PENGARUH LATIHAN LARI SEGITIGA DAN LARI ZIG-ZAG TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA
PENGARUH LATIHAN LARI SEGITIGA DAN LARI ZIG-ZAG
TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA
DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA PEMAIN KLUB BINTER FC
KOTA MAUMERE TAHUN 2015
Frederiksen Novenrius Sini Timba
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Nusa Nipa Maumere
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh latihan lari segitiga terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada pemain klub Binter FC Kota Maumere tahun 2015; 2) mengetahui pengaruh latihan lari zig-zag terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada pemain klub Binter FC Kota Maumere tahun 2015; 3) mengetahui perbedaan pengaruh latihan lari segitiga dan lari zig-zag terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada pemain klub Binter FC Kota Maumere tahun 2015. Pendekatan eksperimen ini dilaksanakan dengan rancangan two group pretest and posttest. Populasi penelitian adalah pemain klub Binter FC Kota Maumere tahun 2015, berjumlah 30 orang. Teknik sampling menggunakan sampling jenuh, sehingga sampel penelitian adalah pemain klub Binter FC Kota Maumere tahun 2015, yang berjumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan performance test, berupa tes menggiring bola melewati rintangan, yang dilaksanakan pada pretest dan posttest. Data penelitian dianalisis secara statistik melalui uji-t. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Ada pengaruh yang signifikan latihan lari segitiga terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada pemain klub Binter FC Kota Maumere tahun 2015, di mana nilai ttes (3,669) > ttabel (2,145) pada taraf signifikansi 5%. (2) Ada pengaruh yang signifikan latihan lari zig-zag terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada pemain klub Binter FC Kota Maumere tahun 2015, di mana nilai ttes (3,441) > ttabel (2,145) pada taraf signifikansi 5%. (3) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan pengaruh latihan lari segitiga dan lari zig-zag terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada pemain klub Binter FC Kota Maumere tahun 2015, di mana nilai ttes beda mean posttest (1,71) > ttabel (1,70) pada taraf signifikansi 0,95.
Kata kunci: latihan, lari segitiga, lari zig-zag, keterampilan, menggiring bola, sepak bola
PENDAHULUAN
Sepak bola merupakan olahraga paling populer di dunia dan permainan mendunia yang hampir semua negara di benua Eropa, Amerika, Asia, Afrika dan Australia memainkan permainan ini. Dikenal secara internasional sebagai ‘Soccer’, olahraga ini seakan telah menjadi bahasa persatuan bagi berbagai bangsa sedunia dengan berbagai latar belakang sejarah dan budaya, serta sebagai alat pemersatu dunia.
Daya tarik sepak bola secara umum sebenarnya bukan lantaran olahraga ini mudah dimainkan. Sepak bola lebih banyak menuntut keterampilan pemain dibandingkan olahraga lain. Dengan keterampilan yang dimilikinya, seorang pemain dituntut bermain bagus, mampu menghadapi tekanan-tekanan yang terjadi dalam pertandingan dengan waktu yang terbatas, kelelahan fisik dan lawan tanding yang tangguh. Tentunya kita harus berkaca pada dua pesepakbola yang digadang-gadang sebagai yang terbaik di dunia saat ini. Dalam suatu pertandingan sepak bola, pengetahuan tentang teknik, taktik dan strategi sangat penting. Kesigapan pemain dalam mengambil keputusan diuji terus-menerus karena pemain dituntut memiliki kepekaan yang tinggi terhadap perubahan-perubahan situasi yang amat sering terjadi sepanjang pertandingan, meskipun dalam permainan sepak bola tidak ditentukan postur tubuh pemain secara khusus, tetapi semua pemain harus memiliki tingkat kebugaran yang tinggi. Di lapangan, pemain dituntut berlari terus-menerus selama pertandingan berlangsung. Tantangan fisik dan mental yang dihadapi pemain pun benar-benar luar biasa. Seorang Luis Suarez pun tetap mampu tampil prima bersama Liverpool-nya, meski ia sering mendapat cemooh dari berbagai fans karena dianggap sering melakukan hal-hal kontroversial, sehingga keberhasilan tim dan individu dalam bermain pada akhirnya bergantung sepenuhnya pada kemampuan pemain dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada (Scheunemann, 2008:49).
Pelatih yang turut mempopulerkan pemain sepak bola ini bukan tidak mungkin diuntungkan oleh faktor bakat yang telah dimiliki oleh para pemain tersebut, namun tetap saja latihan-latihan keras dan serius dalam berbagai aspek menjadi bahan pemoles kepopuleran pemain dan kemenangan tim yang diasuhnya. Berbekal fisik prima, maka pemain tidak akan mengalami kesulitan berarti untuk memperagakan setiap teknik dasar di lapangan. Salah satu teknik dasar yang menjadi fokus penelitian ini adalah menggiring bola, karena menggiring bola memiliki beragam manfaat, antara lain ”untuk melewati lawan, mencari kesempatan memberi umpan kepada teman dengan tepat, menahan bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola dan jika ada kesempatan segera memberi umpan ke rekan” (Muhajir, 2007:17).
Agar pemain mampu menggiring bola dengan baik dan benar, maka diperlukan latihan-latihan yang terprogram dan sistematis, serta dilakukan secara teratur. Latihan teknik dan fisik menjadi porsi utama, karena kedua jenis latihan besar sekali pengaruhnya terhadap keterampilan pemain dalam menggiring bola. Kedua latihan ini harus terus dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan penguasaan teknik dan kualitas fisik pemain.
Bareng FC merupakan salah satu klub sepak bola lokal Kota Malang. Para pemain yang dimiliki klub ini seluruhnya adalah mahasiswa asal propinsi Nusa Tenggara Timur yang masih menempuh pendidikan tinggi jurusan ilmu pendidikan keolahragaan di berbagai perguruan tinggi di Kota Malang. Secara teoritis, seharusnya seluruh pemain mampu menggiring bola dengan baik, karena selain berlatih bersama klub, mereka juga mendapatkan latihan tambahan dari pelatih di lembaga pendidikannya. Meskipun demikian, berdasarkan pantauan awal peneliti, terlihat sekali bahwa kelincahan mayoritas pemain dalam memainkan bola (menggiring bola) pada saat bermain masih kurang sehingga bola mudah direbut oleh pemain lawan.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa aspek pembinaan fisik pemain belum sepenuhnya mendapatkan perhatian dari pelatih, sehingga peneliti mencoba mengembangkan program pembinaan fisik pemain melalui penerapan latihan kelincahan dan daya tahan yang diharapkan dapat meningktatkan keterampilan menggiring bola para pemain. Dua buah latihan yang peneliti sajikan adalah latihan lari segitiga dan latihan lari zig-zag.
Kedua bentuk latihan tersebut bertujuan meningkatkan kelincahan, reaksi dan daya tahan, sehingga diharapkan nantinya dapat membantu para pemain bergerak dengan lincah, cepat, dan mampu berkelit dari penyergapan lawan. Agar dapat melakukan semua itu dengan baik dan berhasil, seorang pemain bola hendaklah melakukannya dengan tekun dan serius. Dengan memiliki tingkat kelincahan yang tinggi maka kecepatan kaki untuk mengubah posisi dalam menentukan arah laju bola saat digiring juga baik, sehingga pada kaki tumpu dalam bergerak nantinya akan lebih mudah dalam melakukan tumpuan dan menentukan arah bola.
Melalui perencanaan yang matang sesuai dengan prinsip-prinsip latihan yang ada, maka diharapkan tujuan latihan dapat tercapai secara maksimal yaitu meningkatnya keterampilan menggiring bola para pemain, sehingga berpengaruh baik terhadap performa mereka saat bertanding.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Dengan kata lain, eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminisasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu.
Rancangan eksperimen yang digunakan adalah two group pretest and posttest design. Rancangan penelitian ini memiliki pola T1 X T2 (Arikunto, 2010:124). Dalam rancangan ini observasi dilakukan 2 kali, yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (T1) disebut pretest, dan observasi sesudah eksperimen (T2) disebut posttest. Perbedaan antara T1 dan T2 yakni T2–T1 diasumsikan merupakan efek dari perlakuan atau eksperimen. Berdasarkan pola penelitian di atas, maka dapat diidentifikasi proses penelitian, sebagai berikut:
1. Seluruh subyek melaksanakan pretest (tes awal) menggiring bola melewati rintangan.
2. Membagi subyek menjadi 2 kelompok dengan rumus A-B-B-A, sehingga terbentuk kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2. Kelompok eksperimen 1 diberikan latihan lari segitiga, kelompok eksperimen 2 diberikan latihan lari zig-zag.
3. Setiap kelompok melaksanakan posttest (tes akhir) menggiring bola melewati rintangan.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemain klub Binter FC Kota Maumere tahun 2015, yang berjumlah 30 orang.
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pemain klub Binter FC Kota Maumere tahun 2015, berjumlah 30 orang. Dalam pemberian perlakuan, peneliti membagi sampel menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 secara random di mana penentuan jumlah anggota kelompok didasarkan pada rumus N = 15 + 15 atau 30 (Arikunto, 2002:280). Sebelum membagi kelompok, seluruh subyek melaksanakan pretest menggiring bola melewati rintangan, lalu dilakukan matching (pencocokan) dengan cara hasil pretest diranking dari subyek yang mendapat hasil tes tertinggi hingga terendah, lalu dipasangkan dengan rumus A-B-B-A. Dari pasangan tersebut terbagi menjadi 2 kelompok (eksperimen 1 dan eksperimen 2), yang masing-masing beranggotakan 15 orang. Kelompok eksperimen 1 diberikan latihan lari segitiga, sedangkan kelompok eksperimen 2 diberikan latihan lari zig-zag. Untuk lebih jelasnya, berikut penulis sajikan teknik matching setelah data tes awal diranking.
Instrumen Penelitian
Jenis tes yang digunakan adalah performance test. Bentuk tesnya adalah menggiring bola melewati rintangan yang bertujuan untuk mengukur keterampilan pemain dalam menggiring bola (Nurhasan, 2001:160). Selengkapnya prosedur pelaksanaan tes ini adalah, sebagai berikut:
1. Peralatan tes
2. Petugas tes
3. Pelaksanaan tes
4. Penskoran tes
Pengumpulan Data
Meskipun demikian, peneliti tetap menggunakan teknik wawancara dan observasi guna mendukung pelaksanaan penelitian ini. Wawancara dilakukan terhadap pelatih klub Binter FC guna mendapatkan informasi permasalahan di lapangan dan untuk mencapai kesepakatan penelitian, sedangkan observasi dilakukan untuk mengukur keterampilan menggiring bola pemain melalui pretest dan posttest menggiring bola melewati rintangan serta pengamatan terhadap pelaksanaan latihan pada kedua kelompok eksperimen. Berkaitan dengan pelaksanaan penelitian ini, maka peneliti menyajikan jadwal kegiatan di lapangan dalam tabel, sebagai berikut:
Analisis Data
Oleh karena data hasil tes dalam penelitian ini berupa angka atau skor-skor, maka data dianalisis secara statistik menggunakan uji-t. Adapun langkah-langkah tahapan analisis data selengkapnya diterangkan berikut ini.
Uji t Masing-masing Kelompok
Uji-t digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan kepada subyek penelitian terhadap keterampilan menggiring bola, dengan rumus, yaitu:
di mana; ttest = nilai t
Md = selisih mean posttest (x2) – pretest (x1) masing-masing kelompok
∑xd2 = total deviasi individual dari Md masing-masing kelompok
N = jumlah sampel masing-masing kelompok
Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% dan derajat kebebasan (db) N-1 (Arikunto, 2002).
Uji t Beda Mean Posttest
Guna mengetahui perbedaan pengaruh latihan lari segitiga dan lari zig-zag terhadap tingkat kesegaran jasmani antara subyek kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, digunakan uji beda mean posttest. Adapun rumus yang digunakan menurut Arikunto (2002), sebagai berikut:
di mana; Md1 = Selisih mean posttest (x2) – pretest (x1) kelompok eksperimen 1
Md2 = Selisih mean posttest (x2) – pretest (x1) kelompok eksperimen 2
∑x12 = Total deviasi individual dari Md (∑xd2) kelompok eksperimen 1
∑x22 = Total deviasi individual dari Md (∑xd2) kelompok eksperimen 2
N1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen 1
N2 = Jumlah sampel kelompok eksperimen 2
Taraf signifikansi yang digunakan dalam analisis data ini adalah 0,95 dan derajat kebebasan (db) N1 + N2 – 2 (Arikunto, 2002).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Rata-rata keterampilan menggiring bola awal subjek kelompok eksperimen 2 pada pretest lebih baik (24,00 detik) dibandingkan dengan subjek kelompok eksperimen 1 (24,03 detik). Catatan waktu maksimal subjek kelompok eksperimen 1 dalam menggiring bola adalah 22,08 detik dan minimal 25,16 detik, sedangkan catatan waktu maksimal subjek kelompok eksperimen 2 adalah 22,36 detik dan minimal 25,16 detik. Berdasarkan hasil pretest menggiring bola kedua kelompok, dapat disimpulkan bahwa secara umum keterampilan menggiring bola subjek pada kedua kelompok tidak jauh berbeda.
Diketahui rata-rata keterampilan menggiring bola awal subjek kelompok eksperimen 1 pada posttest lebih baik (21,74 detik) dibandingkan dengan subjek kelompok eksperimen 2 (22,91 detik). Catatan waktu maksimal subjek kelompok eksperimen 1 dalam menggiring bola adalah 19,18 detik dan minimal 23,37 detik, sedangkan catatan waktu maksimal subjek kelompok eksperimen 2 dalam menggiring bola adalah 20,96 detik dan minimal 24,36 detik. Berdasarkan hasil posttest menggiring bola kedua kelompok, dapat disimpulkan bahwa secara umum keterampilan menggiring bola subjek kelompok eksperimen 1 lebih baik dibandingkan dengan keterampilan menggiring bola subjek kelompok eksperimen 2.
Apabila dianalisis lebih lanjut, hasil pretest subjek kelompok eksperimen 1 menunjukkan rata-rata keterampilan menggiring bola yaitu 24,03 detik, selanjutnya keterampilan menggiring bola subjek kelompok eksperimen 1 meningkat (lebih cepat) menjadi 21,74 detik pada posttest setelah melaksanakan latihan lari segitiga. Hasil pretest subjek kelompok eksperimen 2 menunjukkan rata-rata keterampilan menggiring bola yaitu 24,00 detik, selanjutnya keterampilan menggiring bola subjek kelompok eksperimen 2 meningkat (lebih cepat) menjadi 22,91 detik pada posttest setelah melaksanakan latihan lari zig-zag. Berdasarkan data temuan penelitian kedua kelompok tersebut, dapat disimpulkan bahwa kedua bentuk latihan yang diberikan mampu meningkatkan keterampilan menggiring bola subjek pada kedua kelompok.
Uji-t Kelompok Eksperimen 1
Diketahui nilai ttes kelompok eksperimen 1 adalah 3,669. Pada taraf signifikansi 5% dan db (derajat kebebasan) 14, diketahui nilai ttabel sebesar 2,145. Sesuai dengan data tersebut, diketahui nilai ttes (3,669) > ttabel (2,145), sehingga Ha diterima, di mana berarti ada pengaruh yang signifikan latihan lari segitiga terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada pemain klub Bareng FC Kota Malang tahun 2014.
Uji-t Kelompok Eksperimen 2
Uji-t kelompok eksperimen 2 dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh latihan lari zig-zag terhadap keterampilan menggiring bola subjek kelompok eksperimen 2. Berdasarkan hasil uji-t kelompok eksperimen 2 seperti yang tercantum pada
Diketahui nilai ttes kelompok eksperimen 1 = 3,669. Pada taraf signifikansi 5% dan db (derajat kebebasan) 14, diketahui nilai ttabel = 2,145. Sesuai dengan data tersebut, ttes (3,441) > ttabel (2,145), sehingga Ha diterima, di mana berarti ada pengaruh yang signifikan latihan lari zig-zag terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada pemain klub Bareng FC Kota Malang tahun 2014.
Uji-t Beda Mean Posttest Kedua Kelompok
Uji-t beda mean posttest kedua kelompok dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan pengaruh kedua bentuk latihan terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola.
Diketahui nilai ttes beda mean posttest kedua kelompok = 1,71. Pada taraf signifikansi 0,95 dan db (derajat kebebasan) 28, diketahui nilai ttabel = 1,70. Sesuai dengan data tersebut, diketahui nilai ttes (1,71) > ttabel (1,70), sehingga Ha diterima, di mana berarti ada perbedaan pengaruh yang signifikan latihan lari segitiga dan lari zig-zag terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada pemain klub Bareng FC Kota Malang tahun 2014.
Apabila dianalisis lebih lanjut berdasarkan pencapaian rata-rata posttest kedua kelompok, diketahui rata-rata posttest kelompok eksperimen 1 (21,74 detik) lebih baik daripada kelompok eksperimen 2 (22,91 detik), maka dapat disimpulkan bahwa penerapan program latihan lari segitiga memberikan pengaruh yang lebih tinggi terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada pemain putra kelas XI SMK St. Isidorus Boawae Kabupaten Nagekeo dibandingkan dengan program latihan lari zig-zag.
Pembahasan
Merujuk pada desain eksperimen yang digunakan, maka kegiatan penelitian terbagi menjadi 3 tahap yaitu pretest, perlakuan dan posttest.
Dari hasil posttest kedua kelompok juga dapat diketahui perbedaan pengaruh latihan atau efektivitas kedua bentuk latihan terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola subjek dalam permainan sepak bola. Perlakuan diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan menggiring bola subjek dalam permainan sepak bola. Kelompok eksperimen 1 diberi perlakuan berupa program latihan lari segitiga, sedangkan kelompok eksperimen 2 diberi perlakuan berupa program latihan lari zig-zag.
Setelah melaksanakan rangkaian kegiatan penelitian, data hasil pretest dan posttest menggiring bola kedua kelompok dianalisis melalui uji-t. Hasil uji-t kelompok eksperimen 1 menunjukkan nilai ttes (3,669) > ttabel (2,145), sehingga Ha diterima, di mana berarti ada pengaruh yang signifikan latihan lari segitiga terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada pemain klub Bareng FC Kota Malang tahun 2014. Hasil uji-t kelompok eksperimen 2 menunjukkan nilai ttes (3,441) > ttabel (2,145), sehingga Ha diterima, di mana berarti ada pengaruh yang signifikan latihan lari zig-zag terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada pemain klub Bareng FC Kota Malang tahun 2014.
Hasil analisis data kedua kelompok tersebut menggambarkan bahwa penguasaan dan peningkatan penguasaan teknik menggiring bola dalam permainan sepak bola sangat dipengaruhi oleh latihan-latihan penunjang yang dilaksanakan. Latihan fisik dan teknik merupakan dua bentuk latihan yang sangat penting dalam menunjang pengembangan teknik menggiring bola pemain. Implikasi kedua jenis latihan tersebut selanjutnya diterapkan dalam suatu perlakuan, yaitu dalam bentuk latihan lari segitiga dan lari zig-zag. Guna mewujudkan peningkatan kualitas fisik berkenaan dengan tujuan akhir latihan, maka setiap program latihan disusun berdasarkan prinsip-prinsip latihan yang ada, yaitu adanya peningkatan porsi atau beban latihan secara bertahap dan proses latihan dilakukan secara kontinyu. Melalui pemberian porsi latihan yang ideal, maka tujuan akhir latihan tercapai dengan optimal, yaitu meningkatnya kualitas fisik dan keterampilan menggiring bola subyek dalam permainan sepak bola sebagaimana telah diuraikan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma.
Luxbacher, Joseph A. 1998. Sepakbola Langkah-langkah Menuju Sukses. Alih Bahasa. Agusta Wibawa. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Mielke, Danny. 2009. Dasar-dasar Sepak Bola. Cetakan ke-5. Bandung: Pakar Raya.
Miller, Jonathan. 2002. Training and Fitnees. Gapurarnitra Sejati.
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Penerbit Erlangga.
Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-prinsip dan Penerapanya. Jakarta: Dinas Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Jenderal Olahraga.
Roesdiyanto dan Budiwanto, Setyo. 2008. Dasar-dasar Kepelatihan Olahraga. Cetakan I. Malang: Laboratorium Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang.
Sajoto, Mochamad. 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondis Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize.
Scheunemann, Timo. 2008. 14 Ciri Sepakbola Modern: Sebuah Seruan Reformasi Total. Cetakan Pertama. Malang: DIOMA.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-15. Bandung: CV. Alfabeta.
Suharno, H. P. 1993. Ilmu Coaching Umum, Edisi ke-XI. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta.
Suparno, Ali Saukah, Ah. Rofi’uddin, Herawati Susilo, A. Mukhadis, Budi Eko Soetjipto, M. E. Winarno, Mulyadi Guntur Waseso, Margono, Aminarti S. Wahyuni. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.