Peningkatan Kinerja Mengajar Guru TK Kelompok B Di Gugus Dewi Sartika
PENINGKATAN KINERJA MENGAJAR GURU TK KELOMPOK B
DI GUGUS DEWI SARTIKA MELALUI SUPERVISI AKADEMIK
DENGAN TEKNIK OBSERVASI KELAS UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG
Subarjo
UPTD Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan kinerja mengajar guru TK kelompok B di gugus Dewi Sartika, di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu selama dilakukan supervisi akademik dengan teknik observasi kelas. Analisis penilitian menggunakan analisis diskreftif komparatif, dan diskreftif prosentase. Hasil pra penelitian menunjukkan bahwa kinerja mengajar pada aspek perencanaan pembelajaran diperoleh skor 57,00 dengan kategori C. Hasil dari penelitian ini, setelah dilakukan Supervisi Akademik dengan dua siklus mengalami peningkatan, pada siklus I dengan skor 63,25 dengan Kategori C meningkat 6,25%. Pada siklus II meningkat 22,50% dengan Skor 79,50, dengan kategori B, ketuntasan kasikal 100%. Kinerja mengajar pada aspek melaksanakan pembelajaran kondisi pra siklus dengan skor 61,05, kategori C, kondisi siklus I meningkat 0,30% dengan skor 61,35, kategori C, setelah siklus II Meningkat 15,31% dengan skor 76,36, dengan kategori B, ketuntasan klasikal 100%. Sedangkan Kinerja mengajar pada aspek mengevaluasi hasil belajar siswa kondisi pra siklus dengan skor 56,93, kategori C, setelah siklus I meningkat 0,03% dengan skor 56,95 kategori C. Setelah siklus II meningkat 18,63% dengan skor 75,56, ketuntasan klasikal 100% dengan kategori B. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan Kinerja mengajar dan aktivitas mengajar guru Taman kanak-kanak kelompok B di gugus Dewi Sartika, UPT dinas Pendidikan Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung semester I tahun 2014/2015 melalui supervisi Akademik dengan teknik observasi kelas tercapai.
Kata kunci: Kinerja Mengajar,Supervisi akademik,Observasi kelas
PENDAHULUAN
Guru dalam melaksanakan tugas selalu menunjukkan kualitas profesionalis–menya dengan berkeinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standart yang idial, meningkatkan dan memelihara citra profesi. Ada keinginan untuk selalu mengejar kesempatan pengembangan profesional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilan, mengejar kualitas dan cita-cita profesi, dan memiliki kebanggaan terhadap profesinya (Zainal Aqib, 2007).
Pembelajaran dapat diartikan seba–gai segala usaha atau proses kegitan belajar mengajar yang juga berperan dalam menentukan keberhasilan belajar siswa . Dari proses pembelajaran itu akan terjadi sebuah timbal balik antara guru dan siswa untuk menuju tujuan yang lebih baik . Oleh karena itu pembelajaran di TK berpedoman dan berprinsip pada belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar, dengan menggunakan pedekatan tematik, dan berpusat pada anak.
Supervisi akademik adalah serang–kaian kegiatan membantu guru mengem–bangkan kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran. Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja mengelola pembelajaran. Sergiovani 1987, dalam supervisi akademik implementasi kurikulum 2013 ( Kemendikbud, 2014) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja mengajar guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja mengajar untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang terjadi di dalam kelas, apa yang dilakukan guru dan peserta didik , aktifitas apa yang bermakna bagi guru dan peserta didik, dari jawaban pertanyaan tersebut akan diperoleh informasi guru dalam mengelola pembelajaran. Artinya supervisi akademik bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru dalam mengembangkan kemampuan professionalismenya.
Hasil supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas TK/SD di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu pada sekolah binaan semerter 2 tahun pelajaran 2013/2014 terdiri dari lima belas guru TK kelompok B menunjukkan bahwa hasil supervisi akademik di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 dari lima belas orang guru TK yang mendapatkan skor baik empat orang dengan prosentase 26,66%,yang mendapat skor sedang 5 orang guru dengan prosentase 33.33%, sedangkan yang mendapat skor kurang 6 orang guru dengan prosentase 40%. Artinya kemampuan atau prestasi kinerja mengajar guru-guru TK di gugus Dewi Sartika dengan skor rata-rata 57,33,atau C, dengan Kategori Sedang.
Kesenjangan antara tuntutan masyarakat dengan hasil supervisi akade–mik tentang pelaksanaan pembelajaran di TK, yang dilakukan oleh pengawas TK pada semester 2 tahun pelajaran 2013/ 2014 di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu. Hal ini menjadi perhatian peneliti untuk mengadakan penelitian tindakan sekolah disalah satu gugus di Kecamatan Bulu, dengan judul “ Peningkatan Kinerja Mengajar guru TK kelompok B pada Gugus Kenanga UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah sebagai berikut: (1) Melalui Supervisi akademik dengan teknik observasi kelas, adakah peningkatan kinerja mengajar guru Taman Kana-kanak Kelompok B di Gugus Dewi Sartika UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu?; (2) Bagaimanakah aktivitas dan semangat kinerja mengajar guru Taman Kanak-kanak di gugus Dewi Sartika UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan sekolah, yaitu: (1) Untuk mengetahui peningkatan kinerja mengajar guru Taman Kanak-Kanak kelompok B di Gugus Dewi Sartika UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu?; (2) Untuk mengetahui aktivitas dan semangat kinerja mengajar guru Taman Kanak-kanak kelompok B di gugus Dewi Sartika UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu.
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
Pengertian Kinerja Mengajar
Sudiyono, 2001 ( Dalam Sudarmini, 20011) menyatakan kinerja mengajar adalah prestasi yang diperlihatkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran ( pengetahuan, keterampilan, dan sikap) kepada siswanya, karena guru tersebut mempunyai kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses belajar mengajar dalam suasana interaksi edukatif.
Kinerja Mengajar merupakan penampilan kerja yang dilakukan oleh seorang guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan bimbingan belajar yang berisi pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi peserta didik. Kinerja mengajar yang baik merupakan prasyarat bagi keberhasilan dan kesuksesan proses belajar mengajar. Dengan demikian untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, guru dituntut untuk senantiasa mampu tampil dengan baik.
Menurut Nana Sujana ( 1987,19) kemampuan guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar yaitu: (a) merencanakan program belajar mengajar, (b) melaksanakan dan memimpin /mengelola proses belajar mengajar, (c) menilai kemajuan proses belajar mengajar, (d) menguasai bahan pelajaran. Sedangkan menurut Majid (dalam Nana Sujana, 1987) mengemukan bahwa jika proses belajar mengajar itu ditinjau dari segi kegiatan guru, maka terlihat guru memegang peran prima . Ia berfungsi sebagai pembuat keputusan yang berhubungan dengan perencanaan, implementasi dan penilaian/evaluasi.
Berdasarkan uraian di atas, dengan demikian tugas guru dalam mengajar perlu memiliki kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil proses belajar mengajar. Hal tersebut merupakan sebagai perwujudan, penampilan atau kinerja mengajar guru dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai pengajar. Kinerja mengajar guru adalah gambaran tentang hasil kerja seseorang guru berkaitan dengan tugas yang diembannya, dan didasarkan pada tanggung jawab profesional yang dimiliki, yaitu: (1) Kemampuan Merencanakan Program pengajaran, (2) kemampuan melaksanakan pembelajaran, (3) kemampuan mengevaluasi hasil belajar siswa.
Indikator kinerja mengajar guru yang baik
Indikator kinerja mengajar yang baik adalah perubahan guru dalam kegiatan belajarar mengajar selalu: (1) Menggunakan variasi metode, metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Makin baik suatu metode maka efektif pula dalam pencapaiannya. Tetapi tidak ada satupun metode yang dikatakan paling baik/dipergunakan; (2) Menggunakan alat peraga atau alat pengajaran, sebagamana diutaran Sudirman yang dikutip Nurdin ( Dalam adhisinta-blogspot.com), adalah segala alat yang dapat menunjang keefektifan dan efisinsi pengajaran . Alat pengajaran sering disebut juga saran pengajaran, alat pengajaran mempengaruhi tingkah laku siswa, sebab juga merupakan sumber pengajaran. Setiap guru dapat memilih alat yang tepat yang mampu menunjang lancarnya proses belajar mengajar; (3) Menggunakan media pengajaran , fungsi media disini tidak hanya sebagai alat yang digunakan oleh guru, namun juga mampu mengkomunikasikan pesan kepada peserta didik. Penggunaan dan pemilihan media pembelajaran akan dapat membuat kinerja mengajar guru dalam proses belajar mengajar lebih berhasil dan lebih sukses; (4) Menggunakan bahan pengajaran. Bahan pelajaran adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Melalui bahan pengajaran ini siswa diantarkan kepada tujuan pengajaran.
Pengertian Supervisi
Menurut Rasdi Ekosiswoyo, 2008 supervisi adalah sebagai proses pemberi bantuan, umpan balik, pelayanan, peng-awasan, pembinaan, bimbingan, pember-dayaan, dorongan, pengaruh baik, secara perorangan maupun kelompokdari superor–dinasi kepada subordinasi agar supaya proses pembelajaran dapat berlangsung sebagaimana mestinya dan hasil-hasinya lebih baik/meningkat. Dlam kegiatan super-vise ada dua, yaitu supervise akademik dan supervise manajerial.
Kerangka Berfikir
Dari kajian teori tersebut diuraikan kerangka pemikiran sebagai berikut: Kinerja mengajar adalah gambaran tentang hasil kerja seorang guru berkaitan dengan tugas yan diembannya, didasarkan pada tanggung jawab profesional yang dimiliki terkait dengan aspek penyusunan perenca-naan pembelajaran, aspek pelaksanaan pembelajaran, dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Tetapi kenyataan, sebagian besar guru TK kelompok B di UPT Dinas Pendidikan kecamatan bulu, berdasarkan hasil supervisi akademik pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 dari lima belas guru kelompok B rata-rata kinerja mengajarnya berada pada kategori sedang. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kinerjanya agar guru TK kelompok B di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu memiliki kulitas merencanakan program (RKH), ketepatan dan kecepatan dalam melaksanakan pembelajaran, dan komonikasi yang profesional, dan mengevaluasi hasil belajar sesuai dengan prosedur penilaian di TK. Sangat diperlukan bantuan dan bimbingan dari kepala atau pengawas melalui supervisi akademik dengan tehknik observasi kelas. Sehingga pembelajaran jadi menarik, menyenangkan, atraktif dan bermakna, sesuai perencanaan. Sehingga tujuan pendidikan di Taman Kanak-kanak tercapai sesuai dengan harapan Pemerin–tah.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori maka dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: Melalui Supervisi akademik dengan teknik observasi kelas dapat meningkatkan kinerja mengajar guru TK kelompok B di gugus kenanga wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu.
METODE PENELITIAN
Seting Penelitian
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan di Gugus Dewi Sartika UPTD Dinas pendidikan Kecamatan Bulu. Subyek dan obyek penelitian adalah guru TK kelompok B di gugus Dewi Sartika di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu. Tempat Penelitian adalah Tk inti dan Tk imbas terdiri dari lima TK, yaitu TK Negeri pembina 1 orang guru, TK Nusa Indah 1 orang guru, TK Campursari 1 orang guru, TK Tegalrejo 1 orang guru, dan TK Gondosuli 1 orang guru, keseluruhan subyek dan obyek sejumlah 5 orang guru TK kelompok B.
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2013/ 2014 kurang lebih tiga bulan, mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober tahun 2014. Dengan penelitian ini diharapkan para guru TK kelompok B di Gugus Dewi Sartika wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan bulu mengalami perubahan dan peningkatan minimal 100 %, dari 5 guru TK mampu merencanakan program harian dengan menentukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan metode dan teknik kegiatan. Melaksanan pembelajaran sesuai RKH yang PAIKEM. Melakukan evaluasi hasil belajar yang prosedural.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah rangkaian tahapan penelitian dari awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian, seperti yang dikembangkan Supardi Suharjono, 2013 dalam Strategi menyusun penelitian tindakan kelas. Prosedur ini mencakup tahapan-tahapan, yaitu: (1).Perencanaan, (2).Pelaksanaan, (3).Pengamatan, dan (4) Refleksi. Ke empat kegiatan tersebut saling terkait dan secara urut membentuk sebuah siklus. Penelitian tindakan sekolah merupakan penelitian yang bersiklus, artinya penelitian dilakukan secara berulang-ulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian tercapai. Penelitian ini direncanakan dua siklus. Setiap siklus dua kali pertemuan diakhiri dengan evaluasi. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober tahun 2014.
Tehknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini ada lima aspek yang akan diamati, yaitu: (1). Aspek kegiatan pembelajaran, (2). Aspek pengelolaan interaksi educatif, (3). Aspek Keterampilan mendemontrasikan kemampuan khusus,(4) Aspek pelaksanaan penilaian, (5) Aspek kesan umum kegiatan pembelajaran.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Analisis Diskreftif Komparatif; (2) Analisis Deskriptif Prosentase.
Indikator Keberhasilan
Indikator Keberhasilan yang penulis tentukan setelah guru Taman Kanak-kanak selama dilakukan tindakan I dan II dari kondisi awal sampai dengan akhir kegiatan siklus I dan siklus II berakhir diperoleh peningkatan mencapai 100 %, dari 5 guru TK Kelompok B di Gugus Dewi Sartika, dengan kategori baik dan dengan skor 71-85.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pra Penelitian/ Pra Siklus
1. Hasil supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas TK pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 dari lima guru TK dalam menyusun Recana Kegiatan harian, kemampuan melaksanakan pembelajaran, dan kemampuan mengevaluasi hasil belajar siswa dengan skor rata-rata 57,33. Hal ini berarti bahwa kinerja mengajar guru TK Kelompok B di gugus Dewi Sartika sebagian besar berada pada kategori “Sedang”.
2. Hasil penilaian kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan kemampuan guru dalam mengevaluasi hasil belajar siswa dari Kepala TK melalui Angket.
Berdasarkan hasil observasi, menunjukkan bahwa Kinerja mengajar guru kelompok B digugus Dewi Sartika pada aspek perencanaan pembelajran diperoleh skor terendah 55,00, skor tertinggi 60,00, skor rata-rata 57,00, dan ketuntasan klasikal 0%, dengan kategori “Sedang”. Pada aspek pelaksanaan pembelajaran diperoleh skor terendah 60,00, skor tertinggi 62,66, dan skor rata-rata 61,05, dengan kategori “Sedang”, ketuntasan klasikal 0%. Sedangkan aspek kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar siswa diperoleh skor terendah 51,11, skor tertinggi 63,33, skor rata-rata 56,93, dengan kategori C, ketuntasan klasikal 0%.
Hasil Siklus I (Satu)
Hasil Observasi Kinerja mengajar guru TK kelompok B dilakukan pada tanggal 19,20,21,25 dan 26 Agustus oleh peneliti dan Observer atau Kepala TK, hasil dapat dilihat berikut: Berdasarka Menunjukkan bahwa Kinerja mengajar guru kelompok B digugus Dewi Sartika pada aspek perencanaan pembelajran diperoleh skor terendah 62,50, skor tertinggi 63,75 skor rata-rata 64,25, dan ketuntasan klasikal 0%, dengan kategori “Sedang”. Pada aspek pelaksanaan pembelajaran diperoleh skor terendah 57,00, skor tertinggi 62,76, dan skor rata-rata 60,56 dengan kategori “Sedang”, ketuntasan klasikal 0%. Sedangkan aspek kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar siswa diperoleh skor terendah 51,11, skor tertinggi 63,33, skor rata-rata 56,93, dengan kategori C, ketuntasan klasikal 0%. Oleh karena itu masih diperlukan untuk tindakan yang kedua.
Berdasarkan hasil observasi, menunjukkan bahwa kinerja mengajar guru TK kelompok B di gugus Dewi Sartika UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu pada siklus I pada aspek Kemampuan dalam merencanakan pembelajaran diperoleh skor 63,25, dengan kategori “Sedang” dan ketuntasan klasikal pencapaian target indikator keberhasil 0%. Aspek kemampu–an melaksanakan pembelajaran diperoleh skor 61,35, dengan kategori C atau “Sedang”, dan ketuntasan klasikal pen capaian target indikator keberhasilan 0%. Sedangkan pada aspek kemampuan dalam mengevaluasil belajar siswa diperoleh skor 56,95, dengan kategori C atau “ Sedang”, dan ketuntasan klasikal 0%. Secara umum kinerja mengajar guru kelompok B di gugus Dewi Sartika baru mencapai skor 60,51 dengan kategori C atau “Sedang” dan ketuntasan klasikal 0%. Sehingga masih diperlukan tindakan siklus II.
Hasil Penelitian Siklus II (Dua)
Hasil Pengamatan aktivitas kinerja mengajar guru dalam pembelajaran oleh Observer sebagai berikut: kinerja mengajar Guru TK kelompok B di gugus Dewi Sartika mengalami peningkatan dan perubahan pada aspek kemampuan menyusun perencanaan pembelajaran atau RKH, dengan skor terendah 76,25, skor tertinggi 83,75, dan skor rata-rata 81,75 dengan kategori ‘Baik”, dan ketuntasan klasikal pencapaian target indikator keberhasilan 100%. Pada aspek kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran diperoleh skor terendah 74,53, skor tertinggi 78,66, skor rata-rata 75,19 dengan kategori “Baik” dan ketuntasan klasikal dalam pencapaian target indikator keberhasilan 100%. Pada aspek kemampuan guru dalam mengevaluasi hasil belajar siswa memperoleh skor terendah 74,53, skor tertinggi 78,66, skor rata-rata 75,19, dengan kategori “Baik” dan ketuntasan klasikal pencapaian target indikator keberhasilan 100%.
Pembahasan Hasil Penelitian
Kondisi awal kinerja mengajar guru TK pada aspek kemampuan menyusun Rencana Kegiatan Harian secara umum masih dibawah standar dengan skor rata-rata 57,00 atau C, dengan kategori “Sedang” hal ini disebabkan dalam perencanaan harian maupun mingguan yang dimiliki oleh guru-guru TK kelompok B di gugus Dewi Sartika adalah (1) Pada Recana Mingguan dalam menentukan metode dan kegiatan belajar mengajar tidak sesuai antara indikator/ hasil belajar dengan tema yang saat itu sedang berlaku, (2) Dalam Rencana Kegiatan Harian sebagian besar guru-guru belum mencantumkan alokasi waktu pada setiap kegiatan, misalnya kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat, dan penutup, (3) Dalam Rencana Kegiatan harian guru-guru belum mencantumkan langkah-langkah pembela-jaran yang sesuai dengan metode, (4) Semua guru belum melampirkan alat penilaian yang akan digunakan dalam evaluasi hasil belajar pada RKH.
Setelah dilakukan pembinaan pada pertemuan pertama secara klasikal pada siklus I sebelum pelaksanaan supervisi akademik dilakukan, kondisi kinerja mengajar pada aspek kemampuan guru dalam perencanaan pembelajaran mengalami peningkatan 6,25 % dengan skor rata-rata dari 57,00 menjadi 63,25. Tetapi ketuntasan klasikal dalam pencapaian target masih 0%. Hal ini disebabkan perencanaan kegiatan harian untuk pembelajaran pada siklus I, dari lima orang guru TK belum mencantumkan langkah-langkah pembelajaran, alat peraga, sumber dan media pembelajran, alat penilaian. Berdasarkan analisis hasil supervisi akademik melalui observasi pada siklus I, peneliti melakukan program tindak lanjut secara individu pada pertemuan akhir, dan program tindak lanjut secara klasikal pada pertemuan ketiga pada siklus I, dengan melakukan pembinaan, pembimbingan, dan pemberian contoh tentang Rencana Kegiatan Harian model kelompok, area, dan sentra.
Kondisi setelah dilakukan pembinaan, pembimbingan, secara individu dan klasikal dalam program tindak lanjut supervisi akademik pada siklus I pertemuan ketiga, aktivitas guru-guru TK tambah semangat, dan antosias, serta percaya diri, sehingga kinerja mengajar guru pada aspek kemampuan dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan. Dari lima orang guru TK kelompok B di gugus Dewi Sartika diperoleh skor terendah dari 55,00-61,87 menjadi 75,00. Skor tertinggi dari 60 ke 63,75, menjadi 81,25. Skor rata-rata dari 57,00 ke 63,25 menjadi 79,50. Kategori C Menjadi B, dan ketuntasan klasikal pencapaian target indikator keberhasilan dari 0% menjadi 100%.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang berhubungan dengan peningkatan kinerja mengajar pada aspek kemampuan merencanakan kegiatan pembelajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran, dan kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar siswa, guru TK kelompok B di gugus Dewi Sartika, UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu melalui supervisi akademik dengan teknik observasi kelas, dari hasil pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat disimpulkan:
1. Terdapat peningkatan dan perubahan aspek kemampuan aktivitas guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran guru-guru TK kelompok B di gugus Dewi Sartika di Wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu pada semester I tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan dari prosentase ketuntasan klasikal pencapaian target indikator keberhasilan yang telah dicapai dari pra siklus 0% menjdi 100% pada akhir kegiatan siklus II, peningkatan skor perencanaan pembelajaran pada pra siklus 57,00, menjadi 79,50 setelah akhir kegiatan siklus II, dan adanya peningkatan kategori dari C atau “Sedang” pada pra siklus menjadi B atau “Baik” pada akhir siklus II.
2. Aspek aktivitas dan kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan Pembelajaran di gugus Dewi Sartika UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu setelah dilakukan supervisi akademik dengan teknik observasi kelas mengalami peningkatan dan perubahan secara signifikan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari perolehan skor dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Skor pada pra siklus diperoleh 61,05, pada siklus I meningkat menjadi 61,35, dan siklus II meningkat menjadi 76,36, dengan peningkatan total dari pra siklus hingga siklus II 15, 31%. Peningkatan pada ketuntasan klasikal pencapaian target indikator keberhasilan sangat signifikan, karena dari pra siklus hingga siklus II mengalami peningkatan dari 0% menjadi 100%. Sedangkan untuk kategori dari C atau “Sedang” menjadi B atau “Baik”.
3. Bahwa aspek akivitas dan kemampuan mengevaluasi hasil belajar siswa bagi guru-guru TK Kelompok B di gugus Dewi Sartika UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Bulu mengalami peningkatan dan perubahan setelah dilakukan supervisi akademik dengan teknik observasi kelas dari siklus I hingga siklus II. Peningkatan yang terjada adalah dalam hal pemanfatan alat atau intrumen penilaian, dan prosedur penilaian. Peningkatan dapat dilihat dari hasil pengamatan dan penilaian peneliti dan observer dengan skor pada pra siklus 56,93 menjadi 56,95 pada siklus I, dan meningkat menjadi 75, 56 pada siklus II. Ketuntasan klasikal pencapaian target indikator keberhasilan pada pra siklus 0%, siklus I 0%, siklus II meningkat secara signifikan dari lima orang guru TK diperoleh skor terendah 72, 44, dan skor tertinggi 78,66, berarti mengalami peningkatan 100%. Peningkatan juga terjadi pada kategori dari pra siklus C, siklus C, menjadi B pada siklus II.
Saran
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Sekolah yang sudah dilakukan oleh peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Untuk selalu berupaya meningkat-kan kinerja mengajarnya melalui kegiatan gugus, dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,dan peningkat-an dalam mengevaluasi hasil belajar siswa dengan pemanfaatan alat penilaian secara maksimal.
2. Bagi Kepala TK
Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan pembinaan dan bimbing–an terhadap guru-guru kelompok B di gugus Dewi Sartika dalam rangka peningkatan kinerja mengajarnya.
3. Bagi Gugus
Sebagai dasar untuk menyusun program kerja gugus Dewi Sartika tahun pelajaran berikutnya, demi kemajuan dan peningkatan kegiatan gugus.
DAFTAR PUSTAKA
Adichinta.Blogspot.com/2013/03/pengaruh-kemampuan-mengajar-guru dalam.httml
#v/Qusua .uf5m, diunduh 14 Juni 2014.
Depdiknas , 2003 . Pembelajaran TK Atraktif dan Kreatif,Pedoman Sertifikasi Kompetensi Pendidik, Jakarta: Depdiknas.
_______, 2003.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional,Jakarta:Depdiknas.
_______, 2009.Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:Depdiknas.
_______, 2013. Supervisi Akademik dan Supervisi Manajerial, Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta:Depdikbud.
Dilihatnya.com/2780/ Pengertian_ Kemampuan_ Menurut_Para Ahli Pdf. Diunduh 22 Februari 2015.
Eprints. UNY.ac.id/812/3/BAB.% 20-06208241034-Pdf. Diunduh 22 Juni 2014.
Eprints.uny.ac.id/9025/3/BAB% 202% 20.0840224411.pdf. diunduh juni 2014
Mulyasa, 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung,PT.Remaja Rosda
Karya,2007), Hal:98-122
Repository.upi.edu/1861/4/LADP-1102701-chapter.Pdf. diunduh tgl 18 juni 2014
Sujiyono,Y . Nuraeni, 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, KembanganJakarta Barat, PT.Indeks.
Sudjana,N, 1987. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar . Bandung: Sinar Baru Algesindo
Supardi/Suhardjono, 2013. Strategi Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas: ANDIOffset Yogyakarta 55281.
Syaiful Sagala, 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, AlfabetaCV.
Sudarmini, 2011.” Persepsi Guru Non Sertifikasi Terhadap Etos Kerja dan Kinerja
Mengajar Guru Sekolah Dasar Bersertifikasi di Kecamatan Kandangan “
Tesis , Salatiga: Program Pascasarjana, Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiaga.
WWW.aacademia.edu/10187581/PTS._Peningkatan_Kinerja Guru_PAI-BP_dalam
Penyusunan RPP_Berbasis_Saintifik_Melalui _Supervisi_Akademik. Di
Unduh 23 Juli 2014.
WWW.Idsejarah.net/2014/II Faktor-faktoryang-mempengaruhi-proses-html,
Diunduh 24 Juni 2014.
Zaman maniac.com/2780/2013/12/ Faktor_faktor_Yang_Mempengaruhi_Kemampuan_ HttmI. Diunduh, 28 Februari 2014.