PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE
SISWA KELAS IV SD NEGERI DALANGAN 01
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Ismadi
SD Negeri Dalangan 01 Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo
ABSTRAKS
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hasil karangan siswa ditinjau dari tingkatan kualitasnya dan mendeskripsikan perubahan peningkatan kemampuan mengarang dari tiap siklus setelah dilakukan upaya perbaikan metode pembelajaran. Adapun manfaat yang diharapkan adalah diketahuinya tingkat kemampuan siswa baik secara klasikal maupun individual sehingga guru dapat menentukan tindakan yang tepat dalam rangka memberikan berbagai alternatif tindak lanjut pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa sebelum diterapkan model pembelajaran Picture and Picture menunjukkan hasil perolehan nilai rata-rata 68.47 dan masih di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 7,50. Kemudian persentase ketuntasan 41% dan belum memenuhi target ketuntasan kelas yaitu 75%. Selanjutnya, setelah dilakukan pembelajaran dengan model Picture and Picture menunjukkan hasil rata-rata 76,88 dan telah melampaui KKM yang telah ditetapkan yaitu 7,50. Kemudian persentase ketuntasan 76% dan telah melampaui target ketuntasan kelas yaitu 75%.
Kata Kunci: Kemampuan mengarang, model Pembelajaran, Picture and Picture
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Menulis adalah tindakan sadar seseorang untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, atau perasaan ke dalam wujud tulisan. Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang memiliki tingkatan paling rumit bila dibandingkan dengan aspek keterampilan berbahasa lainnya: menyimak, berbicara, atau membaca (Suhendar, 1986 : 17).
Terkait dengan perihal pembelajar-an keterampilan berbahasa di Sekolah Dasar, penulis tertarik untuk lebih memusatkan perhatian kepada aspek pembelajaran keterampilan menulis: dalam hal ini mengarang atau menulis karangan, mengingat dalam banyak segi, sering ditemui persoalan-persoalan yang pro-blematis, misalnya kekurangcermatan penggunaan bahasa, struktur yang tumpang tindih, bahasa yang tidak efektif, dan sebagainya. Akibatnya, pesan yang diterima oleh pembaca sering pula kacau, kabur, ambigu, dan membingungkan.
Dalam proses penulisan suatu karangan pada dasarnya diperlukan pemahaman yang tinggi perihal aturan-aturan konvensional bahasa, utamanya dalam bidang tata kalimat, ejaan, tanda baca, dan sebagainya. Aturan konvensional itu secara teoritis hendaklah dimengerti oleh guru sehingga dalam mengajarkan keterampilan menulis (mengarang), khususnya dalam hal menanamkan teknik dan strategi pembelajaran menulis atau mengarang itu mudah dicerna oleh siswa.
Terkait dengan uraian di atas, apabila keterampilan menulis bagi siswa banyak dilatihkan secara bervariasi, tentu saja kemampuan siswa dapat semakin tumbuh dan meningkat sejalan dengan perkembangan pengetahuan dan pengalamannya. Dengan demikian, resiko kesalahan yang dialami siswa ketika menulis atau mengarang dapat terantisipasi dengan sendirinya. Di sisi lain, siswa tersebut memiliki kepuasan batin apabila hasil karyanya dapat dibaca atau dinikmati orang lain.
Sejalan dengan uraian di atas, di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV Sekolah Dasar, dapat dijumpai salah satu Standar Kompetensi (SK): 8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman, dan pantun anak. Kemudian, terdapat pula salah satu Kompetensi Dasar (KD): 8.1.Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma dan lain-lain). Berdasarkan SK dan KD tersebut di atas, penulis sengaja mengadakan penelitian tindakan kelas secara sederhana, yang dilakukan sekaligus dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) pada Kelas IV SD Negeri Dalangan 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015, dengan menetapkan judul penelitian: “Peningkatan Kemampuan Mengarang Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture Siswa Kelas IV SD Negeri Dalangan 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015”.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian tin-dakan kelas sebagai berikut: 1) Bagaimanakah kemampuan mengarang Siswa Kelas IV SD Negeri Dalangan 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam pengembangan paragraf baik sebelum dilakukan pembelajaran dengan model Picture and Picture maupun setelah dilakukan pembelajaran dengan model Picture and Picture? Dan 2)Bagaimanakah peningkatan kemampuan mengarang Siswa Kelas IV SD Negeri Dalangan 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 setelah diterapkan pembelajaran dengan model Picture and Picture?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis menetapkan tujuan penelitian sebagai berikut: 1)Memaparkan kemampuan mengarang Siswa Kelas IV SD Negeri Dalangan 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam pengembangan paragraf baik sebelum dilakukan pembelajaran dengan model Picture and Picture maupun setelah dilakukan pembelajaran dengan model Picture and Picture dan 2)Mendeskripsikan peningkatan kemampuan mengarang Siswa Kelas IV SD Negeri Dalangan 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 setelah dilakukan pembelajaran dengan model Picture and Picture.
Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian bagi siswa memberikan kontribusi kemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah pada khususnya dan di masyarakat pada umumnya. Manfaat bagi guru, guru lebih dapat berbenah diri sehingga dapat meningkatkan sikap keprofesionalannya secara optimal.
KAJIAN TEORI
Hakikat Pembelajaran Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa (Tarigan, 1985: 3-4). Keterampilan menulis mempu-nyai peranan yang sangat penting dalam komunikasi secara tertulis. Dengan kete-rampilan ini seseorang dapat menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. Keteram-pilan menulis ini tidak mungkin dikuasai oleh seseorang dengan sendirinya, melain-kan harus dengan jalan pelatihan dan praktik. Dalam kancah pendidikan, kete-rampilan ini dipelajari siswa sejak ia masuk sekolah. Di samping sebagai salah satu dari aspek keterampilan berbahasa, keteram-pilan tersebut sangan potensial digunakan dalam kegiatan pembelajaran mata pelajar-an lain. Jika kurang memiliki keterampilan menulis, siswa akan mengalami hambatan dalam mengikuti pembalajaran apapun di kelasnya. Selain itu, kegiatan sehari-hari yang menyangkut tentang tulis-menulis pun akan terhambat pula.
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca dan memahami bahasa tersebut (Paulus, 2003 : 2). Terkait dengan hal itu, penulis harus benar-benar menguasai dan menaati lambang-lambang bahasa yang ada. Selain itu, kegiatan tulis-menulis menuntut banyak persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain: bermakna, jelas, lugas, kohern, singkat, padat, komunikatif, dan memenuhi kaidah kebahasaan. Selanjutnya, dalam uraian lain, oleh Paulus (2003 : 2) dijelaskan bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan sekaligus pada awal siswa mulai menulis. Untuk menulis sebuah karangan yang sederhana saja, seseorang sudah dituntut memenuhi persyaratan seperti kalau menulis karangan yang rumit. Begitu pula siswa di sekolah dasar. Bagaimanapun sesederhana gagasan yang akan dikomunikasikan, siswa dituntut mampu memilih kata yang tepat atau sesuai, menghubungkan kata menjadi kalimat efektif, menghubungkan kalimat menjadi paragraf, menyusun paragraf menjadi karangan, dan menuliskannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Menulis adalah proses penuangan ide dalam bentuk tulisan, oleh karena itu, menulis dapat diartikan sebagai proses berpikir (Paulus, 2003 : 3-4). Selain itu, menulis dapat diartikan pula sebagai proses berpikir yang berkesinambungan, mencobakan, dan mengulang kembali. Ini berarti bahwa sebelum, sesaat, dan sesu-dah menuangkan gagasan dan perasaan secara tertulis diperlukan keterlibatan proses berpikir. Bahkan 70 % waktu dalam tahapan proses menulis dihabiskan untuk memikirkan sesuatu yang akan ditulis pada pramenulis (prewriting). Proses berpikir mempunyai sejumlah esensi, yaitu meng-ingat, menghubungkan, memprediksi, mengorganisasikan, membayangkan, me-monitor, mengevaluasi, dan menerapkan. Dengan proses berpikir tersebut dapat terwujud suatu tulisan yang berkualitas.
Sebagai proses berpikir yang meliputi serangkaian aktivitas, terkandung maksud bahwa menulis dilakukan dalam beberapa kegiatan yang berkesinam-bungan, yaitu pramenulis (prewriting), pe-ngedrafan (drafting), perbaikan (revising), penyuntingan (editing), dan publikasi (publishing). Rangkaian tersebut tidaklah bersifat mutlak tetapi lebih bersifat fleksibel dan luwes. Artinya, pada saat satu tahapan aktivitas telah dilakukan dan tahap selanjutnya akan dikerjakan, penulis dapat kembali pada tahap aktivitas sebelumnya. Hal ini sangat bergantung pada penulisnya. Di sisi lain, kegiatan menulis dapat pula membentuk seseorang menjadi peng-analisis yang handal terhadap tulisan sendiri maupun tulisan hasil karya orang lain.
Strategi Pembelajaran Keterampilan Menulis
Dalam pembelajaran Bahasa Indo-nesia, khususnya dalam hal menulis, (oleh Paulus, 2003: 4-6) dikemukakan beberapa prinsip pembelajaran menulis, yaitu: 1. Pembelajaran menulis tidak dapat dipisah-kan dengan membaca; 2. Pembelajaran menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin berbahasa; 3. Pembelajaran menulis adalah pembelajaran tata tulis dan ejaan bahasa Indonesia; dan 4. Pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang, berawal dari menyalin sampai dengan menulis ilmiah.
Pembelajaran menulis adalah pembelajaran tata tulis dan ejaan bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, harus diarahkan pada pelatihan agar siswa dapat menuangkan pikirannya ke dalam kalimat, paragraf, dan wacana secara tepat. Hal ini berarti menuntut siswa mampu mengguna-kan kata, kalimat, dan ejaan secara benar. Dengan begitu siswa terpacu untuk berdisiplin dalam berbahasa sehingga di samping mampu mempresentasikan keba-hasaan, juga mempunyai kompetensi kebahasaan pula. Pembelajaran menulis juga berlangsung secara berjenjang. Maksudnya, pembelajaran dimulai dari hal-hal yang mudah ke yang sulit, dari yang dekat ke yang jauh, dari yang konkret ke yang abstrak, atau dari yang sederhana ke yang kompleks. Hal ini, tentu saja disesuaikan dengan tingkat perkembangan kemampuan dan pengalaman siswa.
Sebelum menulis, kepada siswa perlu dilatihkan hal-hal berikut: 1. Me-mantapkan wawasan konseptual, pengeta-huan, dan skemata melalui membaca sehingga siswa mampu memproduk tulisan atas dasar kompetensi itu; 2. Menyimak pembicaraan orang lain (menerima, menafsirkan, dan merespon pesan verbal), kemudian siswa diharapkan mampu menangkap hal-hal yang tersurat dan tersirat; 3. Berdiskusi, berwawancara, atau bertutur tentang ide tulisan; 4. Mengem-bangkan kemampuan berpikir kritis dan berdaya nalar melalui gambar atau teks; 5. Berkonsentrasi, merekam, dan mengingat kembali sesuatu yang dilihat, didengar, atau dirasakan melalui kecermatan indrawi; dan 6. Menghargai atau mereview tulisan orang lain secara objektif.
Oleh Paulus (2003 : 7-8) disebut-kan secara rinci bahwa pola-pola pengem-bangan paragraf meliputi pola deduksi, pola induksi, pola deduksi-induksi, pola kronologis, pola kausal, pola analogi, dan pola pertentangan. Pola deduksi (menam-pilkan gagasan utama kemudian disusul dengan gagasan-gagasan penjelas), pola induksi (menyajikan gagasan-gagasan penjelas kemudian gagasan Utama), pola deduksi-induksi (gabungan pola deduksi dan induksi), pola kronologis (mengurutan susunan kejadian berdasarkan urutan waktu), pola kausal (menulis paragraf berdasarkan hubungan sebab-akibat), pola analogi (memperbandingkan atau meng-uraikan persamaan-persamaan atau perbe-daan-perbedaan tentang sesuatu), dan pola pertentangan (menyatakan hubungan pertentangan, misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun juga, walaupun demikian, sebaliknya, sekalipun, biarpun, kendatipun, dan lain-lain,
Model Pembelajaran Picture and Picture
Menurut Istarani (2011 : 1) Model Pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek: sebelum, sedang, dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait, yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa Model Pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran yang menggu-nakan gambar, yang dipasangkan/di-urutkan menjadi urutan logis. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk lain dalam ukuran wajar. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran ini sejalan dengan pernyatan Wahyudi (2011 : 58) bahwa gambar dapat menyampaikan makna meskipun belum atau tidak menggambarkan kesatuan bahasa.
Terkait dengan rangkaian gambar atau picture and picture di atas, kedudukannya adalah sebagai media pembelajaran. Menurut TIM (2014 : 71), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang berupa alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau dua hal. Dalam konteks ini media pembelajaran dapat dipahami sebagai sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran dari pemberi pesan kepada penerima pesan.
Menurut Asmani (2011:39) diurai-kan beberapa langkah Model Pembelajaran Picture and Picture, yaitu: (a) Guru menyampaikan kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai sekaligus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD sehingga dapat diketahui sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik; (b) Guru menyajikan materi sebagai pengantar untuk menarik perhatian siswa agar dapat menumbuhkan minat belajar yang lebih meningkat; (c) Guru memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi kepada siswa secara acak; (d) Siswa secara bergantian dibimbing mengurutkan gam-bar-gambar agar menjadi urutan yang logis; (e) Siswa dilatih untuk mengemukan alasan pemikiran atau pendapat tentang urutan gambar tersebut; dan (f) Guru mulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Kerangka Berpikir
Melalui refleksi terhadap pembe–lajaran awal (pra-siklus) yaitu mengukur kemampuan dasar siswa dalam menulis karangan yang lebih bersifat bebas dan spontan serta belum menggunakan penje–lasan-penjelasan secara detail, maka hasil belajar pada materi menulis karangan dengan kompetensi dasar: menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD Negeri Dalangan 01 semester II tahun pelajaran 2014/2015 masih jauh di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Hal ini dimungkinkan karena pembelajaran yang penulis sajikan kurang menarik. Kemudian penulis berupaya untuk mengadakan penelitian tindakan kelas sekaligus berupaya memperbaiki kualitas pembelajaran.
Perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan menggunakan 2 siklus. Pada siklus I penulis menggunakan teknik penyajian pembelajaran menulis karangan dengan fokus pengembangan pola-pola paragraf, yaitu siswa dibimbing menemu-kan kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas suatu paragraf melalui media: contoh-contoh paragraf sederhana, yang selanjutnya siswa diberikan tugas menulis karangan sederhana. Dengan teknik ini penulis berharap hasil belajar peserta didik dapat meningkat.
Kemudian penulis melaksanakan siklus II, yaitu penyajian pembelajaran dengan menggunakan media yang berupa rangkaian gambar: “Picture and Picture” sekaligus memperbaiki langkah-langkah pembelajaran pada siklus sebelumnya. Penerapan model Picture and Picture dalam pembelajaran mengarang ini perlu diujicobakan. Jika dicermati bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan model Picture and Picture sangat mungkin dapat diterapkan dengan mudah di kelas.
Pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek menulis sangat diutamakan pada pelatihan menulis karangan karena jika kemampuan menulis karangan telah dimiliki oleh siswa berarti kemampuan-kemampuan berbahasa lainnya yang lebih kompleks telah dapat dikuasai pula. Hal ini bisa menjadi modal dasar untuk penuangan ide, gagasan, ataupun pengungkapan-pengungkapan lainnya.
Guru adalah penentu keberhasilan pembelajaran. Oleh sebab itu guru harus menyusun rencana dan strategi untuk meningkatkan kualitas mengajarnya. Termasuk pada pembelajaran bahasa Indonesia guru harus menggunakan berbagai model, metode, atau pendekatan mengajar yang memungkinkan berkembangnya kemampuan menulis pada siswa.
Berangkat dari kerangka berfikir di atas, penulis meyakini bahwa dengan penerapan model pembelajaran Picture and Picture dengan kompetensi dasar menyu-sun karangan tentang berbagai topik sederhana, dapat meningkatkan kemampu-an menulis karangan bagi siswa. Pening-katan kemampuan tersebut ditandai de-ngan semakin beraninya siswa dalam mengungkapkan ide, gagasan, ataupun isi pikiran ke dalam bentuk pola-pola pengembangan paragraf yang variatif.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang dimaksud dalam karya tulis ini adalah Hipotesis Tindakan, yaitu bahwa kemampuan menulis karangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri Dalangan 01 Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan kompetensi dasar menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana diduga dapat meningkat setelah diterapkan model pembelajaran Picture and Picture.
METODE PENELITIAN
Waktu penelitian adalah saat berlangsungnya penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret s.d. Mei tahun 2015 (semester II tahun pelajaran 2014/2015. Tempat penelitian di SD Negeri Dalangan 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.Subjek penelitian adalah Siswa Kelas IV SD Negeri Dalangan 01 Tahun Pelajaran 2014/2015, yang berjumlah 17 siswa, terdiri atas 5 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Objek penelitian adalah hasil karangan siswa baik sebelum dilakukan pembelajaran dengan model Picture and Picture maupun setelah dilakukan pembelajaran dengan model Picture and Picture.
Sumber data meliputi data skunder dan data primer, yaitu: (Data Primer I) Data yang diambil dari pengamatan hasil pekerjaan siswa pada saat proses pembelajaran pada pertemuan awal (Pra-siklus) yang belum menggunakan penjelasan-penjelasan detail. Hal ini lebih bersifat bebas dan spontan untuk mengukur kemampuan dasar siswa dalam menulis karangan dalam tiga (3) paragraf. (Data Primer II) Data yang diambil dari pengamatan hasil pekerjaan siswa pada Siklus I (pertemuan 1 dan 2). Dalam siklus ini sudah menekankan pola-pola pengembangan paragraf melalui penyajian dan pembahasan contoh-contoh pola paragraf dengan maksud untuk membantu siswa ketika merinci gagasan utama, menentukan urutan kalimat topik dan kalimat-kalimat penjelas, dan juga saat menetukan kevariasian paragraf. Namun, dalam siklus ini belum menggunakan Model Pembelajaran Picture and Picture. (Data Primer III) Data yang diambil dari pengamatan hasil pekerjaan siswa pada Siklus II (pertemuan 3 dan 4). Dalam siklus ini juga menekankan pola-pola pengembangan paragraf melalui penyajian dan pembahasan contoh-contoh pola paragraf (sebagimana pada siklus I), namun sudah menggunakan Model Pembelajaran Picture and Picture.
Data Skunder I Data pada pertemuan awal (Pra-siklus) yang disandingkan dengan data pada Siklus I untuk diketahui perbedaannya: pening-katannya. Data Skunder II Data pada Siklus I yang disandingkan dengan data pada Siklus II untuk diketahui perbeda-annya: peningkatannya.Data Skunder III Data pada pertemuan awal (Pra-siklus) yang disandingkan dengan data pada Siklus I dan disandingkan pula dengan data pada Siklus II untuk diketahui perbedaannya: peningkatannya.
Teknik pengumpulan data meng-gunakan teknik non-tes dalam bentuk pem-berian tugas menulis karangan sederhana dalam 3 (tiga) paragraf baik pada pra-siklus, siklus I, siklus II dengan pengunaan metode yang berbeda pada setiap siklus sebagaimana telah diuraiakan pada Bab II di atas. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah lembar pengamatan terhadap hasil pekerjaan siswa dengan kriteria penilaian yang telah dipersiapkan sebelumnya.Validasi data adalahaktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran berikut data semua hasil penilaian terhadap pekerjaan siswa pada lembar pengamatan akan dikolaborasi dengan guru teman sejawat yang melakukan observasi pembelajaran.
Teknik analisis data, data kualitatif dari hasil pengamatan menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan hasil obesevasi dan refleksi dari tiap-tiap tahapan, yaitu membandingkan proses pembelajaran pada kondisi awal (pra-siklus) dengan siklus I, membandingkan proses pembelajaran pada siklus I dengan siklus 2, serta membandingkan proses pembelajaran pada kondisi awal (pra-siklus), siklus I, maupun siklus II.
Sebagai tolok ukur keberhasilan tindakan kelas ini adalah peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan melalui model pembelajaran Picture and Picturre pada mata pelajaran bahasa Indonesia Kelas IV. Indikator kinerja pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)Siswa dapat menentukan kerangka karangan dengan pikiran pokok dan pikiran-pikiran penjelas dari rangkaian gambar Picture and Picturre; 2)Siswa dapat menyusun karangan berdasarkan pikiran pokok dan pikiran-pikiran penjelas ke dalam pola-pola pengembangan paragraf secara variatif sesuai dengan rangkaian gambar Picture and Picturre; 4)Siswa dapat menulis karangan sederhana ke dalam tiga (3) paragraf yang kohern atau memiliki keruntutan dengan kaidah-kaidah penulisan yang benar dan logis.
Prosedur penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, setiapsiklus mengalami 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan reffleksi.
HASIL PENELITIAN
Setelah seluruh karangan siswa baik karangan pada Par-siklus, Siklus I, maupun Siklus II dianalisis diperoleh data-data sebagai berikut:
1. Rata-rata perolehan nilai pada kegiatan awal (pra-siklus) adalah 58,65 dengan nilai tertinggi 78 dan nilai terendah 38, sedangkan ketuntasan klasikalnya adalah 3 anak (18%) tuntas dan 14 anak (82%) tidak tuntas.
2. Rata-rata perolehan nilai pada siklus I adalah 68.47 dengan nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 48, sedangkan ketuntasan klasikalnya adalah 7 anak (41%) tuntas dan 10 anak (59%) tidak tuntas.
3. Rata-rata perolehan nilai pada siklus II adalah 76,88 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 65 sedangkan ketuntasan klasikalnya adalah 13 anak (76%) tuntas dan 4 anak (24%) tidak tuntas.
4. Peningkatan rata-rata perolehan nilai dari kegiatan awal (pra-siklus) ke siklus I adalah dari 58,65 menjadi 68.47 sehingga peningkatan rata-ratanya adalah 9,82 dan peningkatan ketuntas-an klasikalnya adalah dari 18% menjadi 41% sehingga persentase peningkatan ketuntasannya adalah 23%
5. Peningkatan rata-rata perolehan nilai dari siklus I ke siklus II adalah dari 68.47 menjadi 76,88 sehingga pening-katan rata-ratanya adalah 8.41 dan peningkatan ketuntasan klasikalnya adalah dari 41% menjadi 76% sehing-ga persentase peningkatan ketuntasan-nya adalah 35%
6. Perubahan data hasil penilaian pada pra-siklus, siklus I, dan siklus II tersebut dapat dilihat pada diagram berikut:
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan analisis terhadap keseluruhan hasil penilaian terhadap karangan Siswa Kelas IV SDN Dalangan 01 semester II tahun pelajaran 2014/2015 diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan mengarang Siswa Kelas IV SD Negeri Dalangan 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam pengembangan paragraf sebelum dilakukan pembelajaran dengan model Picture and Picture belum menun-jukkan hasil yang signifikan karena perolehan nilai rata-rata baru mencapai 68.47 dan masih di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 7,50. Kemudian, persentase ketuntasan hanyalah 41% dan belum memenuhi target ketuntas-an kelas yaitu 75%. Selanjutnya, setelah dilakukan pembelajaran de-ngan model Picture and Picture menunjukkan hasil yang signifikan terbukti perolehan nilai rata-rata mencapai 76,88 dan telah melampaui KKM yang telah ditetapkan yaitu 7,50. Kemudian, persentase ketuntasan telah mencapai 76% dan telah melampaui target ketuntasan kelas yaitu 75%.
2. Kemampuan mengarang Siswa Kelas IV SD Negeri Dalangan 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 setelah diterapkan pembelajaran dengan mo-del Picture and Picture menunjukkan perolehan hasil nilai rata-rata yang meningkat, yaitu: 68,47 pada siklus I dan 76,88 pada siklus II Peningkatan rata-ratanya adalah 8.41. Selanjutnya persentase ketuntasan klasikal juga menunjukkan peningkatan, yaitu: 41% pada siklus I, dan 76% pada siklus II. Peningkatan persentase ketuntasannya adalah 35%.
Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi yang berarti bagi para pemerhati pen-didikan, khususnya pemerhati di bidang pembelajaran keterampilan berbahasa In-donesia, sehingga dapat digunakan sebagai bahan kajian dan pemikiran terutama dalam hubungannya dengan upaya pening-katan kemampuan menulis (mengarang) bagi para siswa Sekolah Dasar. Selain itu, diharapkan dapat pula memberikan gambaran suatu alternatif tindakan para guru Sekolah Dasar dalam upaya mengatasi problematika pembelajaran di kelas menuju peningkatan hasil belajar bagi para siswanya dan peningkatan profesionalitas guru di bidang tugas dan tanggung jawabnya.
Saran
Pada akhir penulisan ini, kiranya perlu penulis sampaikan saran sebagai berikut untuk pelaksanaan model pembe-lajaran Picture and Picture, guru hendaklah mempersiapkan serangkaian perencanaan yang matang, meliputi penguasaan materi, pemilihan metode, pengadaan media, dan penetapan teknik penilaian yang sesuai sehingga diperoleh hasil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal M. 2011. Tujuh Tips Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: Diva Press.
Istarani, 2011. Model Pembelajaran Inovatif : Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran. Medan: Media Persada.
Karsidi, Nafron Hasjim. 2006. Gemar Berbahasa Indonesia 4 untuk Kelas IV SD dan MI. Surakarta : Tiga Serangkai.
Paulus, Mujiyanto. 2003. Pembelajaran Keterampilan Menulis di Sekolah Dasar. Semarang: Balai Penataran Guru.
Suhendar, ME. 1986. Pengajaran dan Ujian Keterampilan Membaca dan Menulis. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
TIM, 2014. Pedagogi Khusus Sekolah dasar. Surakarta: Badan Penerbit FKIP-UMS
Wahyudi, Agus Budi. 2011. Pendalaman Materi Bahasa Indonesi Sekolah Dasar. Surakarta: Badan Penerbit FKIP-UMS.