PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG PADA SISWA KELAS VIII 7

SMP NEGERI 1 SLAWI SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Danuri Gendut

SMP Negeri 1 Slawi

 

ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari keprihatinan peneliti tentang kondisi dan situasi kegiatan belajar mengajar di SMPN 1 Slawi khususnya kelas VIII 7 semester genap Tahun 2019/2020 dimana siswa kelas ini sering kali mendapatkan nilai terendah dibanding kelas lainnya khususnya pada mata pelajaran yang penulis ampu. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA materi Getaran dan Gelombang melalui penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas VIII 7 SMPN 1 Slawi semester genap tahun 2019/2020. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 31 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan tindakan siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu planing, action, observation dan reflection. Teknik pengumpulan data dengan observasi dan tes tertulis. Hasil penelitian tindakan kelas ini adalah: pada kondisi awal diperoleh data keaktifan siswa relatif rendah dan hasil belajarpun hanya 58,06% karena hanya 18 dari 31 siswa yang mendapat nilai sesuai KKM. Hasil siklus 1 peningkatan keaktifan menjadi 63,5% dan hasil belajar meningkat menjadi 67,7%. Hasil siklus 2 peningkatan bertambah untuk keaktifan menjadi 77,84% dan hasil belajar menjadi 87,1%.

Kata kunci:      Keaktifan dan Hasil Belajar, Getaran dan Gelombang, Model Numbered Head Together (NHT)

 

PENDAHULUAN

Tinggi rendahnya hasil belajar siswa. di kelas merupakan sel terkecil tolok ukur Keberhasilan pendidikan di sekolah yang merupakan tanggungjawab semua pihak, baik sekolah, pemerintah maupun masyarakat. Pihak sekolah bertanggungjawab dalam menyelenggrakan proses pendidikan, pemerintah pemegang keputusan kebijakan, sedangkan masyarakat pendukung sumber daya yang diperlukan sekolah. Secara khusus dalam kenyataan pihak sekolah yang lebih banyak berperan dalam mengantarkan siswanya menuju keberhasilan.

Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Yang termasuk faktor internal adalah faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor keluarga, faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum) dan faktor masyarakat (Daryanto, 2010: 51)

Rendahnya hasil belajar juga terjadi di kelas VIII 7 SMP Negeri 1 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 khususnya pada materi Getaran dan Gelombang dalam kehidupan sehari-hari. Pada kondisi awal (prasiklus) nilai yang diperoleh setelah ulangan harian adalah 60 untuk nilai terendah, dan 95 untuk nilai tertinggi dan nilai rat-rata 78 padahal KKM yang sudah ditetapkan adalah 80. Berdasarkan nilai ulangan harian tersebut hanya 18 dari 31 siswa yang mencapai nilai minimal yaitu 80 atau hanya 58,06%.

Mengacu pada paparan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut (1)Bagaimanakah keaktifan belajar IPA materi Getaran dan Gelombang dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas kelas VIII 7 SMP Negeri 1 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) (2) Bagaimanakah hasil belajar IPA materi Getaran dan Gelombang dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas kelas VIII 7 SMP Negeri 1 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 (3) Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berlangsung sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA Materi Getaran dan Gelombang dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas kelas VIII 7 SMP Negeri 1 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020.

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan keaktifan belajar IPA materi Getaran dan Gelombang dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas kelas VIII 7 SMP Negeri 1 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 (2) Meningkatkan hasil belajar IPA materi Getaran dan Gelombang dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas kelas VIII 7 SMP Negeri 1 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 (2) Mendeskripsikan langkah–langkah pembelajaran model Numbered head Together (NHT) dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada materi Getaran dan Gelombang dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa kelas VIII. 7 SMP Negeri 1 Slawi semester Genap Tahun pelajaran 2019/2020.

KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Belajar

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling utama dalam proses belajar mengajar di sekolah. Berhasil tidaknya siswa dalam mencapai tujuan belajar yang memuaskan akan tergantung pada kegiatan belajar ini. Secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh aspek tingkah laku (Daryanto, 2010:2). Hilgard dalam Sanjaya (2006: 112) mengungkapkan bahwa belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculkan perubahan perilaku. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010:2). Menurut Anni (2008:2) belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan yang berperan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah suatu proses memahami segala bentuk pembelajaran dalam rangka untuk perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalamannya sendiri sebagai interaksi dengan lingkungannya.

Keaktifan Belajar

Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001: 98). Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah siswa giat aktifitas dengan badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasip. Siswa yang memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak – banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran.

Thorndike mengemukakan keaktifan belajar siswa dalam belajar dengan hokum Law of exercise nya menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan–latihan dan MC Keachie menyatakan berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan “ manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu “ (Dimyati, 2009: 45). Segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, baik secara rohani maupun teknik.

Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif.

Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (2005: 111) hasil belajar adalah bentuk tingkah laku yang dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajar. Bentuk tingkah laku sebagai hasil belajar dapat berupa memberi reaksi terhadap rangsangan, asosiasi verbal, mengemukakan konsep, prinsip, dan memecahkan masalah. Hasil belajar biasanya diperoleh setelah siswa dinyatakan berhasil dalam suatu penilaian yang dilkukan pada akhir pembelajaran. Hasil belajar pada hakekatnya tersirat dalam tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pembelajaran.

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar ini merupakan penilaian yang dicapai seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan dapat dipahami siswa. Untuk dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dilakukan usaha untuk menilai hasil belajar. Penilaian ini bertujuan untuk melihat kemajuan siswa dalam menguasai materi yang telah dipelajari dan ditetapkan (Suharsimi Arikunto, 2009: 24).

 

 

Hakikat Pembelajaran IPA

Secara umum kegiatan belajar dalam IPA berhubungan dengan eksperimen. Dalam hal-hal tertentu, konsep IPA adalah hasil tanggapan pikiran manusia atas gejala alam yang terjadi dialam. Seorang ahli IPA (ilmuwan) dapat memberikan sumbangan besar kepada IPA tanpa harus melakukan sendiri suatu percobaan atau eksperimen, tanpa membuat suatu alat atau tanpa melakukan observasi.

IPA sebagai disiplin ilmu memiliki ciri-ciri sebagaimana disiplin ilmu lainnya. . Setiap disiplin ilmu selain mempunyai ciri umum, juga mempunyai ciri khusus/karakteristik. Adapun ciri umum dari IPA adalah merupakan himpunan fakta serta aturan yang menyatakan hubungan antara satu dengan lainnya. IPA mempunyai ciri-ciri khusus/karakteristik sebagai berikut: (1) IPA mempunyai nilai ilmiah. (2) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. (Depdiknas,2006). (3) IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus. (4) IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimen dan observasi lebih lanjut. (5)IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap.

Getaran, gelombang dan Bunyi

Menurut buku referensi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2017: 158), Getaran merupakan gerak bolak-balik melalui titik kesetimbangannya yang energinya akan merambat dalam bentuk gelombang. Berdasarkan arah simpangannya getaran dibedakan menjadi dua macam yaitu getaran matematis (ayunan) dan getaran pegas. Istilah satu getaran adalah gerak dari suatu titik kembali ke titik semula setelah melalui titk kesetimbangan.

Getaran yang merambat mengahsilkan gelombang jadi gelombang adalah rambatan getran atau rambatan energi. Berdasarkan arah rambat dan simpangannya gelombang dibedakan menjadi dua macan yakni gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah rambatnya tegak lurus dengan arah simpangannya, Sedangkan gelombang longitudinal merupakan gelombang yang arah rambatnya berhimpit/searah dengan simpangannya.

Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Model pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karateristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Hamzah, 2011:3).

Model Pembelajaran Numbered head Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas (Ibrahim, 2000:28).

Model pembelajaran Numbered head Together (NHT) merupakan varian dari diskusi kelompok. Menurut Slavin (1995), metode yang dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk memastikan akuntanbilitas individu dalam diskusi kelompok (Miftahul Huda, 2014:203). Tujuan dari NHT adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain untuk meningkatkan kerja sama siswa, NHT juga bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.

Kerangka Berfikir

Karena hal tersebut guru merencanakan untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran NHT. Tindakan dalam penelitian ini direncanakan ada 2 siklus. Pada siklus I dilakukan secara kelompok dengan anggota 4 -5 siswa, perubahan keaktifan siswa diharapkan terjadi terutama saat diskusi, siswa diharapkan lebih antusias dan penuh semangat dibandingkan dengan kondisi awal.

Apabila pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan, peneliti merencanakan perbaikan dengan melakukan tindakan siklus II untuk membuat perubahan yang lebih signifikan. Pada siklus ini, guru masih menggunakan model pembelajaran NHT tetapi pada pelaksanaan diskusi anggota kelompok diperkecil menjadi 3-4 orang. Pada sikus II ini diharapkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa jauh lebih baik.

Pada akhir siklus diharapkan penggunaan model pembelajaran NHT meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA materi Getaran dan Gelombang dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas kelas VIII 7 SMP Negeri 1 Slawi Semester Genap 2019/2020.

METODE PENELITIAN

Objek Tindakan

Objek tindakan pada penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar IPA materi getaran, Gelombang, dan Bunyi dalam kehidupan sehari-hari yang akan ditingkatkan melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas VIII 7 SMP Negeri 1 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020.

Setting Lokasi dan Subyek Penelitian

Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII 7 SMP Negeri 1 Slawi, Jalan Raya Prof. Moh Yamin no. 32, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.

Subjek

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIII 7 SMP Negeri 1 Slawi, Kab. Tegal, Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020. Jumlah siswa kelas VIII 7 seluruhnya ada 31 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VIII 7 SMP Negeri 1 Slawi, untuk mata pelajaran IPA pada materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi dalam kehidupan sehari-hari.

Waktu

Penelitian ini dilaksanakan tanggal 2 Januari 2019 s. d. 30 Juni 2020.

Metode Pengumpulan Data

Observasi/pengamatan

Observasi/pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indera. Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran dan mengetahui tentang jalannya proses PBM. Dalam lembar pengamatan keaktifan terdapat 10 indikator, antara lain (1) Antusias mengikuti pelajaran, (2) Perhatian terhadap penjelasan guru, (3) Keaktifan dalam diskusi kelompok, (4) Kemampuan mengemukakan pendapat dalam kelompoknya, (5) Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompoknya, (6) Kemampuan menjawab pertanyaan guru, (7) Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat, (8) Mengajukan pertanyaan, (9) Saling membantu dan menyelesaikan masalah, (10) Tampak percaya diri.

Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.

Metode tes dalam penilitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau hasil belajar siswa. Tes diberikan kepada siswa secara individu untuk mengetahui penguasaan konsep materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi dalam kehidupan sehari-hari.

Dokumentasi

Dokumentasi berupa daftar nilai, tes hasil belajar, contoh hasil pekerjaan siswa dan foto-foto kegiatan penelitian. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pelaksanaan kegiatan penelitian.

Analisis Data

Data Keaktifan belajar

Keaktifan belajar diukur menggunakan lembar pengamatan keaktifan. Dalam lembar pengamatan tersebut terdapat 10 indikator, setiap indikator diberi skor antara 0, 1, dan 2. Skor 0 diberikan kepada siswa yang tidak melakukan aktivitas sesuai indikator pengamatannya, skor 1 diberikan kepada siswa yang kadang-kadang melakukan aktivitas sesuai indikator pengamatan, dan skor 2 diberikan kepada siswa yang selalu melakukan aktivitas sesuai indikator pengamatan tersebut.

Data Hasil Belajar

Hasil belajar yang diukur dengan instrumen tes kemudian dianalisis untuk diketahui jumlah nilai masing – masing siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata – rata dan ketuntasan belajar klasikal. Analaisis data tersebut selanjutnya dibuat perbandingan hasil antar siklus, perbandingan dengan menggunakan tabel dan grafik serta dideskripsikan secara kualitatif.

KKM mata pelajaran IPA untuk semua materi adalah 80, jika siswa telah mendapat nilai ≥ 80 berarti telah mencapai ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar klasikal dapat dilihat dari seberapa banyak siswa yang telah mencapai batas ketuntasan belajar.

Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data primer berasal dari siswa memperoleh nilai hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dengan model pembelajaran NHT, sedangkan data sekunder dari pihak lain yang secara tidak langsung menunjang penelitian antara lain kepada Sekolah dan Staf Tenaga Administrasi SMP Negeri 1Slawi.

Cara Pengambilan Simpulan

Pengambilan simpulan penelitian ini ditetapkan dengan menentukan indikator capaian sebagai berikut: (1) Keaktifan siswa dalam pembelajaran ditetapkan indikator capaiannya adalah jika keaktifan siswa dalam pembelajaran telah mencapai lebih dari 80% ke atas dengan kriteria aktif. (2) Hasil belajar siswa pada penelitian ini mencakup ketuntasan belajar perorangan dan klasikal. Indikator capaian pada ketuntasan belajar perorangan ditetapkan jika siswa memperoleh nilai hasil belajar sama atau di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal Mapel IPA sebesar 80 atau (KKM = 80) sedangkan ketuntasan belajar klasikal ditetapkan jika jumlah siswa yang telah tuntas belajar perorangan dalam satu kelas telah mencapai sama atau di atas 85%.

Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan dua kali siklus, dimana masing-masing siklus terdapat empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observasi) dan relfeksi (reflection).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Rendahnya hasil belajar juga terjadi di kelas VIII 7 SMP Negeri 1 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 khususnya pada materi Getaran dan Gelombang. Pada kondisi awal (prasiklus) nilai yang diperoleh 60 untuk nilai terendah, dan nilai tertinggi 95 dan nilai rata-rata 78, padahal KKM yang sudah ditetapkan adalah 80. Berdasarkan nilai ulangan harian tersebut hanya 18 dari 31 siswa yang mencapai nilai minimal yaitu 80 atau hanya 58,06%.

Identifikasi terhadap penyebab terjadinya masalah sebagaimana telah dianalisis di atas adalah guru kurang tepat dalam memilih metode, media atau model pembelajaran serta kurang mampunya guru dalam memotivasi siswa untuk ikut berperan aktif dalam proses kegiatan pembelajaran yang nyaman, menantang dan menyenangkan siswa.

Deskripsi Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran IPA siklus I pada materi Getaran dan Gelombang dalam Kehidupan Sehari-hari, pertama dibuat perencanaan, pelaksanaan, observasi dan direfleksi.

Berdasarkan hasil observasi terlihat sebagian besar indikator baru memenuhi kriteria aktif (63,5%) namun masih di interval bawah. Besar prosentase keaktifan siswa pada tiap indikator observasi dalam pembelajaran siklus I berikut: pada indikator antusias mengikuti pelajaran 79%, perhatian terhadap penjelasan guru 66%, keaktifan dalam diskusi kelompok 65%, kemampuan menjawab pertanyaan guru 66%, dan indikator mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat 73%, dan saling membantu menyelesaikan masalah 63% yang sudah memenuhi kriteria aktif, sedangkan untuk indikator yang lainnya hanya memenuhi kriteria cukup aktif. Hal ini menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT sudah dapat membuat siswa yang sudah meningkat keaktifannya 67,78% artinya masih ada 32,22% siswa yang masih harus ditingkatkan keaktifannya.

Analisis hasil ulangan harian materi Getaran dan Gelombang dalam Kehidupan Sehari-hari pada siswa kelas VIII 7 SMP Negeri 1 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 sebagai berikut: jumlah siswa 31 orang, nilai rata-rata 79, nilai tertinggi 96, nilai terendah 68, memperoleh nilai ≥ 80 (tuntas belajar sesuai KKM 80) adalah 21 siswa (67,7%) dan belum tuntas 10 siswa (32,3%).

Berdasarkan nilai hasil tes siklus I dari 31 siswa ternyata yang tuntas belajar baru 21 siswa atau 67,7%, sedangkan yang belum tuntas belajar 10 siswa atau 32,3%, artinya hasil yang dicapai pada siklus I belum memuaskan. Sehingga dilanjutkan perbaikan pembelajaran siklus II.

Deskripsi Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran IPA siklus II pada materi Getaran dan Gelombang dalam Kehidupan Sehari-hari, pertama dibuat perencanaan, pelaksanaan, observasi dan direfleksi.

Menurut hasil observasi, besar prosentase keaktifan siswa pada tiap indikator observasi dalam pembelajaran siklus II berikut: pada indikator antusias mengikuti pelajaran 91,9%, perhatian terhadap penjelasan guru 80,6%, keaktifan dalam diskusi kelompok 79%, kemampuan menjawab pertanyaan guru 75,9%, dan indikator mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat 88,7%, dan saling membantu menyelesaikan masalah 83,9% yang sudah memenuhi kriteria aktif, sedangkan untuk indikator yang lainnya hanya memenuhi kriteria cukup aktif. Terlihat bahwa hanya 2 indikator saja yang masih dalam kategori cukup aktif yaitu indikator Kemampuan mengemukakan pendapat dalam kelompoknya 59,7% dan indikator Mengajukan pertanyaan 59%, sedang untuk indikator lainnya sudah mencapai kategori aktif dengan dua indikator tertinggi yaitu pertama antusias mengikuti pelajaran dan yang kedua saling membantu dalam menyelesaikan masalah. Rata-rata keaktifan juga meningkat menjadi 77,84% dengan kriteria aktif.

Hasil observasi menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada siklus II mengalami peningkatan sangat berarti dapat membangkitkan aktifitas siswa dari kelompok sebelumnya berada dalm kategori tidak aktif dan kurang aktif menjadi cukup aktif, aktif dan sangat aktif. Ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang memiliki kriteria aktif sebanyak 21 siswa atau 67,8% dan sangat aktif 22,6% jika siswa aktif dan sangat aktif digabungkan menjadi 90,4% atau meningkat sebesar 12,56% yaitu dari presentase keaktifan siklus I 77,84% dan siklus II 90,40%, sementara untuk kriteria tidak aktif dan kurang aktif berkurang drastis yaitu menjadi 9,6%.

Proses pembelajaran dengan model NHT yang diterapkan pada siklus II telah cukup efektif meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sebagaimana analisis lembar observasi diperoleh nilai rata-rata keaktifan sebesar 63,5% dengan kriteria aktif dan siswa yang aktif menjadi 77,84%. Indikator kriteria ketuntasan klasikal sebagai hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus II telah tercapai, nilai tes hasil belajar diperoleh data bahwa siswa yang nilai di atas KKM sebanyak 27 siswa atau 87,1%.

Deskripsi Antar Siklus

Keaktifan siswa dalam pembelajaran yang diobservasi menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan model NHT mengalami peningkatan pada setiap siklus penelitiaan tindakan kelas ini. Peningkatan keaktifan siswa terbesar diperoleh pada indikator saling membantu dalam menyelesaikan masalah dimana pada siklus I hanya 63,5% pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 77,84%, sedangkan indikator lainnya semua mengalami peningkatan secara signifikan. Ini artinya keaktifan siswa mengalami peningkatan.

Peningkatan keaktifan dimana pada siklus I jumlah siswa aktif 45,2% menjadi 67,8% pada siklus II terjadi kenaikan yang cukup signifikan dan dari 10 indikator keaktifan siswa hanya satu idikator yang tidak mengalami kenaikan yaitu kemampuan mengemukakan pendapat dalam kelompok sedangkan 9 indikator lainnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan dengan prosentase rata-rata 63,5% menjadi 77,84%.

Nilai hasil belajar siswa diukur dengan tes hasil belajar siswa yang dilakukan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Pada setiap indikator rata-rata mengalami kenaikan. Siswa yang tuntas belajar pada kondisi awal 18 siswa (58,06%), siklus I terdiri 21 siswa (67,7%), dan siklus II terdiri 27 siswa (87,1%). Dari data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan, jika dibandingkan kondisi awal dengan siklus I terjadi peningkatan 9,64%, sedangkan siklus I dan siklus II terjadi peningkatan 10,14%. Sebaliknya siswa belum tuntas belajar mengalami penurunan, jika dibandingkan kondisi awal dengan siklus I penurunan sebesar 9,64%, sedangkan siklus I dan siklus II terjadi penurunan 10,14%.

Pembahasan

 Berdasarkan semua hasil penelitian sebagaimana diuraikan pada pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dugaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas yang berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA materi Getaran dan Gelombang pada siswa kelas VIII 7 SMP Negeri 1 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 “ terbukti secara signifikan. Dari hasil penelitian ini terjawab, sesuai dengan pendapat dari Sardiman (2001: 98) keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas fisik maupun psikis.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat dijelaskan, awal pembelajaran diperoleh hasil tuntas 18 siswa atau 58,06% dan belum tuntas 13 siswa atau 41,04% dengan nilai rata-rata 78. Siklus I diperoleh hasil siswa yang tuntas belajar 21 anak atau 67,78% dan siswa belum tuntas belajar 10 anak atau 32,3% dengan rata-rata 79. Siklus II siswa yang tuntas belajar 27 anak atau 87,1% dan siswa belum tuntas belajar 4 anak atau 12,9% dengan rata-rata 84,6.

Berdasarkan hasil ketuntasan belajar secara individual nilai yang diperoleh siswa mencapai 80 atau lebih dari KKM. Ketuntasan secara klaksikal terpenuhi dengan prosentase minimal nilai sebesar 87,1%. Dengan demikian pembelajaran kooperatif dengan bantuan Penerapan Model Pembelajaran NHT secara individual maupun klaksikal hasil belajar terpenuhi.

Dari hasil penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut di atas dapat diambil simpulan bahwa pembelajaran IPA materi Getaran dan Gelombang dengan menerapkan model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada kelas VIII 7 Semester Genap SMP Negeri 1 Slawi Tahun Pelajaran 2019/2020 meningkat.

Saran

Berhubungan dengan simpulan hasil penelitian di atas, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dapat dilakukan oleh guru pada konsep alat optik ataupun pada konsep-konsep lain yang karakteristik materinya hampir sama. Untuk itu guru bisa mencoba model pembelajaran ini walaupun konsep yang di ajarkan berbeda dan kondisi yang berbeda pula.

Guru hendaknya bisa dan selalu mencoba untuk menerapkan berbagai macam model pembelajaran dengan memilih dan menganalisa model pembelajaran yang tepat disesuaikan materi pembelajarannya, dan peneliti dapat menyampaikan pernyataan bahwa tidak ada model pembelajaran paling sempurna karena penerapan suatu model pembelajaran efektif tidaknya dipengaruhi oleh faktor internal yaitu kemampuan siswa dan faktor eksternal kondisi kelas serta lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.

Depdiknas. 2006. Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA, SMK, dan SLB). Jakarta: Depdiknas.

Dimyati, 2009. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta

Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University press.

Kemendikbud. 2017. Ilmu Pengetahuan Sosial. Edisi Revisi. Jakarta: Kemendikbud.

Miftahul Huda. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Rajawali Press.

Sanjaya, Wina. 2006. Model pembelajaran Pembelajaran Beroriantasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sardiman, 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.