PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS III SD ALKHAIRAAT 2 TOBELO

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Asmidar Baba

Guru SD Alkhairaat 2 Tobelo, Kecamatan Tobelo

 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar matematika tentang keliling persegi dan persegi panjang. Metode pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan bentuk kolaboratif yang melibatkan peneliti dan teman sejawat (guru) .Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Alkhairaat 2 Tobelo Kecamatan Tobelo pada tahun pelajaran 2019/2020 dengan jumlah 22 siswa. Fokus penelitian ini adalah hasil belajar pelajaran matematika pada pokok bahasan keliling persegi dan persegi panjang dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan dua siklus. Masing – masing siklus terdiri dari empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar, hal ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I dan siklus II dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan peningkatan nilai rata-rata, peningkatan ketuntasan pembelajaran dan pencapaian KKM (65) . Dengan melihat hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mampu menjawab tujuan penelitian, sebagaimana di cantumkan di atas. Nilai rata-rata siklus I pertemuan 1 adalah 63,40 dengan tingkat ketuntasan 40,91% dan pada pertemuan 2 adalah 65,91 dengan tingkat ketuntasan 54,55%. Nilai rata-rata Pada siklus II pertemuan 1 adalah 68,41 dengan tingkat ketuntasan 68,18% dan pertemuan 2 adalah 74,32 dengan tingkat ketuntasan 86,36%. Akhirnya peneliti menyarankan kepada seluruh guru agar terampil dalam mengetahui permasalahan dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan menemukan solusi yang tepat sehingga dapat membawa siswa mendapatkan penjelasan terhadap materi yang disampaikan dan cara menyelesaikan soal yang diberikan.

Kata Kunci: Hasil belajar, Pembelajaran Kontekstual, Matematika

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013, guru dituntut memiliki kompetensi terutama dalam mengelola proses pembelajaran (PBM) , karena itu untuk dapat mengantarkan siswa mencapai kompetensi yang diharapkan, guru harus mampu merancang dan mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif.

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang penting sebagai pengantar ilmu-ilmu pengetahuan yang lain dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran matematika tidak hanya ditekankan pada kemampuan berhitung, tetapi pada konsep-konsep matematika yang berkenaan dengan ide-ide yang bersifat abstrak. Setiap konsep atau prinsip dapat dimengerti secara sempurna jika pada awalnya disajikan dalam bentuk konkret. Guru harus memiliki kompetensi sebagaimana yang di standarkan oleh pemerintah. Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (Ditendik) , kompetensi guru ada tiga, yaitu: (1) Penguasaan akademik, (2) Pengelolaan pembelajaran, dan (3) Pengembangan profesi. Sehubungan dengan ketiga kompetensi guru tersebut, kondisi di lapangan saat ini menunjukkan bahwa kompetensi guru belum merata dan bervariasi pada semua jenjang dan tingkat sekolah. Akibatnya, tingkat efektivitas dan ketercapaian tujuan proses pembelajaran siswa bervariasi pula.

Pada materi matematika, dalam Standar Kompetensi melakukan pengukuran keliling dan luas bangun datar dan menggunakannya dalam pemecahan masalah sehari-hari dengan Kompetensi Dasar mengenal konsep keliling dan luas bangun datar, dalam pembelajaran siswa merasa sangat kesulitan, sehingga hasil belajar siswa rendah. Hal ini terjadi di kelas III SD Alkhairaat 2 Tobelo Kecamatan Tobelo hasil belajar matematika tentang keliling persegi dan persegi panjang sangat rendah.

Dari pendapat di atas jelas terlihat ide-ide siswa tidak pernah dibangun, sehingga ketika pembelajaran matematika siswa hampir tidak pernah menyatakan pendapatnya. Seperti yang terjadi di kelas III SD Alkhairaat 2 Tobelo apabila siswa diminta guru untuk mengemukakan gagasan maupun alasan dari pendapatnya baik secara lisan maupun tulisan hanya beberapa kata yang dapat mereka kemukakan..

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian tindakan kelas yaitu: “Apakah dengan menggunakan pembelajaran kontekstual pada pelajaran matematika tentang keliling persegi dan persegi panjang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III Semester II SD Alkhairat 2 Tobelo?”

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini adalah: menerapkan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran matematika tentang keliling persegi dan persegi panjang, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang keliling persegi dan persegi panjang bagi siswa kelas III SD Alkhairaat 2 Tobelo Kecamatan Tobelo.

Manfaat Penelitian

Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual mampu meningkatkan belajar dan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika di sekolah.

KAJIAN TEORI

Hakekat Pembelajaran Matematika

Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah. Selain mempunyai sifat yang abstrak, pemahaman konsep matematika yang baik sangatlah penting karena untuk memahami konsep yang baru diperlukan prasarat pemahaman konsep sebelumnya. Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran berikut media yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Pembelajaran

Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa (Suyitno, 2004: 1) . Agar tujuan pengajaran dapat tercapai, guru harus mampu mengorganisir semua komponen sedemikian rupa sehingga antara komponen yang satu dengan lainnya dapat berinteraksi secara harmonis (Suhito, 2000: 12) . Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah pemanfaatan berbagai macam strategi dan metode pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, siswa dan konteks pembelajaran (Depdiknas, 2003: 1) . Sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat memilih model pembelajaran serta media yang cocok dengan materi atau bahan ajaran

Pembelajaran di Sekolah

Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik (Mulyasa, 2006: 107) .

Bagi tenaga kependidikan ada beberapa tahapan yang dilakukan supaya proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, tahap-tahap dalam pembelajaran.

  1. Perumusan tujuan pengajaran, merupakan pernyataan tentang apa yang diharapkan untuk diketahui, dilakukan dan dihayati oleh siswa setelah menyelesaikan suatu kegiatan belajar.
  2. Pengembangan alat evaluasi, adalah suatu yang digunakan untuk mempermudah seseorang untuk mengumpulkan informasi dan memanfaatkannya sebagai penimbang dan pengambilan keputusan. tertulis berbentuk essei, obyektif, melengkapi angket studi kasus.
  3. Analisis Tugas Belajar dan Identifikasi Kemampuan Siswa, kemampuan yang ingin dicapai sebagai tujuan pengajaran.
  4. Penyusunan Strategi Belajar Mengajar, strategi belajar mengajar hakekatnya ialah rencana kegiatan belajar yang dipilih guru untuk dilaksanakan baik oleh siswa maupun oleh guru dalam rangka usaha pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
  5. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar, tahap ini merupakan pelaksanaan strategi belajar mengajar.
  6. Evaluasi pembelajaran.

Hakekat Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika ia belajar (Muslich, 2007: 40-41)

Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang berkerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa) . Sesuatu yang baru (pengetahuan dan keterampilan) datang dari, ’menemukan sendiri’ bukan dari ‘apa kata guru’. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual. Berdasarkan pengamatan, sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai seperangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk diperlukan sebuah strategi belajar “baru” yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri. Melalui landasan filosofi konstruktivisme. CTL dipromosikan menjadi alternatif strategi belajar yang baru. Melalui strategi CTL, siswa diharapkan belajar melalui ‘mengalami’ bukan ‘menghafal’. Hal ini sejalan dengan tuntutan globalisasi yang memerlukan sumber daya insani yang tinggi.

Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu kata “prestasi” dan “belajar”. Poerwadarminta (2004: 787) “prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakan”. Selanjutnya Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud RI (1995: 787) merumuskan “bahwa pada hakekatnya belajar adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Dengan demikian prestasi belajar adalah hasil maksimal dari suatu pekerjaan atau kecakapan untuk menambah atau mengumpulkan sejumlah pengetahuan atau kecakapan. Prestasi belajar juga dapat dikatakan sebagai hasil yang cicapai individu melalui usaha yang dialami secara langsung dan merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan, ketrampilan, maupun kecakapan daalm situasi tertentu.

METODE PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah di SD Alkhairaat 2 Tobelo Kecamatan Tobelo. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2019/2020 tepatnya selama tiga bulan, yaitu bulan Januari sampai dengan Maret 2020.

Subyek Penelitian

Karakteristik subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu siswa kelas III SD Alkhairaat 2 Tobelo Kecamatan Tobelo. Dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang terdiri dari laki-laki sebanyak 10 orang dan perempuan sebanyak 12 orang. Dari 22 siswa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda dari gaya belajarnya. Untuk itu guru harus segera mengambil tindakan. Sebagai guru perlu memahami bahwa apapun yang dilakukan di ruang kelas mempunyai pengaruh, baik positif maupun negatif, terhadap belajar siswa.

Variabel Penelitian

Yang menjadi masalah pokok dalam penelitian tindakan kelas ini adalah rendahnya hasil belajar matematika tentang keliling persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III Semester II di SD Alkhairaat 2 Tobelo Kecamatan Tobelo. (Variabel terikat) dan penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar matematika (Variabel Bebas) .

Rencana Tindakan

Prosedur penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin MC Taggart yang terdiri dari empat komponen yaitu: 1) Perencanaan (planning) , 2) Aksi/tindakan (acting) , 3) Observasi (observing) , 4) Refleksi (refleting) . Pada tahap perencanaan ini difokuskan pada bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini sekaligus kesiapan para guru dan siswa dalam melaksanakan tata tertib siswa.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan cara sebagai berikut:

Observasi

Observasi dilakukan kepada siswa kelas III SD Alkhairaat 2 Tobelo Kecamatan Tobelo, yang menjadi subyek penelitian untuk mendapatkan gambaran secara langsung tentang kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Dengan melakukan observasi dapat mengetahui kegiatan siswa dalam mempersiapkan dan menerima pelajaran dari guru selama proses belajar mengajar.

Dokumentasi

Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang nama siswa, nomor induk, nilai hasil, dan laporan tugas siswa kelas III SD Alkhairaat 2 Tobelo, Kecamatan Tobelo.

Tes

Jenis tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan akhir kegiatan tiap-tiap siklus (post-test) dengan memberikan sejumlah soal tes subyektif/uraian kepada subyek.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah harapan terjadinya peningkatan hasil belajar ditunjukkan adanya kenaikan nilai rata-rata kelas. Yang menjadi indikator kinerja penelitian tindakan kelas ini adalah jumlah siswa kelas III SD Alkhairaat 2 Tobelo, Kecamatan Tobelo nilai ulangan harian mata pelajaran matematika meningkat secara signifikan sebagaimana dirunjukkan dengan indikator-indikator sebagai berikut: sekurang-kurangnya 75% siswa mendapat nilai ulangan harian sesuai dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 65 (Enam puluh lima) .

Analisis Data

Teknik analisis data adalah analisis data tertata dalam situs (Miles dan Hubermann, 1992: 137-155) . Metode-metode dalam analisis ini guna menarik dan memverifikasi kesimpulan tentang situs tunggal, yaitu suatu fenomena dalam konteks terbatas yang membentuk satu “ kajian kasus”, apakah itu kasus seseorang individu dalam suatu latar, satuan kelompok, satuan yang lebih luas seperti departemen, organisasi, atau komunitas. Bentuk-bentuk format-format dapat sama beragamnya seperti imajinasi si penganalisis, tetapi umumnya format-format itu keluar berupa tabel ringkasan (matriks, bagan, daftar cek) atau gambar.

Tahap-tahap dalam analisis data menurut (Sutopo, 2002: 88) adalah memberi nomor halaman, membuat daftar kategori koding, merancang penomoran unit-unitnya, dan membuat salinannya.

Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerderhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Selain itu, reduksi data juga dimaksudkan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisir data dengan cara yang sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasikan.

Penyajian data

Sementara itu, penyajian data merupakan bagian dari analisis dengan maksud agar data atau informasi yang telah terkumpul dapat tersusun dalam bentuk yang padu. Dalam penelitian ini data yang sudah direduksi disajikan dalam bentuk teks naratif, matriks dan gambar.

Penarikan Simpulan

Penarikan simpulan dilakukan selama dan sesudah penelitian. Penarikan kesimpulan tersebut berdasarkan fenomena pada pola-pola hubungan antar fenomena. Jika belum diketemukan atau belum jelas hubungan yang terjadi antar fenomena, maka peneliti akan kembali ke lapangan mengadakan klarifikasi melalui verifikasi data.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Prasiklus

Hasil belajar matematika tentang keliling persegi dan persegi panjang yang terjadi di kelas III SD Alkhairaat 2 Tobelo sangat rendah. Hal ini bisa dilihat dari 3 kali ulangan harian, ulangan pertama nilai terendah 35, nilai tertingginya 60 dan nilai rata-ratanya 42,05 dan ulangan kedua nilai terendahnya 35 dan nilai tertingginya 65 dan nilai rata-ratanya 45,52 sedangkan ulangan yang ketiga nilai terendahnya 45 dan nilai tertinggi 65 dan nilai rata-ratanya 55,68. Berikut adalah prestasi belajar peserta didik pada kondisi awal.

Rekaptulasi nilai pada pra siklus Kelas III SD Alkhairaat 2 Tobelo Kec. Tobelo

No Nilai Frekuaensi Ketuntasan Nilai Rata-rata
1 45 3 Belum tuntas

77,27%

Nilai rata-rata

1225/22=

55,68

 

 

2 50 5
3 55 5
4 60 4
5 65 5 Tuntas

22,73%

Jumlah Siswa 22

 

Pada kondisi awal, prestasi belajar masih rendah, seperti yang telah diuraikan di atas. Nilai rata-rata hanya sebesar 55,68 dengan ketuntasan pembelajaran 22,73%. Hanya 5 siswa yang berhasil memenuhi target KKM, sedangkan sisanya sebanyak 17 siswa atau sebanyak 77,27% prestasinya masih di bawah KKM. Untuk itu, guru melakukan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar, dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas.

Deskripsi Siklus I

Pertemuan I Siklus I

Rekapitulasi Nilai Pada Siklus I pertemuan 1

No Nilai Frekuensi Ketuntasan Nilai Rata-rata
1 55 6 Belum Tuntas

59,09%

1395/22

=

63,40

 

2 60 7
4 70 6
5 75 3
Jumlah Siswa 22 Tuntas

40,91%

 

Di dalam proses pembelajaran siklus I pertemuan 1, nilai hasil tes formatif siswa belum menunjukkan keberhasilanya (kurang baik) . Berdasarkan tabel 4.2. di atas dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM adalah 9 siswa dan yang belum tuntas ada 13 siswa. Nilai rata-rata mencapai 63, 40. Nilai rata-rata pada siklus ini belum mencapai standar KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. Karena KKM nya adalah 65.

Pertemuan II Siklus I

Rekapitulasi Nilai Pada Siklus I pertemuan 2

No Nilai Frekuensi Ketuntasan Nilai Rata-rata
1 60 10 Belum Tuntas

45,45%

1450/22

=

65,91

 

2 65 4 Tuntas

54,55%

 

3 70 4
5 75 2
6 80 2
Jumlah Siswa 22

 

Di dalam proses pembelajaran siklus I pertemuan 2, nilai hasil tes formatif siswa belum menunjukkan keberhasilanya (kurang baik) . Berdasarkan tabel 4.4. di atas dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM adalah 12 siswa dan yang belum tuntas ada 10 siswa. Nilai rata-rata mencapai 65, 91. Nilai rata-rata pada siklus ini belum mencapai standar KKM 65 yang telah ditentukan oleh sekolah.

Deskripsi Siklus II

Pertemuan I Siklus II

Rekapitulasi Nilai Pada Siklus II pertemuan 1

No Nilai Frekuensi Ketuntasan Nilai Rata-rata
1 60 7 Belum Tuntas

31,82%

1505/22

=

68,41

 

2 65 5 Tuntas

68,18%

 

3 70 4
5 75 2
6 80 2
7 85 2
Jumlah Siswa 22    

 

Di dalam proses pembelajaran siklus II pertemuan 1, nilai hasil tes formatif siswa sudah menunjukkan keberhasilanya (cukup baik) . Berdasarkan tabel 4.6. di atas dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM adalah 15 siswa dan yang belum tuntas ada 7 siswa. Nilai rata-rata mencapai 68,41. Nilai rata-rata pada siklus ini belum mencapai standar KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. Karena KKM nya adalah 65.

Pertemuan II Siklus II

Rekapitulasi Nilai Pada Siklus II pertemuan 2

No Nilai Frekuensi Ketuntasan Nilai Rata-rata
1 60 3 Belum Tuntas

13,64%

1635/22

=

74,32

 

2 65 3 Tuntas

86,36%

3 70 3
4 75 5
5 80 3
6 85 3
7 90 2
Jumlah Siswa 22    

 

Di dalam proses pembelajaran siklus II pertemuan 2, nilai hasil tes formatif siswa sudah menunjukkan keberhasilanya (baik) . Berdasarkan tabel 4.8. di atas dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM adalah 19 siswa. Nilai rata-rata mencapai 74,32 dan yang belum tuntas ada 3 siswa. Ketiga siswa ini memang kurang memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Nilai rata-rata pada siklus ini sudah mencapai standar KKM 65 yang telah ditentukan sekolah.

Pembahasan tiap Siklus dan Antar siklus

Sebelum dilakukan penelitian, kondisi pembelajaran di SD Alkhairaat 2 Tobelo, khususnya di kelas III pada tahun pelajaran 2019/2020 berlangsung kurang kondusif. Kondisi ini disebabkan oleh siswa yang malas untuk belajar, siswa yang lebih senang untuk bermain ketika sedang berlangsung kegiatan pembelajaran dan perhatian dari orang tua yang kurang terhadap kegiatan pembelajaran anak-anaknya. Akibatnya adalah prestasi belajar yang masih rendah. Hanya beberapa siswa saja yang berhasil memenuhi target KKM sekolah.

Pada pra siklus, nilai rata-rata hanya 55,68 dengan tingkat ketuntasan pembelajaran 22,73%. Prestasi yang dicapai pada prasiklus tergolong sangat kurang karena nilai rata-rata masih rendah, tingakat ketuntasan juga rendah dan target KKM belum tercapai.

Untuk meningkatkan prestasi belajar, guru menerapkan metode belajar dengan model pembelajaran kontekstual pada kegiatan pembelajaran matematika. Pendekatan ini diterapkan pada kegiatan pembelajaran matematika, yaitu pada siklus I dan siklus II.

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, guru mengelompokkan beberapa siswa ke dalam kelompok. Dalam menyusun kelompok tersebut, guru sengaja untuk menggabungkan siswa dengan berbagai prestasi belajar dengan tujuan agar terjadi diskusi. Pada pelaksanaan pembelajaran disiklus I ini dilakukan dengan dua pertemuan. Secara garis besar pelaksanaanya, diawal pembelajaran guru mengajak siswa untuk keluar di halaman sekolah dan disuruh membuat bentuk persegi dan persegi panjang dengan tali rafia, guru mengamati kegiatan siswa dan memberi pengertian tentang keliling pada siswa.

Pada siklus 1 pertemuan I, prestasi belajar mengalami peningkatan. Nilai rata-rata mencapai 63,40 dengan tingkat ketuntasan pembelajaran 40,91%. Pada siklus I Pertemuan yang ke II Nilai rata-rata mencapai 65,91 dengan tingkat ketuntasan pembelajaran 54,55%. Dengan pendekatan pembelajaran kontekstual prestasi belajar mulai meningkat. Walapupun prestasi belajar belum sesuai dengan target, namun kondisi di dalam kelas ketika kegiatan pembelajaran menjadi kondusif.

Pada pelaksanaan pembelajaran di siklus II ini juga dilakukan dengan dua pertemuan. pada tahap ini siswa disuruh mencari benda yang berbentuk persegi dan persegi panjang yang ada disekitar siswa. Guru mengamati kegiatan siswa, kemudian siswa ditugaskan untuk mengukur benda-benda yang ada di dalam kelas yang berbentuk persegi panjang dengan menggunakan alat ukur yang telah dibawa. Dalam kegiatan di halamn sekolah ini guru senantiasa mengamati semua aktivitas pembelajaran siswa.

Pada siklus II, pertemuan I prestasi belajar meningkat semakin baik. Nilai rata-rata mencapai 68,41 dengan tingkat ketuntasan pembelajaran mencapai 68,18%. Pada pertemuan II prestasi belajar lebih meningkat lagi. Nilai rata-rata mencapai 74,32 dengan tingkat ketuntasan pembelajaran mencapai 86,36%. Siswa telah mampu menghitung keliling bangun datar baik itu persegi maupun persegi panjang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang keliling persegi dan persegi panjang bagi siswa kelas III Semester II di SD Alkhairaat 2 Tobelo Kecamatan Tobelo tahun pelajaran 2019/2020” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  • Upaya yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan prestasi hasil belajar dalam pembelajaran Matematika, materi pokok keliling persegi dan persegi panjang, pada siswa kelas III Semester II di SD Alkhairaat 2 Tobelo Kecamatan Tobelo tahun pelajaran 2019/2020” adalah dengan menerapkan Model Pembelajaran kontekstual dalam Penelitian Tindakan Kelas. Hasil yang diperoleh adalah peningkatan prestasi belajar dimana nilai rata-rata meningkat, ketuntasan pembelajaran meningkat, dan target KKM juga tercapai.
  • Hasil belajar secara keseluruhan, menunjukkan bahwa pada kondisi awal, prestasi belajar siswa tingkat ketuntasannya hanya mencapai 22,73%. Pada siklus 1 pertemuan I, prestasi belajar mengalami peningkatan dengan tingkat ketuntasan pembelajaran 40,91%. Pada siklus I Pertemuan yang ke II mengalami peningkatan dengan tingkat ketuntasan pembelajaran 54,55%. Pada siklus II, pertemuan I prestasi belajar meningkat semakin baik dengan tingkat ketuntasan pembelajaran mencapai 68,18%. Pada pertemuan II prestasi belajar lebih meningkat semakin baik, dengan tingkat ketuntasan pembelajaran mencapai 86,36%. Dengan kenaikan hasil belajar pada tiap siklusnya, dapat dikatakan penelitian ini berhasil.

Saran

Sesuai dengan hasil yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

 

Bagi siswa

Siswa harus senantiasa aktif selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa harus berani untuk bertanya agar mendapatkan penjelasan terhadap materi yang disampaikan dan cara menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.

Bagi guru

Guru harus terampil dalam mengetahui permasalahan dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan menemukan solusi yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, A (2004) , Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta

Depdikbud (1995) . Kamus Besar Bahasa Indonesia: Jakarta

Lie (2003) . Menjadi Guru Profesionalisme. Jakarta: Andi.

Miles, M.B. dan A. M. Hubermann (1992) , Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia.

Moleong, Lexy (2007) , Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, E (2006) , Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rodakarya.

Muslich, Masnur (2007) , KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara

Porwadarminta. 2004. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Sukmadinata (2005) . Metode Penelitian Kualitatif, Jogjakarta: Media Pustak.

Sutikno, Sobry (2007) , Mengagas Pembelajaran Efektif dan Bemakna. Mataram: NTP Press.

Sutopo, H.B (2002) , Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapanya dalam Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Tohar (2000) . Perencanaan Pembelajaran. NTP Press: Mataram.

UU Sisdiknas(2003) . Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas.