PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK

TEKNIK ASSERTIVE TRAINING TERHADAP PERCAYA DIRI SISWA

SMP N 39 SEMARANG

 

Krisna Septiana Dewi

Siti Fitriana

Tri Hartini

Universitas PGRI Semarang

 

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat percaya diri siswa setelah diberi treatment konseling kelompok dengan teknik assertive training, untuk mengetahui tingkat percaya diri siswa pada kelompok yang tidak diberi treatment konseling kelompok teknik assertive training, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh konseling kelompok teknik assertive training terhadap percaya diri siswa. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian true-eksperimental design dengan model pre-test post-test control group design. Sampel yang diambil sebanyak 16 siswa, 8 siswa untk kelompok eksperimen dan 8 siswa untuk kelompok kontrol dengan menggunakan purposive sampling atau sampel bertujuan. Dalam penelitian ini data diperoleh melalui instrumen penelitian berupa skala psikologi percaya diri. Desain penelitian yang digunakan adalah pre-test, treament, post-test. Treatment dilaksanakan sebanyak lima kali pada sampel. Hasi penelitian kelompok eksperimen setelah diberikan treatment meningkat dari 66,6 menjadi 97,6 dan kelompok kontrol meningkat dari 71,6 menjadi 75,6. Sehingga terjadi peningkatan rata-rata pada kelompok eksperimen sebesar 21,0. Hasil uji hipotesis diperoleh thitung = 3,981. Dikonsultasikan dengan ttabel taraf signifikan 5% (0,05) yaitu 2,41. Hal tersebut menunjukan bahwa thitung = 3,981 ˃ ttabel = 2,41. Disimpulkan bahwa ada pengaruh layanan konseling kelompok teknik assertive training terhadap percaya diri siswa SMP N 39 Semarang.

Kata Kunci: Konseling Kelompok, Teknik Assertive Training, Percaya Diri

 

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu. Pendidikan menggambarkan suatu proses yang melibatkan berbagai faktor dalam upaya mencapai kehidupan yang bermakna, baik bagi individu sendiri maupun masyarakat pada umumnya.

(Sarastika 2014:43) Rasa percaya diri merupakan kemampuan seseorang untuk menerima dirinya apa adanya. Mampu mengerti seperti apa dirinya dan pada akhirnya akan percaya bahwa dirinya mampu melakukan berbagai hal dengan baik.

Percaya diri adalah salah satu kunci dari keberhasilan hidup seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari banyak keberhasilan pekerjaan dan berbagai bidang kehidupan lainnya yang dipengaruhi kepercayaan diri. Kenyataannnya tidak semua orang memiliki rasa percaya diri yang baik. Sebagian besar orang justru mengalami gejala-gejala tidak percaya diri. Kepercayaan diri harus ditanamkan sejak masih kecil

Terlihat dai hasil penyebaran angket kebutuhan peserta didik (DCM) Siswa SMP N 39 Semarang kelas VIII Pada 24 oktober 2018 dimana banyak siswa yang sedang mengalami masalah terkait tentang percaya diri. Menurut hasil dari DCM tersebut berdasarkan kategori merasa malu jika berhadapan dengan orang banyak 45,7%. Sering bingung bila berhadapan dengan orang banyak 37,1%. Sering takut atau cemas menghadapi ujian 45,7%, sering kuatir kalau mendapat giliran mengerjakan soal dipapan tulis 45,7%. Merasa khawatir tidak dapat berdiri sendiri kelak 20,2%. Sering merasa malu bergaul dengan kawan lawan jenis 34,4%. Sering merasa iri hati atas prestasi orang lain 31,4%. Berdasarkan hal tersebut menunjukan bahwa SMP N 39 Semarang mempunyai rasa percaya diri yang rendah.

Menurut Sari dkk (2017:78) kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan untuk memperoleh hal seperti yang diharapkan. Apabila seseorang tidak memiliki rasa percaya diri, maka banyak masalah yang akan timbul. Karena kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian yang berfungsi untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.

Kegagalan siswa dalam menyampaikan pesan umumnya dikarenakan siswa tersebut kurang terampil dala berkomunikasi dengan ornag lain. Hal tersebut merupakan salah satu yang menyebabkan siswa kesulitan untuk mengungkapka pendapat dan mengekspresikan perasaan secara efektif.

Sehingga, dalam hal ini peran gur BK lah yang dapat membantu siswa dalam memecahkan berbagai macam kesulitan yang dihadapinya. Salah satu layanan bimbingan dan konselig yang dipandang tepat dalam membantu siswa untuk meningkatkan rasa percaya diri adalah konseling kelompok. Secara umum konseling kelompok adalah upaya bantuan yang bersifat pencegahandan pengembangan kemampuan pribadi sebagai pemecahan masalah secara kelompok atau bersama-sama dari seorang konselor kepada klien (Lumonggang, 2016 ; 25)

Salah satu teknik yang dapat digunakan dalam konseling kelompok adalah assertive training. Corey (2013) menjelaskan assertive training merupakan penerapan latihan tingkah laku pada kelompok dengan sasaran membantu individu-individu dalam mengembangkan cara-cara berhubungan yang lebih langsung dalam situasi-situasi interpersonal.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui tingkat percaya diri sesudah diberi treatment konseling kelompok teknik assertive training.
  2. Untuk mengetahui tingkat percaya diri siswa pada kelompok yang tidak diberikan treatment konseling kelompok teknik assertive training.
  3. Untuk mengetahui pengaruh konseling kelompok teknik assertive training terhadap percaya diri siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian dengan judul pengaruh konseling kelompok teknik assertive training terhadap percaya diri siswa akan dilaksanakan dengan mengambil lokasi di SMP N 39 Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2019 Semester II Tahun pelajaran 2018/2019.

Dalam penelitian ini proses eksperimen pengumpulan data dibagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan akhir. Dimana setiap tahap tersebut peneliti memuat beberapa langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

Persiapan eksperimen

  1. Subjek penelitian yang akan diteliti adalah kelas VIII yang terdiri dari kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, dan VIII F. Dari 6 kelas tersebut satu kelas untuk try out yaitu kelas VIII A dan sisa kelas lainnya digunakan untuk pre-test dan selanjutnya dipilih 16 yang dibagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan purposive sampling dengan cara acak mengambil 16 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.
  2. Melakukan Try out skala percaya diri dikelas VIII A SMP N 39 Semarang yang berjumlah 34 siswa untuk menguji Validitas dan Reliabilitas.
  3. Melakukan pretest terhadap kelas VIII B – VIII F di SMP N 39 Semarangdengan jumlah 172 siswa.
  4. Berdasarkan data pre-test terhadap kelas VIII A – VIII F dengan skala percaya diri menggunakan rentang skor 1 sampai 4 akan dicari skor tertinggi dan terendah.

Pelaksanaan

  1. Setelah menentukan 16 siswa dari kelas VIII B – VIII F, selanjutnya adalah menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih secara acak atau random.
  2. Setelah pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara random tersebut, maka terpilihlah 8 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 8 siswa sebagai kelompok kontrol.
  3. Kelompok eksperimen diberikan layanan konseling kelompok menggunakan teknik assertive training. Untuk kelompok kontrol diberikan layanan konseling kelompok biasa oleh guru BK.

Akhir eksperimen

  1. Setelah diberikan perlakuan selanjutnya kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan posttest pada waktu yang sama antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
  2. Selanjutnya peneliti melakukan analisis menggunkan uji-t untuk mengetahui pengaruh layanan konseling kelompok teknik assertive training.

HASIL PENELITIAN

Berikut adalah distribusi bergolong yang dapat dlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1 Kategori distribusi bergolong

Kelas Interval Kategori
108 – 132 Sangat Tinggi
107 – 83 Tinggi
82 – 58 Rendah
57 – 33 Sangat Rendah

 

Berikut perbandingan hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen SMP N 39 Semarang, sebagai berikut:

 

Tabel 2 Perbandingan Hasil Pretest dan Postest

No Skor Kategori
pretest Postest Pretest Postest
1 68 85 R T
2 57 87 SR T
3 66 92 R T
4 56 86 SR T
5 65 91 R T
6 59 93 R T
7 57 81 SR R
8 58 91 R T
jml 486 706    
x 60,75 88,25 R T

 

Tabel 3 Uji hipotesis Test

No X₁ X₂ X²₁ X²₂
1 85 68 7227 4624
2 87 83 7569 6889
3 92 68 8464 4624
4 86 85 7396 7225
5 91 82 8281 6724
6 93 82 8649 6724
7 81 69 6561 4761
8 91 73 8281 5329
Jml 706 610 62426 46900
Kode ∑x₁ ∑x₂ ∑x²₁ ∑x²₂

 

Berdasarkan perhitungan uji- t diperoleh hasil thitung sebesar 3,981 sementara ttabel dengan db (n1+n2) – 2= 14 dengan taraf signifikan 5% (0,05) sebesar 2,14. Karena jumlah thitung ˃ ttabel maka Ho ditolak da Ha diterima, sehingga hipotesis Ha berbunyi “ada pengaruh layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training terhadap percaya diri siswa SMP N 39 Semarang” diterima. Sedangkan hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak adanya pengaruh Layanan Konseling Kelompok teknik Assertive Training terhadap percaya diri siswa SMP N 39 Semarang” ditolak pada taraf signifikan 5%. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh layanan konseling kelompok teknik assertive training terhadap percaya diri siswa SMP N 39 Semarang.

PEMBAHASAN

Analisis hasil pretest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memperoleh rata-rata percaya diri siswa kelompok eksperimen sebesar 60,75 untuk kelompok kontrol sebesar 63,73. Selisih antara keduanya adalah 2,98 yang dapat dikatakan tidak ada perbedaan yang signifikan.

Setelah diberikan treatmen konseling kelompok teknik assertive training pada kelompok eksperimen percaya diri siswa meningkat dari 60,75 menjadi 88,25 terjadi peningkatan sebesar 27,5. Sedangkan pada kelompok kontrol dari 63,75 menjadi 76,25 terjadi peningkatan sebesar 12,5. Selisih antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu 15. Hasil analisis data menunjukan bahwa ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Berdasarkan perhitungan uji hipotesis diperoleh thitung = 3,981 selanjutnya dikonsultasikan dengan db = 14 dan taraf signifikan 5%, diketahui ttabel = 2,14 sehingga thitung ˃ ttabel 3,981 ˃ 2,14. Dengan demikian maka ho ditolak dan Ha diterima oleh karena itu ada hipotesis berbunyi “ada pengaruh layanan konseling kelompok teknik assertive training terhadap percaya diri siswa SMP N 39 Semarang”

Penelitian ini membahas mengena percaya diri siswa, hal ini ditunjukan dengan adanya masalah mengenai hubungan pribadi siswa terhadap lingkungan sosial seperti malu ketika berhadapan dengan orang banyak, cemas saat menghadapi ujian, sering kuatir, sering merasa malu jika bergaul dengan orang lain.

Untuk meningkatkan percaya diri siswa maka digunakan layanan konseling kelompok teknik assertive traning. Teknik assertive training merupakan sarana atau alat untuk memperbaiki hubungan interpersonal dalam kehidupan sehari-hari, teknik ini memungkinkan kita untuk meningkatkan hidup menjadi lebih baik dan efektif secara pribadi dan berinteraksi dengan lingkungan. Assertive training menunjukkan bagaimana hubungan sosial dapat dicapai (Mujiyati 2015; 5).

Mousa dkk, (2011: 7) menjelaskan tujuan dari teknik assertive training adalah untuk mengajarkan kepada konseli agar bertindak atau berbuat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka dengan tetap menghormati hak dan kepentingan orang lain. Assertive training menunjukkan cara berkomunikasi yang diinginkan, mengubah pola pemikiran negatif, menghargai pendapat diri sendiri, menyampaikan penolakan dan kritik serta cara membangun harga diri dan kepercayaan diri.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa layanan konseling kelompok teknik assertive training dapat meningkatkan percaya diri siswa SMP N 39 Semarang.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Tingkat percaya diri siswa setelah diberikan treatment konseling kelompok teknik assertive training menjadi meningkat, hal ini ditunjukan dengan hasil perhitungan analisis data posttest diketahui skor rata-rata kelompok eksperimen percaya diri siswa meningkat dari 60,75 menjadi 88,25 setelah dilaksanakan treatment. Pada kelompok eksperimen terjadi peningkatan sebesar 27,5.

Sedangkan pada kelompok yang tidak diberikan tretmeant konseling kelompok teknik assertive training yaitu 63,75 menjadi 76,25. Pada kelompok kontrol terjadi peningkatan sebesar 12,5. Selisih antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu 15.

Konseling kelompok dengan teknik assertive training berpengaruh terhadap percaya diri siswa. Hal ini dibuktikan dengan uji t yang diperoleh hasil sebesar thitung = 3.981. sedangkan dikonsultasikan dengan tabel db = N -2 = 16 – 2= 14 dan taraf signifika 5% dengan tabel = 2,14. Maka thitung ˃ ttabel 3,391 ˃ 2,14.

Melihat hasil penelitian saran-saran yang diajukan peneliti adalah:

Bagi siswa

Diharapkan dengan adanya layanan konseling kelompok dengan teknik assertive training ini siswa mampu meningkatkan kemampuan percaya dirinya.

 

Bagi guru Bimbingan dan Konseling

Diharapkan dengan adanya penelitian ini guru BK mampu memberikan pelayanan bimbingan dan konseling secara optimal dan merata.

Bagi peneliti berikutnya

Dapat dijadikan sebagai acuan atau bahan pertimbangan atau dapat dikembangkan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedure Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Corey, Gerlad. 2013. Konseling dan psikoterapi. Bandung: Aditama

Kamil, Badrul, dkk. 2018. Meningkatkan Percaya Diri Peserta Didik SMP dengan Menggunakan Teknik Assertive Training. Jurnal Bimbingan dan Konseling.

Lumonggang Namora. 2016. Konseling Kelompok. Jakarta: Kencana

Sarastika. Pradipta. 2014. Stop minder & Gerogi. Yogyakarta: Araska.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabet.