Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Permainan Tradisional Engklek
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK PADA PEMBELAJARAN TEMATIK
Nur Muhammad 1)
Fajar Cahyadi 2)
Moh. Aniq Kh.B 3)
1)Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang
2) Dosen Universitas PGRI Semarang
3) Dosen Universitas PGRI Semarang
ABSTRAK
Pembelajaran tematik pada dasarnya membutuhkan optimalisasi penggunaan model dan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep – konsep materi yang bersifat abstrak. Maka dari itu penggunaan model pembelajaran berbantuan media pembelajaran merupakan hal yang penting dalam sebuah pembelajaran. Guru dituntut untuk kreatif dan produktif dalam membuat dan menggunakan media pembelajaran. Indonesia merupakan salah satu negara dengan berbagai macam kebudayaan tradisional. Salah satu bentuk kebudayaan tersebut adalah pemainan tradisional dan setiap daerah provinsi di Indonesia memiliki permainan tradisional. Untuk menyediakan variasi model pembelajaran dan melestarikan kebudayaan daerah diperlukan sebuah model pembelajaran yang dikombinasikan dengan media pembelajaran permainan tradisional yaitu permainan engklek.
Kata Kunci: Model Pembelajaran, Permainan Tradisional Engklek, Pembelajaran Tematik
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah bagian penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan berkeluarga, sebagai warga masyarakat, maupun kehidupan sebagai warga negara. Tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan di suatu negara sangat tergantung kepada kualitas pendidikan di negara tersebut. Perlu adanya peraturan khusus yang mengatur tentang pendidikan agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Pendidikan merupakan program pemerintah yang wajib didapatkan oleh semua generasi penerus bangsa. Melalui pendidikan, generasi penerus bangsa memiliki sikap, moral, dan karakter yang baik. Sikap, moral, dan karakter dapat dikembangkan melalui implementasi kurikulum dalam pendidikan (Pratiwi dkk, 2019:71).
Negara Indonesia telah mengatur pendidikan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang SIKDIKNAS yang berbunyi pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga negara.
Menurut survei yang dilakukan oleh Programme for International Student Assesment (PISA) (2016) Indonesia menduduki peringkat ke 64 dari 65 anggota PISA. Peringkat Indonesia juga tidak lebih baik dari negara-negara anggota yang berada di Asia Tenggara (ASEAN).
Kondisi yang seperti ini, dibutuhkan seorang pendidik yang kreatif dan inovatif agar dapat memperbaiki kualitas pendidikan di negara ini. Para pendidik harus mampu memilih suatu pendekatan, metode, model, dan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik. Melalui pendekatan, metode, model dan media pembelajaran yang baik, maka materi yang diajarkan dapat diterima dengan baik pula oleh siswa.
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan dengan yang lain (Rusman, 2015:21). Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode dan evaluasi. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi anatar guru dan siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik.
Implementasi Kurikulum 2013, pengelolaan kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik dan diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah (Rusman, 2015:141). Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalamanbermakna kepada siswa (Widyaningrum, 2012:15). Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapatmemperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiriberbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Pengalaman yang diperoleh siswa dapat dilakukan dengan pembelajaran menggunakan permainan.
Pembelajaran tematik dimungkinkan dapat diterapkan di Sekolah Dasar dengan permainan tradisional guna menanamkan nilai pendidikan dan nilai budaya yang dapat dimunculkan dalam permainan. Menurut Prastiwi (2016:23) permainan tradisional atau biasa disebut dengan permainan rakyat, yaitu permainan yang dilakukan masyarakat secara turun temurun dan merupakan hasil dari penggalian budaya lokal yang didalamnya banyak terkandung nilai-nilai pendidikan dan nilai budaya, serta dapat menyenangkan hati yang memainkannya.
Pada kenyataannya permainantradisional sudah sangat lama ditinggalkan oleh anak-anak dan beralih pada permainan modern seperti playstation, game online dan lain-lain.Menurut Nur (2013:87) siswa lebihsering bermain permainan digital seperti video games, playstation (PS), dan games online.Permainan modern memiliki kesan sebagaipermainan yang menggunakanperalatan canggih denganteknologi yang mutakhir, sangat berbedajika dibandingkan dengan permainananak tradisional.
Selain itu, pembelajaran yang berlangsung saat ini banyak yang mengabaikan segi perkembangan siswa.Berdalih dengan adanya kecanggihan teknologi dan siswa harus terus mengikuti perkembangan teknologi, aspek perkembangan siswa sebagai hal terpenting penunjang keberhasilan pembelajaran terabaikan (Asriansyah, 2018:83).
Pembelajaran di Sekolah Dasar masih banyak menggunakan model pembelajaran yang monoton yakni model ceramah. Menurut Masduki (2018:165) jenis strategi pembelajaran siswa Sekolah Dasar terkesan monoton. Model pembelajaran yang monoton seperti ini, biasanya membuat siswa malas belajar, mendengarkan guru dengan pikiran yang tidak fokus, mengantuk, mengobrol, bercanda dengan temannya, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Apriyani (2014:1) menunjukkan bahwa penerapan permainan tradisional engklek dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak kelompok B RA Al Hidayah 2 Tarik Sidoarjo. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Asriansyah (2018:82) menunujukkan bahwa permainan tradisional yang dikembangkan menunjukkan kemajuan yang signifikan dan dinyatakan sangat baik dan layak, guru pendidikan jasmani dapat menerapkan permainan tradisional ini pada siswa Sekolah Dasar.
Peneliti termotivasi untuk melakukan pengembangan model pembelajaran berbasis permainan tradisional engklek, namun dalam penelitian ini merupakan pengembangan dari model pembelajaran berbasis permainan tradisional “engklek” dan model Numbered Head Together (NHT), model pembelajaran berbasis permainan tradisional “engklek” disini untuk tingkat Sekolah Dasar, pada pembelajaran tematik.
Model pembelajaran NHT digunakan dalam permainan tradisional engklek. NHTmerupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional (Tabany, 2014:131). Model pembelajaran NHT melibatkan banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam satu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut. Penggunaan model pembelajaran NHT dapat dikreasikan dengan permainan tradisional engklek pada pembelajaran tematik di Sekolah Dasar.
Model pembelajaran NHT berbasis permainan tradisional engklek merupakan alternatif yang tepat untuk mengatasi permasalahan siswa. Permainan tradisional engklek dapat mengontrol gaya bermain yang positif bagi siswa dan mengajarkan dalam bersosialisasi atau berinteraksi serta mengurangi orientasi wawasan individualistik anak agar kembali menjadi komunalistik yang disebabkan pada era globalisasi.
Perlu ditegaskan bahwa pengembangan model pembelajaran NHT berbasis permainan tradisional engklek bukan untuk mengukur hasil belajar, tetapi untuk mengetahui apakah model pembelajaran NHT berbasis permainan tradisional engklek dapat digunakan dalam pembelajaran atau tidak. Alasan-alasan yang sudah dipaparkan di atas merupakan faktor utama yang melatarbelakangi peneliti untuk mengadakan penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Permainan Tradisional Engklek Pada Pembelajaran Tematik”.
Rumusan masalah yang dapat diajukan adalah: bagaimana pengembangan model pembelajaran berbasis permainan tradisional engklek pada pembelajaran tematik siswa Sekolah Dasar? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pembelajaran berbasis permainan tradisional engklek dalam pembelajaran tematik siswa Sekolah Dasar.
METODOLOGI PENELITIAN
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengembangan yang menggunakan metode Research and Development (R&D), yaitu rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada agar dapat dipertanggungjawabkan.
Prosedur pengembangan model permainan tradisional engklek ini dilakukan berdasarkan pada tahapan atau langkah-langkah pengembangan model desain sistem pembelajaran model ADDIE yang dikemukakan oleh Pribadi (2009:125-137) yang terdiri dari lima fase yaitu “(A)nalysis, (D)esain, (D)evelopment, (I)mplementation, dan (E)valuation”.
Populasi yang akan menjadi sasaran penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV SD Negeri Gunungpanti 01 Pati sebanyak 14 siswa, SD Negeri Gunungpanti 02 Pati sebanyak 25 siswa, dan SD Negeri Pati Lor 05 sebanyak 22 siswa. Jumlah populasi sebanyak 61 siswa di tiga Sekolah Dasar di Pati.
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa–siswi kelas IV SD Negeri Gunungpanti 01 Pati sebanyak 14 siswa, SD Negeri Gunungpanti 02 Patisebanyak 25 siswa, dan SD Negeri Pati Lor 05 sebanyak 22 siswa.
Teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability dengan jenis teknik sampling jenuh. Menggunakan sampel jenuh karena semua anggota populasi dijadikan sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara menyeluruh yaitu semua siswa kelas IV SD Negeri Gunungpanti 01 Pati, SD Negeri Gunungpanti 02 Pati, dan SD Negeri Pati Lor 05 dengan jumlah 61 siswa.
Sumber data dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis permainan tradisional engklek dalam pembelajaran tematik siswa kelas IV Sekolah Dasar. Sumber data tersebut, meliputi: instrumen angket pengamatan guru, angket pendidikan karakter siswa, tes pilihan ganda bagi siswa, angket validasi model permainan tradisional engklek, dan validasi materi pembelajaran tematik siswa Sekolah Dasar. Data penelitian berupa hasil angket pengamatan guru, hasil angket pendidikan karakter siswa, hasil angket validasi model permainan tradisional engklek, hasil angket validasi materi, dan hasil pembelajaran berbasispermainan tradisional engklek dalam pembelajaran tematik siswa Sekolah Dasar.
Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan melalui pengamatan dan pengisian angket pendidikan karakter yang diisi oleh siswa. Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2010:24).
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik-teknik non-test yaitu kuesioner atau angket. Angket ataupun kuesioner yang diberikan kepada responden diharapkan mampu memberikan masukan-masukan bagi peneliti yang nantinya bisa menjadi masukan untuk mendapatkan suatu penelitian pengembangan yang maksimal.
Jenis data dalam penelitian pengembangan ini adalah jenis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa komentar dan saran perbaikan produk dari uji ahli media dan ahli materi. Sedangkan data kuantitatif yakni berupa penilaian produk yang sudah ditampilkan kemudian produk itu dinilai siswa dengan memberikan checklistpertanyaan-pertanyaan yang sudah ada di dalam kuesioner. Data observasi yang telah diperoleh dihitung kemudian dipersentase, dengan demikian dapat diketahui sejauh mana peningkatan yang dicapai dalam pembelajaran. Hasil analisis data observasi kemudian disajikan secara deskriptif.
Model pembelajaran NHT berbasis permainan tradisional engklekini dikembangkan berdasarkan akumulasi model pembelajaran berbasis permainan tradisional engklek dengan nama engklek taksonomi dan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Model pembelajaran NHT berbasis permainan tradisional engklek dikembangkan oleh peneliti berdasarkan langkah-langkah penelitian dan pengembangan (research and development). Produk pada penelitian ini merupakan suatu karya model pemebelajaran NHT berbasis permainan tradisional engklek yang digunakan sebagai model pembelajaran supaya siswa dapat belajar namun juga dapat bermain dengan nyata di dalam kelasa bersama teman-teman satu kelasnya. Selain itu juga pengembangan model pembelajaran NHT berbasis permainan tradisional engkek ini dibuat supaya siswa lebih bersemangat dalam balajar.
Hasil Validasi Ahli Model dan Ahli Materi
Validasi desain model dilakukan dengan melibatkan dua dosen Universitas PGRI Semarang. Pengujian validasi model dilakukan oleh M. Yusuf Setia Wardana, S.Pd., M.Pd., tanggal 4 September 2019, dan Veryliana Purnamasari, S.Pd., M.Pd., tanggal 9 September 2019.Aspek penilaian model meliputi: I) mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, II) memiliki urutan langkah-langkah pembelajaran, III) dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar-mengajar di kelas, dan IV) memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
Hasil uji model permainan tradisional engklek NHT menunjukkan bahwa rata-rata persentase yang diperoleh sebesar 89% dalam kategori sangat baik. Hasil validasi uji materi yang telah dilakukan diperoleh rata-rata persentase sebesar 88% dalam kategori sangat baik.
Hasil Belajar Siswa
Hasil pre-test siswa di Sekolah Dasar Negeri gunung Panti 01 menghasilkan rata-rata nilai 63 dan nilai post-test dengan rata-rata nilai sebesar 82. Hasil pre-test siswa di Sekolah Dasar Negeri gunung Panti 02 menghasilkan rata-rata nilai 54 dan nilai post-test dengan rata-rata nilai sebesar 84. Hasil pre-test siswa di Sekolah Dasar Negeri Pati Lor 05 menghasilkan rata-rata nilai 51 dan nilai post-test dengan rata-rata nilai sebesar 82. Adapun hasil rata-rata total nilai pre-test di tiga sekolah sebesar 56, sedangkan rata-rata total nilai post-test di tiga sekolah sebesar 83.
Berdasarkan hasil belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri tersebut menunjukkan bahwa siswa dari tiga sekolah telah menerima materi keberagaman budaya bangsaku dengan baik. Siswa memperhatikan pembelajaran yang diberikan oleh guru dan dapat menjawab soal yang telah diberikan. Permainan model engklek NHT dapat dilaksanakan oleh siswa dengan baik tanpa adanya hambatan. Hal tersebut sesuai dengan teori Kognitif- Bruner/ Sutton- Smith Singer “Tetap membuat anak terjaga pada tingkat optimal dengan menambah stimulasi”. Kognitif-Piaget yang menyatakan, bahwa permainan dilakukan dengan “Mempraktikkan dan melakukan konsolidasi konsep-konsep serta keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya”.
Hasil Angket Pendidikan Karakter Siswa
Hasil angket pendidikan karakter siswa di tiga Sekolah Dasar Negeri menghasilkan total rata-rata persentase 88% dalam kategori sangat baik. Hasil tersebut secara rinci yaitu: Sekolah Dasar Negeri Gunung Panti 01 dengan rata-rata persentase 88% dalam kategori sangat baik, Sekolah Dasar Negeri Gunung Panti 02 dengan rata-rata persentase 86% dalam kategori sangat baik, dan Sekolah Dasar Negeri Pati Lor 05 dengan rata-rata persentase 89% dalam kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil angket pendidikan karakter siswa di tiga Sekolah Dasar Negeri tersebut menunjukkan bahwa siswa telah melaksanakan model permainan engklek NHT yang dipandu oleh peneliti. Siswa dapat melaksanakan pembelajaran dan praktik model engklek NHT dengan baik. Siswa dapat menjawab pernyataan angket dalam sepuluh aspek dengan baik. Secara keseluruhan, siswa di Sekolah Dasar Negeri telah menerima materi perkembangan teknologi dan produksi, melaksanakan pembelajaran, serta melaksanakan permainan model engklek NHT dengan baik yang dapat dibuktikan dengan hasil angket pendidikan karakter siswa tersebut. Hal tersebut sesuai dengan teori Aroussal-Modulation-Bateson, bahwa model permainan dapat “memajukan kemampuan untuk memahami berbagai tingkatan makna.”
Hasil Pengamatan Guru
Hasil angket pengamatan guru di tiga sekolah secara keseluruhan mendapatkan hasil total rata-rata persentase 93% dalam kategori sangat baik. Adapun secara rinci, yaitu Sekolah Dasar Negeri Gunung Panti 01 menghasilkan rata-rata persentase pengamatan 93% dalam kategori sangat baik, Sekolah Dasar Negeri Gunung Panti 02 dengan rata-rata persentase sebesar 86% dalam kategori sangat baik, dan Sekolah Dasar Negeri Pati Lor 05 dengan rata-rata persentase sebesar 100% dalam kategori sangat baik.
Berdasarkan hasil pengamatan guru yang telah dilakukan dengan memberikan angket dalam beberapa aspek menunjukkan bahwa guru telah melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran dan praktik permainan engklek NHT di tiga Sekolah Dasar dengan baik. Permainan engklek NHT dapat digunakan dalam pembelajaran tematik tema pahlawanku dengan sub tema keberagaman budaya bangsaku. Hal tersebut sesuai dengan teori Kognitif-Vygotsky yang mentakatan model permainan englek dapat “memajukan berpikir abstrak; belajar dalam kaitan ZPD; pengaturan diri. Teori Kognitif-Piaget “Mempraktikkan dan melakukan konsolidasi konsep-konsep serta keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya”.
SIMPULAN
Pengembangan model pembelajaran berbasis permainan tradisional engklek NHT dalam pembelajaran tematik tema pahlawanku dengan sub tema keberagaman budaya bangsaku Kelas IV Sekolah Dasar Negeri dilakukan melalui: analisis, desain model, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Analisis dilakukan dengan observasi ke tiga Sekolah Dasar Negeri di kabupaten Pati, yaitu: Sekolah Dasar Negeri Gunung Panti 01, Sekolah Dasar Negeri Gunung Panti 02, dan Sekolah Dasar Negeri Pati Lor 05. Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa sekolah-sekolah tersebut kurang memaksimalkan penggunaan model pembelajaran yang efektif dan kreatif pada pelajaran tematik dengan hasil rekap analisis kebutuhan 89% dalam kategori sangat baik.
Desain model pembelajaran engklek NHT dibuat oleh peneliti sebagai alternatif mengajar di sekolah. Tahap pengembangan model dilakukan melalui angket validasi model oleh dua dosen Universitas PGRI Semarang. Angket validasi materi oleh dua Dosen Universitas PGRI Semarang dan tiga guru di Sekolah Dasar Negeri. Hasil validasi model menghasilkan persentase 89% dalam kategori baik. Hasil validasi materi menghasilkan persentase 88% dalam kategori sangat baik.
Implementasi dilakukan dengan memberikan angket pendidikan karakter dan pre-test–post-test pilihan ganda. Hasil pre-testsiswa di Sekolah Dasar Negeri di tiga sekolah menghasilkan rata-rata persentase 56. Hasil post-test siswa di tiga Sekolah Dasar Negeri menghasilkan rata-rata nilai sebesar 83. Hasil angket pendidikan karakter di tiga Sekolah Dasar Negeri menghasilkan total rata-rata persentase sebesar 88% dalam kategori sangat baik. Evaluasi dilakukan dengan angket pengamatan guru, menunjukkan bahwa total rata-rata persentase di tiga Sekolah Dasar Negeri sebesar 93% dalam kategori sangat baik.
Pengembangan model pembelajaran berbasis permainan tradisional engklek NHT pada tema indahnya kebersamaan dengan sub tema keberagaman budaya bangsaku layak digunakan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Apriani. 2014. Penerapan Permainan Tradisional Engklek Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B RA AL Hidayah 2 Tarik Sidoarjo. Artikel Jurnal. PG PAUD FI UNESA.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Nur, Haerani. 2013. Membangun Karakter Anak Melalui Permainan Tradisional. Jurnal Pendidikan Karakter. Vol 2. Februari 2013. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Prastiwi. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Permainan Tradisional Engklek dan Gobak Sodor Terhadap Kemampuan Motorik Kasar Anak TKIT Salsabila 5 Purworejo. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Pratiwi, dkk. 2019. Pengembangan Model Pembelajaran Dakonan Jodoh (DAJO) Pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Vol.3, No.2. pp.71-76.
Roshayanti. 2014. Penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sains Melalui Model Pembelajaran Berbasis Permainan Tradisional Engklek. Jurnal Entrepreneurship Juni 2014. ISSN: 978-602-8047.
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu Teori, Praktik dan Penilaian. Jakarta: Rajawali Pers.
Tabany, Trianto Ibnu Badar Al. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Integratif/KTI). Jakarta: Kencana.
Widyaningrum, Retno. 2012. Model Pembelajaran Tematik di MI/SD. Jurnal Cendekia. Vol.10, No.1 Juni 2012