PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP AGRESIVITAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUMOWONO

Antonia Rinda Kurniasari

Sumardjono Padmomartono

Program Studi Bimbingan dan Konseling – FKIP Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh kecerdasan emosional terhadap agresivitas siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sumowono. Penelitian ini dilaksanakan dengan sampel total seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 190 siswa. Alat ukur yang digunakan adalah skala kecerdasan emosional yang disusun oleh Law, Wong & Song (2004) berdasarkan teori Davies and Roberts (October 1998), sedangkan angket agresivitas disusun berdasarkan teori Buss Perry (1992). Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh yang sangat signifikan kecerdasan emosional terhadap agresivitas siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sumowono, dengan determinasi yang menunjukkan besarnya pengaruh model regresi yang dibentuk oleh variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 62,5% sedangkan 37,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya di luar variabel kecerdasan emosional.

Kata kunci: Kecerdasan Emosional, Agresivitas, siswa kelas VIII SMP


PENDAHULUAN

Agresivitas diartikan sebagai perilaku yang bertujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun verbal. Agresivitas merupakan kecenderungan yang dimiliki oleh tiap orang hanya kadarnya saja yang berbeda-beda. Berkowitz (2003) mendefinisikan agresivitas sebagai segala perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain secara fisik maupun mental. Pendapat lain menyatakan menyakiti bukan satu-satunya tujuan karena agresivitas dapat juga bertujuan untuk melindungi diri sendiri sebagai cara untuk mendapat dukungan sosial.

Penelitian Monks et al (1998) menemukan bahwa 69,45% remaja agresif memiliki taraf inteligensi di bawah normal. Inteligensi biasanya diartikan oleh ahli psikologi sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk memperoleh, menguasai dan mempraktekkan pengetahuan dalam pemecahan masalah. Inteligensi meliputi kemampuan untuk melakukan persepsi, mengingat, memahami, menghayal, belajar dan memutuskan.

Albin (Nugraheni, 2011) mengemukakan emosi merupakan proses kemampuan individu menempatkan segala perasaan dengan tepat dan benar. Remaja banyak menghabiskan waktu di sekolah. Bila aktivitas yang dijalani di sekolah tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka remaja dapat meluapkan kelebihan energi ke arah yang tidak positif misalnya perkelahian. Hal ini menunjukkan betapa besar gejolak emosi dalam diri remaja ketika berinteraksi dengan lingkungan. Rendahnya kecerdasan emosional juga bisa berpengaruh terhadap agresivitas. Diduga rendahnya kecerdasan emosional menjadikan siswa tidak mampu mengendalikan dorongan emosi dan tidak mampu menghargai atau berempati terhadap orang lain. Remaja yang emosinya tidak matang sulit mengontrol perilaku sehingga dapat memicu timbulnya agresivitas. Hurlock (1999) mendeskripsikan ciri-ciri individu yang menunjukkan emosi yang tidak matang, yaitu kemarahan yang meledak, kebencian terhadap sesuatu dan kepekaan diri yang tinggi terhadap situasi yang menjengkelkan.

Observasi awal pada Februari, 2012 di SMP Negeri 1 Sumowono ditemukan siswa yang berperilaku agresif. Agresivitas berbentuk perkataan untuk menyakiti temannya yang dilakukan oleh siswa yaitu mencaci maki, berteriak-teriak, mengeluarkan kata-kata yang kasar/kotor atau mengganggu temannya yang sedang belajar. Akan tetapi, pada waktu itu tidak ditemukan bentuk agresivitas yang bersifat fisik karena observasi dilakukan pada waktu siswa sedang dalam proses pembelajaran.

Hasil pengamatan penulis didukung oleh Theria (2006), yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional terhadap agresivitas siswa. Berdasarkan analisis regresi sederhana diperoleh F sebesar 41,980 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05), dan diperoleh Adjusted R square sebesar 0,250. Hal ini berarti terdapat kontribusi sebesar 25% dari kecerdasan emosional secara signifikan terhadap agresivitas siswa.

Aziz & Mangestuti (2012) meneliti pengaruh Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EI) dan Kecerdasan Spiritual (SI) terhadap Agresivitas Mahasiswa UIN Malang dengan hasil nilai R square diperoleh skor 0.325 artinya kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual secara bersama-sama mampu mempengaruhi agresivitas mahasiswa sebesar 32,5%, masih sekitar 67,5% faktor lain yang mempengaruhi agresivitas mahasiswa. Faktor tersebut bisa berupa faktor yang berasal dari dalam diri atau faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa.

KAJIAN PUSTAKA

Agresivitas

Buss & Perry (1992) menyatakan agresivitas adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental. Agresivitas yang diukur berbentuk agresivitas fisik dan agresivitas verbal. Baron dan Richardson (Krahe, 2005) mengusulkan penggunaan istilah agresivitas untuk mendeskripsikan segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai orang lain yang terdorong untuk menghindari perilaku itu. Motif utama agresivitas adalah keinginan menyakiti orang lain untuk mengekspresikan perasaan negatif, seperti pada agresivitas permu­suhan atau keinginan untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui tindakan agresif.

Buss dan Perry (1992) menyatakan bahwa ada empat aspek agresivitas yaitu agresivitas fisik, agresivitas verbal, kemarahan dan permusuhan dengan penjelasan berikut:

1) Agresivitas fisik adalah perilaku yang bertujuan untuk menyerang, melukai dan melanggar hak orang yang dilakukan secara fisik.

2) Agresivitas verbal adalah perilaku yang bertujuan untuk menyerang, melukai dan melanggar hak orang lain berupa perkataan atau percakapan.

3) Kemarahan adalah reaksi emosional akut yang ditimbulkan oleh situasi yang merangsang termasuk ancaman, agresivitas lahiriah, pengekangan diri, serangan lisan, kekecewaan, atau frustasi dan dicirikan oleh reaksi kuat pada sistem saraf otonom, khususnya oleh reaksi darurat pada saraf simpatis, dan secara implisit disebabkan oleh reaksi serangan lahiriah, baik yang bersifat jasmaniah maupun yang verbal/lisan.

4) Permusuhan adalah kecenderungan ingin menimbulkan kerugian, kejahatan, gangguan atau kekerasan pada orang-orang lain dan kecenderungan melontarkan rasa kemarahan pada orang lain.

Kecerdasan Emosional

Bar-On (2006) mengartikan kecerdasan emosional sebagai pendeskripsian estimatis dari hasil pengukuran perilaku kompetensi emosional dan sosial. Shapiro (1998) menyatakan kecerdasan emosional sangat berhubungan dengan berbagai hal yaitu perilaku moral, cara berfikir yang realistis, pemecahan masalah, interaksi sosial, emosi diri, dan keberhasilan baik secara akademis maupun pekerjaan. Salovey & Grewal (2005) mengemukakan kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengenali, mengolah dan mengontrol emosi agar seseorang mampu merespon secara positif tiap kondisi yang merangsang munculnya emosi-emosi tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengenali, mengelola dan mengendalikan emosi pada diri sendiri, memahami perasaan orang lain, menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, pemecahan masalah, serta berpikir realistis sehingga mampu berespon secara positif terhadap setiap kondisi yang merangsang munculnya emosi-emosi tersebut.

Davies & Roberts (1998) mendeskripsikan kecerdasan emosional ke dalam empat dimensi sebagai berikut:

1) Dimensi I: SEA (Self Emotional Appraisal) atau Appraisal and expression of emotion in oneself (menilai dan mengekspresikan perasaan dalam diri sendiri). Dimensi ini berkenaan dengan kecakapan memahami perasaan diri yang terdalam serta cakap mengekspresikan perasaan secara wajar.

2) Dimensi II: OEA (Others-Emotional Appraisal) atau Appraisal and recognition of emotion in others (menilai dan menerima perasaan dalam diri orang lain). Dimensi ini berkenaan dengan kecakapan individu mengamati dan memahami perasaan-perasaan orang di sekitar. Individu sangat peka dengan perasaan orang lain sekaligus cakap memprediksi respon perasaan orang lain.

3. Dimensi III: UOE (Use of Emotion) atau Use of emotion to facilitate performance (menggunakan perasaan untuk memperlancar kinerja). Dimensi ini berkenaan dengan kecakapan individu menggunakan perasaan melalui mengarahkan perasaannya ke kegiatan konstruktif dan untuk mendukung kinerja pribadi. Individu cakap mendorong dan menyemangati diri berbuat semakin baik secara berkesinambungan. Individu juga mengarahkan perasaannya ke kegiatan positif dan produktif.

4. Dimensi IV: ROE (Regulation of Emotion) atau Regulation of emotion in oneself (mengatur perasaan diri sendiri). Dimensi ini berkenaan dengan kecakapan individu mengatur perasaan-perasaannya sehingga memampukan­nya cepat pulih dari ketegangan psikologis. Individu yang sangat tinggi kadar kecakapan dalam dimensi ini dengan cepat pulih ke kondisi psikologis normal segera setelah bergembira-ria atau mengalami sakit hati. Individu juga mempunyai kecakapan mengendalikan emosi serta kecil peluang kelepasan kendali perasaan atau mengumbar amarah.

HIPOTESIS

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: Terdapat pengaruh yang sangat signifikan kecerdasan emosional terhadap agresivitas siswa SMP Negeri 1 Sumowono, Kabupaten Semarang.”

METODE PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan angket agresivitas yang diadaptasi penulis dari Buss dan Perry (1992). Agresivitas diukur melalui 4 aspek, yakni: agresivitas fisik, agresivitas verbal, kemarahan dan permusuhan. Angket ini terdiri dari 29 buah pernyataan, tiap pernyataan tersedia 4 buah pilihan jawaban. Validitas item angket agresivitas bergerak dari 0,233 sampai dengan 0,691. Sedangkan reliabilitas Cronbach’s Alpha angket agresivitas sebesar 0,908.

Alat ukur kecerdasan emosional disusun oleh Law, Wong & Song (2004) berdasarkan teori Davies and Roberts (October 1998), yang terdiri dari 16 buah pernyataan yang seluruhnya favourable. Validitas item skala kecerdasan emosional bergerak dari 0,300 sampai dengan 0,623. Sedangkan reliabilitas skala kecerdasan emosional menurut Cronbach’s Alpha sebesar 0,854.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pengukuran terhadap kedua variabel penelitian menghasilkan frekwensi dan kategori seperti termaktub pada Tabel 1. dan Tabel 2 berikut.

Tabel 1. Kategori Agresivitas Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sumowono

Kategori

Rentang Skor

Frekuensi

Prosentase

Rendah

67 – 80

46

24%

Sedang

81 – 93

51

27%

Agak Tinggi

94 – 107

50

26%

Tinggi

108 – 121

43

23%

Total

190

100.0 %

Dari Tabel 1. tampak siswa yang agresivitasnya berkategori tinggi sebesar 23%, kategori agak tinggi 26%, kategori sedang 27% dan kategori rendah sebesar 24%. Disimpulkan sebagian terbesar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sumowono (101 orang/53%) berada pada kategori agresivitas sedang sampai dengan tinggi.

Tabel 2. Kategori Kecerdasan Emosional Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sumowono

Kategori

Rentang Skor

Frekuensi

Prosentase

Rendah

23 – 35

46

24%

Sedang

36 – 48

52

28%

Agak tinggi

49 – 61

46

24%

Tinggi

62 – 74

46

24%

Total

190

100.0 %

Tampak pada Tabel 2. siswa yang kecerdasan emosionalnya berkategori tinggi, agak tinggi dan rendah masing-masing sebesar 24%, selain 28% berkategori sedang kecerdasan emosionalnya. Disimpulkan sebagian terbesar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sumowono (98 orang/ 52%) berada pada kategori kecerdasan emosional sedang sampai dengan agak tinggi.

Gambaran uji normalitas sebaran data kecerdasan emosional dan agresivitas siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sumowono dikemukakan pada Tabel 3. berikut.

Tabel 3. Uji Normalitas Data Distribudi Agresivitas Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sumowono

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Agresivitas

N

190

Normal Parametersa

Mean

96.2684

Std. Deviation

1.02867E1

Most Extreme Differences

Absolute

.066

Positive

.035

Negative

-.066

Kolmogorov-Smirnov Z

.908

Asymp. Sig. (2-tailed)

.382

a. Test distribution is Normal.

 

Tabel 3. mendeskripsikan bahwa Asymp.sig. (2 tailed) adalah 0,382 > 0,05 artinya bahwa distribusi skor agresivitas pada subjek penelitian adalah normal.

Tabel 4. Uji Normalitas Distribudi Data Kecerdasan Emosional Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sumowono

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kecerdasan Emosional

N

190

Normal Parametersa

Mean

47.4000

Std. Deviation

1.05051E1

Most Extreme Differences

Absolute

.077

Positive

.075

Negative

-.077

Kolmogorov-Smirnov Z

1.057

Asymp. Sig. (2-tailed)

.214

a. Test distribution is Normal.

 

Tabel 4. mendeskripsikan bahwa Asymp.sig. (2 tailed) adalah 0,214 > 0,05 artinya bahwa distribusi skor kecerdasan emosional pada subjek penelitian adalah normal.

Selanjutnya disajikan olahan regresi sederhana kecerdasan emosional terhadap agresivitas siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sumowono sebagai berikut.

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables Removed

Method

1

Kecerdasan Emosionala

.

Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Agresivitas

ANOVAb

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Regression

7814.897

1

7814.897

120.580

.000a

Residual

12184.414

188

64.811

Total

19999.311

189

a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosional

b. Dependent Variable: Agresivitas

Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.625a

.391

.388

8.05051

a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosional

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

125.187

2.697

46.409

.000

Kecerdasan Emosional

-.612

.056

-.625

-10.981

.000

a. Dependent Variable: Agresivitas

Berdasarkan olahan regresi sederhana diperoleh F = 120.580 dengan koefisien regresi kecerdasan emosional terhadap agresivitas siswa sebesar 0,625 dan Sig = 0,000 < 0,05. Dapat disimpulkan ada pengaruh yang sangat signifikan kecerdasan emosional terhadap agresivitas siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sumowono. Dari olahan tersebut diketahui bahwa R Square atau koefisien determinasi menunjukkan sebagian besar pengaruh model regresi yang dibentuk oleh variabel bebas dan variabel terikat sebesar 62,5%. Disimpulkan variabel bebas kecerdasan emosional memiliki kontribusi sebesar 62,5% terhadap variabel terikat agresivitas, sedangkan 37,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya di luar variabel kecerdasan emosional. Dari tabel tersebut juga nampak Sig = 0,00 berarti pengaruh kecerdasan emosional terhadap agresivitas adalah sangat signifikan.

Hipotesis yang berbunyi ada pengaruh yang sangat signifikan kecerdasan emosional terhadap agresivitas siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sumowono berarti diterima.

Pembahasan

Kecerdasan emosional diindikasikan dengan adanya keterampilan untuk mengendalikan dan mengelola emosi. Adapun ciri-ciri individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi adalah mampu mengenali, memantau ataupun mengelola emosinya. Individu yang tinggi kategori kecerdasan emosionalnya mampu mengatasi masalah yang dihadapi, hal ini dikarenakan ketika individu mengalami masalah maka yang terjadi adalah individu akan mencoba untuk mengendalikan emosi dan mencoba berfikir positif dalam mencari solusi yang tepat dari masalah yang sedang dihadapi.

Agresivitas merupakan bentuk emosi negatif yang keberadaannya dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Agresivitas ada dikarenakan emosi marah dan tidak adanya kendali emosi yang tepat. Dengan kata lain agresivitas yang kebanyakan disebabkan karena adanya frustasi pada diri individu perlu diiringi dengan dimilikinya kecerdasan emosional yang mampu menghadapi frustasi. Adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap agresivitas berkenaan dengan upaya penanggulangan agresivitas siswa melalui memberikan pemahaman tentang kecerdasan emosional.

Agresivitas yang terjadi karena adanya frustasi yang dapat membuat seseorang bertindak tidak sesuai dengan kebiasaan, tentu karena adanya perasaan dan pikiran yang tidak seimbang. Oleh karena itu diperlukan upaya meningkatkan kemampuan untuk menghadapi frustasi yang berada dalam ranah kecerdasan emosional. Adanya kemampuan menghadapi frustasi memungkinkan agresivitas siswa dapat ditanggulangi atau diterapkan tindakan pencegahan (preventif).

Berdasarkan hasil analisis regresi terbukti secara statistik ada pengaruh yang sangat signifikan kecerdasan emosional terhadap agresivitas siswa SMP Negeri 1 Sumowono. Pengaruh variabel kecerdasan emosional terhadap agresivitas siswa adalah negatif (Standardized Coefficients Beta = 0,625), sehingga hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Theria (2006) yang kontribusi kecerdasan emosional terhadap agresivitas pada 124 orang siswa SMAN 21 Jakarta diperoleh F = 41,980 pada signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05), dan diperoleh Adjusted R square sebesar 0,250. Hal ini berarti terdapat kontribusi sebesar 25% dari kecerdasan emosional secara signifikan terhadap agresivitas siswa.

Pengaruh kecerdasan emosional terhadap agresivitas dapat diperiksa dari beberapa penjelasan di atas bahwa kehidupan pastilah membutuhkan kesadaran diri dan keterampilan untuk mengelola emosi. Agresivitas yang menjadi kebiasaan sangat membutuhkan kecerdasan emosional untuk mengubahnya menjadi emosi positif.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, R., & Mangestuti, R. 2012. Pengaruh Kecerdasan Intelektual (IQ), Emosional (EI) dan Spiritual (SI) terhadap Agresivitas pada Mahasiswa UIN Malang. El-Qudwah. Diunduh 15 Juli 2011.

Bar-On, Reuven. 2006. The Bar-On Model of Emotional-Social Intelligence in Organizations – Issues in Emotional Intelligence. Consortium for Research on Emotional Intelligence– www.eiconsortium.org. Diunduh 15 Juli 2011.

Berkowitz, Leonard. 2003. Affect, aggression, and antisocial behavior, dalam Davidson, Richard J. (Ed); Scherer, Klaus R. (Ed); Goldsmith, H. Hill (Ed). Handbook of affective sciences. Series in affective science. New York, NY, US: Oxford University Press.

Buss, A. H., & Perry, M. P. 1992. The aggression questionnaire. Journal of Personality and Social Psychology, 63, 452-459.

Davies, Michaela; Stankov, Lazar; Roberts, Richard D. Oct 1998. Emotional intelligence: In search of an elusive construct. Journal of Personality and Social Psychology, Vol 75(4). Http://dx.doi.org/10.1037/0022-3514. 75.4.989. Diunduh 15 Juli 2011.

Hurlock, B. Elizabeth. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Ed. 5. Jakarta: Erlangga.

Krahe, B. 2005. Perilaku Agresif, Buku Panduan Psikologi Sosial. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Law, Kenneth S.; Wong, Chi-Sum; Song, Lynda J. The Construct and Criterion Validity of Emotional Intelligence and Its Potential Utility for Mana­gement Studies. Journal of Applied Psychology, Vol 89(3), Jun 2004. Http://dx.doi.org/10.1037/0021-9010.89.3.483. Diunduh 15 Juli 2011.

Merda, Theria. 2006. Kontribusi Kecerdasan Emosi terhadap Agresivitas pada Remaja. Paper. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Http://papers.gunadarma.ac.id/files/journals/5/articles/248/public/248-643-1-PB.pdf. Diunduh 15 Juli 2011.

Monks, FJ; Knoers, AMP & Haditono, SR 1998. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Cet.11. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nugraheni, W. R. 2011. Pengaruh Pelatihan Pengendalian Emosi terhadap Kecenderungan Perilaku Agresi pada Tunalaras. Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Salovey, P. & Grewal, D. 2005. The science of emotional intelligence. Current Directions in Psychological Science, 14, 281-285. Diunduh 15 Juli 2011.

Shapiro, Lawrence E. 1998. Mengajarkan Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.