PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF

DALAM MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF

MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SDN SOKO 02 KEC. MIRI KAB SRAGEN

TAHUN 2015/2016

Tri Hastuti

SDN Soko 02 Kec. Miri Kab Sragen

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah meningkatkan aktivitas siswa dan keterampilan membaca intensif serta hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat langkah kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor 13,83 dengan kriteria baik, siklus II meningkat menjadi 20,27 dengan kriteria sangat baik. Hasil belajar siswa pada siklus I mengalami ketuntasan sebesar 55,66% dengan rata-rata 65,56. Siklus II meningkat menjadi 94,44% dengan rata-rata 75,72. Simpulan dari penelitian ini adalah model CIRC berbantuan dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa kelas VI SDN Soko 02 Miri. Saran dari penelitian ini adalah hendaknya guru menerapkan model CIRC sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan keterampilan membaca intensif siswa.

Kata kunci: keterampilan membaca, CIRC, siswa kelas IV

PENDAHULUAN

Abidin (2013:148) menyatakan membaca adalah salah satu komponen kemampuan bersastra yang penting untuk kehidupan manusia. Proses membaca merupakan seluruh aktivitas yang dilakukan pembaca untuk memperoleh informasi yang terkandung dalam sebuah bahan bacaan. Produk membaca merupakan hasil dari proses membaca yakni pemahaman atas isi bacaan. Dengan demikian hasil membaca ataupun hasil pembelajaran membaca pada dasarnya adalah pemahaman atas isi bacaan yang dibacanya melalui serangkaian proses membaca.

Gambaran pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri Soko 02 Miri Kabupaten Sragen. Berdasarkan observasi di kelas, melalui data lapangan berupa hasil nilai siswa dan wawancara dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi menemukan kalimat utama paragraf menyatakan bahwa hasil belajar siswa belum optimal.

Hal itu didukung dengan data yang diambil dari data hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV tahun pelajaran 2014/2015 menunjukkan masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Dari 18 siswa, sebanyak 14 siswa (77,78%) mendapatkan nilai di bawah KKM (65), sedangkan sisanya, sebanyak 4 siswa (22,22%) sudah mencapai KKM dengan nilai tertinggi mencapai 80 dan nilai terendahnya mencapai 40 dengan rerata kelas 55,44.

Berdasarkan diskusi peneliti dengan kolaborator, menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat memicu keaktifan siswa di dalam pembelajaran dan meningkatkan kreativitas guru. Peneliti menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), yang bertujuan agar siswa dapat memiliki keterlibatan selama proses pembelajaran dengan memberikan aktivitas kepada siswa untuk melaksanakan tugas secara berkelompok sesuai yang dinyatakan Suprijono (2012:130).

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti menetapkan rumusan masalah sebagai berikut: (1) apakah model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada keterampilan membaca intensif dalam menemukan kalimat utama paragraf pada siswa kelas IV SD Negeri Soko 02 Miri Kabupaten Sragen? (2) apakah model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat meningkatkan aktivitas siswa pada keterampilan membaca intensif dalam menemukan kalimat utama paragraf pada siswa kelas IV SD Negeri Soko 02 Miri Kabupaten Sragen?

Tujuan penelitian dijabarkan sebagai berikut: (1) Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran keterampilan membaca intensif dalam menemukan kalimat utama paragraf melalui model Cooperative Integrated Reading and Composition. (2) eningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran keterampilan membaca intensif dalam menemukan kalimat utama paragraf melalui model Cooperative Integrated Reading and Composition.

KAJIAN TEORI

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Menurut Tarigan (2008:1) keterampilan berbahasa (language arts, language skills) dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu: (1) keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading skills); (4) keterampilan menulis (writing skills).

Kesimpulan dari uraian di atas yaitu pembelajaran bahasa memiliki standar kompetensi. Kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Pembelajaran bahasa indonesia di SD merupakan alat pelajaran strategis yang mencakup keterampilan menyimak/mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.

Keterampilan Membaca

Hodgson (dalam Tarigan, 2008:7) menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.

Mulyati, dkk (2007:1.12) menyatakan bahwa membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengarkan dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, sering kali keterampilan membaca dikembangkan secara terintegrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara menyimak dan berbicara.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengertian-pengertian membaca di atas yaitu, membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis proses yang digunakan untuk memahami makna yang terkandung dan tersirat pada lambang-lambang tertulis yang disampaikan oleh penulis.

Jenis-Jenis Membaca

Tarigan (2008:12-13) menyatakan untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis, aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring/membaca bersuara. Untuk keterampilan pemahaman yang paling erat adalah dengan membaca dalam hati (silent reading), yang dapat dibagi atas membaca ekstensif (ekstensive reading) dan membaca intensif (intensive reading). Membaca ekstensif mencakup membaca survei (survey reading), membaca sekilas (skimming), membaca dangkal (superficial reading).

Unsur-unsur paragraf

Tarigan (2008:7-16) menyatakan Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada para pembaca, paragraf harus tersusun secara logis-sistematis. Alat bantu menciptakan susunan logis-sistematis itu adalah unsur-unsur penyusun paragraf, seperti: (a) transisi (transition); (b) kalimat topik (topic sentence); (c) kalimat pengembang (development sentence); (d) kalimat penegas (punch-line).

Aktivitas Siswa

Indikator keaktifan siswa dalam penelitian ini dengan penerapan model cooperative integrated reading and composition (CIRC) antara lain: perhatian pada penjelasan guru (visual activities, listening activities, writing activities, oral activities, emotional activities), kedisiplinan dalam pembentukan kelompok (motor activities), kerjasama dalam kelompok (oral activities, listening activities, mental activities), kemampuan mengerjakan tugas (motor activities, mental activities), mempresentasikan hasil kerja kelompok (visual activities), partisipasi dalam membuat simpulan pembelajaran (mental activities dan oral activities).

Hasil belajar

Davies, dkk (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009:201) menyatakan ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

Siregar dan Nara (2014:146-149) menyatakan macam-macam instrumen evaluasi hasil belajar yaitu instrumen tes dan non tes. Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait (atribut pendidikan) atau psikologik, karena setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Bila dilihat dari konstruksinya, maka instrumen penilaian hasil belajar dalam bentuk tes tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tes esai (uraian) dan tes obyektif.

Kesimpulan dari pernyataan-pernyataan di atas yaitu, hasil belajar adalah perubahan perilaku berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Penelitian ini hanya meneliti hasil belajar kemampuan kognitif, karena ranah afektif dan psikomotorik dimasukkan ke dalam pengamatan aktivitas siswa.

Media Pembelajaran

Rifa’i (2011:196) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat/wahana yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran. Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran yang berfungsi meningkatkan peranan setrategi pembelajaran karena media pembelajaran menjadi salah satu komponen pendukung setrategi pembelajaran disamping metode mengajar.

Menurut Depdiknas (2004: 7), kualitas media pembelajaran tampak dari beberapa hal, yaitu: (1) dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna; (2) mampu memfasilitasi proses interaksi antara siswa dan guru, siswa dengan siswa, serta siswa dengan ahli; (3) dapat memperkaya pengalaman belajar siswa; dan (4) mampu mengubah suasana belajar sehingga siswa menjadi aktif berdiskusi dan mencari informasi melalui berbagai sumber belajar yang ada.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat/wahana yang digunakan pendidik untuk merangsang siswa dalam proses pembelajaran.

Model Pembelajaran

Suprijono (2012:45-46) menyatakan model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas.

Joyce & Weil (dalam Rusman:133) menyatakan model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Kesimpulan dari pengertian-pengertian model di atas yaitu, model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dan membentuk kurikulum di kelas atau yang lain.

Model Pembelajaran CIRC

Shoimin (2014:51-52) menyatakan terjemahan bebas dari Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara kelompok. Model CIRC merupakan model pembelajaran khusus mata pelajaran bahasa dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok, pokok pikiran, atau tema sebuah wacana. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting.

Abidin (2013:168) menyatakan pembelajaran membaca dengan model CIRC terdiri tiga unsur penting yakni (a) kegiatan-kegiatan dasar terkait, (b) pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan, dan (c) seni berbahasa menulis terpadu. Model CIRC dapat membantu guru memadukan kegiatan membaca dan menulis sebagai kegiatan integratif dalam pelaksanaan pembelajaran membaca.

Kesimpulan dari pernyataan-pertanyaan di atas yaitu, model CIRC adalah model pembelajaran kooperatif khusus mata pelajaran bahasa dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok, pokok pikiran, atau tema sebuah wacana. Terdiri tiga unsur penting yakni kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran langsung pelajaran memehami bacaan, dan seni berbahasa menulis terpadu.

Penelitian yang Relevan

Penelitian ini didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan terhadap penerapan model CIRC dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian pertama adalah penelitian Rahmawati (2013) dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC”. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif pada peserta didik kelas IV SDN 01 Gemawang, Tahun Ajaran 2012/2013.

Penelitian di atas kemudian dikembangkan oleh penelitian Linawati (2013) dengan judul “ Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif dengan Model CIRC pada Siswa Kelas V SDN Mangkangkulon 01 Semarang”. Penelitian ini mengembangkan penelitian sebelumnya dengan melihat tujuan penelitian, yaitu meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Hasil penelitian menyatakan bahwa keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar dalam pembelajaran membaca intensif dengan model CIRC mengalami peningkatan. Keterampilan guru pada siklus I mendapat skor 27, siklus II 30 dan siklus III menjadi 37. Aktivitas siswa pada siklus I, mendapat skor rata-rata 9,08, siklus II 14,66 dan siklus III menjadi 18,8. Ketuntasan hasil belajar klasikal siklus I 51,72%, siklus II 65,52% dan pada siklus III meningkat menjadi 86,21%.

Kerangka Berpikir

Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri Soko 02 Miri pada tahun 2014/2015 dalam materi menemukan kalimat utama paragraf menyatakan bahwa hasil belajar siswa belum optimal. Hal ini disebabkan oleh cara mengajar guru yang kurang menggunakan variasi pembelajaran aktif dan kurang memberi kesempatan siswa aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa kurang termotivasi, cepat merasa bosan dan cenderung pasif. Hasil belajar siswa menunjukkan masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Dari 18 siswa, sebanyak 14 siswa (77,78%) mendapatkan nilai di bawah KKM (65), sedangkan sisanya, sebanyak 4 siswa (22,22%) sudah mencapai KKM dengan nilai tertinggi mencapai 80 dan nilai terendahnya mencapai 40 dengan rerata kelas 55,44.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Wardhani dan Wihardit (2010:1.4) menyatakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Menurut Arikunto (2014:16) terdapat empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) pengamatan; 4) refleksi.

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Soko 02 Miri Kabupaten Sragen. Waktu penelitian selama 3 bulan mulai bulan Februari sampai dengan bulan April 2016. Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 02 Miri Kabupaten Sragen, dengan jumlah siswa sebanyak 18 anak. Terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Data Kuantitatif; (2) Data Kualitatif

Sumber Data

Sumber data diperoleh dari: (1) siswa diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus kedua melalui lembar observasi. (2) Data Dokumen.

Catatan Lapangan

Catatan lapangan berisi catatan kolaborator untuk mendeskripsikan tentang keaktifan belajar siswa dan proses pembelajaran yang berlangsung menggunakan model pembelajaran CIRC. Catatan lapangan adalah catatan berisi hal-hal yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi. Dalam penelitian ini, catatan lapangan terfokus pada guru membuka pembelajaran, guru menjelaskan materi, jalannya CIRC, keadaan kelas selama pembelajaran berlangsung dan keadaan siswa dalam menerima pembelajaran.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah: (1) Teknik Tes; (2) Teknik Non Tes; (3) Catatan lapangan. (4) Kuesioner (Angket). Dan (5) Dokumentasi.

Indikator Keberhasilan

Pembelajaran melalui model CIRC dapat meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD Negeri Soko 02 Miri dengan indikator sebagai berikut.

1. Hasil belajar siswa pembelajaran bahasa Indonesia keterampilan membaca intensif dalam materi menemukan kalimat utama paragraf menggunakan model CIRC meningkat, dengan ketuntasan belajar ≥ 65 dan ketuntasan belajar klasikal sekurangkurangnya sebesar 85% (tingkat keberhasilan belajar dengan kategori sangat tinggi);

2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia keterampilan membaca intensif dalam materi menemukan kalimat utama paragraf menggunakan model CIRC meningkat, dengan kategori sekurang-kurangnya baik (B) dengan nilai 13.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Data awal hasil belajar yang diperoleh sebelum diadakan penelitian yaitu dari 18 siswa, sebanyak 14 siswa (77,78%) mendapatkan nilai di bawah KKM (65), sedangkan sisanya, sebanyak 4 siswa (22,22%) sudah mencapai KKM dengan nilai tertinggi mencapai 80 dan nilai terendahnya mencapai 40 dengan rata-rata kelas 55,44.

Deskripsi Hasil Siklus I

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa yang telah dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I, perolehan skor rata-rata yaitu sebesar 13,83 dengan kriteria baik dan memenuhi kualifikasi tuntas. Rata-rata skor aktivitas siswa yang diperoleh pada indikator perhatian pada penjelasan guru adalah 2,89. Sebagian besar siswa tidak gaduh, konsentrasi, mencatat penjelasan guru, dan perhatian siswa kepada guru. Rata-rata skor aktivitas siswa yang diperoleh pada indikator kedisiplinan dalam pembentukan kelompok adalah 3,00. Sebagian besar siswa saat pembentukan kelompok disiplin menuju kelompok masing-masing, duduk sesuai kelompok, mematuhi perintah guru, dan tidak gaduh.

Hasil belajar pada penelitian ini menggunakan hasil tes evaluasi siswa di akhir pembelajaran setiap siklus. Nilai terendah yang diperoleh pada hasil belajar ranah kognitif siklus I ini adalah 43 dan nilai tertinggi 90. Nilai rata-rata siswa sebesar 65,56 diperoleh dengan menjumlahkan nilai seluruh siswa kemudian dibagi jumlah seluruh siswa. Jumlah siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 8 anak atau 44,44%. Jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 10 anak atau 55,66%. Penilaian berdasarkan KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 65.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa 55,66% mengalami ketuntasan belajar, sedangkan 44,44% tidak mengalami ketuntasan belajar. Persentase tersebut disesuaikan dengan kriteria tingkat belajar siswa. Tingkat keberhasilan belajar siswa, maka tingkat keberhasilan belajar siswa pada siklus I mencapai kriteria sedang dengan rentang 40%-59%.

Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

Observasi yang telah dilakukan pada proses pembelajaran terdiri atas aktivitas siswa pada siklus II. Aktivitas Siswa Siklus II perolehan skor rata-rata yaitu sebesar 20,26 dengan kriteria sangat baik dan memenuhi kualifikasi tuntas. Rata-rata skor aktivitas siswa yang diperoleh pada indikator perhatian pada penjelasan guru adalah 3,61. Sebagian besar siswa tidak gaduh, konsentrasi, mencatat penjelasan guru, dan perhatian siswa kepada guru.

Hasil belajar pada penelitian ini menggunakan hasil tes evaluasi siswa di akhir pembelajaran setiap siklus. Nilai terendah yang diperoleh pada hasil belajar ranah kognitif siklus II ini adalah 60 dan nilai tertinggi 95. Nilai rata-rata siswa sebesar 75,72 diperoleh dengan menjumlahkan nilai seluruh siswa kemudian dibagi jumlah seluruh siswa. Jumlah siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 17 anak atau 94,44%. Jumlah siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 1 anak atau 5,56%. Penilaian berdasarkan KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 65. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa 94,44% mengalami ketuntasan belajar, sedangkan 5,56% tidak mengalami ketuntasan belajar. Persentase tersebut disesuaikan dengan kriteria tingkat belajar siswa.

Pembahasan

Peningkatan Aktivitas Siswa

Peningkatan pada hasil observasi aktivitas siswa dibuktikan dengan perolehan jumlah skor dan rata-rata skor pada siklus I dan II. Aktivitas siswa pada siklus I dan II mengalami peningkatan setiap siklusnya. Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh jumlah skor 13,83 dengan kategori baik, siklus II mengalami peningkatan dengan jumlah skor sebanyak 20,27 dengan kategori sangat baik.

Peningkatan Hasil Belajar

Penerapan model ini memberikan hasil belajar siswa juga didasari dengan data yang diperoleh selama penelitian. Hasil belajar pada siklus I dan II mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hasil belajar pada siklus I jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 10 anak atau 55,56%. Sebanyak 8 anak atau 44,44% belum mencapai KKM. Pada siklus II Jumlah siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 1 anak atau 5,56%. Jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 17 anak atau 94,44%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan model CIRC pada siswa kelas IV SD Negeri Soko 02 Miri Kabupaten Sragen, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan model CIRC menunjukan peningkatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan rata-rata skor 13,83 dengan kriteria baik, rata-rata skor meningkat pada siklus II menjadi 20,27 dengan kriteria sangat baik. Hasil penelitian telah mencapai indikator keberhasilan yaitu aktivitas siswa meningkat sekurang-kurangnya skor lebih besar sama dengan 13.

2. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan model CIRC juga menunjukkan peningkatan. Hasil belajar pada siklus I dan II mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hasil belajar pada siklus I jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 10 anak atau 55,56%. sebanyak 8 anak atau 44,44% belum mencapai KKM. Pada siklus II Jumlah siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 1 anak atau 5,56%. Jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 17 anak atau 94,44%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2013. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.

Aqib, Zainal, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, TK. Bandung: C.V Yrama Widya.

Arikunto, Suharjono, Supardi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas

Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Doyin, Mukh dan Wagiran. 2011. Bahasa Indonesia. Semarang: Unnes Press.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Herrhyanto, Nar. Dan H.M Akib Hamid. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nasucha, Yakup, dkk. 2006. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa.

Ningsih, Sri, dkk. 2007. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa.Yogyakarta: Andi Offset.

Nurhadi. 2010. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca?. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Muhtadi, Ali. 2005. Menciptakan Iklim Kelas (Classroom Climate) Yang Kondusif Dan Berkualitas Dalam Proses Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran

Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media &Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka

Permendiknas. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP

Poerwanti, Endang dkk. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Rahmawati, A.K. 2014. Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC. Jurnal PGSD FKIP UNS. 2(3).

Rifa’i, Achmad dan Tri Catharina. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Satori, Djam’an, dkk. 2010. Profesi Keguruan.Jakarta: Universitas Terbuka.

Setianingrum, B.W. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Kembali Isi Cerita melalui Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) menggunakan Media Komik Siswa Kelas V SDN Sekaran 02. Unnes.

Linawati, Fitri. 2013. Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif dengan Model CIRC pada Siswa Kelas V SDN Mangkangkulon 01 Semarang. Unnes.

Siregar, Evelin dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sudjana, Nana. 2013. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Belajar.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.

Wardhani, Igak dan Kuswaya Wihardit. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.