PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENYUSUN INSTRUMEN TES BAGI GURU SD NEGERI 1 NGAWEN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA TAHUN 2015/2016
PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN
MINAT DAN KEMAMPUAN MENYUSUN INSTRUMEN TES
BAGI GURU SD NEGERI 1 NGAWEN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA TAHUN 2015/2016
Alip Mintarto
Kepala SD Negeri 1 Ngawen Blora
ABSTRAK
Tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah meningkatkan minat dan kemampuan guru dalam menyusun instrumen tes, sehingga evaluasi pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.Sementara itu secara khusus, penelitian tindakan ini bertujuan: (1) meningkatkan minat guru dalam menyusun instrumen tes; dan (2) meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan instrumen tes melalui penerapan supervisi klinis. Penelitian ini dilaksanakan bulan agustus – Oktober 2015 bertempat di SD Negeri 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Subyek penelitian ini adalah seluruh Guru SD Negeri 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Metode penelitian menggunakan metode penelitian tindakan kelas.Validasi data dilakukan melalui trianggulasi data dan review informan dengan analisis data dilakukan terhadap hasil data observasi, analisis data angket/soal, dan analisis hasil wawancara. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang masing – masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa minat dan kemampuan guru dalam menyusun instrumen tes dapat ditingkatkan melalui penerapan supervisi klinis. Peningkatkan itu terjadi pada kemampuan menyusun instrument tes jawaban singkat maupun instrument tes pilihan ganda. Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas memiliki kepentingan secara langsung dengan guru terutama dalam membina mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan guru yang berkaitan dengan penyusunan instrumen tes. Penerapan supervisi klinis terbukti mampu meningkatkan minat guru dalam menyusun instrument tes, yakni nilai minat pada siklus pertama 75 menjadi 91 pada siklus kedua.
Kata Kunci: Supervisi Klinis, Kemamapuan Guru dan Instrument tes
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Penilaian merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan pembelajaran. Penelitian merupakan salah satu kegiatan penting yang harus dilakukan guru, selain menyusun perencanaan dan melaksanakan pembelajaran. Untuk itu, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas keberhasilan kegiatan pembelajaran, guru dituntut mampu mempersiapkan dan melakukan penilaian dengan baik sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai secara optimal. Sesuai dengan tuntutan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Kesatuan pendidikan (KTSP), guru dituntut mampu melaksanakan penilaian kelas, yakni kegiatan penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan itu, kegiatan penilaian tentu bukanlah merupakanhal baru bagi guru atau praktisi pendidikan. Penilaian kelas dapat dilakukan melalui dengan metode tes dan non tes. Apapun metode penilaian yang digunakan, untuk dapat melaksanakan kegiatan peniliaian dengan baik guru dituntut terlebih dahulu mampu mengembangkan instrument penilaian. Guru diharapkan mampu menyusun instrument penilaian sesuai dengan kompetisi yang hendak dinilai pada diri peserta didik.Berbeda dengan tuntutan di atas, berdasarkan hasil analisis terhadap insturment tes yang dibuat oleh sejumlah guru, khususnya guru kelas di SD Negeri 1 Ngawen kecamatan Ngawen Kabupaten Blora diketahui bahwa minat dan kemampuan guru dalam menyusun instrument tes masih rendah. Berdasarkan hasil penilaian terhadap dua jenis instrument tes yang disusun guru dapat diketahui bahawa rerata nilai instrument tes jawaban singkat sebesar 64; sedangkan rerata nilai instrumen penilaian, khususnya instrumen tes tersebut, antara lain terlihat pada: (1) kurangnya kemampuan guru dalam menjabarkan kompetisi dasar (KD) ke indikator soal; (2) kurangnya kemampuan guru dalam menyesuaiikan antara tingkat kesukaran soal dengan waktu yang tersedia; (3) kurangnya kemampuan guru dalam menyusun soal- soal yang konstektual; (4) kurangnya kemampuan guru dalam menentukan pengecoh pada soal pilihan ganda; dan (5) kurangnya kemampuan guru dalam menentukan homogenitas option pada soal pilihan ganda.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para guru dan refleksi peneliti sebagai Kepala Sekolah Dasar dapt diidentifikasi sejumlah faktor penyebab permasalahan tersebut. Faktor – faktor penyebab itu adalah (1) masih minimnya pengalaman guru dalam mengembangkan instrumen tes karena sebagai guru, yakni ada beberapa guru yang masa kerjanya kurang dari lima tahun (2) rendahnya minat guru melakukan menyusun instrumen tes, karena terbiasa memakai instrumen tes yang sudah jadi dan (3) kurangnya bimbingan dari Kepala SD dalam melaksanakan supervisi, pengamatan yang dilakukan Kepala Sekolah lebih banyak pada aspek hasil daripada proses, oleh karena itu melalui penerapan supervisi klinis yang dilakukan oleh Kepala Sekolah secara rutin diharapkan minat guru dalam menyusun serta mengembangkan instrument tes akan termotifasi.
Kepala Sekolah jarang memper-hatikan guru terutama dalam instrument tes yang dibuatnya, untuk mengembang-kan instrument tes yang baik. Kepala Sekolah belum memberikan bimbingan yang terencana dan berkelanjutan kepada guru dalam hal mengembangkan instrument tes. Karena lebih berorentasi pada hasil, guru jarang sekali memperoleh feedback dari Kepala Sekolah guna memperbaiki atau menyempurnakan hasil kerjanya, khususnya dalam pengembangan instrument tes, sehingga dengan demikian setelah diadakan supervisi klinis pada guru akan meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun intrument tes.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti-an tindakan dalam upaya meningkatkan minat dan kemampuan guru dalam me-ngembangkan instrument permasalahan sebagaimana telah diuraikan diatas, tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan minat dan kemampuan guru dalam judul yang ditatapkan adalah: “ Penerapan Supervisi Klinis untuk Meningkatkan Minat dan Kemampuan Guru dalam mengembangkan Instrument Tes di SD Negeri 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016.”
RUMUSAN MASALAH
Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan pene-rapan supervisi Klinis dapat meningkatkan minat dan kemampuan mengembangkan instrument tes bagi guru SD Negeri 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016?”
TUJUAN PENILITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan kemampuan guru dalam mengembangkan instrument tes di SD Negeri 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan supervisi klinis.
KAJIAN TEORI
Minat Menyusun Instrumen Tes
Ada beberapa pengertian tentang minat bila dikaji, diantaranya Menurut Hasan Alwi dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (2007:744) minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gaerah, keinginan.Sedangkan Dewa Ketut Sukardi ( 1984: 46) menjelaskan bahwa minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut, dan kecenderungan yang lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pillihan tertentu. Adapun sukirin (1984: 71) menjelaskan bahwa minat kecenderungan dalam individu untuk tertarik pada suatu obyek atau menyenangi suatu obyek. Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah keinginan atau sesuatu kekuatan yang mendorong individu untuk berbuat sesuatu. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa minat merupakan bentuk khusus yang meng-alihkan perhatian individu dari bidang-bidang lain mengarah pada bidang-bidang tertentu.
Menurut Nurkancana dan Sumarta-na (2003: 83 )bahwa tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai dan prestasi siswa tersebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawan-kawannya atau nilai standar yang ditetap-kan. Dengan demikian, tes merupakan suatu bentuk pemberian tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa yang sedang dites.Jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan itu dianggap sebagai informasi terpercaya.
Kemampuan Menyusun Instrumen Tes
Kemampuan dari kata mampu artinya bisa ( kuasa, sanggup) melakukan sesuatu. Kemampuan bearti kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Kamus Besar bahasa Indonesia (2007: 423).Qonita Alya dalam kamus Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa kemampuan disebut pula kompetensi dari kata kompeten yang artinya cakap (mengetahui) atau berkuasa (memutuskan, menentukan) Sesuatu berwenang. Selan-jutnya dijelaskan bahwa kompetensi berarti kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu (2008: 365)
Kemampuan guru dalam menyusun instrumen tes bearti kesanggupan guru untuk memutuskan dalam mengelola/me-ngembangkan tes meliputi: penetuan tujuan; penyusunan kisi-kisi; penulisan soal; riview dan revisi soal; uji coba dan analisis; perakitan; penyajian; penskoran; pelaporan; dan pemanfaatan
Supervisi Klinis
Supervisi Klinis, menurut sulo, Effendi, dan Godjali (1998: 5-6), adalah suatu bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada calon guru atau guru berdasarkan kebutuhannya melalui siklus yang sistematik dalam perencanaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan, dan pengkajian balikan dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya yang nyata untuk meningkatkan ketrampilan mengajar dan sikap profesional guru tersebut.
Pemberian bimbingan dengan supervisi klinis kepada guru berbentuk bantuan yang sesuai dengan kebutuhan guru sehingga guru bersangkutan menemukan cara-cara atau strategi untuk meningkatkan kemampuannya profession-nalnya melalui analisis bersama. Dengan pengertian diatas, pembimbingan itu dilakukan dalam suatu hubungan tatap muka,intim, dan terbuka antara pihak-pihak yang terlibat; observasi dipusatkan pada kegiatan guru dalam mengem-bangkan instrumen tes. Observasi dilakukan secara langsung dan cermat; dan berlangsung sebagai pemberian bantuan dan bukannya sebagai suatu instruksi atau perintah. Berdasarkan uraian di atas, tindakan supervisi yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan pada sejumlah prinsip sebagai berikut.
Pertimbangan penting dipilihnya pendekatan supervisi klinis, antara lain adalah, (1) peneliti sebagai kepala sekolah dan guru pada dasarnya adalah sejawat dalam pembinaan dan pengembangan pengajaran dikelas maupun kegiatan pendidikan umumnya dan (2) diyakini guru memiliki kemampuan untuk mengembang-kan dirinya serta memecahkan masalah yang dihadapinya.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas dapat dinyatakan bahwa penerapan supervisi klinis dapat meningkatkan minat dan kemampuan guru dalam mengembangkan instrumen tes di SD Negeri 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora pada semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Setting dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 Bulan yaitu bulan Agustus sampai dengan bulan November tahun2015. Bertempat penelitian ini adalah SD Negeri 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.Subyek Penilitian ini adalah guru kelas SD Negeri 1 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora yang memliki pengalaman mengajar kurang dari 5 tahun sejumlah 3 orang.Sementara itu, obyek penelitian tindakan ini adalah 1). Minat guru dalam menyusun Instrumen tes, 2).Kemampuan guru dalam menyusun instrumen tes, 3) Minat dan kemampuan guru dalam menyusun instrumen tes.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Data dalam penilitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primernya adalah kemampuan guru dalam mengembangkan instrumen tes, diperoleh dari guru dan data sekundernya minat guru dalam mengikuti pembinaan pengembang-an instrumen tes.
Validasi Data dan Analisa Data
Ada lima cara untuk menguji validasi data, yaitu: triangulasi data, review informan, member check, data base, dan penyusunan mata rantai bukti penelitian. Dalam penelitian ini pemeriksaan validitas data dilakukan dua cara yaitu trianggulasi data review informan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa hasil observasi, jawaban angket (soal) pada awal siklus dan akhir siklus, dan hasil wawancara dengan obyek penelitian dianalisis secara kulitatif deskriptif untuk melengkapi dari hasil angket, sehingga diperoleh data mengenai kompetensi kepala sekolah.
Prosedur Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan sekolah melalui proses pengkajian yang bersifat siklikal. Adapun pelaksanaa-nya melalui dua siklus, pelaksanaan tiap siklus meliputi empat tahapan yaitu membuat (planning), melakukan tindakan sesuai perencanaan (acting), melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan (observing), dan merefleksi hasil pengamatan (Reflevting).
HASIL PENELITIAN
Kondisi Awal
Instrumen tes yang dibuat tiga orang guru sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan guru kepada siswa. Kekurangan guru dalam kegiatan pengem-bangan instrumen antara lain adalah (1) kurangnya kemampuan guru dalam menyesuaikan antara tingkat kesukaran soal dengan waktu yang tersedia; (2) kurangnya kemampuan guru dalam menyusun soal-soal yang konstektual; (3) kurangnya kemampuan guru dalam menentukan pengecoh pada soal pilihan ganda; dan (4) kurangnya kemampuan guru dalam menentukan homogenitas option pada soal pilihan ganda.
Hasil siklus I
Peneliti (kepala Sekolah) memapar-kan hal-hal pokok yang perlu dipahami dalam mengembangkan instrumen tes. Hal-hal pokok itu antara lain (1) prosedur pengembangan instrument tes; (2) penjabaran kompetensi dasar keindikator soal; (3) pembuatan kisi-kisi sebelum membuat soal; (4) Pengembangan butir-butir soal; (5) pengemasan soal; dan (6) bahasa yang digunakan soal dan diikuti tanyajawab.Atas persetujuan subyek penelitian, peneliti meminta guru untuk mengembangkan instrumen penilaian tes sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diajarkan. Diminta mengembangkan instrumen tes kompetensi dasar mengitung ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran data,serta menafsir-kannya. Diminta mengembangkan instru-men tes kompetensi dasar menyelesaikan system pertidaksamaan linier dua variabel, merancang model matematika dari masalah program linier, dan menyelasaikan model matematika dari masalah program linear dan penafsirannya.Diminta mengem-bngkan instrumen tes kompetensi dasar menggunakan aturan dan sifat dan pangkat dan bentuk akar serta melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang berkaitan dengan pangkat dan bentuk akar.Instrumen tes yang dikembangkan meliputi instrumen tes isian singkat dan pilihan ganda.Pengamatan dan evaluasi
Berdasarkan hasil pengamatan,antusias medan minat guru dalam mengikuti kegiatan pengembangan instrumen tes ini baik materi diskusi yang disampaikan atau dijelaskan oleh peneliti langsung mendapat tanggapan atau respon dari guru.
Hasil Siklus II
Kegiatan supervisse pada siklus II ini mengembangkan instrumen tes ini.pada kegiatan ini, peneliti mengulas atau menjelaskan berbagai permasalahan yang belum teratasi berkaitan dengan kegiatan pengembangan instrumen tes. Sebagaimana yang terjadi pada siklus I, pada siklus II kegiatan ini juga berlangsung secara interaktif. Seperti telah direncanakan, selain kegiatan diskusi, peneliti menyampaikan contoh instrumen yang baik pada guru. Mengacu pada contoh itulah supervise klinis dilakukan. Melalui kegiatan ini guru memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pengembangan instrumen tes.
Setelah kegiatan diskusi dianggap cukup, baik oleh peneliti maupun guru, atas persetujuan subyek penelitian, peneliti meminta guru untuk memperbaiki atau menyempurnakan instrumen tes yang telah dikembangkan pada siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil pengamatan atas kegiatan bimbingan dan diskusi antara kepala sekolah dan guru dapat dikemukakan bahwa minat guru dalam mengikuti kegiatan pengembangan instrumen tes ini makin baik. Seperti pada pelaksanaan supervise pada siklus 1, banyak pertanyaan diajukan oleh guru untuk merespon penjelasan yang disampikan peneliti, yang antara lain adalah bagaimana membuat soal yang waktunya singkat, tapi isi memadai? Guru juga menanggapi secara positif tugas yang diberikan kepala sekolah untuk merevisi instrumen yang telah mereka kembangkan.
PENUTUP
Simpulan
Penerapan supervisi klinis terbukti mampu meningkatkan minat guru dalam mengembangkan instrumen tes, Kemam-puan guru dalam mengembangkan instru-men tes dapat ditingkatkan melalui penerapan supervisi klinis.Peningkatan itu terjadi pada kemampuan mengembangkan instrumen tes jawaban singkat maupun instrumen tes pilihan ganda. Kepala sekolah dalam melaksanakan tugas memliki kepentingan secara langsung dengan guru terutama dalam membina mengembangkan ketrampilan dan pengetahuan guru yang berkaitan dengan pengembangan instrumen tes.
Saran
Guru diharpakan untuk secara terus- menerus meningkatkan minat dan kemampuan mengembangkan instrumen tes, baik secara mandiri maupun melalui kerja kolaboratif bersama teman sejawat, Kepala Sekolah dan pengawas. Kepala Sekolah diharapkan secara terprogram meningkatkan kinerjanya dalam memberikan bimbingan dan bantuan kepada guru melalui supervisi klinis.Kepala Sekolah diharapkan dapat melaksanakan program kolaboratif dengan pengawas dalam upaya meningkatkan kinerja guru.
DAFTAR PUSTAKA
Alya Qonita. 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia. PT Indah Jaya Adi Pranata.Jakarta
Alwi Hasan. 2007.Kamus Besar Bahasa Indonesia. PN Balai Pustaka.Jakarta
Depdiknas. 2002. Penelitian Berbasis Kelas. Jakarta: Pusat kurikulum Balitbang Depdiknas.
Dewa Ketut Sukardi.1984. Pendekatan Konseling Karir. Jakarta Glalia Indonesia
Nurkencana Dan Sumartana. 2003. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Nurzaman.2003. Penilaian Pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Sudiarto.2003.Memantapkan Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Suharsini. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sujadi. 2001.Dasar-dasar Evaluasi dan Penilaian Pendidikan.Mimbar Pendidikan.
Sulo.Effendi. dan Godjali.1998.Supervisi Klinis: Pendekatan Pembimbingan dalam Penyelenggarakan Program Pengalaman Lapangan.Jakarta: Proyek PGSM,Ditjen Dikti Depdikbud.
Sumartana. 2003. Pengembangan Instrumen Penilaian. Jakarta: Depdiknas.
Surapranata. 2005. Panduan Penulisan Tes Tertulis: Implementasi kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.