Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V
SD GMIH KAKARA B KECAMATANTOBELO SELATAN
Alpres Tjuana
Tripena Rumondang Silitonga
Program Studi PGSD-FKIP Uniera Tobelo
ABSTRAK
Hakekat mengajar adalah melakukan kegiatan belajar, dimana proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Agar proses belajar mengajar berhasil dengan baik dibutuhkan media pengajaran untuk mengatasi berbagai hambatan seperti komunikasi, keterbatasan fisik dalam kelas, sikap pasif anak, selera belajar yang kurang, pengamatan yang kurang seragam banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar, terlihat dari adanya siswa-siswi yang enggan belajar dan tidak bersemangat dalam menerima pelajaran dikelas, siswa pun yang belum aktif dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan, sehingga hasil belajarnya pun menjadi kurang memuaskan karena masih banyak nilai di bawah standar kelulusanTujuan penelitian ini adalah mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD GMIH Kakara B.Penelitian menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan metode kuantitatif. Pengumpulan data melalui angket dan tes soal uraian. Alat pengumpulan data ditry out dan dianalisis menggunakan uji product moment serta reliabilitas instrument menggunakan Alpha Cronback. Data lapangan di analisis dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil uji product moment menunjukkan validitas ≥ 0,3 bahwa 19 item valid, reliabilitas sebesar 0,707 untuk reliabiltas instrumen media pembelajaran dan 0,791 untuk instrument hasil belajar IPS siswa. Kedua koefisien reliabilitas instrument tersebut di atas criteria yaitu> 0,6. Hasil analisis regresi diperoleh: thit>ttab (t0,05,23); 2,953 > 1,714 ada pengaruh media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS dengan persamaan linier = 27,647 + 0,714x1; dimana koefisien β (0,714) bernilai positif hal ini menunjukkan media pembelajaran berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPS siswa ; dimana Fhit>Ftab (F0,05; v1/v2); 34,816> (F0,05; 1/23) = 4,28; 34,816>4,28, media pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar IPS siswa dengan koefisien regresi sebesar 0,602 atau 60,2%. Sehingga dapat disimpulkan media pembelajaran berpengaruh positif sebesar 60,2% terhadap hasil belajar IPS siswa.
Kata Kunci: Pengaruh, Media Pembelajaran, Hasil Belajar, IPS
PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 sebagai oprasionalisasi dari Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. jadi esensinya bahwa Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Ketercapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan guru sebagai pendidik. Guru sebagai pendidik yang profesional yang ada dalam organisasi sekolah, yang bertugas mendidik, membimbing, mengarahkan siswa agar tercapai tujuan pembelajaran. Pendidikan bermutu bagi siswa tentunya harus ditunjang dengan proses belajar yang baik di sekolah. Muzayyin (2009:21) menjelaskan bahwa pendidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan untuk mengarahkan siswa kepada titik optimal kemampuannya.
Agar proses belajar mengajar membuahkan hasil sebagaimana diharapkan, maka siswa dan guru perlu memiliki sikap, kemampuan dan keterampilan yang mendukung proses belajar mengajar. Untuk maksud itu, seorang guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola proses belajar mengajar, agar proses tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Gagne dan Brig (1979: 19) mengatakan, “instruction is the means employed by teacher, designer of materials, curriculum specialist, and promote whose purpose is to develop and organized plan to promote learningâ€.
Pengajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan adanya kemampuan guru tentang dasar-dasar mengajar yang memungkinkan proses belajar mengajar itu terjadi. Sehubungan dengan hal tersebut, Jarolemek dan Foster (1991: 64) mengatakan, mengajar mengandung tiga peranan besar, yaitu “planning for learning and instruction, facility of learning and evaluation of learningâ€.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa mengajar pada hakekatnya adalah melakukan kegiatan belajar, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Agar proses belajar mengajar berhasil dengan baik dibutuhkan media pengajaran untuk mengatasi berbagai hambatan seperti komunikasi, keterbatasan fisik dalam kelas, sikap pasif anak, selera belajar yang kurang, pengamatan yang kurang seragam (Rinanto, 2002:19).
Pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) adalah merupakan pembelajaran dalam bidang ilmu pengetahun yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan. Dalam rangka meningkatkan keberhasilan pada pelajaran IPS di sekolah dasar perlu adanya penekanan penggunaan strategi dan media pembelajaran dengan berbagai sumber belajar. Strategi dan media ini mendukung upaya pencapaian tujuan utama dalam pembelajaran IPS di sekolah. Selain itu keberhasilan pendidikan IPS akan meningkatkan dan menyumbangkan peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan maksud menghasilkan manusia-manusia yang memiliki wawasan ke Indonesiaan yang luas.
Kenyataan di lapangan bahwa pembelajaran IPS di sekolah dasar saat ini masih banyak keterbatasannya yaitu antara lain:
1) Kurang memperhatikan aspek sosial
2) Keterbatasan media pembelajaran
3) Sebagian materi pembelajaran tidak memungkinkan untuk dilakukan percobaan dan
4) Kurangnya motivasi belajar dari siswa.
Menurut pengamatan dilapangan dan informasi dari guru kelas banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar, terlihat dari adanya siswa-siswi yang enggan belajar dan tidak bersemangat dalam menerima pelajaran di kelas, siswa pun yang belum aktif dalam mengerjakan soal latihan yang diberikan, sehingga hasil belajarnya pun menjadi kurang memuaskan karena masih banyak nilai di bawah standar kelulusan.
Mengacu paparan di atas, dapat dipahami bahwa media pembelajaran mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan belajar siswa di Sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di SD GMIH Kakara B Tobelo Selatan, diperoleh gambaran bahwa guru-guru dalam mengajar belum secara optimal menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar IPS. Kondisi obyektif inilah yang menggugah penulis untuk melakukan penelitian dengan topik: Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD GMIH Kakara B Tobelo Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pengajaran terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD GMIH Kakara B Kecamatan Tobelo Selatan dengan menggunakan media peta sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi IPS.
KAJIAN PUSTAKA
Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan untuk membantu siswa belajar. Pada dasarnya pekerjaan guru adalah mengkomunikasikan pembelajaran kepada siswa. Ada dua cara yang dapat ditempuh, yakni melalui pendengaran dan melalui penglihatan. Alat-alat bantu yang dipergunakan untuk membantu siswa belajar melalui pendengaran disebut alat bantu pendengaran (audio aids), sedangkan alat bantu untuk membantu siswa melalui penglihatan disebut alat bantu penglihatan (visual aids). Penggunaan alat bantu komunikasi mengandung manfaat bagi keberhasilan belajar siswa. Seringkali guru mengajar menggunakan ceramah, yakni hanya menggunakan kata-kata. Akibatnya siswa terjebak dalam kondisi pengajaran yang verbalistik.
Media pembelajaran adalah “alat yang dapat dilihat dan didengar, dipakai dalam pengajaran dengan maksud untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif dan efisienâ€. (Widjaya 1991: 137).
Senada dengan hal tersebut Mudhofir, (1987: 93) mengatakan, media pembelajaran adalah “sumber belajar yang meliputi manusia, benda ataupun peristiwa yang membuat kondisi siswa untuk memungkinkan memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikapâ€.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan guru untuk meningkatkan komunikasi pengajaran secara efektif dan efisien. Sejalan dengan perubahan pandangan tentang pengertian belajar mengajar, maka berubah pula pandangan terhadap media. Dewasa ini media tidak lagi dipandang hanya sebagai alat bantu yang digunakan jika perlu atau sekedar selingan, melainkan dipandang sebagai komponen dari sistem instruksional. Oleh karena penggunaan media harus dirancang, disiapkan, dipilih dan disusun secara cermat sesuai dengan tujuan instruksional yang hendak dicapai. Sebagai salah satu komponen sistem, maka media ikut mempengaruhi bekerjanya komponen lain, serta ikut menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa media bukan lagi sekedar sebagai alat bantu, tetapi merupakan bagian integral dari sistem instruksional. Dengan demikian pengguanaan media dalam proses pembelajaran mutlak diperlukan.
Catharina Tri Ani (2004:4) hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh pembelajaran setelah menjalani proses belajar. Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar (H Nashar,2004:77). Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi, harapan untuk berhasil dan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terhadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar (Keller dalam H Nashur,2004:77). Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar, maka di dapatkan hasil belajar.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa kelas V SD GMIH Kakara B. Sedangkan hipotesis statistiknya adalah:
H0 : β1 = 0 (tidak ada pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD GMIH Kakara B.
Ha : β1 ≠0 (ada pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD GMIH Kakara B.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini dilaksanakan di SD GMIH Kakara B. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif.
Desain penelitian seperti sebuah peta jalan bagi peneliti yang akan menuntun berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan penelitian dimulai dengan menetapkan topik, merumuskan masalah dan tujuan penelitian serta melakukan kegiatan observasi terhadap subjek penelitian, tempat pelaksanaan penelitian dan sasaran penelitian. Melaksanakan penelitian dan melaporan hasil penelitian dalam bentuk karya ilmiah.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, Suharsimi A. (1998:115). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua siswa Kelas V pada SD GMIH Kakara B Kecamatan Tobelo Selatan. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampelâ€. Suharsimi A. (2006: 131). Berdasarkan data sekolah, diketahui jumlah Siswa Kelas V pada SD GMIH Kakara B di Kecamatan Tobelo Selatan berjumlah 25 orang, karena populasi jumlahnya sedikit, maka seluruh siswa Kelas V pada SD GMIH Kakara B di Kecamatan Tobelo Selatan dijadikan sampel penelitian.
Secara umum, instrumen penelitian adalah alat ukur untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti, pada penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitin berupa angket dan dokumen. Instrumen angket digunakan untuk pengaruh penggunaan media terhadap hasil belajar siswa dengan membagikan kepada sampel yang sudah ditentukan dan instrumen dokumen digunakan untuk memperoleh data penelitian sekunder tentang profil sekolah, visi, dan misi sekolah.
Dalam pengumpulan data dari penelitian ini digunakan prosedur, langkah-langkah dan teknik untuk memperoleh data adalah sebagai berikut: (1) penyusunan angket berdasarkan teori terhdap variable yang diteliti yaitu variable media pembelajaran IPS dan hasil belajar siswa IPS kelas V; (2) Try out instrumen; (3) Analisis validitas butir instrumen dan reliabilitas instrumen; (4) Pengambilan data penelitian dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel.
Teknik analisis data dalam penelitian ini digunakan analisis statistik dengan teknik regresi sederhana, karena untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variable terikat (Y) dengan rumus Y = a + bX
Model kerangka toeritik dalam penelitian ini dapat peneliti gambarkan sebagai berikut:
Keterangan:
= pengaruh hasil belajar
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Deskripsi hasil angket media pembelajaran siswa terlihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Angket Media Pembelajaran
Kategori |
Rentang Skor |
Frekuensi |
Persentase (%) |
Sangat Kurang |
20-36 |
0 |
0 |
Kurang |
37-52 |
0 |
0 |
Cukup |
53-68 |
5 |
20 |
Baik |
69-84 |
15 |
60 |
Sangat Baik |
85-100 |
5 |
20 |
|
Total |
25 |
100 |
|
|
76,64 |
|
|
SD |
10,531 |
|
Dari tabel 1, dapat dilihat bahwa rata-rata skor media pembelajaran sebesar 76,64 berada pada kategori baik dengan jumlah persentase sebesar 60%. Seterusnya 20% pada kategori cukup dan sangat baik serta hanya 5% yang mencapai kategori cukup.
Deskripsi pengukuran hasil belajar IPS siswa terlihat pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 2. Hasil Belajar IPS Siswa
Rentang Skor |
Frekuensi |
Persentase (%) |
1 – 10 |
0 |
0 |
11 – 20 |
0 |
0 |
21 – 30 |
0 |
0 |
31 – 40 |
0 |
0 |
41-50 |
0 |
0 |
51 – 60 |
1 |
4 |
61 – 70 |
2 |
8 |
71 – 80 |
11 |
44 |
81 – 90 |
6 |
24 |
91 – 100 |
5 |
20 |
Total |
25 |
100 |
|
82,2 |
|
SD |
10,008 |
|
Dari tabel 2, menunjukkan bahwa, diantara 25 siswa, 92% atau 23 siswa telah melampaui batas ketuntasan minimal 65. Bahkan 5 siswa (20%) telah mencapai ketuntasan belajar IPS sebesar 90-100%. Selanjutnya, sebanyak 8% siswa lainnya belum dapat mencapai dan melampaui batas ketuntasan minimal. Rata-rata skor yang diperoleh oleh siswa sebesar 82,2 menunjukkan bahwa secara umum para siswa dengan media pembelajaran yang baik telah melampaui batas ketuntasan minimal.
Validitas Berdasarkan Output hasil olah data SPSS 16 pada Corrected Item-Total Correlation dibandingkan dengan kriteria butir valid rxy > 0,3 menurut Azwar S. 2011:179 menyatakan sebuah butir pernyataan/soal valid jika rxy > 0,3. Interpretasi hasil olah data validitas dapat disimpulkan seluruh butir memiliki koefisien validitas di atas kriteria valid yaitu > 0,3. Maka keseluruhan butir instrumen Media Pembelajaran dan butir instrumen Hasil belajar berdasarkan hasil perhitungan valid/memiliki tingkat validitas baik.
Reliabilitas berdasarkan olah data SPSS maka reliabilitas instrumen Media Pembelajaran seperti output Tabel 3. berikut:
Tabel 3. Reliability Statistics Media Pembelajaran IPS
Reliability Statistics |
||
Cronbach’s Alpha |
Cronbach’s Alpha Based on Standardized Items |
N of Items |
.707 |
.918 |
19 |
Interpretasi hasil olah reliabilitas instrumen Media Pembelajaran dapat disimpulkan memiliki koefisien reliabilitas di atas kriteria yaitu > 0,6, yaitu 0,707 > 0,6. Maka instrumen Media Pembelajaran reliabel.
Reliabilitas Berdasarkan olah data SPSS maka reliabilitas instrument Hasil Belajar IPS seperti output tabel 6 berikut:
Tabel 4 Reliability Statistics Hasil Belajar
Statistics Reliability |
||
Cronbach’s Alpha |
Cronbach’s Alpha Based on Standardized Items |
N of Items |
.791 |
.978 |
10 |
Interpretasi hasil olah reliabilitas instrumen Hasil Belajar IPS dapat disimpulkan memiliki koefisien reliabilitas di atas kriteria yaitu > 0,6, yaitu 0,791 > 0,6. Maka instrumen Hasil Belajar IPS reliabel.
Hasil uji persyaratan diperoleh dengan menggunakan olah data SPSS output tabel 5 dan Normalitas seperti pada tabel 6.
Melihat output tabel 5 seperti tersebut di atas, bahwa nilai skewness 0,033 merupakan nilai positif yang cukup berdekatan dengan nilai nol, dan dari histogram nampak membentuk kurva normal. Pada tabel 5 output Kolmogrov-Smirnov sig = 0.110 = 11% > 5%, berarti H0 diterima, atau asumsi variabel dependen berdistribusi normal diterima.
Tabel 5. Histogram dan with normal curve
|
|
Tabel 6 Tests of Normality
Tests of Normality |
||||||
|
Kolmogorov-Smirnova |
Shapiro-Wilk |
||||
|
Statistic |
Df |
Sig. |
Statistic |
Df |
Sig. |
Hasil Belajar IPS |
.158 |
25 |
.110 |
.952 |
25 |
.284 |
a. Lilliefors Significance Correction |
|
|
|
|
Berdasarkan nilai kurtosis tabel 6 nilai kurtosis = 0,113 merupakan nilai positif yang menunjukkan plot diagramnya cenderung runcing, sehingga datanya menggerombol atau dapat diasumsikan datanya homogen.
Berdasarkan data penelitian tentang Media Pembelajaran melalui angket dan Hasil Belajar IPS melalui tes di peroleh data seperti tabel 9.
Tabel 9 Media Pembelajaran (X) dan Hasil Belajar IPS siswa (Y)
X |
83 |
75 |
83 |
70 |
63 |
70 |
75 |
83 |
95 |
90 |
90 |
70 |
81 |
78 |
82 |
88 |
88 |
84 |
81 |
59 |
59 |
79 |
76 |
77 |
70 |
Y |
85 |
80 |
70 |
70 |
75 |
85 |
75 |
95 |
100 |
80 |
95 |
75 |
95 |
80 |
90 |
100 |
80 |
80 |
80 |
60 |
75 |
85 |
85 |
85 |
80 |
Interprestasi pembacaan output hasil analisis regresi untuk proses uji hipotesis dapat diikuti dengan langkah sebagai berikut:
Model Y = β0 + β1X + ε
1. Bentuk Hipotesis uji model linier:
H0: β1 = 0 (persamaan tak linier atau tak ada relasi antara x dan y)
H1: β1 ≠0 (persamaan adalah linier atau ada relasi x dan y)
2. Formulasikan rancangan Analisis: penaksir model linier = a + bx1, dengan uji dua pihak, taraf signifikan 5%. Persamaan regresi berdasarkan sampel dibaca pada output Coefficients: pada unstandardized coefficients B: constant dan Media Pembelajaran
Coefficientsa |
|||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. |
|
||
B |
Std. Error |
Beta |
|
||||
1 |
(Constant) |
27.647 |
9.363 |
|
2.953 |
.007 |
|
Media Pembelajaran |
.714 |
.121 |
.776 |
5.901 |
.000 |
|
|
a. Dependent Variable: Hasil Belajar IPS |
|
|
|
|
Diperoleh nilai a = 27,647 dan b = 0,714, jadi persamaan regresi:
= 27,647 + 0,714x1 dimana: thit > ttab (t0,05,23); 2,953 > 1,714 dengan sig 0,007 = 0,7% < 5%. Kita akan uji nilai b tersebut. Untuk menerima atau menolak hipotesis dibaca tabel perhitungan distribusi F atau output tabel ANOVA:
ANOVAb |
||||||
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
1358.531 |
1 |
1358.531 |
34.816 |
.000a |
Residual |
897.469 |
23 |
39.020 |
|
|
|
Total |
2256.000 |
24 |
|
|
|
|
a. Predictors: (Constant), Media Pembelajaran |
|
|
||||
b. Dependent Variable: Hasil Belajar IPS |
|
|
|
Diperoleh nilai F = 34,816, sig = 0,000, tidak perlu dicocokkan dengan tabel F, karena SPSS sudah memfasilitasi dengan nilai signifikan.
1. Analisis Hasil: Sig = 0,000 = 0 < 5% berarti tolak H0 dan terima H1. Jadi persamaan adalah linier atau x mempunyai hubungan linier terhadap y atau berpengaruh secara positif terhadap y (tanda positif diambilkan dari tanda koefisien regresi). Oleh karena itu analisis dapat dilanjutkan ke proses melihat besar pengaruh dengan melihat nilai koefisien determinasi R2.
2. Interpretasi Hasil: Nilai koefisien determinasi dapat dibaca pada nilai R Square yakni output model sumery:
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.776a |
.602 |
.585 |
6.247 |
a. Predictors: (Constant), Media Pembelajaran |
Diperoleh nilai R square atau R2 = 0,602 = 60,2%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variasi variabel Media Pembelajaran x sebesar 60,2%. Dengan perkataan lain variabel x mempengaruhi variabel y sebesar 60,2%, masih ada 39,8% variabel y dipengaruhi atau dapat diterangkan oleh variabel lain selain Media Pembelajaran.
Dengan menerimanya persamaan regresi = 27,647 + 0,714x, maka dengan persamaan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar memprediksi variabel dependen y jika diketahui nilai variabel independen x. misalkan seseorang memiliki skor Media Pembelajaran 90 maka Hasil Belajar IPS siswa tersebut dapat ditaksirkan memiliki skor Hasil Belajar IPS sebesar 27,647 + 0,714 (90) = 91,909.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan umum dari olah data analisis regresi sederhana melihat pengaruh variabel Media Pembelajaran siswa, apakah berpengaruh terhadap pencapaian variabel Hasil Belajar IPS. Secara deskriptif ternyata kedua variabel cenderung berdistribusi normal dan homogen. Hal ini menunjukkan Hasil Belajar IPS memiliki rataan yang tinggi yakni 82,20. Berdasarkan hasil uji pengaruh menunjukkan bahwa variabel Hasil Belajar IPS sebesar 60,2%. Artinya variasi Hasil Belajar IPS mampu dijelaskan oleh variasi Media Pembelajaran siswa sebesar 60,2% melalui hubungan linier = 27,647 + 0,714x. oleh karena itu agar siswa dapat mencapai hasil belajar IPS yang baik maka harus ditumbuhkan terlebih dahulu Media Pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai hasil belajar yang baik dan tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka harus didukung oleh penggunaan media pembelajaran yang baik oleh guru. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran yang baik dan benar dapat mendukung hasil belajar siswa.
Saran
Sebaiknya guru perlu memperhatikan dan selalu menggunakan media pembelajaran agar dalam pembelajaran siswa bisa lebih memahami setiap materi yang diajarkan oleh guru dan hasil belajar siswa bisa semakin lebih baik. Sebaiknya Kepala sekolah selalu menghimbau dan mengingatkan guru agar selalu menggunakan media pembelajaran agar hasil belajar siswa lebih meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar S. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Catharina Tri Ani. 2004. Psikologo Belajar. Semarang: UNNES PRESS.
Gagne and Brigg L.J, 1979, Principles or Instruction Design, New York, Holt Rinehart and Winston.
Jarolimek J and Clifor D. Foster, 1991, Models Of Teaching, New Jersey, Prentice hall, Engliwood Cliffs.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. (2004), Manajemen Pemasaran 2, Edisi. Milenium, Jakarta: PT. Ikrar Mandiri
Mudhofir, (1987). Penggunaan Strategi terhadap Hasil Belajar dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Jurnal Biogenesis. vol 2(1): 50-57.
Muzayyin. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Nashar. 2004. Peranan motivasi dan kemampuan awal dalam kegiatan pembelajaran. Jakarta: Delia press.
Peraturan Menteri Dinas Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: 2009.
Rinanto. A, 2002, Peranan Media Audio Visual Dalam Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius.
Suharsimi A. 1998. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rieneka Cipta.
Wijaya. 1991. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar. Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda karya