% yang masih belum mampu menyusun RPP Berkarakter dengan baik. Dari data tersebut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah guru yang mampu menyusun RPP Berkarakter dengan baik sebesar 70%. Peningkatan dirasa kurang maksimal.

Hal ini disebabkan masih banyak guru yang tidak aktif ketika dilakukan pembimbingan kelompok. Oleh karena itu peneliti memperbaiki metode pelaksanaan kegiatan penyusunan RPP Berkarakter yang semula menggunakan metode bimbingan kelompok besar/klasikal kemudian diubah menjadi pembimbingan kelompok kecil. Kelompok didasarkan pada mata pelajaran dan kelas yang sama sehingga memudahkan peneliti dalam memberikan pembimbingan, dan guru yang mengalami masalah dapat dibimbing sesuai masalah/kesulitan yang dihadapi. Dari kegiatan perbaikan pada siklus 2 diperoleh data bahwa dari 110 guru yang mengikuti pembimbingan kelompok kecil, ada 98 guru atau 89% yang dapat menyelesaikan pembuatan RPP Berkarakter dengan baik. Sedangkan 12 guru atau 11% belum dapat membuat RPP Berkarakter dengan baik.

Hal ini disebabkan guru-guru tersebut sudah mendekati masa pensiun sehingga sudah tidak aktif dalam mengikuti pembimbingan kelompok. Peningkatan yang dicapai dari siklus 1 dan 2 adalah sebesar 19%. Dan jika dilihat dari kondisi awal terdapat peningkatan yang cukup signifikan yaitu dari 50% guru yang sudah mampu menulis RPP Berkarakter meningkat menjadi 89% atau terjadi peningkatan sebesar 39%. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk tidak melanjutkan pada siklus berikutnya.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dalam kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kemampuan guru dalam penyusunan RPP Berkarakter dapat ditingkatkan melalui kegiatan pembimbingan kelompok bagi guru di Dabin 2 Kecamatan Kaliwiro.

2. Penggunaan bimbingan kelompok kecil lebih efektif digunakan karena dengan kelompok kecil peneliti lebih mudah memberikan bimbingan sesuai kesulitan yang dialami oleh guru dalam penyusunan RPP Berkarakter

Saran

Sehubungan dengan hasil positif pada kajian-kajian di dalam penelitian tindakan ini agar terselenggara kegiatan yang dapat menumbuhkan keaktifan guru dalam menyiapkan perangkat pembelajar-an terutama dalam penyusunan RPP Berkarakter, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1. Untuk Guru

a. Sudah saatnya para guru untuk selalu berinovatif dalam pembe-lajaran dimulai dari kegiatan peren-canaan pembelajaran, salah satu-nya dengan menyiapkan RPP yang disusun sendiri dengan memperha-tikan substansial yang terus berkembang.

b. Semestinya guru mampu menya-dari pentingnya pengembangan profesi antara lain dengan banyak sharing dengan teman sejawat, kepala sekolah, dan pengawas sekolah demi peningkatan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan.

c. Tanggap terhadap permasalahan dan segera melakukan analisis terhadap berbagai permasalahan yang terjadi sehingga dapat segera dicarikan solusinya.

2. Untuk Sekolah

  1. Sekolah hendaknya memfasilitasi guru dalam melaksanakan pembe-lajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan kreativitas guru dan siswa meningkat termasuk dalam tahap mempersiapkan perangkat pembelajaran tyang memadai
  2. Sekolah dapat menganjurkan para guru agar selalu memanfaatkan KKG sebagai tempat yang efektif untuk memecahkan segala permasalahan dalam pembelajaran agar proses pembelajaran tidak membosankan dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Alya, Qonita. 2008. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar. Jakarta: PT Indah Jaya Adi Pratama.

Astuti, Puji.2004. Skripsi. Pengaruh Bumbingan Kelompok dalam Meningkatkan Motivasi Belajar bagi Siswa SMPN 3 Kaliwiro Tahun Pelajaran 2000/2001. Semarang: IKIP PGRI

Hermawan, Asep Hery dkk.2007. Pengembangan kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Purwanto, Heru, 2010. PTK:Peningkatan Minat dan Kemampuan Menyusun RPP melalui Pembinaan Akademik Berkelanjutan Bagi Guru SD Negeri 1 Purwojati Pada Semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011. Wonosobo: Jurnal Lentera

Slameto. 1995. Pemanfaatan Bimbingan Kelompok dalam Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Yulianto, Agung .2011. PTK: Upaya Meningkatkan Minat Guru SD dalam Menyusun RPP melalui Pembinaan Berkelompok bagi Guru Kelas di Kecamatan Pasir Putih Tahun Pelajaran 2010/2011.Semarang: Jurnal Widyatama

Wardani, IGAK dkk.2006. Penelitian Tindakan Sekolah . Jakarta: PT Media Pustaka

Wibowo Tedi.2010. Pendidikan Karakter Bangsa. Jakarta: PT. Jaya Bakti.

………………. KTSP, Perangkat Pembelajaran Tingkat SD,MI, dan SDLB. Jakarta: Kemendiknas