UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT KELAS IV

SD NEGERI MERTAN 01 SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Mulyanto

SD Negeri Mertan 01 Sukoharjo

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah;. 1)Mendiskripsikan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui model pembelajaran Cooperative Script siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun pelajaran 2015/2016. 2)Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan melalui model pembelajaran Cooperative Script siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun pelajaran 2015/2016. Metode Penelitian yang digunakan : (1) pengamatan, (2) angket, (3) tes. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan rata-rata dan persentase.Hasil penelitian ini adalah melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun pelajaran 2015/2016. Hasil observasi proses pembelajaran mengalami peningkatan dari kategori cukup menjadi amat baik. 2) Melalui model pembelajaran Cooperative Script dapat meninkatkan hasil belajar hasil Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun 2015/2016. Peningkatan nilai rata-rata kondisi awal 67 menjadi 80 mengalami peningkatan sebanyak 13. Pada siklus II yangnmendapat nilai tuntas 6 siswa (86%) dan 1 siswa belum tuntas (14%).

Kata kunci: Pembelajaran PKn, Model Pembelajaran, Coopertive Script


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Masalah utama dalam pembelajar-an Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ialah penggunaan metode atau model pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran secara tepat, yang memenuhi muatan tatanan nilai, agar dapat diinternalisasikan pada diri siswa serta mengimplementasikan hakekat pendidikan nilai dalam kehidupan sehari-hari-belum memenuhi harapan seperti yang diinginkan.

Hal ini berkaitan dengan kritik masyarakat terhadap materi pelajaran PKn yang tidak bermuatan nilai-nilai praktis tetapi hanya bersifat politis atau alat indoktrinasi untuk kepentingan kekuasaan pemerintah. Metode pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) terkesan sangat kaku, kurang fleksibel, kurang demokratis, dan guru cenderung lebih dominan one way method.

Guru PKn mengajar lebih banyak mengejar target yang berorientasi pada nilai ujian akhir, di samping masih menggunakan model konvensional yang monoton, aktivitas guru lebih dominan daripada siswa, akibatnya guru seringkali mengabaikan proses pembinaan tatanan nilai, sikap, dan tindakan; sehingga mata pelajaran PKn tidak dianggap sebagai mata pelajaran pembinaan warga negara yang menekankan pada kesadaran akan hak dan kewajiban tetapi lebih cenderung menjadi mata pelajaran yang jenuh dan membosankan.

Sebagaimana di SD Negeri Mertan 01 khususnya kelas IV nilai rata-rata pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 hanya mencapai 67 dari Kriteria Ketuntasan Minimal 75. Dari data tersebut dicari faktor-faktor penyebab munculnya masalah dengan merefleksi pelaksanaan pembelajaran yang pernah dilakukan. Sebagai langkah awal adalah membuka kembali case study yang pernah dibuat. Dari sanalah dapat disimpulkan munculnya permasalahan sebagai berikut. 1) Siswa tidak merespon informasi yang diberikan guru, 2) siswa kurag memanfaatkan alat peraga yang ada, 3) siswa kurang konsentrasi dalam pembelajaran, 4) anggapan siswa bahwa mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang sulit karena banyak materi hafalan, 5) banyaknya tugas yang diberikan guru, tetapi tidak pernah dibahas, 6) kemampuan belajar siswa rendah.

Berdasarkan hal tersebut dapat dianalisis sebagai berikut. 1) guru tidak mengarahkan siswa pada pengalaman awal, 2) penyampaian guru kurang menarik, 3) kurangnya persiapan pembelajaran, 4) strategi guru tidak sesuai dengan RPP, 5) guru tidak membimbing dan memotivasi siswa mengerjakan tugas.

Untuk itu, diminta bantuan rekan guru untuk berkolaborasi memecahkan masalah tersebut melalui Penelitian Tindakan Kelas. Adapun strategi yang digunakan adalah pembelajaran Coopertive Script dengan pendekatan tematik, sebagaiman menurut Sukayati (2004:2) pembelajaran dengan pendekatan tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukayati (2004:2) pengalaman belajar siswa menempati posisi penting dalam usaha meningkatkan kualitas lulusan. Untuk itu, guru harus mampu merancang dan dan melaksanakan program pengala-man belajar yang tepat.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, fokus masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimanakah proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegara-an melalui model pembelajaran Cooperati-ve Script siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun Pelajaran 2015/2016? Apakah melalui model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun Pelajaran 2015/2016?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut. 1)Mendiskripsikan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mela-lui model pembelajaran Cooperative Script siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun pelajaran 2015/2016. 2)Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan mela-lui model pembelajaran Cooperative Script siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun pelajaran 2015/2016.

KAJIAN TEORI

Pembelajaran Pndidikan Kewarganegaraan

Pasal 1 Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu.Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak dan verbal yang berbeda dengan ilmu-ilmu terapan yang bersifat pasti. Hal ini akan menjadikan siswa terkadang merasa kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran. Akibatnya, sering terdapat siswa yang menampakkan sikap acuh dan malas dalam proses belajar mengajar sehingga hasil belajar kurang memuaskan karena siswa banyak melakukan kekeliruan dan kesalahan. Kekeliruan dan kesalahan yang dilakukan siswa ini tidak mutlak disebabkan oleh kurangnya kemampuan siswa dalam pembelajaran PKn tetapi juga karena faktor lain seperti gaya atau metode mengajar guru, lingkungan, sarana dan prasarana belajar, motivasi siswa dan lain-lain.

Model Pembelajaran Cooperative Script

Cooperative Learning” atau “Small-group cooperative learning” atau “belajar kooperatif” adalah suatu jenis belajar kelompok dengan kekhususan tertentu (Krismanto, 2000)

Menurut Suherman (2010) Cooperative Script mempunyai sintaks sebagai berikut 1) kelompok berpasangan sebangku, 2) bagikan wacana materi bahan ajar, 3) siswa mempelajari wacana dan membuat rangkuman, 4) sajian hasil diskusi oleh salah seorang dan yang lain menanggapi, 5) bertukar peran, 6) penyimpulan, 7) evaluasi 8) dan refleksi.

Menurut Dansereau CS (1985) Cooperative Script merupakan metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan meng-ikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Adapun langkah-langkah sebagai berikut: 1)Guru membagi siswa untuk berpasangan; 2)Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan; 3)Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar; 4)Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar: 1)Menyimak/mengoreksi/me-nunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap;2)Membantu mengingat/mengha-fal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya; 3)Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas; 4)Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru dan 5)Penutup

Kerangka Berpikir

Siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 diidentifikasi masih rendah dalam kemampuan belajar terutama pada pem-belajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Setelah dilaksanakan penelitian ini selama dua siklus kemampuan belajar siswa dalam kegiatan proses belajar meningkat. Tindak-an 1 penulis menerapkan model pembela-jaran Cooperative Script di mana peng-hargaan siswa lebih dominan pada kelom-pok. Pada tindakan 2 penulis menerapkan model pembelajaran Cooperative Script dengan penekanan penghargaan pada individu. Dengan kata lain kemampuan belajar siswa mengalami peningkatan sehingga hasil belajar siswa juga meningkat.

Hipotesis Tindakan

1)Melalui model pembelajaran Co-operative Script dapat meningkatkan proses pembelajaran Pendidikan Kewargane-garaan siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun pelajaran 2015/2016. 2) Melaui model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun pelajaran 2015/2016

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukohar-jo. Pelaksanaan penelitai dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Juli s/d September 2015. Subjek penelitian proses dan hasil belajar PKn dengan jumlah siswa 7, 4 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan

Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah semua data-data yang diperoleh peneliti dengan dibantu oleh dua orang pengamat. Pengamat bertugas mencari data tentang kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran meliputi kekurangan guru maupun kekurangan siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)Lembar observasi kinerja siswa dan guru, dalam proses pembelajaran. Data tentang kinerja siswa dan guru dianalisis dengan skala penilaian (tidak kompeten sampai dengan sangat kompeten ); 2)Laporan tertulis dari kegiatan diskusi yang dilakukan oleh siswa dan dinilai dengan rentang 10 – 100. Data nilai selanjutnya akan dianalisis dengan persen. 2)Angket sikap siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan skala penilaian sangat kurang sampai dengan amat baik.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap meliputi; 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap pengamat-an/pengumpulan data, 4) refleksi.

Indikator Keberhasilan

Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil apabila: 1)Perolehan proses pembelajaran minimal kategori baik; 2)Hasil ketuntasan belajar siswa mencapai 80% dengan KKM standar nasional yaitu 76, tingkat kemampuan belajar mencapai tingkat ketuntasan 75%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Hasil Penelitian

Dalam kegiatan pembelajaran awal mata pelajaran Pendidikan Kewarganegara-an ditemukan nilai rata-rata tahun pelajaran yang lalu hanya 67 dari Kriteria Ketuntasan Minimal 75. Pembelajaran pada siklus I adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Coopera-tive Script, sebagaimana pendapat dari Suherman (2010) mengenai model pembelajaran mengemukakan bahwa otak manusia bekerja mengolah informasi melalui mengamati, membaca, atau mendengar tentang sesuatu hal berbentuk hubungan fungsional antar bagian (konsep, kata kunci), tidak parsial terpisah satu sama lain dan tidak pula dalam bentuk narasi kalimat lengkap.

Siklus I

Pada pembelajaran siklus I penulis menerapkan model pembelajaran Coopera-tive Script. Setelah pembelajaran berlang-sung penulis dan observer dapat meng-analisis hasil pengamatan sebagai berikut. Siswa masih terlihat malu melaksanakan kegiatan pembelajaran saat melakukan peran terutama sebagai pembicara, sedangkan pada waktu diminta sebagai pendengar hanya beberapa siswa yang memberikan tanggapan, siswa belum merespon pertanyaan dari guru, hanya beberapa saja yang aktif, saat kegiatan diskusi berlangsung, siswa terlihat aktif, akan tetapi keaktivan siswa tidak berpengaruh pada kemampuan belajar siswa, tingkat ketuntasan pada proses pembelajaran dengan rata-rata ketuntasan 63%. Hal ini berarti ketuntasan proses belajar siswa masih dibawah kriteria ketuntasan yaitu 75%. Sedangkan tingkat ketuntasan hasil analisis tes formatif hanya mencapai 43%.

Analisis Hasil Tes Formatif

Nilai

Jumlah

Jumlah Nilai

Tuntas

Belum tuntas

100

0

0

90

1

90

1

80

2

160

2

70

2

140

2

60

2

120

2

Jumlah

7

510

3

4

Persentase

43%

57%

Rata-rata

72,9

Nilai tertinggi

90

Nilai terendah

60

KKM

75

Hasil Analisis Kemampuan Belajar Siswa pada Proses pembelajaran

Keterangan

Aspek yang diamati

Rata-rata Aspek

A

B

C

D

Jumlah

21

22

22

23

22

Persentase

60%

63%

63%

66%

63 %

Tingkat Ketuntasan

75%

Keterangan: A; keaktifan, B: kerjasama, C: keberanian, D: kedisiplinan.

Untuk itulah, penulis sepakat dengan observer akan melaksanakan rencana tindakan 2 sebagai berikut. guru akan memotivasi dan membimbing siswa, guru akan memberikan penghargaan baik individu maupun kelompok, guru akan mempelajari langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran Cooperative Script

Siklus II

Tindakan perencanaan 2 dengan mengubah strategi pembelajaran pada pemberian penghargaan kepada siswa da-lam penerapan model pembelajaran Co-operative Script dapat ditemukan bahwa adanya motivasi dan bimbingan guru, dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa sehingga siswa akan lebih aktif dan berani menyampaiakn pertanyaan maupun pendapat, strategi yang efektif dan inovatif dalam pelaksanaan pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa, penguasaan dan pemahaman guru terhadap model pembelajaran sangat membantu siswa dalam kelancaran pelak-sanaan pembelajaran, hasil kemampuan belajar siswa pada proses pembelajaran meningkat dengan rata-rata ketuntasan 88% dari kriteria pencapaian 75%, hasil belajar siswa pada tes formatif meningkat dengan tingkat ketuntasan mencapai 86%.

Analisis Hasil Tes Formatif

Nilai

Jumlah

Jumlah Nilai

Tuntas

Belum tuntas

100

1

100

1

90

1

90

1

80

4

320

4

70

1

70

1

Jumlah

7

580

6

1

Persentase

86%

14%

Rata-rata

80

Nilai tertinggi

100

Nilai terendah

70

KKM

75

Hasil Analisis Kemampuan Belajar Siswa pada Proses pembelajaran

Keterangan

Aspek yang diamati

A

B

C

D

Jumlah

30

31

30

32

Persentase

86%

89%

86%

91%

Tingkat Ketuntasan

75%

Keterangan: A; keaktivan, B: kerjasama, C: keberanian, D: kedisiplinan

Dari tabel diatas berarti adanya peningkatan hasil kemampuan belajar siswa. Sedangkan siswa yang belum berhasil menguasai materi perlu penangan-an secara khusus.

PENUTUP

Simpulan

Dari pelaksanaan penelitian dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa. Penerapan model pembelajaran Co-operative Script dapat meningkatkan proses pembelajaran Pendidikan Kewargane-garaan siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun pelajaran 2015/2016. Hasil observasi proses pembelajaran mengalami peningkatan dari kategori cukup menjadi amat baik. 2) Melalui model pembelajaran Cooperative Script dapat meninkatkan hasil belajar hasil Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun 2015/2016. Peningkatan nilai rata-rata kondisi awal 67 menjadi 80 mengalami peningkatan sebanyak 13. Pada siklus II yangnmendapat nilai tuntas 6 siswa (86%) dan 1 siswa belum tuntas (14%).

Saran

Saran penelitian bagi guru harus memberi memotivasi siswa untuk aktif, kreatif, dan menyenangkan salah satu gaya pembelajaran tersebut adalah Cooperative Script. Manfaat penelitian bagi siswa memperoleh pengalaman pembelajaran yang menyenangkan dan meningkatkan kerjasama serta memupuk rasa sosial dengan kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Dansereau Cs. 1985. Cooperative Learning Tipe Cooperative Script.

Krismanto, A. 2000. Belajar Secara Kooperatif Sebagai Salah Satu Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: PPPG Matematika

Pemerintah Republik Indonesia.2003. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Suherman, Erman .2010.Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung: UPI

 

Sukayati, 2004. Pembelajaran Tematik di SD Merupakan Penerapan dari Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta : Depdiknas