PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI

MATERI MARI BELAJAR QS. AL-MA’UN DAN AL-FIL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GIRIMARGO I KECAMATAN MIRI,

KABUPATEN SRAGEN SEMESTER II TAHUN 2015/2016

Musriyatun

SD Negeri Girimargo I Kecamatan Miri

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar PAI Materi mari belajar QS. Al-Ma’un dan Al-Fil melalui penerapan model pembelajaran tutor sebaya pada Siswa kelas IV SD Negeri Girimargo I semester II tahun 2015/2016. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas empat langkah kegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil belajar peserta didik pada proses pembelajaran pendidik Agama Islam dan Budi Pekerti materi Mari Belajar QS. AL- Ma’un dan AL- Fil SD Negeri Girimargo 1 Miri siklus, siklus1, dan siklus II, yaitu 17%,72%,9%,89%.5%. dan juga dapat dilihat dari nilai rata – rata pada masing – masing siklus yaitu pra siklus 57,5, meningkat menjadi 69,8 pada siklus1, meningkat 76,04 pada siklus II. Peningkatan nilai test diatas telah memenuhi criteria ketuntasan minimal (KKM) YAITU 6,0.

Kata Kunci: Model Totor Sebaya, Prestasi Belajar, QS Al Fiil dan Al Ma’un.

PENDAHULUAN

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses mentransfer ilmu Agama Islam kepada peserta didik untuk lebih mempersiapkan diri memahami nilai-nilai esensi ajaran Islam, kemudian ssecara konsisten diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut W.S Winkel dalam Musriyatun, 2010, pengaruh penerapan metode Kooperatif script terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V SD Negeri Girimargo I Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. Peneliti Karya Ilmiah menyatakan bahwa: “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relative, konsisten dan berbekas.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, Pendidikan Agama Islam memerlukan pendekatan-pendekatan haqe, akal dan qolbu, sarana yang memadai, sehingga mendukung terwujudnya situasi pembelajaran yang sesuai dengan karakter Pendidikan Agama Islam, sarana ibadah, masjid atau mushola, muskaf Al-Qur’an, tempat bersuci/wudhu, alat teknologi pembelajaran yang modern seperti: laptop, tape recorder, CD Pembelajaran PAI, alat peraga modern yang lain, akan sangat mendukung keberhasilan prestasi belajar siswa.

Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Output sekolah yang berprestasi/bermutu yaitu apabila prestasi sekolah khususnya prestasi belajar siswa meningkat pencapaiannya yang tinggi dalam bidang prestasi akademik.

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) sebetulnya sudah tidak asing lagi bagi kalangan umat Islam, karena membaca dan mempelajari Al-Qur’an adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh kaum muslim. Sebagai mana firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Alaq ayat 1 yang artinya:Bacalah dengan Nama Tuhan-Mu yang telah menjadikan (QS.Al-Alaq:1)

Dalam dunia anak, pembelajaran BTQ sudah melekat bahkan sudah mendarah daging karena setiap sore para santri sudah belajar mengaji di TPQ masing-masing. Namun banyak terjadi dimana-mana bahwa siswa itu dapat membaca Al-Qur’an, tetapi tidak bisa menulis dengan benar, karena pada kegiatan pembelajaran di TPQ (Taman Pendidikan Al’-Qur’an) hanya berfokus pada membaca saja. Sedang pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di tingkat Sekolah Dasar kususnya SD Girimargo I juga hampir sama dengan hal tersebut diatas.

Dengan kondisi diatas, penulis mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tema: “Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya untuk meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas IV Materi: ”Mari Belajar QS. Al-Maun dan QS.Al-Fil SD Negeri Girimargo I, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen semester II tahun pelajaran 2015/2016.

Mendasar latar belakang tersebut, maka di identifikasi masalah sebagai berikut: (1) Siswa kurang aktif dalam diskusi kelas. (2) Bila diberi pertanyaan, siswa tidak mengangkat tangan untuk menjawab. (3) Jika ada siswa yang terpaksa untuk menjawab, jawabannya sering menyimpang. (4) Pemahaman siswa terhadap pelajaran menulis QS. Al-Maun dan Al Fil. (5) Nilai yang dicapai siswa dalam menulis QS Al-Maun dan QS Al-Fil kurang memuaskan (dibawah KKM/rata-rata).

Atas dasar identifikasi tersebut di atas, serta mengingat keterbatasan waktu maka penelitian ini di batasi masalahnya sebagai berikut: (1) Rendahnya minat serta gairah siswa dalam menerima pelajaran Baca tulis Al-Qur’an. (2) Rendahnya prestasi yang di capai siswa dalam mengerjakan tugas menulis penggalan ayat Qs. Al-Maun dan Al-Fil dan menulis Qs. Al-Maun dan Al-Fil secara keseluruhan

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada dirumuskan sebagai berikut: (1) Apakah penggunaan model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil pembelajaran QS. Al-Maun dan QS. Al-Fil pada siswa kelas IV SD Negeri Girimargo I Kecamatan Miri Kabupaten Sragen semester II tahun pelajaran 2015/2016? (2) Bagaimanakah langkah-langkah model pembelajaran tutor sebaya sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Girimargo I, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen semester II tahun pelajaran 2015/2016?

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Qur’an pada konsep “Mari Belajar QS. Al-Maun dan QS. Al-Fil” (2) Untuk meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Qur’an pada konsep “Mari Belajar QS. Al-Maun dan QS. Al-Fil Melalui Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya bagi siswa kelas IV SD Negeri Girimargo I Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen semester II Tahun Pelajaran 2015/2016

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Pembelajaran Tutor Sebaya

Hamalik (1991:73) (dalam Abi Masiku (2003:10)) mengemukakan bahwa tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar siswa dapat efisien dan efektif dalam belajar. Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial dikenal sebagai tutor.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jakarta (2008: 150) di jelaskan bahwa baya adalah umur, berumur atau tua, sedang sebaya adalah sama umurnya (tuanya).

Menurut Ali (2004:99) Kelompok teman sebaya memegang peranan penting dalam kehidupan remaja. Remaja sangat ingin diterima dan dipandang sebagai anggota kelompok teman sebaya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karenanya, mereka cenderung bertingkah laku seperti tingkah laku kelompok sebayanya.

Menurut Suryo dan Amin (1984:51), bantuan yang diberikan teman-teman sebaya pada umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik. Peran teman sebaya dapat menumbuhkan dan membangkitkan persaingan hasil belajar secara sehat, karena siswa yang dijadikan tutor, eksistensinya diakui oleh teman sebaya.

Menurut Ischak dan Warji dalam Suherman (2003:276) berpendapat bahwa tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya.

Metode tutor sebaya adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara memberdayakan siswa yang memiliki daya serap yang tinggi dari kelompok siswa itu sendiri untuk menjadi tutor bagi teman-temannya, dimana siswa yang menjadi tutor bertugas untuk memberikan materi belajar dan latihan kepada teman-temannya (tutee) yang belum faham terhadap materi/latihan yang diberikan guru dengan dilandasi aturan yang telah disepakati bersama dalam kelompok tersebut, sehingga akan terbangun suasana belajar kelompok yang bersifat kooperatif bukan kompetitif.

Sintaks Pembelajaran Tutor Sebaya

Langkah-langkah model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil ini adalah sebagai berikut. (1) Pilihlah materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi pelajaran di bagi menjadi sub-sub materi (segmen materi). (2) Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya. (3) Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu bab materi. Setiap kelompok di pandu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya. (4) Beri mereka waktu yang cukup, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. (5) Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai narasumber utama. (6) Setelah kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.

Prestasi Belajar

Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto prestasi belajar dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif yang berkenaan dengan basil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Aspek afektif berkenaan dengan sifat yang terdiri dari lima aspek yakni: penerimaan, jawaban, atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Aspek psikomotorik berkenaan dengan basil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek, yaitu gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptial, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Prestasi belajar merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada suatu saat atau periode tertentu.Prestasi belajar merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh siswa yang belajar dan yang diharapkan oleh pihak-pihak yang terlibat.Pada umumnya, prestasi belajar ditunjukkan dalam bentuk angka-angka yang merupakan hasil penilaian melalui tes.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku dari aktivitas yang telah dilakukan melalui proses interaktif dalam proses pembelajaran, sehingga memperoleh pengetahuan yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik baik secara individu maupun kelompok pada mata pelajaran tertentu.

Definisi belajar

Para ahli pendidikan modem mengemukakan pendapatnya mengenai perbuatan belajar sebagai berikut: Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku baru yang diperoleh dari pengalaman atau latihan.Tingkah laku yang baru ini misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan sikap, kebiasaan-kebiasaan, keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat-sifat sosial, emosional dan pertumbuhan jasmaniah.

Pendidikan Agana Islam

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengiani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam dari sumber utamanya dari Kitab Suci Al-Qur’an dan Al-hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan dan penggunaan pengalaman dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungan agama lain dengan kerukunan antar umat beragama dalam lain dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Untuk membahas pengertian Pendidikan Agama Islam, maka harus dimengerti terlebih dahulu apa sebenarnya yang disebut dengan pendidikan itu sendiri.

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam men yiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati.hingga mengimani, ajaran agama islam, dibarengi dengan tuntunan untukmenghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar Umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (kurikulum PAI. 3 2002).

Menurut Zakiyah Dradjat pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup.

Pengertian-pengertian diatas pada dasamya mengandung pengertian yang sama meskipun susunan bahasanya berbeda, oleh karena itubeberapa pengertian diatas ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan dan usaha yang diberikan pada seseorang dalam pertumbuhan jasmani dan usaha rohani agar tertanam nilai-nilai ajaran agama islam untuk menuju pada tingkat membentuk kepribadian yang utama yaitu kepribadian yang mencapai kehidupan dunia dan akherat.

Pendidikan Agama Islam tidak hanya melihat bahwa pendidikan itu sebagai upaya mencerdaskan semata (pendidikan intelek kecerdasan), melainkan sejalan dengan konsep Islam tentang manusia dan hakekat eksistensinya. Pendidikan Agama Islam juga berupaya untuk menumbuhkan pemahaman dan kesadaran bahwa manusia itu sama derajatnya di hadapan Allah. Perbedaannya adalah kadar ketaqwaan, sebagai bentuk perbedaan secara kualitatif.

Dalam Surah An Nahl (16) ayat 125 yang artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. (Q.S. An Nah1:16).

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah: (1) Model pembelajaran tutor sebaya dapat meinngkatkan kemampuan siswa dalam memperhatikan tutor. (1) Model pembelajaran tutor sebaya (2) Model pembelajarn tutor sebaya diharapkan dapat meningkatkan minat siswa dalam melakukan latihan menulis penggalan ayat dalam QS. Al-Maun dan QS. Al-Fil dengan teliti benar dan indah.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2016. Adapun yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah SD Negeri Girimargo 01 beralamat di Dukuh Girimargo, Desa Girimargo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas IV SD Negeri Girimargo 01 pelajaran 2015/2016 dengan jumlah peserta didik sebanyak 48 anak,

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas diperlukan lebih dari satu siklus atau minimal dua siklus. Karena siklus – siklus dalam PTK saling terkait dan. Berkelanjutan, maka peneliti dalam melakukan penelitian materi “Mari belajar QS.AL Ma’un dan AL –Fil, menggunakan dua siklus. Masing – masing siklus mencakup empat tahap kegiatan yaitu perencaan (Planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Metode Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber yakni peserta didik dan guru. (a) Data dari peserta didik digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam. (b) Data dari guru digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan metode tutor sebaya dalam penggunaannya pada materi “Mari belajar QS. AL- Ma’un dan AL- Fil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran. Baca Tulis AL Qur’an.

Cara pengambilan data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk pengambilan data, yaitu: (a) Dokumentasi; (b) Tes; dan (c) Observasi Terbuka

Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan merupakan analisis yang mampu mendukung tercapainya tujuan dari kegiatan penelitian, berdasarkan tujuan dasar yang ingin dicapai yaitu peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam materi “Mari belajar Qs Al – Ma’un dan Al – Fil. (a) Ketuntasan Individu, dihitung dengan menggunakan analisis deskriptif presentase, yaitu: S = N x 100%. (b) Ketuntasan Klasikal, diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat menentukan belajar klasikal menggunakan analisis diskriptif presentase, dengan perhitungan P = S_N x100%.

Indikator Keberhasilan

Indikator kinerja yang menjelaskan keberhasilan adalah meningkatnya Prestasi belajar peserta didik kelas IV SD Negeri Girimargo 1 kecamatan Miri pada materi “Mari belajar QS.AL Ma’un dan AL Fil. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah nilai rata – rata hasil belajar peserta didik > 60 dengan ketuntasan klasikal > 75%. yang berarti bahwa > 75% dari jumlah peserta didik memperoleh nilai > 60.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Pra Siklus

Berdasarkan hasil pre tes 4 januari 2016 bahwa pelaksanaan pembelajaran pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IV SD Negeri Girimargo 1 Miri belum mampu mengaplikasikan model pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya, guru masih sering menggunakan metode ceramah, pemberian contoh, dan mengerjakan soal–soal, sehingga peserta didik cenderung pasif dan kurang mempunyai pengalaman belajar dalam pembelajaran. Sebelum melakukan siklus,peneliti mengumpulkan data awal berupa daftar nama peserta didik (lampiran 1) dan nilai awal yang akan dijadikan perbandingan pada siklus selama peneliti SD Negeri Girimargo 1 kecamatan Miri. Nilai awal ini diambil dari rata – rata nilai ulang harian peserta didik kelas IV materi Mari Belajar QS AL Maun dan AL Fil tahun ajaran 2014/2015 terlampir (lampiran 2).

Deskripsi Hasil Siklus 1

Hasil pengamatan yang didapatkan oleh peneliti pada siklus pertama, adalah sebagai berikut.

Hasil pengamatan peserta didik dalam pembelajaran

a) Peserta didik belum terbiasa belajar secara berkelompok, sehingga diskusi dalam kelompok belum terlihat hidup. Akibatnya pelaksanaan pembelajaran pendidikan Agama Islam materi Mari belajar QS. AL – Ma’un dan AL Fil dengan model tutor sebaya belum terlaksana sebagaimana mestinya.

b) Peserta didik masih takut untuk bertanya maupun mengungkapkan pendapat. Hanya baru 3 peserta didik saja yang sudah aktif jika diberi umpan oleh guru.

c) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas.

Hasil pengamatan aktivitas baru

a) Guru aktif memantau kegiatan peserta didik di dalam kelas, dengan berkeliling saat peserta didik mengerjakan tugas.

b) Guru memberikan umpan kepada peserta didik agar peserta didik aktif.

c) Guru selalu memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpendapat, maupun komentar.

d) Guru kurang memotivasi peserta didik untuk belajar.

Deskripsi Hasil Siklus II

Hasil pengamatan aktivitas peserta didik

a) Peserta didik sudah banyak yang berani bertanya kepada guru, pada siklus ke dua ini ada 8 peserta didik yang sudah mulai aktif bertanya atau mengemukakan pendapat dan berkomentar atas pendapat peserta didik lain.

b) Kemajuan peserta didik yang ditunjukkan dengan meningkatnya prestasi belajar mereka.

Hasil pengamatan aktivitas guru

a) Sebagaimana biasanya, guru selalu memantau kegiatan peserta didik, mengecek dan memperhatikan peserta didik, dan dorongan agar peserta didik selalu lebihbaik dari sebelumnya.

b) Guru senantiasa mendorong peserta didik untuk aktif dan tidak takut dalam mengemukakan pendapat.

PEMBAHASAN

Prasiklus

Pada prasiklus masih banyak terdapat peserta didik yang memperoleh nilai di bawah KKM yang ditetapkan sekolah, yaitu 6,0. Pada daftar nilai peserta didik tahun ajaran 2014/2015 terdapat 26 peserta didik tidak tuntas belajar dari 51 peserta didik. Ini berate ketuntasan klasikal hanya mencapai 49%.

Siklus I

Hasil belajar peserta didik pada siklus I yang diperoleh sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil belajar pada prasiklus. Dari rata – rata kelas pada prasiklus yaitu 57,5 meningkat menjadi 69,8. Sedangkan pada ketuntasan klasikal dari 49% sudah meningkat menjadi 72,9%. Pada siklus I dari 48 peserta didik yang tidak tuntas belajar berjumlah 13 peserta didik. Dan ketuntasan klasikal mencapai 72,9%. Ini berati bahwa ketuntasan klasikal belum memenuhi indicator pencapaian yaitu 75%. Jadi perlu perbaikan dan dilanjutkan pada siklus II.

Siklus II

Pada siklus II ini peserta didik sudah mulai terbiasa bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok maupun berdiskusi. Peserta didik terlihat lebih semangat dalam menyelesaikan soal – soal yang diberikan guru.

Pada siklus II guru sudah lebih memperhatikan dan memberi bimbingan yang lebih baik khususnya pada peserta didik yang belum tuntas pada siklus I. Siklus II ketuntasan klasikal yang dicapai adalah 89,5% dengan nilai rata – rata 76,04. Banyaknya peserta didik yang sudah tuntas ada 43 peserta didik. Ini berati pada siklus II sudah mencapai indikator pencapaian.

SIMPULAN

Berdasarkan deskripsi data dan analisis penelitian tentang meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada materi Mari Belajar QS. AL- Ma’un dan AL- Fil pembelajaran tutor sebaya peserta didik kelas IV semester 1 SD Negeri Girimargo 1 kecamatan Miri dari bab 1 sampai bab IV , maka pada akhir kegiatan PTK ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya dapat meningkat hasil belajar peserta didik kelas IV semester 1 SD Negeri Girimargo 1 kecamatan Miri ajaran 2015/2016 pada materi Mari Belajar QS. AL Ma’un dan AL Fil. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai skor test akhir dari masing – masing siklus yang dapat dilihat dari perolehan skor yang diprosentasikan melalui pengamatan tentang hasil belajar peserta didik dengan indikator keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Untuk prosentase peningkatan hasil belajar peserta didik pada proses pembelajaran pendidik Agama Islam dan Budi Pekerti materi Mari Belajar QS. AL- Ma’un dan AL- Fil SD Negeri Girimargo 1 Miri siklus, siklus1, dan siklus II, yaitu 17%,72%,9%,89%.5%. dan juga dapat dilihat dari nilai rata – rata pada masing – masing siklus yaitu pra siklus 57,5, meningkat menjadi 69,8 pada siklus1, meningkat 76,04 pada siklus II. Peningkatan nilai test diatas telah memenuhi criteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 6,0.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik” Edisi Revisi VI, Jakarta: Rineka Cipta

Asikin. 2002. “Strategi Belajar dan Pembelajaran”. Jakarta.

Depaz, I., & Moni, R.W. 2008. Using peer teaching to support co-operative learning in undergraduate pharmacologi.Bioscience Education Journal, 11, 98-108.

Glasser, C., & Brunstein, J.C. 2007.Improving fourthgrade students’ composition skills: Effects of strategy instruction and self-regulation procedures.Journal of Educational Psychology, 99, 297-310.

Hurk, M.V.D. 2006. The relation between selfregulated strategies and individual study time: Prepared participation and achievement in a problem-based curriculum. Active Learning in Higher Education, 7 (2), 155-169.

Kosnin, A.M. 2007. Self regulated learning: An academic ahievement in Malaysian undergraduates. International Education Journal, 8.221-228.

Martinis, Yamin. 2007 Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Gaung Persada Press, Jakarta.

Mullen, P.A.2007. Use of self-regulating learning strategies by students in the second and third trimester of an accelerated second-degree baccalaurate nursing program. Journal of Nursing Education, 46, 406-412.

Riyono. 2006. “Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas III G SMP Negeri Ketanggungan Brebes pada pokok bahasan operasi pada bentuk aljabar melalui model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil

Roscoe, R.D., & Chi, M.T.H. 2007. Understanding tutor learning: Knowledge building and knowledgetelling in peer tutors’ explaination and questions. Review of Education Research, 77 (4): 534-574.

Sari, Ika Marlita. 2006. “Keefektifan Model Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan persamaan garis lurus siswa kelas VIII SMP Negeri 36 Semarang

Suherman, E dkk. 2003. “Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer”. Bandung. UPI

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007.”Metode Penelitian Pendidikan” Bandung cetakan ketiga. PT. Remaja Rosdakarya Offset

Sungur, S., & Tekkaya, C. 2006. Effect of problem based learning and traditional instruction on self regulated learning. The Journal of Education Research, Heldref Publication, 99, 307-317.

Sutamin. 2007. “Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP 2 Kudus melalui implementasi metode pembelajaran dengan tutor sebaya pada materi pokok bangun ruang sisi datar tahun pelajarn 2006/2007

Suyitno, Amin. 2004. Dasar-Dasar Proses Pembelajaran Matematika. Bahan Ajar, S1 Program Studi Pendidikan Matematika. Semarang: UNNES

Wolters, C.A. 2003. Understanding procrastination from a self-regulated learning perspective.Journal of Educational Psychology. 95, 179-187.

Woolfolk, A. 2007.Educational Psychology. USA: Pearson Education , Inc.

Yakub, Hidir dan Sunyono. 2005. “Peningkatan kualitas pembelajaran mata kuliah ikatan kimia melalui penerapan metode belajar siswa aktif dan konsistensi pelaksanaan evaluasi