PENERAPAN TEKNIK JIGSAW

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

BAGI SISWA KELAS V SEMESTER I SEKOLAH DASAR KEDUNGJERUK TAHUN AJARAN 2014/2015

Hartono

Sekolah Dasar Kedungjeruk

ABSTRAK

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan teknik jigsaw dalam pembelajaran menulis puisi dan hasil belajar bagi siswa siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Kedungjeruk Kecamatan Mojogedang tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 02 Kedungjeruk Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar ,Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 yaitu bulan SeptemberOktober 2014. Subjek dan Objek Penelitian : subjeknya adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 02 Tahun Ajaran 2014/2015 sebanyak 25 orang siswa dan Sebagai objek penelitiannya adalah penerapan teknik jigsaw dalam pembelajaran menulis puisi yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. Melalui penerapan teknik Jigsaw dapat meningkatkan proses belajar Bahasa Indonesia kompetensi menulis puisi bagi siswa kelas V semester I SD Negeri 02 Kedungjeruk tahun ajaran 2014/2015. Dari kondisi awal kesiklusI, SiklusII dan, kesiklus III dari kurang minat menjadi minat,dari kurang baik menjadi baik,dari kurang aktif menjadi aktif dan dari suasana kurang menyenangkan menjadi menyenangkan belajar.Melalui penerapan Teknik Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar kemampuan menulis Puisi bagi siswa kelas V semester I SD Negeri 02 Kedungjeruk tahun ajaran 2014/2015. Dari kondisi awal nilai tuntas 4 siswa (18 %) rata-rata kelas 56,81 ke Siklus I nilai tuntas 11 siswa (50 %) rata-rata kelas 61,80, siklus II Nilai tuntas 16 siswa (73 %) rata-rata kelas 66,81 dan Siklus III nilai tuntas 22 siswa (100%) rata- rata kelas 73,41.

Kata Kunci: menulis puisi, hasil belajar dan teknik Jigsaw


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sastra merupakan ekspresi pikiran dalam bahasa, sedangkan yang dimaksud dengan pikiran di sini adalah pandangan, ide-ide, perasaan, pemikiran, dan semua kegiatan mental manusia (Sumardjo dan Saini KM, 1997:10). Lebih lanjut ditegaskan bahwa sastra mengungkapkan pribadi ma-nusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.

Kenyataannya, siswa kurang ter-motivasi untuk mengembangkan kemam-puannya dalam memahami sastra. Hal itu disebabkan karena siswa memandang bahwa pengajaran sastra sebagai bidang studi yang membosankan. Meskipun demikian, semua orang harus mempelajari-nya karena sastra berhubungan dengan fenomena kehidupan sehari-hari manusia. Seperti halnya membaca, menulis, menyimak, dan kegiatan kebahasaan lainnya, masalah ini harus diatasi sedini mungkin (Abdurrahman, 1998:254). Seba-gai jalan keluar dari hal tersebut ada beberapa pendekatan yang bisa diperguna-kan yaitu (1) urutan

Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) adalah model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Pembelajaran ini menekankan pada adanya aspek kooperatif atau kerja sama antara satu siswa dengan siswa yang lain. Kerja sama yang dibangun dalam model pembelajaran kooperatif adalah sistem kerja sama yang terstruktur dan terencana dengan baik. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Le-arning) merupakan suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih (Sukmasari, 2005:30).

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang populer adalah Jigsaw. Teknik Jigsaw bercirikan pembagian kelas dalam beberapa kelompok yang biasanya masing-masing terdiri dari enam anggota. Tiap kelompok atau tim bertanggung jawab pada penguasaan sebuah materi yang ditugaskan dan berkewajiban untuk mengajarkan bagian materi penguasaan tersebut kepada anggota timnya. Sehubungan dengan penjelasan di atas maka akan dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: Penerapan teknik Jigsaw dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi bagi siswa kelas V semester 1 Sekolah Dasar 02 kedungjeruk tahun ajaran 2014/2015.

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:(1) Mendeskripsikan penerapan teknik jigsaw dalam pembela-jaran menulis puisi dan hasil belajar bagi siswa siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Kedungjeruk Kecamatan Mojogedang tahun pelajaran 2014/2015.

LANDASAN TEORI

Hakikat Pembelajaran Tipe Jigsaw

Menurut Slavin yang dikutip oleh Dimyati (1990:234) dikatakan bahwa cooperative learning mempunyai tiga karakteristik, yaitu ; 1)Siswa bekerja dalam tim-tim belajar kecil, 2)Siswa didorong untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yang bersifat akademik atau dalam melakukan tugas kelompok; dan 3)Siswa diberi imbalan atau hadiah atas dasar prestasi.

Berdasarkan macam strategi kreatif atau model pembelajaran model kooperatif, tampaknya Jigsaw dipandang lebih meng-arah ke kerja kelompok itu sesungguhnya dengan teknik belajar mandiri dan penemuan yang dilakukan oleh sebuah tim. Model pembelajaran Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson. Ada dua macam Jigsaw, yaitu Jigsaw Orisinal dan Jigsaw II. Jigsaw II dinilai lebih praktis dan mudah (Slavin, 2008:237). Oleh karena itu paparan ini menggunakan penerapan tek-nik jigsaw.

Model belajar tipe Jigsaw merupa-kan model belajar kooperatif dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan bekerjasama saling keter-gantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri (Lie,1999:75). Setiap ang-gota kelompok bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikannya kepada anggota kelompok lainnya. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama anggota kelompok dalam suasana kooperatif dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi (Lie,1999:77).

Menurut Arends (2001:323), model jigsaw bercirikan pembagian kelas dalam beberapa kelompok yang biasanya masing-masing terdiri dari enam anggota. Tiap kelompok atau tim bertanggung jawab pada penguasaan sebuah materi yang ditugaskan dan berkewajiban untuk mengajarkan bagian materi penguasaan tersebut kepada anggota timnya.

Menurut Arronson (2009:217-218), secara umum langkah-langkah pembelajar-an model Jigsaw adalah sebagai berikut: 1)Pembagian kelas ke dalam kelompok-kelompok (masing-masing beranggotakan 5-6 orang); 2)Penunjukkan ketua kelompok dari masing-masing kelompok yang telah terbentuk untuk menjadi kelompok ahli (expert group); 3)Pemberian tugas yang berbeda (learning task) dari sebuah materi ajar kepada masing-masing kelompok; 4)Penjelasan ringkas mengenai tugas kepada masing-masing kelompok; 5)Ke-lompok-kelompok diberi waktu untuk mempelajari tugas-tugas yang diberikan; 6)Penjelasan khusus kepada kelompok ahli mengenai materi yang ditugaskan; 7)Ke-lompok ahli berpencar menuju ke kelompok asal masing-masing; 8)Masing-masing ang-gota dari kelompok ahli berusaha memberi pendapat yang sifatnya memotivasi dan mengarahkan kelompoknya menjawab soal-soal yang diberikan dalam tugas kelompok sambil berlatih untuk tampilan kelompok nanti; 9)Guru berjalan berkeliling memastikan proses diskusi kelompok berjalan lancer; 10)Penampilan masing-masing kelompok dengan hasil diskusi kelompoknya masing-masing; 11)Penyim-pulan hasil diskusi kelompok menjadi hasil diskusi kelas; 12)Penilaian (authentic assessment) dilakukan baik dalam bentuk on-going process evaluation atau kuis untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai.

Menurut Suyatno (2009:51) kele-bihan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw adalah :1)Kelebihan metode pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat mengembangkan hubungan antar pribadi posistif diantara siswa yang me-miliki kemampuan belajar berbe-da; 2)Menerapkan bimbingan sesama teman ;3)Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi;4)Memperbaiki kehadiran dan keaktifan dalam keikutsertaan belajar ;5) Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar; 6)Sikap apatis berkurang;7) Pemahaman materi lebih mendalam; 8)Meningkatkan motivasi belajar

Menurut Suyatno (2009:51) kelemahan kooperatif teknik Jigsaw adalah :1)           Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilan- keterampilan kooperatif dalam kelompok masingmasing maka dikhawatirkan kelompok akan macet;2)Jika jumlah ang-gota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misalnya jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas- tugas dan pasif dalam diskusi.;3) Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondisi dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh.

Hakekat kemampuan menulis puisi

Menurut Tarigan (2005:45), puisi merupakan perluasan perasaan secara spontan yang penuh daya,dari emosi yang terpadu dalam kedamaian. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fiksi dan struktur batinnya.(Waluyo, 2000:25) Dalam pembelajaran menulis puisi perlu adanya pendekatan proses penciptaan. Endraswara (2003:215) Pendekatan proses penciptaan terkandung pengertian bahwa: 1) hasil belajar peserta didik harus ditempuh melalui artikulasi realitas sasaran belajarnyta; 2) realitas sasaran belajar terwujud apabila mampu membangkitkan minat, rasa ingin tahu, serta sesuai pengetahuan yang dimilikinya ; 3) pemahaman yang diperoleh peserta didik dapat tumbujh berkesinambungan dan; 4)proses belajar peserta didik diarahkan berdasarkan adaptasi lingkunga

Aktivitas apresiasi puisi, yang penting subjek didik sampai pada kegiatan menggauli dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik (Effendi, 1999:18). Tanpa melibatkan ini, apresiasi puisi akan salah arah dan sia-sia belaka.

Hasil belajar menulis Puisi

Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD tentang menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat agar tercapai kompetensi dsar tersebut dalam pembelajaran perlu disusun indikator-indikator antara lain: (1) menemukan gagasan-gagasan pokok berdasarkan pengalaman; (2)menulis puisi berdasrkan gagasan pokok (BSNP,2007: 18).

Menurut (Sugiyanto,2007: 28) langkah-langkah teknik Jigsaw adalah: 1) Tiap kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing –masing memiliki kelompok asal dikelompok pakar dan akan kembali kekelompok semula; 2)Kelas yang akan diteliti dibagi menjadi beberapa tim kecil jadi masing-masing 4 atau 5 kelompok.; 3) Bahan/materi pelajaran diberikan dalam bentuk tulisan, setiap siswa punya tanggungjawab atas tulisan teks yang jadi tanggungjawabnya; 4) Anggota dari kelompok tim yang tidak sama bertanggungjawab mempelajari bagian materi yang sama dan membentuk dalam satu kelompok untuk memecahkan materinya ini disebut kelompok pakar (expect group) ; 5) Kelompok pakar setelah selesai mengajarkan kembali kekelompok asal (home time) untuk menjelaskan pada kelompoknya hal materi yang dipelajari saat dikelompok pakar; 6) Apabila siswa sudah kembali dikelompok asal dan berdiskusi para siswa diamati dan dinilai per individu.

Hipotesis Tindakan

Diduga melalui penerapan Teknik Jigsaw dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan meningkatkan kemanpuan menulis puisi bagi siswa kelas V SD Negeri. 02 Kedungjeruk semester I tahun ajaran 2014/2015.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 02 Kedungjeruk Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar ,Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 yaitu bulan SeptemberOktober dengan pertimbangan pada semester I terdapat Kompetensi menulis puisi. Subjek dan Objek Penelitian : subjeknya adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 02 Tahun Ajaran 2014/2015 sebanyak 25 orang siswa dan Sebagai objek penelitiannya adalah penerapan teknik jigsaw dalam pembelajaran menulis puisi yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa kata-kata, hasil wawancara, observasi, analisis dokumen maupun tes yang mendukung penelitian ini. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari : a) Nara sumber terdiri dari guru dan siswa kelas VI yang dijadikan sebagai sampel penelitian.;b) Dokumen berupa daftar nama siswa, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan sumber belajar;c) Peristiwa berupa proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan materi sastra melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw;d) Hasil tes yang diperoleh dari pra siklus atau pada saat observasi pendahuluan (post test) serta pada akhir siklus pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw (pretest).

Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi, tes dan analisis dokumen. Pengujian Validitas Data adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Sutopo (2002:158) bahwa “suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”. Dalam penelitian ini kesahihan data atau validitas data diperoleh melalui trianggulasi. Triangulasi menurut Patton (dalam Moleong, 2004: 178–179) dibagi menjadi 4 (empat), yaitu ;a)Triangulasi Sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif; b) Triangulasi Metode, yaitu dengan meng-gunakan dua strategi; (1) pengecekan terhadap derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data, (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama; c)Triangulasi Peneliti, yakni dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan. Pengambilan data dilakukan oleh beberapa orang; d)Triangulasi Teori, yakni melakukan penelitian tentang topik yang sama dan datanya dianalisa dengan menggunakan beberapa perspektif teori yang berbeda.

Teknik Analisis Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analitik. Metode analisis ini pada dasarnya merupakan suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. Objek kajian mengenai menulis harus dilakukan dengan menggunakan metode analitik.

Berdasarkan hasil penilaian dalam tes akan diperoleh data mengenai kemampuan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Kedungjeruk Kecamatan Mojogedang tahun pelajaran 2014/2015 dalam pembelajaran menulis puisi. Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan model analisis interaktif dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Reduksi data adalah proses pemilihan, perumusan, perhatian pada penyederhanaan atau menyangkut data dalam bentuk uraian (laporan) yang terinci dan sistematis, menonjolkan pokok-pokok yang penting agar lebih mudah dikendalikan.; b) Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan (Sutopo,2002:159) Sajian data dapat berupa berbagai jenis matriks, gambar/skema, jaringan kerja kaitan kegiatan dan juga table; c) Penarikan Kesimpulan dan verifikasi merupakan upaya untuk mencari makna terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal lain yang sering timbul dan sebagainya. Verifikasi juga dapat berupa kegiatan yang dilakukan dengan lebih teliti, misalnya dengan cara berdiskusi stsu saling memeriksa antar teman untuk mengembangkan konsensus antar subyektif (Suto-po, 2002:159). Pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya kesimpulan penelitian menjadi lebih kokoh.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2014/2015. Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dimulai hari senin tanggal 17 September 2014. Kegiatan ini diawali dengan observasi sebagai penjajakan untuk memperoleh informasi dan gambar-an terhadap permasalahan dan tindakan yang telah dilakukan oleh guru. Kemudian dilanjutkan dengan membahas hasil-hasil observasi serta merencanakan dan mene-tapkan tindakan. Rancangan penelitian ini menggunakan model proses.

Proses penelitian direncanakan 3 siklus dengan pelaksanaan, siklus I dilaksanakan tanggal 17 September sampai dengan 24 september 2014, siklus II dilaksanakan tanggal 1 Oktober 2014 sampai 8 Oktober 2014, siklus III dilaksanakan 15 Oktober 2014 sampai dengan Oktober 2014.

Rencana tindakan penelitian dilaksanakan atau disusun terperinci setiap siklus, sesuai jadwal dan alokasi waktu berdasarkan rancangan penelitian.

HASIL PENELITIAN

Setting dalam penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas V SD. Negeri 02 Kedungjeruk semester I tahun ajaran 2014/2015. Sebanyak 22 siswa yang terdiri dari 14 siwa putri dan 8 siswa putra.

Deskripsi Kondisi Awal

Tabel.Daftar nilai terendah dan tertinggi kondisi awal

Nomor

Uraian

Nilai

keterangan

1

Nilai tertinggi

65

KKM ketuntasan 65

2

Nilai terendah

50

3

Nilai rata-rata

56,81

Tabel.hasil perolehan nilai dan ketuntasan belajar pada kondisi awal.

No.

Interval

f

x

fx

(%)

keteranagan

1

41-50

7

50

350

32

Belum tuntas

2

51-55

4

55

165

18

Belum tuntas

3

56-60

7

60

420

32

Belum tuntas

4

61-65

4

65

260

18

Tuntas

Jumlah

22

1.250

100

Nilai rata rata

1.250 : 22 = 56,81

Hasil pre tes menunjukkan bahwa rata-rata secara klasikal menunjukkan hasil yang cukup rendah yaitu 56,81 karena dibawah batas ketuntasan belajar KKM yaitu 65. Dilihat secara individual,terdapat 18 siswa yang nilainya ketuntasan belajar dibawah standar (KKM) dan 4 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM. Sedangkan rata-rata kelas 56,81, prosentase tuntas belajar kelas 18 % dan belum tuntas 82 %.

Deskripsi Siklus I

Hasil capaian siswa ulangan harian sebagai berikut ini :

Tabel. Nilai ulangan harian dan ketuntasan belajar siklus I

Nomor

Uraian

Nilai

keterangan

1

Nilai tertinggi

70

KKM ketuntasan 65

2

Nilai terendah

55

3

Nilai rata-rata

61,8

Tabel.hasil perolehan nilai dan ketuntasan belajar pada siklus I

No.

Interval

F

x

fx

(%)

Keteranagan

1

41-50

Belum tuntas

2

51-55

7

55

385

32

Belum tuntas

3

56-60

4

60

240

18

Belum tuntas

4

61-65

7

65

455

32

Tuntas

5

66-70

4

70

280

18

6

71-75

7

76-80

Jumlah

22

1.380

100

Nilai rata rata

1380:22 = 61,8

Hasil ulangan siklus I penerapan Teknik Jigsaw menunjukkan bahwa ada pengingkatan dibanding hasil pre tes rata-rata secara klasikal menunjukkan hasil yang cukup rendah yaitu 61,8 karena dibawah batas ketuntasan belajar KKM yaitu 65. Dilihat secara individual,terdapat 11 siswa yang nilainya ketuntasan belajar dibawah (KKM) dan 11 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM. Sedangkan rata-rata kelas 64, prosentase tuntas belajar kelas 50 % dan belum tuntas 50 %.

Deskripsi Siklus II

Hasil capaian siswa ulangan harian dalam pembelajaran menulis puisi sebagai berikut:

Tabel .Daftar nilai terendah dan tertinggi siklus II

Nomor

Uraian

Nilai

keterangan

1

Nilai tertinggi

75

KKM ketuntasan 65

2

Nilai terendah

60

3

Nilai rata-rata

66,81

Tabel hasil perolehan nilai dan ketuntasan belajar pada siklus II

No.

Interval

F

x

fx

(%)

Keteranagan

1

41-50

2

51-55

;

3

56-60

6

60

360

27

Belum tuntas

4

61-65

7

65

455

32

Tuntas

5

66-70

4

70

280

19

Tuntas

6

71-75

5

75

375

22

Tuntas

7

76-80

Jumlah

22

1.470

100

Nilai rata rata

66,81

1.470 : 22 =66,81

Ulangan siklus II penerapan Teknik Jigsaw menunjukkan bahwa ada pengingkatan dibanding hasil siklus I rata-rata secara klasikal menunjukkan hasil yaitu 66,81 karena dibawah batas ketuntasan belajar KKM yaitu 65. Dilihat secara individual,terdapat 6 siswa yang nilainya ketuntasan belajar dibawah (KKM) dan 16 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM. Sedangkan rata-rata kelas 66,81, prosentase tuntas belajar kelas 27 % dan belum tuntas 73 %.

Deskripsi Siklus III

Hasil capaian siswa ulangan harian dalam pembelajara sebagai berikut:

Tabel Daftar nilai terendah dan tertinggi Siklus III

Nomor

Uraian

Nilai

keterangan

1

Nilai tertinggi

85

KKM ketuntasan 65

2

Nilai terendah

65

3

Nilai rata-rata

73,41

Tabel hasil perolehan nilai dan ketuntasan belajar siklus III

No.

Interval

f

x

fx

(%)

Keterangan

1

61-65

5

65

325

Tuntas

2

66-70

5

70

350

Tuntas

3

71-75

7

75

525

Tuntas

4

76-80

2

80

160

Tuntas

5

81-85

3

85

255

Tuntas

Jumlah

20

1.615

100

Tuntas

Nilai rata rata

73,40

1.615 : 22 = 73,41

Hasil ulangan siklus III penerapan Teknik Jigsaw menunjukkan bahwa ada peningkatan dibanding siklus II rata secara klasikal menunjukkan yaitu 73,41 diatas batas ketuntasan belajar KKM yaitu 65. Dilihat secara individual tuntas 22 siswa nilai tuntas diatas KKM. Sedangkan rata-rata kelas 73,41, prosentase tuntas belajar kelas 100 %

Pembahasan Tiap siklus dan antar siklus

Pada kondisi awal dapat dilihat nilai rata-rata hasil belajar siswa 56,81. Pada tahap ini siswa banyak yang mendapatkan nilai rondom yaitu < 65 sebanyak 82 % (18 siswa) sedang yang memperoleh nilai 65 keatas hanya 18% (4 siswa), rata – rata nilai kelas 56,81. Hal ini menunjukkan proses belajar mengajar menulis puisi yang dilaksanakan guru belum mencapai optimal.

Pada siklus I Jumlah siswa yang mendapat nilai < 65 sebanyak 11 siswa , sedang yang mendapat nilai diatas 65 sebanyak 11 siswa. Dengan demikian sekitar 50 % siswa yang belum mencapai hasil yang memuaskan, sedangkan yang mendapat hasil yang memuaskan baru 50 %, rata-rata kelas 61,80. Jika dibandingkan dengan hasil belajar awal, pada siklus I telah menunjukkan peningkatan dalam pembelajaran menulis puisi.

Pada siklus II nilai rata-rata kelas 66,81 dapat kita lihat adanya peningkatan pembelajaran menulis puisi dibandingkan pada pembelajaran menulis puisi pada siklus I. Peningkatan yang ditunjukkan cukup signifikan. Jumlah siswa yang mendapat nilai < 65 sebanyak 6 siswa atau 27 %, sedangkan yang mendapat nilai 65 keatas sebanyak 16 siswa atau 73 %. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi menulis puisi mengalami peningkatan dalam proses belajar mengajar pada Siklus II setelah guru menyampaikan materi pelajaran dengan Teknik Jigsaw.

Pada siklus III nilai rata-rata kelas 73,41 dapat kita lihat adanya peningkatan pembelajaran menulis puisi dibandingkan pada pembelajaran menulis puisi pada siklus II. Dan tidak ada siswa yang mendapat nilai dibawah 65 secara keseluruhan dari 22 siswa dalam pembelajaran menulis puisi tuntas 100%. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi menulis puisi mengalami peningkatan dalam proses belajar mengajar pada Siklus III setelah guru menyampaikan materi pembelajaran dengan Teknik Jigsaw.

PENUTUP

Simpulan

Menurut teoritik dan empirik hasil penelitian tindakan kelas melalui penerapan Teknik Jigsaw disimpulkan sebagai berikut:

Melalui penerapan teknik Jigsaw dapat meningkatkan proses belajar Bahasa Indonesia kompetensi menulis puisi bagi siswa kelas V semester I SD Negeri 02 Kedungjeruk tahun ajaran 2014/2015. Dari kondisi awal kesiklusI, SiklusII dan, kesiklus III dari kurang minat menjadi minat,dari kurang baik menjadi baik,dari kurang aktif menjadi aktif dan dari suasana kurang menyenangkan menjadi menyenangkan belajar.

Melalui penerapan Teknik Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar kemampuan menulis Puisi bagi siswa kelas V semester I SD Negeri 02 Kedungjeruk tahun ajaran 2014/2015. Dari kondisi awal nilai tuntas 4 siswa (18 %) rata-rata kelas 56,81 ke Siklus I nilai tuntas 11 siswa (50 %) rata-rata kelas 61,80, siklus II Nilai tuntas 16 siswa (73 %) rata-rata kelas 66,81 dan Siklus III nilai tuntas 22 siswa (100%) rata- rata kelas 73,41.

Implikasi

Berdasarkan kajian teori serta penerapan teknik Jigsaw untuk memecahkan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: 1)Mendapat teori baru tentang berbagai model pembelajaran yang inovatif dan kreatif menuju proses pembelajaran yang aktif,inovatif,kreatif dan menyenangkan dan 2)Sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas selanjutnya dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran.

Saran

Saran penelitian bagi siswa agar siswa dapat mengikuti dalam proses pembelajaran lebih berminat,dapat kerjasama, aktif, dengan suasana yang menyenangkan tanpa rasa takut atau tekanan. Mnfaat bagi guru, memberikan bekal dan solusi pemecahan agar dapat menerapkan dan mengembangkan dalam memilih serta menerapkan model pembelajaran inovatif di kelas yang menjadi tanggungjawab profesional. Manfaat bagi sekolah, memberikan berbagai alternatif tindakan pembelajaran dalam mengembangkan model pembelajaran melalui tindakan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. 1999. Cooperative Learning, Mempratekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang kelas. Jakarta : Grasindo.

Arends, Richard, I. 1997. Classroom Instruction and Management. Boston : McGraw-Hill

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kurikulum 1994 Suplemen GBPP Mata Pelajaran IPS. Jakarta : Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning : Theory, Reserch and Parctice. Second Edition. Boston : Allyn and Bacon Publishers.

Sugiyanto,2007.Modul pendidikan dan latihanProfesi Guru (PLPG) Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:Panitia Sertufikasi Guru Rayaon 13.

Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rhineka Cipta.

 

Syaiful Bahri Djamarah. 1994. Pencapaian kompetensi belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional.