UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN GURU
UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN GURU
DALAM MEMBUKA DAN MENUTUP PEMBELAJARAN
BAGI GURU SD NEGERI I SENGGRONG KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI MELALUI SUPERVISI KLINIS
PADA SEMESTER I TAHUN AJARAN 2015/2016
Endah Sarwati
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali
ABSTRAK
Tujuan penelitian tindakan sekolah adalah untuk meningkatkan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran bagi guru SD Negeri I Senggrong Kecamatan Andong melalui supervise klinis sehingga proses belajar mengajar lebih optimal dan prestasi belajar meningkat. Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya keterampilan guru dalam menerapkan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran. Penelitian dilakukan di SD Negeri I Senggrong Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali. Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian meliputi guru kelas I s.d kelas VI SD Negeri I Senggrong Kecamatan Andong dengan jumlah 6 guru. Sumber data berasal dari instrumen yang disampaikan kepada semua guru di SD Negeri I Senggrong. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dan kualitatif, selanjutnya dikonsultasikan dengan kriteria keberhasilan untuk mengetahui apakah melalui supervisi klinis dapat meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan membuka dan menutup pembelajaran. Hasil penelitian tindakan sekolah menunjukkan bahwa terdapat bukti naiknya keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran setelah dilakukan supervis klinis yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata pada kondisi awal sebesar 55.56 menjadi 92.59, pada siklus II. Terdapat peningkatan hasil penilaian keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran dari kategori baik sebanyak 1 orang dan kurang 5 orang meningkat menjadi kategori sangat baik sebanyak 3 orang dan baik sebanyak 2 orang, sedangkan kategori cukup terdapat 1 orang. Hal ini sekaligus memberikan gambaran bahwa secara kualitas dan kuantitas ketrampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran menjadi meningkat.
Kata Kunci: keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, supervisi klinis
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Keterampilan membuka pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan de-ngan upaya guru dalam memulai kegiatan pembelajaran untuk mempersiapkan men-tal dan menimbulkan perhatian siswa yang bertujuan agar siswa terpusat pada materi yang akan dipelajari, sedangkan keteram-pilan menutup pelajaran adalah dalam keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam mengakhiri kegiatan inti pem-belajaran sebagai upaya untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Sebenarnya kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak hanya terjadi pada awal dan akhir kegiatan pembelajaran saja, tetapi dapat pula terjadi pada awal dan akhir setiap penggal kegiatan pembelajaran. Contohnya: pada satu ma-teri pelajaran dibahas beberapa sub pokok bahasan atau beberapa tema. Pada awal dan akhir pembahasan pokok bahasan atau tema tersebut guru dapat melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran. Oleh karena itu keterampilan membuka dan menutup pembelajaran sangat penting dikuasai oleh guru dalam upaya keberha-silan proses pembelajaran.
Tetapi pada kenyataanya, yang terjadi di SD Negeri I Senggrong Keca-matan Andong, dalam pembelajaran guru sering tidak melakukan usaha membuka dan menutup pelajaran tersebut. Hal ini mengakibatkan mental siswa tidak siap untuk menerima pelajaran dan perhatian siswa belum terpusat pada materi yang akan dipelajari, dan akibatnya adalah siswa akan merasa bahwa pelajaran yang diterimanya membosankan, tidak bermak-na baginya, sukar dipahami, dan mereka merasa malas berusaha keras untuk memahaminya. Ada beberapa alasan mengapa guru tidak melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran diantaranya yaitu tidak ada waktu karena materi pelajaran yang banyak dan guru tersebut memang belum menguasai keterampilan untuk melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka dan menutup pelajaran dalam proses pembela-jaran, maka sangat perlu bagi setiap guru khususnya yang mempunyai kemampuan masih rendah dalam melaksanakan kete-rampilan membuka dan menutup pembela-jaran untuk memperoleh pengalaman serta pembinaan yang intensif dalam membuka dan menutup pelajaran.
Dari hasil penilaian awal pada kegiatan prasiklus yang dilakukan peneliti terhadap terhadap 6 orang guru kelas I sampai dengan kelas VI di SD Negeri 1 Senggrong Semester I Tahun Ajaran 2015/2016, hasil penilaian adalah sebagai berikut: skor rata-rata sebesar 55.56, skor tertinggi 88.89, skor terendah 44.44, dengan rentang 44.44. Adapun kategori penilaian adalah sebagai berikut: yang termasuk kategori baik hanya 1 orang guru 17%) dan kategori kurang sebayak 5 guru (83%), sedangkan kategori cukup atau sedang dan kategori sangat baik belum mampu ditunjukkan oleh guru.
Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa masih adanya kesulitan dan permasalahan yang dihadapi guru dalam membuka dan menutup pembelajaran. Rendahnya ketrampilan guru dalam mem-buka dan menutup pelajaran terlihat di semua indikator yaitu (1) indikator melaku-kan Appersepsi (mengkaitkan materi yang disajikan), (2) indikator memulai pembe-lajaran setelah siswa siap untuk belajar, (3) indikator kejelasan hubungan antara pen-dahuluan dengan inti pelajaran dilakukan semenarik mungkin, (4) indikator kemampuan menggunakan kata-kata yang memebesarkan hati siswa, dan terakhir (5) indikator Kemampuan memberikan evaluasi lisan maupun tulisan.
Adanya permasalahan rendahnya ketrampilan sebagian besar guru dalam membuka dan menutup pembelajaran di SD Negeri I Senggrong Kecamatan Andong Boyolali Semester I Tahun Ajaran 2015/2016 seperti diuraikan di atas, membuktikan bahwa perlunya tindakan perbaikan, dengan harapan ketrampilan membuka dan menutup pembelajaran dapat dilaksanakan secara maksimal oleh guru dan mencapai nilai dengan kategori sangat baik.
Sesuai dengan tugas kepala sekolah sebagai administrator, edukator, dan superfisor, tugas dan fungsi tersebut bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada guru yaitu membantu dan membina serta berperan dalam menciptakan guru yang professional, maka salah satu upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah selaku peneliti dalam penelitian ini adalah melakukan supervisi klinis terhadap guru-guru yang ada di SD Negeri I Senggrong untuk meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan dasar mengajar khususnya keterampilan membu-ka dan menutup pembelajaran. Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan dalam pendidikan yang bertujuan untuk membina profesional guru dalam pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis secara obyektif sebagai dasar perilaku untuk mengubah perilaku guru khususnya dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti sekaligus sebagai kepala sekolah di SD Negeri I Senggrong Kecamatan Andong berkewajiban untuk meningkatkan kemam–puan guru khususnya keterampilan mem-buka dan menutup pembelajaran melalui supervisi klinis yang akan dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan sekolah dengan mengadakan tindakan dua siklus.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masa-lah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah keterampilan membuka dan menutup pembelajaran bagi guru SD Negeri I Senggrong Kecamatan Andong pada semester I tahun pelajaran 2015/2016, dapat meningkat setelah dilakukan supervisi klinis?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara umum adalah meningkatkan mutu pendidikan SD di SD Negeri I Senggrong Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali serta meningkatkan kompetensi penelitian dan pengembangan bagi peneliti. Tujuan Khusus: Untuk meningkatkan ketrampilan guru khususnya dalam membuka dan menutup pembelajaran bagi guru SD Negeri I Senggrong Kecamatan Andong dalam baik kelompok maupun invididu dan dengan meningkatkan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
KAJIAN TEORI
Kompetensi Profesionalisme Guru
Oemar Hamalik (2002: 39) dalam bukunya berjudul “psikologi belajar mengajar” menyebutkan bahwa untuk menjadi guru yang professional, setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan, tetapi di pihak lain guru juga mengemban sejumlah tanggung jawab mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi muda sehingga terjadi proses konservasi nilai, bahkan melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru.
Supervisi Klinis
Menurut Sagala (2009: 194) menjelaskan tentang definisi supervisi yaitu sebagai bantuan dan bimbingan profesional bagi guru dalam melaksanakan tugas instruksional guna memperbaiki hal belajar dan mengajar dengan melakukan stimulasi, koordinasi, dan bimbingan secara kontinu untuk meningkatkan pertumbuhan jabatan guru secara individual maupun kelompok.
Menurut pendapat Sutisna (1985 dalam Mulyasa, 2006: 155) mendes-kripsikan supervisi sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mengajar yang lebih baik. Sementara Sahertian (2006: 16) menyebutkan bahwa supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengko-ordinasi dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.
Kerangka Berpikir
Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan hasil belajar siswa yang lebih optimal, untuk itu guru harus mempunyai kemampuan dasar mengajar yang baik salah satunya keterampilan membuka dan menutup pembelajaran. Peningkatan keterampilan dasar mengajar guru khususnya dalam melaksanakan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran di SD Negeri 1 Senggrong Kecamatan Andong, salah satu alternatif yang dapat dilaksanakan yaitu dengan melakukan supervise klinis terhadap guru dalam proses belajar mengajar. Berda-sarkan observasi awal yang dilakukan ter-hadap guru SD Negeri I Senggrong diketahui bahwa keterampilan membuka dan menutup pembelajaran masih tergolong rendah, maka dengan dilakukan penelitian tindakan ini dapat memperbaiki kinerja guru agar lebih baik. Berdasarkan kajian teori diatas, bahwa melalui supervisi klinis diharapkan dapat meningkatkan keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran pada Semester I di SD Negeri I Senggrong Kecamatan Andong Kecamatan Boyolali Tahun 2015/2016.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah: ”melalui super-visi klinis mampu meningkatkan keteram-pilan membuka dan menutup pembelajaran pada semester I bagi guru SD Negeri I Senggrong Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Tahun ajaran 2015/2016”.
METODE PENELITIAN TINDAKAN
Setting Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2015/2016 dengan waktu penelitian selama 3 bulan dimulai dari minggu pertama bulan September 2015 sampai minggu ketiga bulan November 2015. Penelitian dilakukan pada sebagian guru SD Negeri I Senggrong Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali.
Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah ini ditujukan kepada guru-guru kelas I sampai dengan kelas VI di SD Negeri I Senggrong Kecamatan Andong yang berjumlah 6 orang,
Sumber Data
Sumber data diperoleh dari hasil observasi terhadap langkah-langkah guru kelas I sampai dengan dengan VI Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali dalam membuka dan menutup pembela-jaran sesuai dengan form penilaian kinerja guru yang menggambarkan kemampuan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran dan data kuantitatif berupa angka yang menggambarkan nilai kemam–puan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran dengan memberikan skor 0, atau 1, dengan kreteria sebagai berikut: Skor 1, jika guru melakukan aktivitas sesuai indikator. Skor 0, jika guru tidak melakukan aktivitas sesuai indikator.
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Dari hasil pengamatan awal, dapat diketahui bahwa keterampilan guru dalam membuka dan menutup pemelajaran di SD Negeri I Senggrong Kecamatan Andong masih rendah. Dari hasil penilaian prasiklus diketahui bahwa banyak aspek/ indikator membuka dan menutup pembelajaran yang belum dilaksanakan dengan maksimal.
Berdasarkan hasil observasi prasiklus, peneliti memperoleh gambaran bahwa skor terendah 44.44, nilai tertinggi 88.89, nilai rata-rata sebesar 55.56 (kategori kurang), dengan rentang sebesar 44.44. hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan dalam membuka dan menutup pembelajaran guru belum melaksanakan dengan baik, dan guru belum memahami aspek-aspek yang harus dilakukan saat membuka dan menutup pembelajaran.
Tabel 4 Kategori keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran kegiatan prasiklus
No. |
Kategori |
Frekuensi |
Jumlah |
Prosentase |
1 |
Sangat baik |
90 – 100 |
0 |
0% |
2 |
Baik |
80 – 89 |
1 |
17% |
3 |
Cukup |
65 – 79 |
0 |
0% |
4 |
Kurang |
55 – 64 |
5 |
83% |
5 |
Tidak Baik atau Gagal |
0 – 54 |
0 |
0% |
|
Jumlah |
|
6 |
100% |
Keterampilan guru yang rendah tersebut karena guru kurang memahami dalam melakukan appersepsi (mengkaitkan materi yang disajikan), memulai pembela-jaran setelah siswa siap untuk belajar, kejelasan hubungan antara pendahuluan dengan inti pelajaran dilakukan semenarik mungkin, kemampuan memberikan evalua-si lisan maupun tulisan dan pemahaman terhadap kemampuan menggunakan kata-kata yang membesarkan hati siswa.
Deskripsi Hasil Siklus I
Kegiatan tindakan siklus I adalah identifikasi hasil pembinaan guru sesuai hasil pengamatan pada prasiklus. Berda-sarkan hasil penilaian pada kegiatan awal (prasiklus), dapat diketahui kelemahan-ke-lemahan guru dalam menjelaskan yang ditunjukkan dengan skor yang rendah pada setiap deskriptor. Dari identifikasi hasil prasiklus, dapat diketahui bahwa keteram-pilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran masih rendah pada sebagian indikator.
Dalam kegiatan siklus 1 diawali dengan pertemuan dengan guru-guru un-tuk menentukan jadwal kegiatan observasi, kesepakatan ini perlu dikoordinasikan sebelum pelaksanaan agar kegiatan penelitian tindakan sekolah ini tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar, maupun tugas-tugas pokok guru dan kepala sekolah. Pada kegiatan pertemuan tersebut telah disepakati bahwa untuk pembinaan guru dilakukan pada hari Sabtu tanggal 19 September 2015, setelah jam pelajaran, yaitu pada jam 13.00 sampai jam 15.00.
Dari hasil pengamatan terhadap keterampilan membuka dan menutup pembelajaran bagi guru SD Negeri I Senggrong Kecamatan Andong dapat dijelaskan sebagai berikut. Nilai tertinggi 88.89, nilai terendah 44.44, nilai rerata 55.56, sedangkan rentang nilainya 44.44.
Terdapat peningkatan keterampilan guru setelah dilakukan supervisi klinis. Pada siklus I terdapat nilai yang sangat baik yang sebelumnya tidak ada nilai yang sangat baik. Dan tidak ada lagi guru yang memiliki kemampuan rendah.
Dari kegiatan penelitian pada kondisi awal dimana guru belum mengikuti supervisi klinis keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran memperoleh nilai rata-rata sebesar 55.56, setelah dilakukan supervisi klinis nilai rata-rata meningkat menjadi 81.48, demikian pula dengan skor tertinggi sebelum dilakukan pembinaan sebesar 88.89, setelah dilakukan supervisi klinis meningkat menjadi 100, sedangkan skor terendah dari 44.44 meningkat menjadi 66.67. Evaluasi dilakukan setelah proses pembelajaran selesai dengan menjumlahkan skor perolehan masing-masing guru yang ada dalam lembar obsevasi yang terdiri dari 9 indikator, masing-masing indikator diberi skor/nilai 0 atau 1.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran setelah dilakukan supervis klinis dari prasiklus ke siklus I.
Deskripsi Hasil Siklus II
Berdasarkan saran dan pertim-bangan peneliti, dan hasil refleksi siklus I masih terdapat tingkat kemampuan guru dalam pembelajaran yang belum baik, maka untuk memperbaiki kinerja guru, dan sesuai teori bimbingan atau pelaksanaan supervisi maka peneliti melakukan siklus II, yaitu pada bulan oktober 2015.
Peneliti melakukan pengamatan sesuai rencana khusunya pada indikator dan deskriptor yang belum dilaksanakan pada siklus I dengan menilai tindakan menggunakan format evaluasi. Observasi siklus II dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru setelah dilakukan supervisi pada pertemuan kedua. Pengamatan dilakukan terhadap proses pembelajaran dimulai guru dan siswa masuk kelas sampai jam pelajaran selesai. Peneliti kemudian mencatat hasil penilaian pada lembar observasi yang telah disediakan, selanjutnya dibuat rekapitulasi dan dihitung nilai rata-rata yang merupakan nilai akhir keterampilan guru dalam melaksanakan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran.
Hasil observasi pada siklus pada guru SD Negeri I Senggrong Kecamatan Andong terhadap keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut nilai terendah 77.78, nilai tertinggi 100 nilai rerata 92.59, sedangkan rentang nilai sebesar 22.22.
Refleksi hasil pelaksanaan siklus II yang dilakukan oleh peneliti terhadap 6 orang guru SD Negeri I Senggrong dapat dijelaskan bahwa dalam menyampaikan materi pelajaran guru sudah menerapkan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penca-paian nilai rata-rata menjadi 92.59%, skor tertinggi mencapai 100%, sedangkan skor terendah sebesar 77.78% dengan rentang menurun menjadi 22.22, artinya guru sudah berhasil meningkatkan keterampilan membukp dan menutup pembelajaran dengan sangat baik. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran setelah dilakukan supervisi klinis dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian keteram-pilan bertanya guru di SD Negeri 2 Cekel telah mencapai kategori sangat baik karena skor sudah lebih dari 85%, sehingga tindakan kelas dihentikan dan tidak perlu dilanjutkan lagi.
PEMBAHASAN
Perbandingan Nilai Rata-rata Kinerja Guru dari Prasikus ke Siklus I
Terjadi peningkatan kinerja guru yang cukup signifikan dibandingkan pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan berupa supervisi klinis. Peningkatan terjadi pada semua indikator kinerja dengan nilai rata-rata mencapai 2. Kinerja guru pada kondisi awal tidak terdapat nilai yang sangat baik, hanya 1 orang guru yang mendapat nilai baik sementara kemampuan 5 guru lainnya masih kurang, namun pada Siklus 1 terdapat 1 orang guru yang mendapat nilai sangat bagus, 1 guru mendapat nilai baik sementara 4 orang guru lainnya mendapat nilai cukup. Pada siklus I ini tidak ada lagi guru yang kemampuannya dengan nilai kurang.
Perbandingan Nilai Rata-rata Kinerja Guru dari Siklus I ke Siklus II
Terjadi peningkatan nilai rata-rata kinerja guru dalam membuka dan menutup pembelajaran dari siklus I ke siklus II sebesar 1. Artinya pada siklus II ini kemampuan guru semakin meningkat setelah dilakukan tindakan siklus II melalui supervisi klinis. Setelah tindakan pada siklus II nilai rata-rata kinerja guru yang sangat baik menjadi 3 orang sedangkan pada siklus 1 hanya 1 orang, nilai rata –rata kinerja guru yang baik pada siklus I hanya 1 orang menjadi 2 orang, sedangkan nilai rata-rata kinerja guru denga kriteria cukup hanya 1 orang guru.
Perbandingan Nilai Rata-rata Kinerja Guru dari Prasikus ke Siklus II
Bahwa peningkatan nilai rata-rata kinerja guru dari kondisi awal (prasiklus) ke siklus II terjadi peningkatan keterampilan guru dalam membuka dan menutu pembelajaran yang sangat menggembira-kan. Semua guru telah berhasil meningkat-kan kemampuannya dalam proses pembe-lajaran khususnya penerapan keterampilan membuka dan menutup pembelajaran.
Perbandingan Keterampilan guru ter-hadap Nilai Rata-rata, Nilai tertinggi dan Nilai terendah
Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembe-lajaran yang ditunjukan dengan nilai rata-rata dari 55.56 menjadi 92.59, artinya terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 22.22 .seperti dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel 16 Penilaian keterampilan Guru dalam membuka dan menutup pembelajaran pada prasiklus, Siklus I dan siklus II
Uraian |
Nilai rata-rata |
Nilai tertinggi |
Nilai terendah |
Prasiklus |
55.56 |
88.89 |
44.44 |
Siklus I |
81.48 |
100 |
66.67 |
Siklus II |
92.59 |
100 |
22.22 |
Melihat data perolehan hasil penelitian dalam kegiatan penelitian tindak-an sekolah ini, dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis yang dilakukan oleh peneliti terhadap 6 orang guru SD Negeri I Senggrong Kecamatan Andong Kabupaten boyolali telah berhasil meningkatkan keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran, hal ini tidak terlepas dari motivasi dan bimbingan dari peneliti sekaligus sebagai kepala sekolah sehingga guru bersemangat untuk meningkatkan salah satu kemampuan dasar mengajarnya yaitu keterampilan membuka dan menutup pembelajaran.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa melalui supervisi klinis yang dilakukan terhadap 6 orang guru terbukti mampu meningkatkan keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran bagi guru SD Nege-ri I Senggrong Kecamatan Andong Kabupa-tan Boyolali. Pada kegiatan prasiklus, guru belum mampu melaksanakan dengan baik salah satu keterampilan dasar mengajar yaitu membuka dan menutup pembela-jaran, namun setelah kegiatan supervisi klinis, mampu meningkatkan ketrampilan membuka dan menutup pembelajaran guru SD Negeri I Senggrong Kecamatan Andong Kabupatan Boyolali secara signifikan. Hal tersebut dibuktikan dengan terjawabnya masalah dan tercapainya tujuan pada bab I yaitu: (1) Terdapat bukti dengan terjadinya peningkatan keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran setelah dilakukan supervisi klinis yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata pada kondisi awal sebesar 55.56 meningkat menjadi 92.59 pada siklus II. (2) Terdapat peningkatan hasil penilaian keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajaran dari kategori baik hanya 1 orang guru dan kategori kurang sebanyak 5 orang guru meningkat menjadi kategori sangat baik sebanyak 3 orang dan kategori baik sebanyak 2 orang, dan hanya I orang termasuk kategori cukup, hal ini sekaligus memberikan gambaran bahwa secara kualitas dan kuantitas keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembela-jaran menjadi meningkat.
Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan supervisi klinis dapat meningkatkan keterampilan guru dalam membuka dan menutup pembelajar-an. Dengan demikian maka hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berharga bagi para kepala sekolah dan pengawas sekolah agar melaksanakan supervisi klinis dalam kegiatan pembelajar-an guru di samping pelaksanaan supervisi lainnya.
Saran
Bagi Guru
Guru hendaknya lebih meningkata–kan kompetensi sebagai tenaga pendidik dan selalu berpartisipasi aktif terhadap tindakan yang dilakukan oleh pengawas maupun kepala sekolah dalam upaya peningkatan profesionalisme guru, karena dengan adanya tindakan nyata tersebut terbukti mampu meningkatkan ketrampilan guru, khususnya ketrampilan membuka dan menutup pembelajaran
Bagi Kepala Sekolah
Sebaiknya Kepala Sekolah meng–gunakan supervisi klinis sebagai salah satu alternatif dalam menanggulangi permasa–lahan dalam satuan pendidikan, karena supervisi klinis telah terbukti berhasil digunakan kepala sekolah dalam melaku–kan supervisi pembelajaran untuk memper–baiki kinerja guru dalam pembelajaran
Bagi UPTD Dikdas LS Kecamatan Andong
Sebaiknya jadwal supervisi peng-awas disinkronkan dengan jadwal supervisi kepala sekolah, sehingga terjadi kesinam-bungan dalam melakukan pembinaan pro-fesionalisme guru.
DAFTAR PUSTAKA
E. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Remaja Rosdakarya Offset, Bandung 2006.
Hamalik Oemar, Psikologi Belajar Mengajar, Sinar Baru; Algessindo, Bandung 2002.
Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Alfabeta Bandung, 2009.
Sahertian, Piet A. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta 2006.
Sutisna Oteng. Administrasi Pendidikan. Angkasa, Bandung. 1985.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta 2005.
Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Depdiknas. (2001). Standar Kompetensi Dasar Guru. Jakarta : Ditjen Dikti.