PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN

TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI KELAS V SEMESTER 2

SD NEGERI TEGARON 02 KECAMATAN BANYUBIRU

KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016

 

Siti Mukaromah

SD Negeri Tegaron 02

 

ABSTRAK

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru memilih dan menggunakan strategi, model dan media pembelajaran salah satunya yaitu dengan model pembelajaran STAD. Penelitian ini meningkatkan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tentang kebebasan berorganisasi Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas 5 SD Negeri Kebowan yang berjumlah 12 siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK.). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui pre tes dan post tes. Prosedur penelitian meliputi tahap: Identifikasi masalah, persiapan, penyusunan rencana tindakan, pengamatan dan menyusun rencana. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dalam antusias belajar siswa. Adapun peningkatan hasil pembelajaran dapat dilihat dari perolehan nilai siswa dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I prosentase ketuntasan hasil belajar siswa dalam pelajaran PKn kebebasan berorganisasi sebesar 58 % atau 8 siswa dan pada siklus II sebesar 92% atau 10 siswa. Hal ini membuktikan bahwa dengan penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar pkn siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Kata kunci: STAD, hasil belajar

 

PENDAHULUAN

Salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan adalah pendidikan sebagai proses pembudayaan dan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreatifitas peserta didik. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif.

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas, belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok. Selain itu STAD juga terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang teratur. Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.

RUMUSAN MASALAH

Dalam pembelajaran PKN Kelas V tentang kebebasan berorganisasi di SD Negeri Tegaron 02 peneliti melihat bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan memahami deskripsi pengertian organisasi dalam kehidupan sehari-hari sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Dengan memperhatikan hal tersebut peneliti mengangkat masalah, yaitu:

  1. Bagaimana efektifitas penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V SD Negeri Tegaron 02 terhadap pembelajaran PKN tentang kebebasan berorganisasi?
  2. Apakah pemahaman dan keberhasilan siswa kelas V SD Negeri Tegaron 02 mengalami peningkatan melalui penerapan metode demonstrasi?
  3. Bagaimana efektifitas penerapan Model Pembelajaran STAD untuk meningkatkan antusias siswa kelas V SD Negeri Tegaron 02 terhadap pembelajaran PKN tentang kebebasan berorganisasi?
  4. Apakah antusias kelas V SD Negeri Tegaron 02 mengalami peningkatan melalui penerapan Model Pembelajaran STAD?

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum

Untuk menarik antusias siswa terhadap pembelajaran PKN supaya meningkatkan hasil belajar siswa.

Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan hasil belajar PKn melalui model pembelajaran STAD pada siswa kelas 5 Semester II SD Negeri Tegaron 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2014/2015

LANDASAN TEORI

Menurut penjelasan dalam pasal 39 ayat 2 UU No. 2 Tahun 1994 pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah kewarganeragaan“Pendidik merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.”

Dari kutipan tersebut kita dapat melihat dengan tegas bahwa pendidikan kewarganegaraan berisi pendidikan hak dan kewajiban warga negara, khususnya dalam hubungan dengan negara dan pendidikan bela negara. Sehingga Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai program pendidikan yang bertolak diri pada perhatian konsep, nilai, moral, norma dan perilaku sesuai Pancasila dan UUD 1945 serta hak dan kewajiban bela negara.

Hakekat pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

Jadi hakekat belajar Pkn adalah suatu program pendidikan bermoral dan berkarakter sesuai dengan pancasila dan UUD 45 sehingga menjadi jati diri yang sebenarnya dengan landasan pancasila dan UUD 1945. Menurut Nana Sudjana hakekat belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara rencana baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan. Sedangkan menurut S. Nasution hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan penelitian ini subjeknya adalah siswa kelas V SD Negeri Tegaron 02 Kecamatan Banyubiru kabupaten Semarang berjumlah 12 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. SDN Tegaron 02 terletak di sebuah perbatasan desa di kecamatan Banyubiru, tidak jauh dari pusat pemerintahan kecamatan. Sebagian besar latar belakang orang tua dari siswa kelas V di SDN Tegaron 02 berasal dari pendidikan yang rendah dan bermata pencaharian sebagai wiraswasta atau buruh di luar kota. Keadaan tersebut menyebabkan kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan belajar siswa, sehingga berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran PKN kabupaten Semarang berjumlah 12 siswa, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. SDN Tegaron 02 terletak di sebuah perbatasan desa di kecamatan Banyubiru, tidak jauh dari pusat pemerintahan kecamatan. Sebagian besar latar belakang orang tua dari siswa kelas V di SDN Tegaron 02 berasal dari pendidikan yang rendah dan bermata pencaharian sebagai wiraswasta atau buruh di luar kota. Keadaan tersebut menyebabkan kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan belajar siswa, sehingga berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran PKN.

PEMBAHASAN

Pra siklus

Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan siklus yang dilakukan guru pada pelajaran PKN tentang kebebasan berorganisasi dengan menerapkan metode ceramah. Pada penerapan metode ceramah, peran guru lebih mendominasi dalam kegiatan belajar-mengajar. Oleh sebab itu, metode ceramah kurang menarik antusias siswa pada pembelajaran PKN, karena penjabaran materi PKN yang bertele-tele. Bagi Piaget, anak adalah seorang yang aktif, membentuk atau menyusun pengetahuan mereka sendiri pada saat mereka menyesuaian pikirannya sebagaimana terjadi ketika mereka mengeksplorasi lingkungan dan kemudian tumbuh secara kognitif terhadap pemikiran-pemikiran yang logis.

Pemilihan metode pembelajaran yang tidak memperhatikan perkembangan karakteristik anak mengakibatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKN tentang kebebasan organisasi masih rendah.

 

Siklus 1

Proses perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru pada pelajaran PKN tentang kebebasan berorganisasi dengan menerapkan metode pembelajaran direct learning. Metode pembelajaran direct learning merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Namun, apabila guru belum dapat menerapkan metode ini dengan optimal maka proses belajar mengajar tidak berlangsung efektif dan berdampak terhadap hasil belajar siswa.

Hasil refleksi siklus 1 dinyatakan belum berhasil meningkatkan pemahaman siswa, karena 73 % hasil belajar siswa tidak mencapai KKM. Dari hasil observasi, guru belum menunjukkan kapasitasnya sebagai fasilitator dan motivator pada saat kerja kelompok siswa. sehingga timbul kecenderungan siswa yang pasif atau tidak menguasai materi sibuk bercanda dengan temannya. Bagi Vygotsky, anak itu mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi pengajaran dan sosial dengan orang dewasa (guru). Asalkan orang dewasa itu menjembatani arti dengan bahasa, tanda atau simbol. Untuk kemudian anak itu tumbuh ke arah pemikiran yang verbal.

Siklus II

Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan siklus yang dilakukan guru pada pelajaran PKN tentang kebebasan berorganisasi dengan menerapkan model pembelajaran STAD. Metode ini termasuk model pembelajaran kooperatif, menurut Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, (2010:67) merupakan model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda.

Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.

Hasil refleksi dinyatakan terjadinya peningkatan pemahaman siswa yang signifikan, yaitu 82 % siswa dapat mencapai nilai di atas KKM. Penerapan model pembelajaran STAD merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran PKN.

SIMPULAN

Setelah peneliti melaksanakan proses perbaikan pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar pkn pada siswa kelas 5 semester 1 SD Negeri Tegaron 02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2014/2015.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Suciati. 2007. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sukabdiah, Sri. 2006. Model-Model Pembelajaran Interaktif Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan SD.

Sulhan,Najib dkk. 2008:75-81. Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas 5 (BSE). Jakarta: Pusat Pembukuan Nasional.

Thoyib HMS,M dkk.2006:63-70. Pendidikan Kewarganegaraan SD Kelas 5. Jakarta: Erlangga.

Wahab,Aziz dkk. 2007. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKn). Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra, S Udin dkk. 2003. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Joni, T. Raka, 1985. Strategi Belajar-mengajar Suatu Tindakan Pengantar,           Jakarta: Depdikbud. Hal 17

Somantri, Mulyani dan Nana Saodih. 2004. Perkembangan Peserta Didik.             Jakarta: Universitas Terbuka