PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA BERBASIS MULTIMEDIA

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

SMP NEGERI 2 SALATIGA

 

Basylea Dwi Nugraheni

Samtono

Rubyah Hutomo

SMP Negeri 2 Salatiga

 

ABSTRAK

 Penelitian Pengelolaan pembelajaran IPA berbasis Multimedia di SMP Negeri 2 Salatiga bertujuan (1) mengetahui perencanaan pembelajaran IPA berbasis multimedia di SMP Negeri 2 Salatiga. (2) mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis multimedia di SMP Negeri 2 Salatiga. (3) mengetahui evaluasi pembelajaran IPA berbasis multimedia di SMP Negeri 2 salatiga. (4) mengetahui pengelolaan pembelajaran IPA berbasis multimedia di SMP Negeri 2 salatiga.Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Uji keabsahan dengan triangulasi. Hasil penelitian yang diperoleh (1) perencanaan pembelajaran IPA berbasis multimedia di SMP Negeri 2 Salatiga yaitu guru mempersiapkan RPP, membuat bahan ajar berupa power point, gambar, video, lembar diskusi dan instrumen penilaian. (2) pelaksanaan pembelajaran diawali dengan apersepsi, penjelasan tujuan pembelajaran, penyampaian materi dengan penayangan gambar, video dan power point, dilanjutkan dengan diskusi dalam kelompok dan diakhiri dengan mengerjakan soal oleh peserta didik. Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas. (3) evaluasi pembelajaran meliputi ranah pengetahuan, ranah sikap dan ketrampilan (4) Pengelolaan pembelajaran IPA berbasis multimedia dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, pada ranah pengetahuan rata-rata kelas meningkat dari 70,50 menjadi 84,94 dan ranah sikap dan ketrampilan juga mengalami peningkatan. Semua peserta didik menjadi antusias dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

Kata kunci: pengelolaan pembelajaran, multimedia, ipa

 

ABSTRACT

 Research of Multimedia-Based Science Management in SMP Negeri 2 Salatiga aims to (1) know science-based multimedia teaching plan in SMP Negeri 2 Salatiga. (2) to know the implementation of science-based multimedia teaching in SMP Negeri 2 Salatiga. (3) to know the evaluation of multimedia-based science teaching in SMP Negeri 2 Salatiga. (4) to know the management of multimedia-based science teaching in SMP Negeri 2 Salatiga. Data collection techniques with observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques with data reduction, data presentation and conclusions. Test validity with triangulation.The results obtained (1) multimedia-based science-based learning plan in SMP Negeri 2 Salatiga is the teacher preparing RPP, making teaching materials in the form of power points, pictures, videos, discussion sheets and assessment instruments. (2) implementation of learning begins with apperception, explanation of learning objectives, delivery of material with the display of images, video and power point, followed by discussion in groups and ended by doing the problem by the students. Learning takes place in the classroom. (3) learning evaluation covering knowledge area, attitude and skill aspect (4) Multimedia-based science-based learning can improve learners’ learning outcomes, the average knowledge area of ​​the classroom increased from 70.50 to 84.94 and the attitude and skills aspect as well increased. All learners become enthusiastic and enthusiastic in following the learning process.

Keywords: management of learning, multimedia, ipa

 

PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang tentang alam secara sistematis sehingga bukan hanya sekedar kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi merupakan proses penemuan. Untuk itu proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk dapat mengembangkan kompetensinya dengan menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilimiah.

Materi pembelajaran IPA yang harus dipelajari oleh peserta didik ternyata tidak semua dapat disajikan dalam bentuk pengalaman langsung. Ada materi-materi yang abstrak yang harus disampaikan kepada peseta didik. Materi-materi yang seperti itu akan lebih sulit untuk dipahami oleh peserta didik, karena dalam proses pembelajaran mereka akan sulit untuk membayangkan benda-benda yang belum pernah dilihatnya, dan akan lebih mudah memahami jika materi dapat disajikan dalam wujud yang konkrit atau benda yang dimaksud langsung dapat dilihat.

Kesulitan dalam memahami materi pembelajaran IPA yang abstrak juga dialami oleh peserta didik di SMP Negeri 2 Salatiga. Masih banyak peserta didik yang beranggapan bahwa mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit dan tidak disenangi oleh peserta didik. Pokok bahasan struktur bumi dan tata surya sulit untuk dapat dipahami karena untuk melihat sruktur bumi dan susunan tata surya tidak mungkin peserta didik melakukan pengamatan secara langsung. Jika materi ini dijelaskan dengan metode ceramah akan sangat sulit untuk dapat dipahami karena tanpa adanya wujud konkrit peserta didik tidak dapat membayangkan apa yang dipelajarinya akibatnya akan berdampak pada hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik menjadi rendah dan jauh dari ketuntasan belajar minimal (KBM) yang ditentukan. Hal ini tentu saja menjadi masalah bagi guru-guru IPA di SMP Negeri 2 salatiga karena akan berakibat rendahnya hasil belajar IPA kelas VII yang dampaknya akan mempengaruhi mutu pendidikan di SMP Negeri 2 Salatiga.

Dengan kondisi pembelajaran seperti di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk menentukan media pembelajaran yang tepat untuk memfasilitasi peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Media pembelajaran yang ditentukan oleh guru hendaknya dapat membuat peseta didik merasa tertarik terhadap materi yang disampaikan. Oleh karena itu penelitian terhadap pengelolaan pembelajaran IPA berbasis multimedia yang ada di SMP Negeri 2 Salatiga khususnya kelas VII perlu dilakukan sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk perbaikan proses pembelajaran di SMP Negeri 2 salatiga.

Penelitian ini memiliki empat tujuan yaitu: (1) Mendeskripsikan dan menjelaskan perencanaan pengelolaan pembelajaran IPA berbasis multimedia di SMP Negeri 2 Salatiga. (2) Mendeskripsikan dan menjelaskan pelaksanaan pengelolaan pembelajaran IPA berbasis multimedia di SMP Negeri 2 Salatiga. (3) Mendeskripsikan dan menjelaskan evaluasi pengelolaan pembelajaran IPA berbasis multimedia di SMP Negeri 2 Salatiga. (4) Mendeskripsikan dan menjelaskan pengelolaan pembelajaran IPA berbasis multimedia untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di SMP Negeri 2 Salatiga.

Pengelolaan adalah proses merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan atau mengawasi upaya organisasi dengan segala aspek agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien (Rohiat, 2008). Sedangkan pembelajaran merupakan suatu aktifitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan kurikulum ( Rahmat, 2011).

Perencanaan merupakan tindakan awal dalam pengelolaan pembelajaran. Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan (Sanjaya, 2008). Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media serta sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisisen. Menurut Sagala (2009) proses pelaksanaan merupakan penerapan rencana-rencana yang sudah ditetapkan seperti merealisasikan tujuan berdasarkan situasi dan kondisi yang telah diprediksi dalam perencanaan.

Evaluasi pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan belajar yang terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam menyerap materi pelajaran. Menurut Sudjana(2008) evaluasi adalah proses untuk menentukan sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai, dan upaya mendokumentasikan kecocokkan antara hasil belajar peserta didik dengan tujuan program.

Multimedia menurut Turban dalam Iwan Binanto (2010) adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, dapat berupa audio, animasi, video, teks, grafik dan gambar. Sedangkan Robin dan Linda dalam Iwan Binanto (2010) mengemukakan multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif dengan mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar video. Pengertian multimedia menurut Ariani dan Haryanto (2010) adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi.

Berdasarkan pendapat dari Ariani dan Haryanto (2010) manfaat multimedia dalam proses pembelajaran adalah pembelajaran menjadi lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dalam metode ceramah dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat lebih termotivasi dan terdongkrak, tempat untuk belajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja, serta sikap dan perhatian belajar siswa dapat ditingkatkan dan dipusatkan.

Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku dan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki proses belajar mengajar ( Sudjana, 2009). Lebih lanjut Widoyoko (2009) mengemukakan bahwa hasil belajar terkait dengan pengukuran, kemudian akan terjadi suatu penilaian dan menuju evaluasi baik menggunakan tes maupun non tes. Sedangkan Bloom dalam Sudjana (2010) secara garis besar membagi hasil belajar menjadi 3 ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif Etnografi. Nasution (2009) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah mengamati orang dalam lingkungan, berinteraksi dengan mereka, dan menafsirkan pendapat mereka tentang dunia sekitar. Syaodih Sukmadinata (2012) berpendapat penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok.

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 salatiga. Sasaran penelitian ini difokuskan pada Guru mata pelajaran IPA kelas VII dan peserta didik kelas VII semester genap tahun pelajaran 2016-2017. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2016-2017 yaitu mulai bulan April sampai bulan September 2017. Penelitian ini dikategorikan kualitatif dengan studi kasus yang bertujuan untuk memperoleh data yang akurat dan obyektif tentang pengelolaan pembelajaran IPA berbasis multimedia di SMP Negeri 2 salatiga yang fokuskan pada Guru mata pelajaran IPA kelas VII dan peserta didik kelas VII. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan penelitian ini menggunakan teknik observasi, pemeriksaan dokumen, dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

1.     Perencanaan pembelajaran IPA berbasis multimedia di SMP N 2 Salatiga

Hasil wawancara yang dilakukan dengan informan guru menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran IPA yang dilakukan di SMP N 2 Salatiga sepenuhnya ditentukan oleh guru, karena guru harus memutuskan apa yang akan dilakukan dalam perencanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal itu sesuai dengan pendapat Sanjaya (2008) yang mengatakan perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dalam perencanaan guru melakukan kajian bahan pelajaran dengan melihat silabus dan kesesuaian dengan materi pada buku panduan baik buku guru maupun buku siswa. Pemilihan bahan ajar juga harus disesuaikan dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang akan dirancang dalam RPP. Perumusan tujuan pelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan dengan melihat indikator pencapaian kompetensi yang sudah ditentukan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Penentuan metode pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientifik yang di dalamnya memuat langkah 5 M yaitu mengamati, menanya, menganalisis, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Model pembelajaran yang digunakan berupa Discovery Learning, Project Based Learning maupun Problem Based Learning.

Media dan sumber pembelajaran harus dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru yaitu dengan mencari video atau gambar tentang materi yang disampaikan dan menyusun power point untuk membuat ringkasan materi. Media yang dipergunakan dengan memanfaatkan multimedia yang berupa gambar, video, audio, power point dan animasi. Hal ini sesuai dengan pengertian multimedia menurut Ariani dan Haryanto (2010) yaitu media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Media yang dipergunakan oleh guru dapat diakses melalui internet maupun CD pembelajaran yang ada di sekolah. Untuk kegiatan praktikum guru memanfaatkan media laboratorium dengan sumber belajar dari buku siswa, buku guru dan buku panduan praktikum. Guru membuat lembar kerja praktikum yang akan dibagikan pada setiap kelompok dalam kegiatan praktek.

Perencanaan teknik evaluasi bervariasi disesuaikan dengan kedalaman materi yang dibahas dalam setiap kompetensi dasar (KD). Guru membuat instrumen penilaian sesuai teknik penilaian yang akan digunakan dan sudah dibuat dalam bentuk soal yang siap untuk dibagikan kepada peserta didik. Teknik evaluasi dapat berupa tes tertulis, tes lisan dan penugasan untuk menguji kemampuan kognitif dari peserta didik, sedangkan kemampuan psikomotorik diuji dengan ketrampilan saat kegiatan praktikum dan diskusi kelompok.

Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran IPA berbasis multimedia sangat diperlukan untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Erwan Sutarno (2013) bahwa kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran berbasis multimedia dapat meningkatkan hasil belajar dan kemandirian peserta didik.

2.     Pelaksanaan pembelajaran berbasis multimedia di SMP N 2 Salatiga

Pelaksanaan pembelajaran IPA dimulai dengan menyiapkan peserta didik untuk menerima materi yaitu dengan melakukan apersepsi, penjelasan tujuan pembelajaran yang ditayangkan melalui LCD dan dilanjutkan dengan penayangan video tentang materi yang akan dipelajari dan peserta didik akan memperhatikan tayangan untuk dapat menjawab pertanyaan yang ada pada lembar diskusi. Setelah batas waktu yang ditentukan habis maka guru meminta setiap kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian. Peserta didik yang belum jelas diberi kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang maju dan akan dijawab oleh kelompok yang presentasi. Model pembelajaran yang digunakan adalah discovery Learning yang di dalamnya terdapat kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Kegiatan penutup dilakukan dengan memberikan refleksi dan tindak lanjut. Refleksi dilakukan bersama-sama dengan peserta didik sehingga peserta didik dapat langsung merangkum materi-materi yang penting dan dibantu oleh guru dengan menayangkan power point rangkuman materi yang dipelajari.

Pelaksanaan Pembelajaran IPA berbasis multimedia yang dilakukan oleh guru menggunakan media laptop, LCD, dan internet. Penggunaan internet merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan teknologi dan guru menganggap dengan menggunakan internet segala permasalahan dapat terpecahkan.

Proses pembelajaran menggunakan multimedia dirasakan oleh guru maupun peserta didik dapat menarik perhatian, menyenangkan, peserta didik menjadi aktif bertanya dan materi menjadi lebih mudah dipahami. Hal itu sesuai dengan pendapat Ariani dan Haryanto (2010) manfaat multimedia dalam proses pembelajaran adalah pembelajaran menjadi lebih menarik, lebih interaktif, kualitas belajar menjadi lebih aktif dan terdongkrak.

 Keuntungan pemanfaatan multimedia dalam proses pembelajaran IPA yang diperoleh dari hasil wawancara antara guru dan peserta didik adalah sebagai berikut: 1) peserta didik lebih mudah memahami materi, 2) peserta didik lebih tenang dan fokus, 3) guru mudah mengontrol aktivitas peserta didik.

Selain keuntungan yang diperoleh terdapat juga kendala yang dialami oleh guru. Kendala-kendala yang dialami oleh guru saat pelaksanaan pembelajaran dengan multimedia adalah: 1) listrik mati, 2) Lensa LCD berjamur sehingga tayangan tidak maksimal, 3) LCD dengan laptop tidak terhubung sehingga harus mencari kabel VGA yang lain sehingga banyak waktu yang terbuang.

Untuk merefleksi pembelajaran berbasis multimedia guru melakukan tanya jawab, memberikan tes tertulis dan penugasan. Menurut guru dan sebagian besar peserta didik pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia lebih efektif dan efisisen karena peserta didik dapat langsung melihat tayangan dari LCD tentang benda-benda atau kejadian-kejadian/keadaan yang akan dipelajari dalam materi sehingga guru tidak perlu melakukan deskripsi untuk menjelaskan benda atau keadaan/kejadian yang akan dipelajari. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia membuat pemahaman peserta didik meningkat, hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Joko Sutrisno ( 2013) yang menyatakan pemahaman peserta didik akan meningkat ketika bahan ajarnya disajikan dalam perpaduan suara dan gambar.

3.     Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Multimedia di SMP N 2 Salatiga

Evaluasi pembelajaran meliputi tiga ranah yaitu pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Evaluasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, akhir setiap kompetensi dasar, pada pertengahan semester, dan akhir semester. Pada ranah pengetahuan evaluasi dilakukan dengan tes lisan, tes tertulis maupun penugasan. Hasil yang diperoleh pada pembelajaran dengan menggunakan multimedia ternyata nilai rata-rata pada setiap kelas mengalami peningkatan. Sebelum menggunakan multimedia nilai rata-rata kelas 7 secara keseluruhan hanya 70,50 sedangkan nilai rata-rata kelas 7 setelah menggunakan pembelajaran multimedia menjadi 84,94. Hasil tersebut sudah melebihi ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan yaitu 75,00.

Pada ranah sikap penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu dengan melihat kedisiplinan, tanggung jawab, dan kerjasama dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil yang diperoleh juga menunjukkan adanya peningkatan yang cukup baik karena baik guru maupun peserta didik merasakan adanya kesungguhan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan maksimal.

Untuk penilaian ranah ketrampilan diperoleh pada saat peserta didik melakukan diskusi dalam pembelajaran yaitu dengan melihat ketrampilan peserta didik dalam menjawab pertanyaan dan saat mengemukakan pendapat. Hasil penilaian ketrampilan juga meningkat karena peserta didik antusias untuk bertanya tentang tayangan yang ditampilkan oleh guru dan peserta didik yang lain juga menjawab berdasarkan pemahamannya saat melihat tayangan baik video maupun gambar. Proses diskusi terlihat sangat aktif sehingga peserta didik merasa senang dan semangat dalam mengikuti pembelajaran.

Evaluasi pembelajaran IPA berbasis multimedia di SMP N 2 Salatiga yang meliputi pengetahuan, sikap dan ketrampilan mengalami peningkatan, selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Sutiknyo, Sutama, Sofyan Anif (2015) yang menyatakan kemampuan guru dalam mnggunakan multimedia meningkat maka hasil belajar peserta didik juga meningkat.

 

 

4.     Pengelolaan pembelajaran IPA berbasis multimedia untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik SMP N 2 Salatiga

Pengelolaan pembelajaran IPA berbasis multimedia yang dilaksanakan di SMP N 2 sangat berkaitan dengan peningkatan hasil belajar peserta didik karena proses pembelajaran menjadi menyenangkan, tidak menbosankan sehingga peserta didik semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Melalui pengelolaan kinerja guru pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam pembelajaran dengan menggunakan multimedia ternyata dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas 7 baik ranah afektif, kognitif dan psikomotorik.

Penyediaan sarana prasarana juga pelu ditingkatkan karena dengan LCD yang sudah berjamur membuat tayangan menjadi kurang jelas sehingga pemahaman peerta didik terhadap materi juga tidak maksimal. Dengan meningkatkan pengelolaan pembelajaran dan penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran maka dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Retna Palupi (2013) yang menyatakan pengelolaan pembelajaran yang baik dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengelolaan pembelajaran IPA berbasis multimedia di SMP Negeri 2 Salatiga dapat disimpulkan:

1.    Perencanaan pembelajaran IPA berbasis multimedia di SMP N 2 Salatiga diawali dengan guru membuat RPP sesuai dengan materi yang diajarkan di kelas dengan memperhatikan silabus. Pemilihan bahan ajar disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Guru mempersiapkan bahan ajar yang menarik berupa video, gambar, power point, dan animasi untuk mendukung kegiatan pembelajaran agar materi lebih mudah untuk dipahami oleh peserta didik.

2.    Pelaksanaan pembelajaran IPA dimulai dengan memusatkan perhatian peserta didik untuk menerima materi, kemudian guru melakukan apersepsi, penjelasan tujuan pembelajaran dan dilanjutkan dengan penjelasan materi yang berupa penayangan video, gambar dan power point yang telah dipersiapkan oleh guru. Peserta didik berdiskusi untuk menjawab pertanyaan pada lembar diskusi dan dilanjutkan dengan presentasi antar kelompok. Guru merangkum hasil diskusi antar peserta didik dan menyimpulkan materi yang dibahas dilanjutkan dengan evaluasi. Dampak positif pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis multimedia di SMP N 2 Salatiga yaitu peserta didik menjadi lebih mudah memahami materi, pembelajaran menjadi menyenangkan, semua peserta didik antusias dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru.

3.     Evaluasi pembelajaran IPA berbasis multimedia meliputi ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Pada ranah pengetahuan hasil belajar peserta didik kelas 7 mengalami peningkatan dari rata-rata kelas 70,50 menjadi 84,94. Pada ranah sikap juga terjadi perubahan dalam tingkat kedisiplinan, kerjasama, dan keseriusan dalam menerima pelajaran. Pada ranah ketrampilan peserta didik menjadi lebih terampil dalam menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat saat berdiskusi.

4.     Pengelolaan pembelajaran IPA berbasis multimedia di SMP N 2 Salatiga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik karena proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak membosankan sehingga peserta didik menjadi antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Hambatan yang dialami saat pembelajaran dapat diatasi dengan perawatan LCD secara rutin, guru mempersiapkan metode pembelajaran yang lain jika mati lampu, dan penyediaan kabel VGA cadangan apabila ada kabel yang tidak berfungsi dengan baik dapat langsung teratasi.

Daftar Rujukan

Ariani, Niken & Dany haryanto. 2010. Pembelajaran Multimedia di Sekolah.

            Jakarta: PT Prestasi Pustakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktik. Jakarta: Rineka Cipta

Ega Rima wati. 2016. Kupas Tuntas Evaluasi Pembelajaran. Bandung:Kata Pena

Iwan Binanto. 2010. Multimediadigital: Dasar Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta. Andi

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nasution. 2009. Metode Research ( Penelitian Ilmiah). Jakarta. Bumi Aksani

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yoyakarta: Aswaja Pressindo

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 2005. PP RI No.19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Jakarta

Permendikbud. 2016. Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang standar proses satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta

Pramono, Gatot. 2008. Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran. Jakarta

Rohiat. 2008. Manajemen Sekolah Teori Dasar dan Praktik. Bandung: Refika Aditama.

Sagala, syaiful. 2009. Manajemen strategik dalam Peningkatan mutu Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudjana, Djudju. 2008. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono.2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutikno, Sobry. 2009. Belajar Pembelajaran Upaya Kreatif dalam mewujudkan Pembelajaran yang berhasil. Bandung: Prospect.

Syaodih Sukmadinata. 2012. Metode Penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya

Turban. 2002. Aplikasi Multimedia Interaktif. Yoyakarta: Paradigma.

Undang-Undang Republik Indonesia, 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta