Pengembangan Metode RMS Dalam Diklat Kurikulum 2013 Bagi Guru Tahun 2018
PENGEMBANGAN METODE READING, MIND MAPPING AND SHARING (RMS) DALAM DIKLAT KURIKULUM 2013
BAGI GURU TAHUN 2018
Haryadi PR
Widyaiswara Muda P4TK Seni Budaya Yogyakarta
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan metode Reading, Mind Mapping and Sharing (RMS). Metode ini berlandaskan prinsip-prinsip pembelajaran abad 21 yang meliputi teori belajar konstruktivisme, kolaboratif, dan konektivisme. Adapun langkah-langkah metode pembe-lajaran, meliputi: membaca kritis terkait topik tertentu yang diperoleh melalui berbagai informasi/sumber belajar membuat peta pikiran terkait topik yang sudah dibaca secara individu dan secara kelompok kolaboratif serta berbagi peta pikiran kepada seluruh peserta diklat. Hasil penelitian ini menunjukkan ada peningkatan dalam pencapaian hasil tes, dari hasil tindakan pada 3 (tiga) kelas dengan peningkatan rata-rata lebih besar sama dengan 10,00 poin dan pencapaian nilai > 70 sudah 15% dan kelas dengan perolehan nilai > 70 paling besar sudah mencapai 52%. Hal lain yang juga berpengaruh adalah sikap semangat dan kesungguhan serta keaktifan peserta diklat dalam mengikuti kegiatan. Oleh karena itu pada waktu yang akan datang, metode ini perlu dikembangkan dan diujicoba pada diklat yang sejenis.
kata kunci: metode RMS, diklat kurikulum 2013, guru
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013 menyatakan bahwa satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dapat melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 paling lama sampai dengan tahun pelajaran 2019/2020. Ketentuan ini memberi kesempatan kepada sekolah untuk melakukan persiapan implementasi Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 mulai disosialisasikan kepada para stakeholder pendidikan sejak pertengahan 2013. Sejak diluncurkan sampai dengan saat ini, banyak penyempurnaan yang sudah dilakukan. Perbaikan dan penyempurnaan yang dilakukan berdasarkan pengamatan, masukan, dan pengalaman serta selama pendampingan penerapan kurikulum tersebut di lapangan. Target kurikulum adalah untuk mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan di tingkat kelas siswa. Sehingga sekolah akan menghasilkan lulusan yang memiliki standar kompetensi lulusan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan perubahan.
Jika melihat pada road map implementasi untuk periode 2015-2020 yang disusun oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk), maka target implementasi akan selesai pada Juli 2020. Pada waktu yang ditentukan tersebut, semua tingkatan pendidikan sudah melaksanakan Kurikulum 2013. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, sekolah yang sudah mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2017/2018 sudah mencapai 134.811 sekolah.
Sebelum Kurikulum 2013 diterapkan sepenuhnya oleh seluruh sekolah di Indonesia, guru-guru wajib mengikuti pelatihan. Pemerintah tengah menyiapkan para instruktur yang akan melatih para guru tentang Metode pembelajaran Kurikulum 2013. Penyiapan itu dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) serta Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) untuk para guru di tingkat kabupaten/kota.
Metode pembelajaran pada diklat Kurikulum 2013 telah ditetapkan sebagai acuan/pedoman bagi instruktur nasional dalam kegiatan diklat melalui buku pegangan instruktur. Sebagai upaya untuk mendukung Metode pembelajaran pada diklat serta meningkatkan pencapaian pencapaian hasil belajar (test), maka penulis mengembangkan metode Reading, Mind Mapping and Sharing (RMS). Sesuai dengan latar belakang tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Metode Reading, Mind Mapping and Sharing (RMS) dalam Diklat Kurikulum 2013 bagi Guru Tahun 2018â€
Perumusan Masalah
Berdasar latar belakang di atas penulis menyusun rumusan masalah yang akan diteliti, yaitu apakah pengembangan metode Reading, Mind Mapping and Sharing (RMS) dalam diklat kurikulum 2013 dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar ?
Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan pada kegiatan diklat kurikulum 2013 yang diampu oleh penulis pada tahun 2018 ada sebanyak 6 (enam) kelas, sedangkan kegiatan penelitian pada 3 (tiga) kelas pada guru mata pelajaran SMP di Propinsi Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode Reading, Mind Mapping and Sharing (RMS).
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis sebagai widyaiswara dapat mengembangkan metode pembelajaran. Bagi peserta diklat dapat mengikuti diklat dengan meningkatkan pemahaman tentang metode yang dipakai dan materi yang dipelajari, bisa diaplikasikan kepada peserta didik di sekolah. Sedangkan bagi PPPPTK Seni dan Budaya mudah-mudahan penelitian ini dapat meningkatkan kualitas diklat pada waktu-waktu yang akan datang.
TINJAUAN PUSTAKA
Diklat Kurikulum 2013
Kegiatan diklat Kurikulum 2013, adalah kegiatan pelatihan yang intinya sama dengan kegiatan pembelajaran. Eko Putro Widoyoko (2017:31) seseorang dikatakan telah mengikuti pembelajaran apabila pada dirinya telah terjadi perubahan, yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan secara terpadu.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum adalah langkah lanjutan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan kurikulum tingkat satuan pendidikan tahun 2006. Guru pada sekolah yang belum mengiplementasikan Kurikulum 2013, menjadi sasaran kegiatan diklat Kurikulum 2013, tentunya guru sebagai orang dewasa yang mengikuti diklat telah memiliki berbagai jenis pengalaman yang dapat dipergunakan sebagai sumber dalam pembelajaran. Pengalaman belajar diharapkan dapat membantu mempermudah memahami dan mempelajari materi yang akan diterima dalam diklat.
Guru sebagai peserta diklat akan merasa puas dengan hasil belajarnya apabila rasa ingin tahunya terpenuhi dari proses pembelajaran yang relevan dan interaktif, yang meningkatkan kepercayaan dirinya atas kemampuan yang baru sebagai hasil dari belajar. Motivasi internal yang ditambah motivasi eksternal dari widyaiswara maupun lingkungan belajar akan memberi dampak yang sangat positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Metode Reading, Mind Mapping and Sharing (RMS)
Metode pembelajaran adalah adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah. Dalam kaitan dengan diklat pendidik adalah widyaiswara/instruktur/fasilitator sedangkan siswa adalah peserta diklat.
Membaca adalah suatu suatu hal yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulisan (huruf) ke dalam kata-kata lisan atau ucapan. Sebagai suatu proses berfikir, membaca meliputi penge-nalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis dan kreatif.
Peningkatan hasil belajar kognitif dapat dicapai melalui tahapan kegiatan membaca, kegiatan membaca mendorong peserta diklat untuk menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk membangun makna dari teks yang dibaca. Melalui kegiatan membaca peserta diklat dapat memahami makna dari suatu bacaan. Peserta diklat yang terbiasa melakukan kegiatan membaca dapat memahami makna bacaan secara cepat dan tepat serta mampu menguasai untuk memahami teks bacaan. Kegiatan membaca seperti menemukan ide-ide kunci dari teks, meringkas teks, menyusun pertanyaan berdasarkan teks yang dibaca dapat membantu meningkatkan hasil belajar peserta diklat.
Mind mapping adalah sebuah metode untuk mengelola informasi secara keseluruhan melalui pemetaan peta pikiran berbetuk percabangan yang dituangkan langsung kedalam media tulis (baik kertas maupun digital). Mind mapping pada umumnya berupa suatu percabangan bagan-bagan.
Tony Buzan (2006:5) Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak, Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita.
Manfaat dari metode pencatatan menggunakan mind mipping tersebut diantaranya adalah untuk mempermudah proses mengingat, mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata kunci, serta merupakan cara mudah untuk mengingat suatu informasi utama karena tema utama terdefinisi dengan jelas di tengah.
Langkah sharing dilaksanakan oleh peserta diklat yang menyajikan hasil kerja (mind mapping kelompok kolaboratif) di depan kelas dalam diskusi dan tanya jawab. Instruktur/widyaiswara memberikan umpan balik, penguatan, dan konfirmasi terhadap materi/topik yang telah dipelajari melalui berbagai sumber belajar. Instruktur/widyaiswara memfasilitasi kelompok untuk berbagi/menyajikan hasil kerja modul termasuk di dalamnya mind mapping di depan kelas dalam diskusi dan tanya jawab.
Metode pembelajaran Reading, Mind Mapping and Sharing (RMS) berlandaskan prinsip-prinsip pembelajaran abad 21 yang meliputi teori belajar konstruktivisme, kolaboratif, dan konektivisme. Adapun langkah-langkah metode pembelajaran Reading, Mind Mapping and Sharing (RMS) adalah: a) reading: peserta diklat membaca kritis terkait topik tertentu yang diperoleh melalui berbagai informasi/sumber belajar; b) mind mapping: peserta diklat membuat peta pikiran terkait topik yang sudah dibaca secara individu dan secara kelompok kolaboratif; c) sharing: peserta diklat berbagi peta pikiran kepada seluruh peserta diklat.
METODE PENELITIAN
Dalam kegiatan diklat, peserta diklat mempelajari berbagai modul yang telah disusun oleh Kemendikbud sesuai dengan kebutuhan guru dalam melaksanakan Kurikulum 2013 sesuai dengan konsep dan pelaksanaannya. Masing-masing modul terdiri atas uraian singkat materi, fokus modul, penugasan, dan refleksi.
Materi kegiatan diklat terbagi atas materi, dengan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan sesuai petunjuk. yaitu dengan memperhatikan penjelasan singkat tentang materi yang dipelajari, menganalisis materi dengan lembar kerja dan menyajikan hasil analisis dan menyimak konfirmasi.
Di awal kegiatan peserta diklat melaksanakan pre-test untuk mengukur kemampuan pengetahuan tentang pemahaman kurikulum 2013. Hasil tes awal (pre-test) yang menjadi titik tolak penulis untuk melakukan tindakan agar hasil tes akhir (post-test) memenuhi target yang diharapkan. Sedangkan hasil akhir penilaian dari diklat Kurikulum 2013, meliputi komposisi nilai ketrampilan, nilai sikap dan nilai tes akhir (post-test).
Eko Putro Widoyoko (2017:2) tes (test) merupakan salah satu cara menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Di antara objek tes adalah kemampuan peserta diklat, respon peserta diklat terhadap sejumlah pertanyaan menggambarkan kemampuan peserta tes dalam bidang tertentu.
Kegiatan hasil diklat memerlukan instrumen untuk mengukur hasil diklat yang akan dinilai. Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Menurut Djemari (2011:67) tes merupkan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons sesorang terhadap stimulus atau pertanyaan.
Penulis melihat hasil tes akhir (post-test) menjadi komponen penting, selain nilai sikap dan ketrampilan. Untuk mencapai kenaikan nilai tes akhir perlu diadakan treatment berupa penggunaan Metode Reading, Mind Mapping and Sharing (RMS) untuk mendukung Metode pembelajaran yang sudah ada dalam acuan diklat Kurikulum 2013.
Suharsimi (2010:33), penelitian tindakan bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang dialami oleh penulis. Dengan demikian penelitian tindakan selalu berupaya mengambil cara baru yang berbeda dari yang lama, dengan harapan jika cara yang dilakukan baik, maka hasilnya akan baik pula.
Kegiatan penelitian yang dipakai adalah penelitian tindakan, yang dilaksanakan oleh instruktur/widyaiswara dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi cara kerja kegiatan diklat, cara mengajar instruktur/widyaiswara, cara belajar peserta diklat. Penelitian tindakan bercirikan untuk kepentingan instruktur/widyaiswara sendiri.
Craig A. Mertler, (2011:22) mengemukakan bahwa: penelitian tindakan sebagai penelitian yang difokuskan pada pemecahan permasalahan kelas, meningkatkan praktik, atau membantu mengambil keputusan di satu situs lokal. Penelitian tindakan menawarkan sebuah proses untuk mengubah praktik saat ini menuju praktik yang lebih baik. Tujuan utama penelitian tindakan adalah untuk meningkatkan praktik secara langsung di dalam satu atau beberapa kelas. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian yang dilakukan karena adanya permasalahan di dalam kelas diklat, dan pada pelaksanaanya terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Proses pelaksanaan prosedur umum penelitian tindakan, terdiri tahap: perencanaan, pengambilan tindakan, pengembangan, dan refleksi. Prosedur penelitian tindakan yang terdiri dari 4 (empat) tahap dengan langkah-langkah menurut Craig A. Mertler, adalah:
1. Tahap Perencanaan, meliputi langkah: (1) mengindentifikasi dan membatasi tema; (2) me-ngumpulkan informasi; (3) tinjauan pustaka; (4) menyusun rencana penelitian.
2. Tahap Pengambilan Tindakan, meliputi langkah: (5) mengumpulkan data; (6) menga-nalisis data.
3. Tahap Pengembangan, meliputi langkah: (7) menyusun rencana aksi.
4. Tahap Refleksi, meliputi langkah: (8) berbagai dan menyampaikan hasil tulisan; (9) meninjau ulang proses penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tahap Perencanaan
Penelitian yang dilakukan pada kegiatan diklat yang diampu oleh penulis pada 3 (tiga) kelas guru mata pelajaran SMP Tahun 2018 di Propinsi Jawa Tengah. Penelitian tindakan ini tidak terlepas dari keterbatasan waktu serta kemampuan penulis, tema penelitian tindakan ini adalah pengembangan metode Reading, Mind Mapping and Sharing (RMS) dalam diklat Kurikulum 2013.
Dipilihnya mengembangkan metode ini, tidak terlepas dari proses pembelajaran pada diklat kurikulum bagi guru sasaran 52 JP, dengan program/materi umum, pokok serta penunjang agar bisa maksimal dalam mencapai hasil dan dampak diklat secara maksimal.
Peserta diklat Kurikulum 2013 ini adalah guru pada sekolah dalam hal ini SMP yang belum melaksanakan/mengimplementasikan kurikulum 2013, beberapa guru peserta diklat diper-kirakan ada yang telah menerima informasi tentang kurikulum 2013 baik melalui MGMP atau guru secara pribadi mencari informasi tentang kurikulum 2013.
Pembatasan dari kegiatan penelitian tindakan adalah usaha untuk meningkatan hasil belajar berupa pencapaian nilai tes akhir (post-test). Upaya untuk melakukan tindakan agar hasil tes akhir (post-test) memenuhi target yang diharapkan. Sedangkan hasil akhir penilaian dari diklat Kurikulum 2013, meliputi komposisi nilai ketrampilan, nilai sikap dan nilai tes akhir (post-test). Pada kegiatan diklat kurikulum 2013 pada 3 (tiga) kelas yang tidak dilakukan tindakan dengan hasil rata-rata hasil post-test yang dibawah nilai 60 yaitu kelas A, B dan D, sebagai berikut:
Tabel 01. Hasil Pencapaian Tes Awal pada kelas non tindakan
No. |
Kelas |
Rata-rata Pre-test |
Rata-rata Post-test |
1. |
A |
45,43 |
56,29 |
2. |
B |
43,47 |
57,19 |
3. |
D |
44,00 |
52,00 |
Dari evaluasi penulis pada diklat kurikulum 2013 ini, maka untuk kelas-kelas berikutnya harus ada treatment, untuk bisa meningkatkan hasil nilai tes, yaitu berupa kegiatan yang menggunakan metode Reading, Mind Mapping and Sharing (RMS), hal ini dilakukan sebagai penguatan karena dalam ketentuan diklat ini berupa pengerjaan lembar kerja (LK) serta presentasi dan diskusi. Di awal LK awal peserta membuat mind map tentang materi kurikulum 2013, kegiatan membuat mind map ini oleh penulis akan dikembangkan pada materi-materi diklat.
Tahap Pengambilan Tindakan
Pelaksanaan diklat selain sesuai dengan ketentuan dari pusat meliputi materi umum, pokok dan penunjang menggunakan modul MIK, kegiatan diklat ditambah dengan penguatan metode Reading, Mind Mapping and Sharing (RMS) dilaksanakan pada Kelas C, E dan F.
Hasil dari perolehan rata-rata nilai tes awal (pre-test) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 02. Hasil Pencapaian Tes Awal pada kelas tindakan
Kelas |
Peserta |
Rata-rata tes awal (pre-test ) |
C |
30 |
48,83 |
E |
25 |
45,30 |
F |
20 |
49,13 |
Pada setiap materi tersebut dilakukan dengan penguatan melalui metode Reading, Mind Mapping and Sharing (RMS). Penguatan pada materi tersebut dilaksanakan dengan metode Reading, Mind Mapping and Sharing (RMS) serta dilakukan refleksi pencapaian materi dengan tanggapan dari masing-masing kelompok melalui representasi peserta dengan menempelkan tanda bintang sebagai pencapaian belajar (berbentuk bintang terbuat dari kertas post it yang berwarna warni) setelah materi tersebut selesai dipelajari. Hasil pencapaian tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) pada kelas C, E dan F pada waktu diklat berlangsung adalah sebagai berikut:
Tabel 03. Hasil Pencapaian Tes Awal dan Tes Akhir pada kelas tindakan
Kelas |
Peserta |
Rata-rata tes awal |
Rata-rata Tes akhir |
Pening-katan |
C |
30 |
48,83 |
63,83 |
15,00 |
E |
25 |
45,30 |
71,80 |
26,50 |
F |
20 |
49,13 |
59,13 |
10,00 |
Tabel 04. Rincian Pencapaian Nilai Tes Awal pada kelas tindakan
Kelas |
Peserta |
Rata2 Tes Awal |
< 70 |
70-79 |
80-89 |
90-100 |
C |
30 |
48,83 |
30 |
0 |
0 |
0 |
E |
25 |
45,30 |
25 |
0 |
0 |
0 |
F |
20 |
49,13 |
20 |
0 |
0 |
0 |
Tabel 05. Rincian Pencapaian Nilai Tes Akhir pada kelas tindakan
Kelas |
Peserta |
Rata-rata Tes Akhir |
< 70 |
70-79 |
80-89 |
90-100 |
C |
30 |
63,83 |
20 |
6 |
4 |
0 |
E |
25 |
71,80 |
12 |
6 |
4 |
3 |
F |
20 |
59,13 |
17 |
2 |
1 |
0 |
Tabel 06. Hasil Nilai Diklat pada kelas tindakan
Kelas |
Peserta |
Nilai Diklat |
Rata-rata kelas |
C |
30 |
2411,98 |
80,40 |
E |
25 |
1942,18 |
77,69 |
F |
20 |
1495,64 |
74,78 |
Ketr : Nilai Diklat adalah nilai olahan berdasar rumus ketentuan pada diklat kurikulum 2013 dari nilai pengetahuan/nilai tes akhir (post test) dengan nilai ketrampilan dan nilai sikap.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan kuisioner sederhana untuk mendukung tindakan yaitu berupa pertanyaan, apakah peserta diklat telah mendapatkan informasi tentang kurikulum 2013. Hasil kuisioner sederhana sebagai berikut:
Tabel 07. Hasil Jawaban Peserta Diklat
Jawaban Peserta |
Prosentase (%) |
||||||
Kelas |
Peserta |
P01 |
P02 |
P03 |
P01 |
P02 |
P03 |
C |
30 |
26 |
2 |
2 |
86,67 |
6,67 |
6,67 |
E |
25 |
21 |
3 |
1 |
84,00 |
12,00 |
4,00 |
F |
20 |
17 |
1 |
2 |
85,00 |
5,00 |
10,00 |
Ketr:
P01 |
Belum pernah menerima pelatihan Kur 2013 |
P02 |
Pernah menerima pelatihan Kur 2013 dari sekolah lain |
P03 |
Mencari tahu tentang Kur 2013 secara mandiri |
Dengan analisis sederhana kegiatan diklat dengan mengembangkan metode Reading, Mind Mapping and Sharing (RMS), terjadi peningkatan pencapaian hasil tes. Peningkatan rata-rata tes akhir terkecil pada kelas F dibandingkan dengan kelas dengan kelas C dan E, hasil pencapaian peningkatan nilai rata-rata tertinggi pada kelas E.
Pada pencapaian nilai > 70 pada tes akhir (post-test) kelas C (33,34%), kelas E (52,00%), dan kelas F (15,00%). Dapat disimpulkan pencapaian nilai tes > 70 sudah diatas 15% dibandingkan pada saat pre test belum terdapat peserta yang mendapat nilai > 70, berarti dapat ditarik kesimpulan peserta sebagian besar belum memahami kurikulum 2013.
Pada pemahaman tentang kurikulum 2013 dari hasil kuisioner berkisar di bawah 20%, pada kelas C (12,34%) kelas E (16%) dan kelas F (15%). Maka kelas E prosentase peserta yang telah memahami kurikulum 2013 adalah tertinggi. Hal lain yang berpengaruh adalah semangat dan kesungguhan serta keaktifan peserta diklat kurikulum 2013 dalam mengikuti kegiatan.
Tahap Pengembangan dan Refleksi
Beradasarkan analisis tersebut di atas maka metode ini belum dapat secara maksimal mewujudkan dari tujuan pencapaian diklat, karena dari olahan nilai diklat dipersyaratkan pada nilai cukup dengan ketentuan > 70, sedangkan pencapain peserta diklat masih berkisar 15,00% – 52,00% tentunya belum semua peserta diklat mendapatkan nilai pengetahuan yang bersumber dari nilai tes akhir/post-test > 70. Pencapaian nilai diklat sebagai faktor kelulusan diklat masih memperhatikan oleh nilai sikap dan ketrampilan.
Hal lain yang perlu dikembangkan adalah sikap semangat dan kesungguhan serta keaktifan peserta diklat dalam mengikuti kegiatan, yang akan berpengaruh pada pencapaian nilai pengetahuan, juga berpengaruh pada nilai sikap dan nilai ketrampilan. Kegiatan diklat sejenis pada waktu yang akan datang masih ada, seperti diklat pengembangan keprofesian berkelanjutan, oleh karena itu metode ini masih perlu dikembangkan pada waktu yang akan datang.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian pengembangan metode Reading, Mind Mapping and Sharing (RMS dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran terkait dengan cara memberi kesan serta memudahkan untuk penguasaaan materi yang secara individu akan ditunjukkan dalam pencapaian hasil tes, dari hasil tindakan pada 3 (tiga) kelas dengan peningkatan rata-rata lebih besar sama dengan 10 poin. Hal lain yang juga berpengaruh adalah sikap semangat dan kesungguhan serta keaktifan peserta diklat dalam mengikuti kegiatan, oleh karena itu hal tersebut perlu juga dikembangkan dan diujicoba untuk mendukung metode ini, di diklat yang sejenis pada waktu yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
C A. Mertler. 2011. Action Research. California: SAGE Publications, Inc
Djemari Mardapi. 2011. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta: Mitra Cendekia
Eko Putro Widoyoko. 2017. Evaluasi Program Pelatihan Yogyakarta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Tony Buzan. 2006. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.