PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENGUKURAN BILANGAN SISWA KELAS IV

SDN 2 BOGOREJO SEMESTER I KECAMATAN BOGOREJO

KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Wahyu Evi Kusuma Astuti

SDN 2 Bogorejo Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar matematika tentang pengukuran siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo Hasil pembelajaran awal nilai 80 sebanyak 1 siswa, nilai75 sebanyak 1 siswa,dan nilai 70 sebanyak 2 siswa sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 5 siswa dengan perolehan nilai 65 sebanyak 1 siswa,nilai 60 sebanyak 2 siswa,nilai 50 sebanyakk 2 siswa, nilai tertinggi yang dicapai baru 80,dan nilai terendah 50.Nilai rata-rata 64.Hasil pembelajaran siklus I yang telah dilaksanakan menerpkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dari 11 siswa yang mencapai nilai ketentasn sebanyak 6 siswa yaitu nilai 85 sebanyak 2 siswa,nilai 80 sebanyak 1 siswa, nilai 75 sebanyak 1 siswa,dan nilai 70 sebanyak 2 sswa, sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 3 siswa dengan perolehan nilai 65 sebanyak 1 siswa,dan nilai 60 sebanyak 2 siswa, nilai tertinggi 85 sebanyak 2 siswa dan nilai terendah 60 juga 2 siswa.Nilai rata-rata 67Hasil pembelajran siklus II,menerpkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) diperoleh hasil dari 11 siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 2 siswa,nilai 85 sebanyak 3 siswa,nilai 80 sebanyak 2 siswa dan nilai 75 sebnyak 2 siswa, perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II telah mencapai hasil yang maksimal karena semua siswa telah mencapai nilai di atas KKM yang ditentukan sekolah sebesar 70, hal ini menunjukkan keberhasilan guru melaksanakn perbaikan pembelajarn.Nilai rata-rata yang diperoleh 83 KKM yang ditentukan70.

Kata Kunci : Kooperatif,Numbered Head Together (NHT), Motivasi Hasil Belajar,

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

 Kegiatan pembelajaran kurang membangkitkan motivasi belajar siswa berdampak pada tidak optimalnya pencapaian hasil belajar siswa. Terutama dalam pembelajaran matematika, pada umumnya siswa kurang motivasi dalam mempelajarinya. Hal ini dikarenakan, matematika dianggap sebagai suatu mata pelajaran yang dianggap sulit. Sudah menjadi kebiasaan apabila siswa menghadapi mata pelajaran yang dianggap sulit, mereka merasa malas untuk mempelajarinya. Siswa kadang-kadang merasa jenuh dan bahkan merasa frustasi bila tidak bisa menyelesaikan soal-soal yang mereka anggap sulit. Kondisi yang demikian tersebut juga banyak terjadi di SD tempat peneliti melaksanakan tugas, yaitu di SD Negeri 2 Bogorejo. Siswa merasa terpaksa apabila mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini banyak disebabkan oleh guru yang lebih banyak menggunakan cara yang konvensional dalam mengajar, karena dianggap lebih mudah dilaksanakan.

 Hal yang dilaksanakan guru berdampak pada rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Kondisi ini berdampak pada rendahnya pencapaian hasil belajar siswa. Kondisi riil dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada kegiatan pembelajaran Matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo, melalui penggunaan cara mengajar yang konvensional, menunjukkan siswa hanya bersifat pasif, karena kurang termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kondisi yang demikian berdampak pada tidak optimalnya hasil belajar siswa, hasil tes ulangan harian dengan kondisi pembelajaran yang konvensional.Hasil penilaian mata pelajaran matematika pada kegiatan pra siklus tentang pengukuran waktu yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo, dari 11 siswa, yang mencapai nilai tuntas,baru ada 5 siswa karena masih mendapat nilai dibawah KKM 70.

 Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar guna melakukan pembelajaran yang dapat motivasi belajar siswa, yang sangat berguna terhadap keberhasilan belajarnya, peneliti akan mencoba melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) diharapkan dapat terjadi kerjasama secara aktif antar sesama siswa dalam membangun pengetahuan guna menguasai konsep materi yang di pelajari.. Dalam pembelajaran, diharapkan siswa mampu menggali pengetahuan sendiri melalui kegiatan pembelajaran yang aktif dengan cara bekerja sama atau diskusi dengan temannya. Dengan cara yang demikian diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman yang bermakna dari hasil belajarnya. Melalui proses berpengalaman ini diharapkan perkembangan pengetahuan siswa terjadi secara utuh, yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan juga psikomotorik.

Perumusan Masalah

 Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah tersebut diatas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1.   Apakah guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi belajar matematika bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2016/2017?

2.   Apakah guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2016/2017?

3.   Apakah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika tentang pengukuran bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2016/2017?

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika siswa SD Negeri 2 Bogorejo Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora.

 

Tujuan Khusus

a.   Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2016/2017.

b.   Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2016/2017.

c.    Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika tentang pengukuran bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2016/2017.

Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan mendapatkan manfaat sebagai berikut:

Bagi Siswa

a.   Motivasi belajar siswa yang semula malas dan pasif dapat berubah menjadi lebih baik.

b.   Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika yang semula rendah dapat menjadi lebih baik atau meningkat.

c.    Motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dapat berjalan dengan optimal.

Bagi Peneliti

a.   Dapat mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa.

b.   Dapat mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

c.    Dapat mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika, khususnya tentang pengukuran.

Bagi Teman Sejawat

a.   Dapat digunakan sebagai kajian terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dapat memotivasi proses belajar siswa.

b.   Dapat digunakan sebagai kajian terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c.    Dapat untuk melaksanakan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Bagi Sekolah

a.   Dapat mendukung pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

b.   Sebagai cermin peningkatan kemampuan professional guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

c.    Terciptanya kegiatan pembelajaran yang bermutu bagi sekolah.

Bagi Perpustakaan Sekolah

a.   Dapat menambah perbendaharaan buku yang dapat digunakan sebagai referensi di perpustakaan.

b.   Sebagai dokumen terhadap pelaksanaan penelitian di sekolah.         

KAJIAN PUSTAKA

Landasan Teori.

 Istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatn. Sunarwan sebagaimana dikutip oleh Sobry Sutikno (2004:15), mengartikan model merupakan gambaran tentang keadaan nyata. Model pembelajaran atau model mengajar sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada mengajar di kelas dalam setting pengajaran. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Pengertian Pembelajaran Kooperatif

 Model Pembelajaran kooperatif bertitik tolak dari pedagogi John Dewey (dalam Ibrahim, et.al. 2000:13) yang mengharuskan guru menciptakan di dalam lingkungan belajarnya suatu sistem sosial yang dicirikan dengan prosedur demokrasi dan proses ilmiah. Setelah itu, Herbert Thelan (dalam Ibrahim, et.al., 2000:13) mengembangkan prosedur untuk membantu siswa bekerja dalam kelompok, yang menjadi dasar konseptual pengembangan pembelajaran kooperatif masa sekarang.

 Manusia adalah makhluk individual, berbeda satu dengan sama lain, karena sifatnya yang individual maka manusia yang satu membutuhkan manusia lainnya sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesamanya. Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada interaksi yang silih asih (saling menyayangi atau saling mencintai). Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antar sesama siswa.

 Perbedaan manusia yang tidak terkelola secara baik dapat menimbulkan ketersinggungan dan kesalahpahaman antar sesamanya. Agar manusia terhindar dari ketersinggungan dan kesalahpahaman maka diperlukan interaksi yang silih asuh (saling tenggang rasa). Dengan demikian pembelajaran kooperatif dapat secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.

Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Keberhasilan dari pembelajaran sangat ditentukan oleh pemilihan metode belajar yang ditentukan oleh guru. Sebab dengan penyajian pembelajaran secara menarik akan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, sebaliknya jika pembelajaran itu disajikan dengan cara yang kurang menarik, membuat motivasi siswa rendah. Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, upaya yang harus dilakukan guru adalah memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran. Dengan model pembelajaran yang tepat diharapkan akan meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sehingga hasil belajar pun dapat ditingkatkan.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merujuk pada konsep Kagen dengan tiga langkah yaitu: 1) pembentukan kelompok; 2) diskusi masalah; dan 3) tukar jawaban antar kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu model pembelajaran yang memberi penekanan pada interaksi siswa, dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif darmatematikada penghargaan individual. Model pembelajaran ini dikembangkan pertama kalinya oleh Spencer Kagen dengan melibatkan para siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut (Ibrahim, 2000:28).

Motivasi Belajar

 Mulyasa (2006:227-233), mengemukakan bahwa tinggi rendahnya motivasi dapat dilihat dari: (a) tanggung jawab terhadap tugas, (b) minat terhadap tugas, (c) penghargaan terhadap tugas, (d) peluang untuk berkembang, (e:) hubungan interpersonal sesama guru dan (f) bekerja untuk mernenutri kebutuhan.

 Pendapat lain mengatakan bahwa: “seseorang yang memiliki motivavi kerja dapat diamati melalui: (1) Kinerjanya tergantung pada usaha dan kemampuan yang dimilikinya dibandingkan dengan kinerja melalui kelompok, (2) memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit, dan (3) seringkali terdapat umpan balik yang konkrit tentang bagaimana seharusnya ia melaksanakan tugas secara optimal, efektif dan efisien”. (Hamzah B. Uno, 2007:69).

Menurut Slameto (2003:54) menyebutkan hasil belajar adalah hasil evaluasi belajar yang diperoleh atau dicapai oleh siswa, setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu. Bentuk kongkrit dari hasil belajar yang dicapai adalah dalam skor atau nilai yang meliputi nilai sub sumatif dan-pengamatan, tugas dan PR, Fortofolio,Sumatif serta nilai rapor.

Pengertian Matematika

Soejono (1994:5) mengemukakan beberapa pengertian Matematika. Di antaranya, Matematika diartikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik. Selain itu, matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah yang berhubungan dengan bilangan. Bahkan dia mengartikan matematika sebagai ilmu bantu dalam menginterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan.

 Sedangkan matematika dalam sudut pandang Andi Hakim Nasution (1982:12) yang diuraikan dalam bukunya, bahwa istilah Matematika berasal dari kata Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari. Kata ini memiliki hubungan yang erat dengan kata Sanskerta, medha atau widya yang memiliki arti kepandaian, ketahuan, atau intelegensia. Dalam bahasa Belanda, Matematika disebut dengan kata wiskunde yang berarti ilmu tentang belajar (hal ini sesuai dengan arti kata mathein pada matematika).

Kerangka Berfikir.

 Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti menyusun kerangka berfikir sebagai berikuut:

1.   Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) meningkatkan motivasi belajar matematika bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2016/2017

2.   Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2016/2017

3.   Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika tentang pengukuran bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2016/2017

Hipotesis Tindakan.

Menurut Suharsimi Arikunto (1997:67), hipotesis diartikan sebagai “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Sedangkan Winarno Surachmad (1982:71), menyatakan bahwa: “hipotesis adalah kesimpulan, yang masih harus dibuktikan lagi kebenarannya”. Maka hipotesis tindakan yang diajukan adalah:

1.   Diduga guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) meningkatkan motivasi hasil belajar matematika bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2016/2017.

2.   Diduga guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2016/2017.

3.   Diduga menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika tentang pengukuran bagi siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo semester I tahun pelajaran 2016/2017.

METODOLOGI PENELITIAN

Seting Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 4 bulan yaitu pada bulan Juli 2016 sampai dengan Oktober 2016. Agar pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan efektif dan efisien, maka penelitian dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran di kelas, Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo, pada mata pelajaran matematika. penelitian dilaksanakan di SD tersebut karena: sebagai guru kelas IV.Subyek yang digunakan dalam penelitian adalah semua siswa kelas IV SD Negeri 2 Bogorejo sebanyak 11 siswa, yang terdiri dari 2 siswa putra dan 9 siswa putri.

Sumber Data

 Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diupayakan berasal dari sumber data primer, yaitu sumber data yang diambil langsung dari subyek penelitian. Adapun sumber data yang digunakan meliputi hasil ulangan harian siswa, hasil dokumentasi, hasil observasi/pengamatan dan hasil angket.

Alat Pengumpulan Data

 Alat pengumpul data digunakan oleh guru memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian secara akurat yang berupa lembar observasi,lembar kerja siswa, lembar quisuener, dan lembar tes formatif yang digunakan untuk mengetahui sejauhmana siswa dapat menguasai materi yang telah dipelajari selama mengikuti pembelajaran.

Teknik Pengumpulan Data

            Pengumpulan data dilakukan melalui teknik tes dan non tes. Teknik tes dilaksanakan melalui tes tertulis, sedangkan teknik non tes dilaksanakan melalui observasi/ pengamatan, dokumentasi dan angket.

Teknik Tes

 Tes digunakan untuk mengetahui sampai sejauhmana tujuan pembelajaran dapat tercapai, yang dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan dalam ulangan harian.

 Maman Rahman (1992:71), menjelaskan bahwa metode observasi yaitu suatu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian”..Observasi merupakan pengamatan/peninjauan secara cermat terhadap suatu obyek, agar seseorang yang mengadakan observasi dapat melihat dari dekat tentang gejala penyelidikan. Penulis mengobservasi berarti penulis mengamati dengan teliti terhadap obyek penelitian dan hal hal yang berkaitan dengan obyek.

Dokumentasi

 Suharsimi Arikunto (1997:234), menjelaskan bahwa dokumentasi adalah mencari data-data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Sedangkan Nana Sayodih Sukmadinata (2007:22), menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisa dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

Angket

 Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan orang lain dengan maksud agar orang lain yang diberi tersebut bersedia memberi respons sesuai dengan permintaan pengguna”. (Suharsimi Arikunto, 2003:136).

Angket merupakan suatu cara untuk mengungkap atau memperoleh jawaban dari responden atau orang yang diberi angket sesuai dengan maksud dan tujuan angket. Penggunaan angket ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pelaksanaan pembelajaran pada saat pelaksanaan tindakan.

Validasi Data

 Validasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes. Validasi ini meliputi validasi teoritis dan validasi empiris. Validasi teoritis artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas face validity (tampilan tes), content validity (validitas isi) dan construct validity (validitas kostruksi). Validitas empiris artinya analisis terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari pembuatan silabus, penulisan butir-butis soal, kunci jawaban dan kriteria pemberian skor.

Analisis Data

 Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan:

1.     Analisis diskriptif komperatif yaitu membandingkan nilai tes awal, hasil tes siklus I, dan hasil tes siklue II, dengan mengkaji dengan indikator kinerja. Dan dilanjutkan refleksi untuk mengkaji dan menilai hasil tindakan masing-masing siklus untuk dijadikan masukan terhadap pelaksanaan pembelajaran.

2.     Analisis diskriptif prosentase, yang dilakukan dengan cara membandingkan prosentase hasil penelitian antar siklus.

Indikator Kinerja

Indikator yang penulis gunakan terhadap pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1.   Indikator Input: motivasi dan hasil belajar siswa dari hasil pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas.

2.   Indikator Proses: pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas melalui siklus1 dan siklus 2.

3.   Indikator Output: motivasi dan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas.

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan terjadi peningkatan kinerja dengan indikator:

1.     Hasil belajar siswa meningkat, sehingga nilai rata-rata kelas menjadi ≥ 70.

2.     Motivasi belajar siswa meningkat, menjadi ≥75% siswa mempunyai motivasi belajar sangat baik.

3.     Munculnya perilaku baru siswa yang mendukung pengembangan kecakapan hidup siswa yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.

Prosedur Penelitian

Model Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan menggunakan desain setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu: (1) Planning (Perencanaan), (2) Action (Tindakan), (3) Obseving (Observasi), (4) Reflecting (Refleksi).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Belajar Kondisi Awal

Hasil tes formatif pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional. Guru cenderung menstranfer ilmu pada siswa, guru lebih aktif dar matematika dan siswa, sehingga siswa menjadi pasif dan cenderung bosan dan akhirnya hasil belajar siswa rendah.. Hasilnya adalah nilai 80 baru 1 siswa,nilai75 juga1siswa,dan nilai 70 sebanyak 2 siswa,sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 5 siswa dengan perolehan nilai 65 sebanyak 1 siswa,nilai 60 sebanyak 2 siswa,nilai 50 sebanyakk 2 siswa,sehingga nilai tertinggi yang dicapai baru 80,dan nilai terendah 50.Nilai rata-rata 64.

Diskripsi Hasil Belajar Siklus I

Hasil tes formatif pembelajaran yang dilaksanakan menerpkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dari 11 siswa yang mencapai nilai ketentasn sebanyak 6 siswa yaitu nilai 85 sebanyak 2 siswa,nilai 80 sebanyak 1 siswa, nilai 75 sebanyak 1 siswa,dan nilai 70 sebanyak 2 sswa, sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 3 siswa dengan perolehan nilai 65 sebanyak 1 siswa,dan nilai 60 sebanyak 2 siswa, nilai tertinggi 85 sebanyak 2 siswa dan nilai terendah 60 juga 2 siswa.Nilai rata-rata 67

Diskripsi Hasil Belajar Siklus II

 Hasil tes formatif melalui perbaikan program pembelajran,menerpkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) diperoleh hasil dari 11 siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 2 siswa,nilai 85 sebanyak 3 siswa,nilai 80 sebanyak 2 siswa dan nilai 75 sebnyak 2 siswa, perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II telah mencapai hasil yang maksimal karena semua siswa telah mencapai nilai di atas KKM yang ditentukan sekolah sebesar 70, hal ini menunjukkan keberhasilan guru melaksanakn perbaikan pembelajarn.Nilai rata-rata yang diperoleh 83

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pembelajaran awal

 Hasil penilaian tes formatif pembelajaran awal masih sangat rendah nilai yang diperoleh siswa dari 11 siswa yang memperoleh nilai ketuntasan baru 4 siswa, sedangkan 5 siswa belum mencapai nilai batas ketuntasn yang ditentukan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50, sehingga nilai rata-rata adalah 64 berarti ketuntasan belajar siswa baru mencapai 64%.

Hasil pembelajaran siklus I

Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) meskipun hasil belajar siswa mengalami peningkatan namun belum semua siswa mencapai nlai ketuntasan nilai tertinggi yang diperoleh mengalami peningkatan demikian pula nilai terendah juga mengalami pengurangan sehingga nilai rata-rata juga menggalami peningkatan menjadi 67 atau keuntasan belajar siswa menjadi 67%,sehingga mengalami peningkatan sebesar 3%.        

Hasil pembelajaran siklus II

Dengan menatat kekurangan dan kelemahan selama pembelajaran menerapkan kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)siklus I guru melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini sehingga dari 11 siswa mengikuti pembelajaran guru memberikan tes formatif nilai tertinggi menjadi 90 dan nilai terendah berubah menjadi 75 sehingga nilai rata-rata menjadi 83 atau ketuntasan belajar siswa sebesar 83%.Ketuntasan belaajar siswa dari pembelajaran awal baru memperoleh nilai rata-rata 64, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 67 dan nilai rata-rata pada siklus II menjadi 83 hal ini menunjukkan upaya guru melaksanakan penelitian tindakan kelas memperoleh hasil yang positif,karena perolehan hasil penilaian setiap kegiatan mengalami peningkatan.

 

PENUTUP

Kesimpulan

 Berdasarkan data hasil penilaian yang diperoleh dari pembelajaran awal,siklus I dan siklus II dan pembahasan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

 1   Hasil pembelajaran awal nilai 80 sebanyak 1 siswa, nilai75 sebanyak 1 siswa,dan nilai 70 sebanyak 2 siswa sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 5 siswa dengan perolehan nilai 65 sebanyak 1 siswa,nilai 60 sebanyak 2 siswa,nilai 50 sebanyakk 2 siswa,sehingga nilai tertinggi yang dicapai abru 80,dan nilai terendah 50.Nilai rata-rata 64.

2    Hasil pembelajaran siklus I yang telah dilaksanakan menerpkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dari 11 siswa yang mencapai nilai ketentasn sebanyak 6 siswa yaitu nilai 85 sebanyak 2 siswa,nilai 80 sebanyak 1 siswa, nilai 75 sebanyak 1 siswa,dan nilai 70 sebanyak 2 sswa, sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 3 siswa dengan perolehan nilai 65 sebanyak 1 siswa,dan nilai 60 sebanyak 2 siswa, nilai tertinggi 85 sebanyak 2 siswa dan nilai terendah 60 juga 2 siswa.Nilai rata-rata 67

3    Hasil pembelajran siklus II,menerpkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) diperoleh hasil dari 11 siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 2 siswa,nilai 85 sebanyak 3 siswa,nilai 80 sebanyak 2 siswa dan nilai 75 sebnyak 2 siswa, perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II telah mencapai hasil yang maksimal karena semua siswa telah mencapai nilai di atas KKM yang ditentukan sekolah sebesar 70, hal ini menunjukkan keberhasilan guru melaksanakn perbaikan pembelajarn.Nilai rata-rata yang diperoleh 83 KKM yang ditentukan70.

Saran

 Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh sebellum penelitian dan sesudah melaksanakan penelitian maka disarankan sebagai berikut:

1    Hendaknya mampu mencoba menggunakan berbagai model/teknik dalam mengajar untuk mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa yan diperoleh mendapatkan nilai ketuntasan.yang diharapkan.

2    Hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang membangkitkan memotivasi belajar siswa, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif. situasi kondusif yang digunakan untuk pembelajaran secara optimal. hasil belajar siswa meningkat

 3   Guru harus berusaha secara aktif dan kreatif untuk memberi pengalaman belajar bermakna bagi siswa, sehingga hasil pembelajaran tidak mudah terlupakan,menjadikan siswa memiliki kepercayaan yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk waktu yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

_____. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Cet. 6.

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hakiim, Lukmanul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Ibrahim, M. et.al. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, Andi Hakim, 1982. Landasan Matematika. Bogor: Bhratara.

Rahman, Maman. 1992. Strategi dan Langkah-langkah Penelitian. Semarang: IKIP Press.

Sardiman. 2001 Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soejono. 1994. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial Matematika. Jakarta: Depdikbud.

Sudrajat, Akhmad, http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran, Posted, 3/10/2008.

Sukmadinata, Nana Sayodih. 2007..Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya Offset.

Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Depdiknas.

Surachmad, Winarno. 1982. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

Sutikno, Sobry. 2004. Model Pembelajaran Interaksi Sosial, Pembelajaran Efektif dan Retorika. Mataram: NTP Press.

Syarief, Reza M. 2005. Life Exellent: Menuju Hidup Lebih Baik. Jakarta: Prestasi.

Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.