PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH

GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS VII

SMPK ST. YOHANES NELLE

 

Frederiksen Novenrius Sini Timba

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Universitas Nusa Nipa

 

ABSTRACT

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di sekolah memerlukan adanya variasi untuk mengurangi kebosanan siswa, di antaranya variasi pembelajaran fisik dan teknik lompat jauh gaya jongkok. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengembangkan model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok sehingga bermanfaat dan menarik bagi siswa kelas VII SMPK ST. Yohanes Nelle; 2) mengukur persentase model pembelajaran fisik yang sesuai dikembangkan dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VII SMPK ST. Yohanes Nelle; 3) mengukur persentase model pembelajaran teknik yang sesuai dikembangkan dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VII SMPK ST. Yohanes Nelle. Penelitian ini menggunakan rancangan model pengembangan Borg dan Gall. Subyek yang digunakan meliputi 10 siswa kelas VII SMPK ST. Yohanes Nelle untuk uji coba kelompok kecil dan 28 siswa kelas VII SMPK ST. Yohanes Nelle untuk uji coba kelompok besar. Intrumen penelitian adalah kuesioner untuk ahli dan siswa. Data penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu data kualitatif berupa revisi atau tinjauan ahli terhadap desain produk dan data kuantitatif berupa skor-skor hasil kuesioner yang diisi atau dijawab oleh ahli. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis diskriptif dengan persentase. Hasil evaluasi ahli menunjukkan beberapa revisi terhadap rancangan produk yang akan dikembangkan, yaitu 1) penggunaan bukit sebagai media pembelajaran tidak dapat dijadikan patokan sepenuhnya, karena adakalanya di saat-saat tertentu medan tersebut tidak dapat digunakan sebagai media pembelajaran dikarenakan faktor cuaca atau hal lain, sehingga harus diantisipasi dengan media lain yang lebih reliabel; 2) terdapat tiga variasi pembelajaran yang tidak sesuai, sehingga ketiganya harus dibuang; 3) secara keseluruhan variasi pembelajaran fisik dan teknik yang telah sesuai disajikan sudah cukup baik, tetapi gambar pada naskahnya kurang begitu jelas; 4) kelebihan dari setiap variasi pembelajaran fisik dan teknik yang telah sesuai harus dijelaskan lebih terperinci sehingga keunggulan dari produk akan lebih terlihat. Hasil uji coba kelompok kecil menunjukkan beberapa revisi terhadap rancangan produk yang akan dikembangkan, yaitu 1) penjelasan pada variasi pembelajaran fisik berjingkat mendaki bukit sebaiknya lebih diperjelas lagi agar siswa yang masih kesulitan ketika melakukannya akan cepat beradaptasi, misalnya dengan ditambahkan gambar pelaksanaannya; 2) secara keseluruhan rancangan variasi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok ini cukup mudah untuk dilakukan oleh siswa, tetapi tetap harus memperhatikan kemampuan setiap siswa, karena masing-masing memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dari uji lapangan (kelompok besar) menunjukkan hasil yang baik, jadi tidak dilakukan revisi produk.

Kata Kunci: pengembangan, model pembelajaran, lompat jauh, gaya jongkok.

 


PENDAHULUAN

Lompat jauh adalah gerakan meloncat ke depan dengan bertolak pada balok tumpu menggunakan salah satu kaki untuk mencapai suatu kejauhan yang dapat dijangkau. Gerakan lompat jauh dibagi menjadi awalan, tumpuan atau tolakan, melayang di udara, serta sikap mendarat di bak pasir (Depdikbud, 1995:600). Ada tiga gaya yang digunakan dalam melakukan lompat jauh, yaitu gaya jongkok, gaya lenting, dan gaya berjalan di udara. Khusus dalam penelitian ini, dipilih gaya jongkok sebagai bidang kajian utama.

Pada dasarnya rangkaian gerakan lompat jauh, baik menggunakan gaya jongkok, gaya lenting maupun gaya berjalan di udara, dilakukan dengan 4 tahapan yang sama, yaitu tahap awalan, tumpuan atau tolakan, melayang di udara, dan tahap pendaratan. Perbedaan gerakan lompat jauh hanya terdapat pada tahap melayang di udara.

Pemilihan gaya jongkok sebagai gaya untuk melakukan lompat jauh dalam penelitian ini didasarkan pada hasil observasi awal, berupa informasi-informasi relevan, baik dari guru maupun siswa kelas VII SMPK ST. Yohanes Nelle. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru, guru mata pelajaran Penjasorkes SMPK ST. Yohanes Nelle mengungkapkan bahwa gaya jongkok merupakan gaya yang paling sulit dikuasai siswa saat melakukan lompat jauh, sedangkan melayang di udara menjadi tahap yang paling sulit dikuasai siswa dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok. Hal ini dipicu oleh beberapa sebab, di antaranya siswa merasa minder mempraktekkan rangkaian gerak lompat jauh gaya jongkok karena mereka terlanjur menganggap bahwa gaya tersebut sebagai gaya tersulit untuk dilakukan. Selain itu, kondisi fisik siswa dan penguasaan teknik melompat kurang maksimal, serta guru sendiri menuturkan bahwa memang selama ini ia jarang memberikan variasi model pembelajaran teknik lompat jauh gaya jongkok kepada siswa.

Berdasarkan hasil analisis kebu-tuhan siswa, dari total 28 siswa, 53% siswa di antaranya menyatakan bahwa guru jarang memberikan variasi pembelajaran fisik dan teknik lompat jauh gaya jongkok. Banyak di antara siswa tersebut mengungkapkan bahwa guru sering mengabaikan pemberian latihan fisik dalam pembelajaran, meskipun ada namun guru memberikan latihan fisik yang sama (monoton) kepada siswa, sehingga di samping siswa kurang siap secara fisik, motivasi mereka dalam melaksanakan pembelajaran pun sulit untuk meningkat secara optimal. Dari segi teknik, banyak siswa yang mengungkapkan bahwa guru tidak menyertakan bentuk-bentuk latihan teknik khusus dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Hal inilah yang selanjutnya menyebabkan siswa-siswa tersebut merasa bosan terhadap proses pembelajaran dan berakibat kurang maksimalnya hasil pembelajaran, di mana 61% siswa menyatakan tidak puas dengan hasil belajar lompat jauh gaya jongkoknya. Berkaitan dengan kenyataan tersebut, sebanyak 95% siswa menyatakan keterta-rikannya mengikuti proses pembelajaran dengan berbagai variasi model pembela-jaran di dalamnya, yang menurut mereka dapat memicu kemampuan dalam melaku-kan lompat jauh gaya jongkok.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di kelas VII SMPK ST. Yohanes Nelle. Tujuan atau alasan yang melatarbelakangi pengembangan ini adalah kenyataan di lapangan yang menunjukkan bahwa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, guru melaksanakan proses pembelajaran secara monoton, yang hanya berkutat pada pemberian teori tentang teknik lompat jauh gaya jongkok. Di samping itu, praktek pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di lapangan hanya dilakukan dengan memberi kesempatan beberapa kali kepada siswa untuk melakukan percobaan melompat dengan awalan tanpa ada instruksi-instruksi khusus yang menekankan pada tahapan-tahapan lompat jauh gaya jongkok tersebut, kemudian guru memberikan tes lompat jauh kepada siswa.

Uraian di atas menggambarkan bahwa proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di kelas VII SMPK ST. Yohanes Nelle tidak berjalan secara efektif. Dampak negatifnya adalah menurunnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran karena siswa merasa jenuh atau bosan dengan kenyataan bahwa guru menyajikan model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di sekolah secara monoton. Berkaitan dengan hal tersebut, Sidik (2010) mengungkapkan bahwa ”banyak hal menyebabkan kurangnya minat anak-anak terhadap olahraga atletik, di antaranya kurang menariknya penyajian aktivitas cabang olahraga ini oleh para pendidik di sekolah, yang berkaitan langsung dengan materi kemampuan atletik”.

Pernyataan Sidik di atas menjelaskan bahwa dalam pembelajaran atletik di sekolah diperlukan adanya variasi pembelajaran, di antaranya variasi pembelajaran fisik dan teknik cabang atletik yang dituju. Kurangnya variasi dalam setiap aktivitas akan menyebabkan munculnya kebosanan siswa yang akhirnya akan mengurangi daya minat siswa terhadap proses pembelajaran. Hal ini tentu akan berakibat buruk terhadap upaya pengembangan atau peningkatan prestasi olahraga siswa.

METODE PENELITIAN

Model Pengembangan

Langkah-langkah pengembangan proyek ini adalah, sebagai berikut:

1.     Mengidentifikasi potensi dan masalah di lapangan.

2.     Mengumpulkan data informasi dengan memberikan instrumen analisis kebutuhan kepada guru dan siswa.

3.     Pembuatan desain produk awal berupa penerapan model pembelajaran fisik dan teknik lompat jauh gaya jongkok.

4.     Evaluasi ahli dengan kualifikasi, yaitu pelatih atletik.

5.     Revisi desain sesuai dengan saran-saran dari evaluasi ahli.

6.     Uji coba kelompok kecil.

7.     Revisi produk pertama, yaitu revisi produk dari peninjauan ahli. Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap produk awal yang dibuat peneliti.

8.     Uji lapangan dengan menggunakan teknik koesioner kemudian dianalisis.

9.     Revisi produk akhir yang dihasilkan melalui pelaksanaan uji coba lapangan (kelompok besar).

10.   Hasil produk penerapan model pembelajaran fisik dan teknik lompok jauh gaya jongkok yang dihasilkan melalui revisi uji coba lapangan.

Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan ini mengacu pada 10 langkah pengembangan Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2012:298) yang dimodifikasi sendiri oleh peneliti menjadi tujuh langkah, dengan mempertimbangkan waktu, tenaga, dan biaya. Berikut langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti:

1.     Analisis kebutuhan (needs assessment)

Analisis kebutuhan adalah langkah yang digunakan untuk mengkaji keadaan lapangan dengan tujuan apakah produk yang dikembangkan diterima atau tidak oleh subyek. Analisis kebutuhan dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan siswa dan guru mata pelajaran Penjasorkes SMPK ST. Yohanes Nelle mengenai produk yang dikembangkan peneliti.

2.     Pembuatan produk awal

Setelah melakukan analisis kebutuhan, langkah selanjutnya adalah membuat produk awal berupa pembuatan model pembelajaran fisik dan teknik lompok jauh gaya jongkok. Dalam pembuatan Produk yang dikembangkan ini, peneliti membuat produk kemudian diujicobakan kepada kelompok kecil tetapi sebelumnya dikonsultasikan dan diuji oleh ahli. Dalam hal ini ahli berperan sebagai konsultan dan memberikan masukan dalam penyempurnaan produk untuk diujicobakan di lapangan.

3.     Uji coba produk

Uji coba produk ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan, saran dan penilaian terhadap produk yang dikembangkan. Uji coba produk melibatkan 10 siswa kelas VII SMPK ST. Yohanes Nelle. Data hasil uji coba produk dikumpulkan dan dievaluasi sesuai dengan tujuan khusus yang ingin dicapai.

4.     Revisi produk pertama

Setelah uji coba produk, maka ahli melakukan revisi sebagai perbaikan dari produk yang telah diujicobakan.

5.     Uji coba lapangan (kelompok besar)

Pada tahap ini dilakukan uji coba lapangan (kelompok besar) terhadap produk yang dikembangkan dengan menggunakan subyek uji coba 28 siswa kelas VII SMPK ST. Yohanes Nelle.

6.     Revisi produk akhir

Revisi produk dari hasil uji coba lapangan yang telah diujicobakan pada siswa kelas VII SMPK ST. Yohanes Nelle.

7.     Hasil akhir

Hasil akhir berupa produk yang telah dihasilkan dari uji lapangan (kelompok besar) sebagai bentuk penerapan model pembelajaran fisik dan teknik lompok jauh gaya jongkok.

Uji Coba Produk

Uji coba produk ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan seba-gai dasar dalam menetapkan kelayakan dari produk yang dikembangkan. Dalam bagian ini yang harus diperhatikan yaitu: (1) rancangan uji coba, (2) subyek uji coba, (3) intrumen pengumpulan data, dan (4) teknik analisis data.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Penyajian Data Uji Coba

Dalam penelitian pengembangan ini, data yang diperoleh melalui dua macam cara, yaitu data dari tinjauan ahli yang diujicobakan kepada kelompok kecil dan data dari uji coba lapangan. Data-data yang akan diuraikan meliputi: (1) data evaluasi tahap pertama, yaitu tinjauan ahli dan data dari hasil uji coba kelompok kecil, (2) data evaluasi tahap kedua, yaitu data dari hasil uji coba kelompok besar.

Data Tinjauan Ahli

Berikut merupakan data hasil tinjauan atau evaluasi ahli terhadap model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang dikembangkan dalam penelitian ini.

Data Hasil Tinjauan Ahli Kepelatihan Atletik

Rancangan pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran lari akselerasi sudah sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok sangat sesuai, Rancangan pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran lari kombinasi dan transisi sudah sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok sangat sesuai, rancangan pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran meloncat-loncat mendaki bukit (tolakan dan mendarat pada tungkai bergantian) tidak sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok, rancangan pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran berjingkat mendaki bukit sudah sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok sesuai, ancangan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran lompat berturut-turut melewati rintangan sudah sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok sangat sesuai, rancangan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran lompatan tanda jauh (telemark) dari papan tolak sudah sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok sesuai, rancangan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran lompatan mar jauh (telemark) sudah sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok sesuai, rancangan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran lompatan mar jauh (telemark) sudah sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok tidaak sesuai, rancangan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran teknik duduk pada papan tolak sudah sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok tidak sesuai, rancangan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran teknik melayang dari awalan pendek sudah sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok sesuai, rancangan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran rangkaian keseluruhan dengan awalan penuh sudah sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok sesuai, rancangan variasi pembelajaran fisik dan teknik pada materi lompat jauh gaya jongkok yang disusun sudah efektif sesuai.

Beberapa saran yang dikemukakan ahli setelah melakukan evaluasi adalah:

a.     Penggunaan bukit sebagai media pembelajaran tidak dapat dijadikan patokan sepenuhnya, karena adakalanya di saat-saat tertentu medan tersebut tidak dapat digunakan sebagai media pembelajaran dikarenakan faktor cuaca atau hal lain, sehingga harus diantisipasi dengan media lain yang lebih reliabel.

b.     Terdapat tiga variasi pembelajaran yang tidak sesuai, sehingga ketiganya harus dibuang.

c.     Secara keseluruhan variasi pembelajaran fisik dan teknik yang telah sesuai disajikan sudah cukup baik, tetapi hanya gambar pada naskahnya kurang begitu jelas.

d.     Kelebihan dari setiap variasi pembelajaran fisik dan teknik yang telah sesuai harus dijelaskan lebih terperinci sehingga keunggulan dari produk akan lebih terlihat.

Data Uji Coba Kelompok Kecil

Berikut merupakan hasil analisis deskriptif persentase uji coba kelompok kecil, dengan jumlah subyek coba sebanyak 10 siswa.

Hasil Analisis Uji Coba Kelompok Kecil

70% Menyatakan pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran lari akselerasi pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan menyatakan cukup baik, 60% Menyatakan pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran lari kombinasi dan transisi pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, 20% Menyatakan pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran meloncat-loncat mendaki bukit (tolakan dan mendarat pada tungkai bergantian) pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan,  60% Menyatakan pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran berjingkat mendaki bukit pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, 90% Menyatakan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran lompat berturut-turut melewati rintangan pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, 70% Menyatakan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran lompatan tanda jauh (telemark) dari papan tolak pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, 0% Menyatakan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran lompatan mar jauh (telemark) pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, 20% Menyatakan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran teknik duduk pada papan tolak pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, 60% Menyatakan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran teknik melayang dari awalan pendek pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, 80% Menyatakan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran rangkaian keseluruhan dengan awalan penuh pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, 60% Menyatakan lebih aktif dan antusias mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan adanya variasi model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang disajikan.

Data Uji Coba Kelompok Besar

Berdasarkan saran dan tinjauan ahli setelah pelaksanaan uji coba kelompok kecil, langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba kelompok besar. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas perubahan; maksudnya apakah ada hasil yang lebih baik setelah revisi produk I dilakukan, dan untuk mengetahui apakah produk ini bisa digunakan di lapangan atau tidak. Selain itu, dari uji coba ini nantinya dihasilkan data-data yang akan digunakan pada tahap revisi berikutnya, sebelum dihasilkan produk akhir. Uji coba kelompok besar dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran. Data yang didapatkan dalam uji coba kelompok besar  berupa hasil kuesioner siswa, kemudian dianalisis dengan analisis persentase (%).

Uji coba kelompok besar dilakukan dengan mengujicobakan terlebih dahulu hasil dari revisi produk I (setelah mengujicobakan pada kelompok kecil tentang model pembelajaran fisik dan teknik lompat jauh gaya jongkok). Uji coba kelompok  besar dilakukan dengan jumlah subyek coba sebanyak 28 siswa.

 

 

Hasil Analisis Uji Coba Kelompok Besar

71% Menyatakan pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran lari akselerasi pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, 61% Menyatakan pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran lari kombinasi dan transisi pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, 89% Menyatakan pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran berjingkat mendaki bukit pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, 93% Menyatakan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran lompat berturut-turut melewati rintangan pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, 61% Menyatakan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran lompatan tanda jauh (telemark) dari papan tolak pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, 86% Menyatakan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran teknik melayang dari awalan pendek pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, 79% Menyatakan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran rangkaian keseluruhan dengan awalan penuh pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, 100% Menyatakan lebih aktif dan antusias mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan adanya variasi model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang disajikan

Keseluruhan data yang didapat dari uji coba lapangan ini digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki kualitas produk akhir pengembangan model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di kelas VII SMPK ST. Yohanes Nelle.

Analisis Data

Berdasarkan data-data yang disajikan pada tabel-tabel di atas, maka pada bagian ini diuraikan analisis data, sebagai berikut:

Hasil Analisis Data Ahli

Hasil tinjauan atau evaluasi ahli terhadap model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang dikembangkan dalam penelitian ini tercantum pada Tabel 4.1 di atas. Berdasarkan tinjauan atau evaluasi ahli tersebut, maka dapat dianalisis, sebagai berikut:

a.     Ahli menyatakan bahwa rancangan pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran lari akselerasi sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok..

b.     Ahli menyatakan bahwa rancangan pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran lari kombinasi dan transisi sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok.

c.     Ahli menyatakan bahwa rancangan pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran meloncat-loncat mendaki bukit (tolakan dan mendarat pada tungkai bergantian) tidak sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok.

d.     Ahli menyatakan bahwa rancangan pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran berjingkat mendaki bukit sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok.

e.     Ahli menyatakan bahwa rancangan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran lompat berturut-turut melewati rintangan sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok.

f.      Ahli menyatakan bahwa rancangan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran lompatan tanda jauh (telemark) dari papan tolak sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok.

g.     Ahli menyatakan bahwa rancangan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran lompatan mar jauh (telemark) tidak sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok.

h.     Ahli menyatakan bahwa rancangan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran teknik duduk pada papan tolak tidak sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok.

i.      Ahli menyatakan bahwa rancangan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran teknik melayang dari awalan pendek sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok.

j.      Ahli menyatakan bahwa rancangan pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran rangkaian keseluruhan dengan awalan penuh sesuai untuk diberikan pada materi lompat jauh gaya jongkok.

k.     Ahli menyatakan bahwa rancangan variasi pembelajaran fisik dan teknik pada materi lompat jauh gaya jongkok yang disusun sudah efektif.

Berdasarkan uraian di atas, diketahui dari total 10 rancangan variasi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang dikembangkan dalam penelitian ini, yang terdiri dari 4 rancangan variasi pembelajaran fisik dan 6 rancangan variasi pembelajaran teknik, tidak seluruhnya sesuai menurut ahli. Tabel berikut ini menunjukkan variasi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang sesuai dan yang tidak sesuai untuk dikembangkan menurut ahli.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diketahui terdapat tujuh variasi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang sesuai dan dapat digunakan dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di kelas VII SMPK ST. Yohanes Nelle. Ketujuh variasi pembelajaran tersebut meliputi tiga variasi pembelajaran fisik, yaitu lari akselerasi, lari kombinasi dan transisi, dan berjingkat mendaki bukit, serta empat variasi pembelajaran teknik, yaitu lompat berturut-turut melewati rintangan, lompatan tanda jauh (telemark) dari papan tolak, teknik melayang dari awalan pendek, dan rangkaian keseluruhan dengan awalan penuh.

 

Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil

Data hasil uji coba kelompok kecil disajikan pada Tabel 4.2. Data tersebut diperoleh dari kuesioner kelompok kecil dengan subyek 10 siswa. Berdasarkan data uji coba kelompok kecil tersebut, maka dapat dianalisis, sebagai berikut:

a.     Sebanyak 7 siswa (70%) menyatakan bahwa pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran lari akselerasi pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, dengan kategori cukup baik.

b.     Sebanyak 6 siswa (60%) menyatakan bahwa pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran lari kombinasi dan transisi pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, dengan kategori cukup baik.

c.     Hanya 2 siswa (20%) yang menyatakan bahwa pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran meloncat-loncat mendaki bukit (tolakan dan mendarat pada tungkai bergantian) pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, dengan kategori tidak baik.

d.     Sebanyak 6 siswa (60%) menyatakan bahwa pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran berjingkat mendaki bukit pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, dengan kategori cukup baik.

e.     Sebanyak 9 siswa (90%) menyatakan bahwa pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran lompat berturut-turut melewati rintangan pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, dengan kategori baik.

f.      Sebanyak 7 siswa (70%) menyatakan bahwa pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran lompatan tanda jauh (telemark) dari papan tolak pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, dengan kategori cukup baik.

g.     Tidak ada siswa (0%) yang menyatakan bahwa pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran lompatan mar jauh (telemark) pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, dengan kategori tidak baik.

h.     Hanya 2 siswa (20%) yang menyatakan bahwa pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran teknik duduk pada papan tolak pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, dengan kategori tidak baik.

i.      Sebanyak 6 siswa (60%) menyatakan bahwa pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran teknik melayang dari awalan pendek pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, dengan kategori cukup baik.

j.      Sebanyak 8 siswa (80%) menyatakan bahwa pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran rangkaian keseluruhan dengan awalan penuh pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, dengan kategori baik.

k.     Sebanyak 6 siswa (60%) menyatakan lebih aktif dan antusias mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan adanya variasi model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang disajikan, dengan kategori cukup baik.

Berdasarkan uraian di atas, terdapat tiga variasi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang sulit dilakukan oleh siswa. Ketiga variasi pembelajaran tersebut adalah 1) variasi pembelajaran fisik meloncat-loncat mendaki bukit (tolakan dan mendarat pada tungkai bergantian), 2) variasi pembelajaran teknik lompatan mar jauh (telemark), dan 3) variasi pembelajaran teknik duduk pada papan tolak. Ketiga variasi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok tersebut memiliki frekuensi antara 0-20%, dengan kategori tidak baik.

Selanjutnya, sebagian besar siswa merasa mudah melakukan ketujuh variasi pembelajaran lainnya, walaupun masih ada beberapa siswa yang masih merasa kesulitan dengan gambar dan penjelasan yang diberikan. Ketujuh variasi pembelajaran tersebut adalah: 1) variasi pembelajaran fisik lari akselerasi, 2) variasi pembelajaran fisik lari kombinasi dan transisi, 3) variasi pembelajaran fisik berjingkat mendaki bukit, 4) variasi pembelajaran teknik lompat berturut-turut melewati rintangan, 5) variasi pembelajaran teknik lompatan tanda jauh (telemark) dari papan tolak, 6) variasi pembelajaran teknik melayang dari awalan pendek, dan 7) variasi pembelajaran teknik rangkaian keseluruhan dengan awalan penuh. Secara umum, ketujuh produk pengembangan model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di kelas VII SMPK ST. Yohanes Nelle ini dapat digunakan sebagai produk awal.

Dari hasil tinjuan ahli dan uji coba kelompok kecil terdapat beberapa hal yang diperbarui, antara lain:

a.     Peneliti membuang tiga variasi pem-belajaran yang tidak sesuai, meliputi (1) variasi pembelajaran fisik meloncat-loncat mendaki bukit (tolakan dan mendarat pada tungkai bergantian), (2) variasi pembelajaran teknik lompatan mar jauh (telemark), dan (3) variasi pembelajaran teknik duduk pada papan tolak.

b.     Penjelasan lebih rinci mengenai kelebihan dari setiap variasi pembelajaran fisik dan teknik yang telah sesuai.

c.     Penjelasan pada beberapa gambar variasi pembelajaran ditambah agar lebih mudah untuk dimengerti.

Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Besar

Data-data hasil uji coba kelompok besar disajikan pada Tabel 4.3. Data-data tersebut diperoleh melalui kuesioner kelompok besar dengan subyek sebanyak 28 siswa. Berdasarkan data uji coba kelompok besar tersebut, maka dapat dianalisis, sebagai berikut:

a.     Sebanyak 20 siswa (71%) menyatakan bahwa pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran lari akselerasi pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, dengan kategori baik.

b.     Sebanyak 17 siswa (61%) menyatakan bahwa pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran lari kombinasi dan transisi pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, dengan kategori cukup baik.

c.     Sebanyak 25 siswa (89%) menyatakan bahwa pembelajaran fisik dengan variasi pembelajaran berjingkat mendaki bukit pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, dengan kategori baik.

d.     Sebanyak 26 siswa (93%) menyatakan bahwa pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran lompat berturut-turut melewati rintangan pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, dengan kategori sangat baik.

e.     Sebanyak 17 siswa (61%) menyatakan bahwa pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran lompatan tanda jauh (telemark) dari papan tolak pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, dengan kategori cukup baik.

f.      Sebanyak 24 siswa (86%) menyatakan bahwa pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran teknik melayang dari awalan pendek pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, dengan kategori baik.

g.     Sebanyak 22 siswa (79%) menyatakan bahwa pembelajaran teknik dengan variasi pembelajaran rangkaian keseluruhan dengan awalan penuh pada materi lompat jauh gaya jongkok mudah dilakukan, dengan kategori baik.

h.     Seluruh siswa (100%) menyatakan lebih aktif dan antusias mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan adanya variasi model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang disajikan, dengan kategori sangat baik.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa yang menjadi subyek uji coba kelompok besar menyatakan mudah untuk melakukan variasi-variasi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. Dengan frekuensi pembelajaran yang lebih meningkat, siswa yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam melakukan beberapa variasi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat segera mengatasi kesulitan tersebut. Secara umum, produk pengembangan model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat digunakan di kelas VII SMPK ST. Yohanes Nelle.

Revisi Produk

Berdasarkan evaluasi yang diberi-kan oleh ahli kepelatihan atletik dan siswa peserta uji coba tahap I dan II, maka ada beberapa produk yang perlu direvisi.

 

Revisi Produk Pertama

a.     Penggunaan bukit sebagai media pembelajaran tidak dapat dijadikan patokan sepenuhnya, karena adaka-lanya di saat-saat tertentu medan tersebut tidak dapat digunakan sebagai media pembelajaran dikarenakan faktor cuaca atau hal lain, sehingga harus diantisipasi dengan media lain yang lebih reliabel.

b.     Terdapat tiga variasi pembelajaran yang tidak sesuai, sehingga ketiganya harus dibuang.

c.     Secara keseluruhan variasi pembela-jaran fisik dan teknik yang telah sesuai disajikan sudah cukup baik, tetapi hanya gambar pada naskahnya kurang begitu jelas.

d.     Kelebihan dari setiap variasi pembe-lajaran fisik dan teknik yang telah sesuai harus dijelaskan lebih terperinci sehingga keunggulan dari produk akan lebih terlihat.

Revisi Produk Akhir

Revisi produk akhir dilakukan setelah mendapat masukan dan saran dari ahli ketika melakukan uji lapangan. Data yang didapat akan dijadikan landasan untuk membuat produk akhir pengembang-an ini. Adapun beberapa saran perbaikan berdasarkan uji lapangan adalah, sebagai berikut:

a.     Penjelasan pada variasi pembelajaran fisik berjingkat mendaki bukit sebaik-nya lebih diperjelas lagi agar siswa yang masih kesulitan ketika melaku-kannya akan cepat beradaptasi, misal-nya dengan ditambahkan gambar pelaksanaannya.

b.     Secara keseluruhan rancangan variasi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok ini cukup mudah untuk dilakukan oleh siswa, tetapi tetap harus memperhatikan kemampuan setiap siswa, karena masing-masing memiliki tingkat kemampuan yang berbeda.

Daftar Pustaka

Arismunandar, Wiranto. 1999. Masa Depan Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Indonesia. Jakarta: Pusat Olahraga ITB.

Bernhard, Gunter. 1993. Atletik: Prinsip Dasar Latihan Loncat Tinggi, Jauh, Jangkit dan Loncat Galah. Terjemahan dari String Trainning voor Djeugd. Semarang: Dahara Prize.

Depdikbud. 1995. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Dikdas Menum Menpora.

Koesnadi, Yohanes, Uray, dan Budiwanto, Setyo. 1988. Macam-macam Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Malang: Lab. Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, FIP IKIP Malang.

Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-prinsip dan Penerapanya. Jakarta: Dinas Dikdasmen, Dirjen Olahraga.

Roesdiyanto dan Budiwanto, Setyo. 2008. Dasar-dasar Kepelatihan Olahraga. Cetakan I. Malang: Laboratorium Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang.

Rosdiani, Dini. 2012. Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Cetakan ke-1. Bandung: Alfabeta.

Rosdiani, Dini. 2012. Dinamika Olahraga dan Pengembangan Nilai. Cetakan Kesatu. Bandung: Alfabeta.

Sajoto, Mochamad 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondis Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize.

Sidik, Dikdik Zafar. 2010. Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Penerbit Tarsito. Bandung.

Sugiharto. 2009. Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Tesis. Semarang: Pascasarjana FIK UNNES.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Syarifuddin, Aip. 1992. Atletik. Jakarta: Depdikbud.

Winarno, M. E. 2011. Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan Jasmani. Malang: Media Cakrawala Utama Press.