PENGEMBANGAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR

MELALUI GOSIBOL BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI BANYUBIRU 03 KECAMATAN BANYUBIRU

KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018/2019

 

Suharyoto

SD Negeri Banyubiru 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Berdasarkan pengamatan dan observasi latar belakang penelitian ini yaitu: 1) Produk permainan gosibol belum ada 2) Di sekolah guru belum pernah memberikan permainan yang dimodifikasi, 3) Ada peluang untuk mengembangkan model pembelajaran karena mempunyai lapangan dan alat pembelajaran penjas yang tersedia di sekolah. Sesuai latar belakang rumusan masalah yaitu: Bagaimana pengembangan permainan gosibol bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyubiru 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2018/2019 ?. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk permainan gosibol bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyubiru 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2018/2019. Penelitian ini menggunakan langkahlangkah pengembangan dari sugiyono. Adapun prosedur pengembangan produk yaitu: 1) Potensi dan masalah 2) Pengumpulan Data 3) Desain Produk 4) Validasi Desain 5) Revisi Desain 6) Uji Coba Produk 7) Revisi Produk 8) Uji Coba Pemakaian 9) Revisi Produk 10) Pembuatan Produk Masal. Data berupa hasil penelitian mengenai kualitas produk, saran dan perbaikan produk dari ahli pembelajaran penjasorkes dan hasil kuesioner dan perbaikan produk dari ahli penjasorkes dan ahli pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif persentase untuk mengetahui pendapat ahli tentang produk dan hasil kuesioner siswa tentang respon permainan Gosibol. Berdasarkan hasil penelitian bentuk permainan gosibol masuk dalam kategori penilaian baik. Karena didapat ratarata dari ahli penjasorkes 82.67% (baik) dan ahli pembelajaran didapat 86.33% (baik). Hasil produk uji coba I kelompok kecil aspek kognitif 86.84% (baik), aspek afektif 81.67% (baik), aspek psikomotor 80.42% (baik), ratarata uji coba I 81,33% (baik). hasil uji coba II kelompok besar dalam aspek kognitif 95% (sangat baik) aspek afektif 83.00% (baik) aspek psikomotor 86% (baik), ratarata uji coba II 91% (sangat baik). Berdasarkan hasil penelitian tersebut permainan gosibol layak digunakan bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyubiru 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Saran yang dapat disampaikan yaitu penggunaan permainan gosibol dapat digunakan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran penjasorkes khususnya permainan tradisional gobak sodor bagi siswa kelas V SD.

Kata Kunci: Pengembangan,Gobak Sodor, Gosibol

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Permainan merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Pada waktu anakanak bermain, anak– anak akan melakukan permainan itu dengan rasa senang dan gembira. Bermain sebenarnya merupakan dorongan dari dalam anak, atau merupakan naluri. Semua naluri dan dorongan ini harus diusahakan untuk disalurkan secara baik dan terkontrol. Oleh karena itu bermain merupakan kebutuhan.

Permainan tradisional merupakan sarana untuk mengenalkan anakanak pada nilai budaya dan normanorma sosial yang diperlukan untuk mangadakan hubungan atau kontak sosial dan memainkan peran yang sesuai dengan kedudukan sosial dalam masyarakaat. Permainan tradisional tidak hanya memberikan nilai rekreasi atau bersenangsenang saja. Lebih dari itu, permainan tradisional juga memiliki nilai pendidikan jasmani (olahraga) bahkan nilai sosial. Hal itu dikarenakan dalam permainan tradisional terkandung unsurunsur seperti sportivitas, kejujuran, kecermatan, kelincahan, ketepatan menentukan langkah, serta bekerja sama dalam kelompok.

Permainan gobak sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia yang saat ini masih dapat kita jumpai dimainkan oleh anakanak SD. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, dimana masingmasing tim terdiri dari 35 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak balik dalam area yang sudah ditentukan. (Guru kelas 6 SD kyai hasyim Surabaya) http://googleweblight.com.

Setiap daerah mempunyai permainan yang pelaksanannya hampir sama atau banyak persamaan dengan permainan di daerah lain. Tentang nama permainan ada yang sama, tetapi tidak jarang namanya berbeda dengan daerah lainnya. Sebagai contoh dapat dikemukakan di Jawa Tengah dikenal dengan permainan gobak sodor, di Jakarta disebut galasin, sedangkan di Sumatra Utara disebut dengan margalah. Tetapi yang jelas permainan itu mempunyai aturan permainan yang sama. Supaya tidak membingungkan pada salah satu nama daerah, maka Direktur Keolahragaan memberi nama permainan tersebut dengan nama permainan hadang. Nama hadang sendiri ditetapkan berdasarkan hasil pengamatan, bahwa di dalam permainan ini tugas permainan adalah menghadang (Soemitro, 1992:172).

Permasalahan yang dihadapi yaitu dalam pembelajaran permainan gobak sodor masih monoton, belum dikemas dalam bentuk modifikasi, dan siswa kurang antusias. Dari ketiga skripsi tersebut peneliti tertarik melakukan pengamatan dan observasi di lapangan mengenai permainan gobak sodor.

Berdasarkan observasi melalui pengamatan dan wawancara kepada guru penjasorkes SD Negeri Banyubiru 03 pada tangal 20 Maret 2018. Dalam pembelajaran, guru penjasorkes hanya memberikan materi sesuai dengan kurikulum yang ada tanpa menyesuaikan kondisi lingkungan yang ada di sekolah. Guru belum pernah memberikan permainan yang dimodifikasi, ada peluang untuk mengembangkan model pembelajaran gobak sodor karena mempunyai lapangan dan alat pembelajaran penjasorkes yang tersedia di sekolah.

Setelah peneliti melakukan pengamatan dan observasi di SDN Banyubiru 03 peneliti ingin mengembangkan permainan tradisional gobak sodor melalui gosibol agar lebih bervariasi sehingga siswa lebih antusias dalam pembelajaran penjasorkes.

Permainan gosibol adalah sebuah permainan yang terdiri dari dua grup, dimana masingmasing grup terdiri dari 612 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak balik, pemain membawa bola yang nantinya akan dimasukkan ke dalam ring untuk memperoleh poin. Dalam permainan ini waktu yang digunakan 2x10 menit dengan istirahat 5 menit. Grup penjaga menghalangi agar lawan tidak bisa melewati garis bertahan dan bola yang dibawa bisa jatuh sehingga lawan tidak dapat mencetak poin.

Pengembangan permainan gobak sodor melalui permainan gosibol bisa digunakan di lapangan outdoor maupun indoor. Unsur fisik yang dominan muncul dalam permainan gosibol antara lain kecepatan reaksi, kecepatan sprint, dan kelincahan. Selain unsur fisik tersebut, juga terdapat unsur lain, yakni unsur kooperatif yang meliputi kerja sama tim. Pengembangan permainan gobak sodor dalam pembelajaran penjasorkes melalui permainan gosibol dilakukan dengan tujuan menyiapkan siswa untuk bergerak aktif dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran gerak dalam permainan teknik berlari, gerak tipu dan konsentrasi. Metode pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan (PAIKEM) yaitu pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan membuat pengembangan permainan tradisional gobak sodor melalui gosibol di SD Negeri Banyubiru 03 dengan judul:

“Pengembangan Model Permainan Tradisional Gobak Sodor Melalui Gosibol Bagi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyubiru 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2018/2019”.

Perumusan Masalah

Setelah mencermati dari uraian latar belakang tersebut maka permasalahan yang akan dikaji adalah: “Bagaimana pengembangan permainan gosibol bagi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyubiru 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2018/2019?”

Manfaat Pengembangan

Bagi Peneliti

1. Sebagai bekal pengalaman dalam mengembangkan model pembelajaran Penjasorkes.

2.   Memasyarakatkan kembali permainan tradisional yang mulai tersisih oleh perkembangan jaman.

Bagi Peneliti Lanjutan

1.   Sebagai dasar penelitian lebih lanjut bila mempunyai permasalah yang sama tetapi dengan tempat yang berbeda.

2.   Sebagai dasar pertimbangan untuk penelitian pengembangan model permainan dalam pembelajaran Penjasorkes bagi siswa kelas V Sekolah Dasar.

 

Bagi Guru Penjasorkes

1.   Sebagai sumber bahan yang beraneka ragam bagi guru, yang memungkinkan untuk memodifikasi permainan agar menjadi lebih menarik.

2.   Sebagai motivasi guru penjasorkes agar kreatif dan inovatif membuat model pembelajaran yang dimodifikasi sesuai kondisi dan karakteristik siswa.

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

Landasan Teori

Landasan Teori dalam penelitian ini digunakan sebagai acuan berfikir secara ilmiah dalam rangka untuk pemecahan masalah. Pada kajian pustaka ini, dimuat beberapa pendapat para ahli. Secara garis besar akan diuraikan tentang: pengertian pembelajaran, pengertian pendidikan jasmani, tujuan pendidikan jasmani, perkembangan gerak, karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak kelas V, permainan tradisional, bermain dalam pendidikan, fungsi bermain dalam pendidikan jasmani, modifikasi, prinsipprinsip modifikasi, dan Karakteristik Permainan Tradisional Gobak Sodor

Pembelajaran

Pembelajaran merupakan pengertian bagaimana mengajarkan sesuatu kepada anak didik, tetapi juga ada suatu pengertian bagaimana anak didik mempelajarinya. Dalam suatu kejadian pembelajaran terjadi suatu peristiwa, ialah ada suatu pihak yang memberi dan satu pihak yang menerima. Oleh sebab itu pada peristiwa tersebut dapat dikatakan terjadi proses interaksi edukatif (Sukintara, 1992:70).

Pengertian pembelajaran adalah usaha pendidik membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku peserta didik (Achmad Rifa’i RC dan Chatarina Tri Anni, 2010:192).

Berdasarkan devinisi kedua pendapat diatas pengertian pembelajaran yaitu: Mengajarkan sesuatu kepada anak didik untuk membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku peserta didik yang dilakukan oleh pendidik.

Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktifitas jasmani yang dijadiakan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Namun perolehan keterampilan dan perkembangan lain yang bersifat jasmaniah itu juga sekaligus sebagai tujuan. Melalui pendidikan jasmani, siswa disosialisasikan ke dalam aktifitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila banyak yang menyakini dan mengatakan bahwa Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan menyeluruh, dan sekaligus memiliki potensi yang stategis untuk mendidik (Adang Suherman, 2000:1).

Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otototot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai bagian integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuro muskuler, intelektual, dan sosial (Abdul Kadir Ateng, 1992:4).

Beberapa pengertian di atas penulis simpulkan, bahwa pendidikan jasmani adalah usaha pendidikan dengan menggunakan aktifitas otototot besar yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh, yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuro muskuler, intelektual, dan sosial.

Modifikasi

Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan developmentally appropriate practice, artinya bahwa tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Oleh karena itu, tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik setiap individu serta mendorong perubahan ke arah yang lebih baik. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa manjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih tinggi (Yoyo Bahagia dan Adang Suherman, 2000:1).

Menurut Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (2000:3132) menyatakan bahwa pembelajaran dapat dimodifikasi dengan cara mengurangi struktur permainan yang sebenarnya, sehingga pembelajaran strategi dasar bermain dapat diterima dengan relatif mudah oleh siswa. Strukturstrukur tersebut diantaranya: (1) Ukuran lapangan, (2) Bentuk, ukuran dan jumlah peralatan yang digunakan, (3) Jenis skill yang digunakan, (4) Aturan, (5) Jumlah pemain, (6) Organisasi permainan, (7) Tujuan permainan.

Berdasarkan penjelasan tentang modifikasi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa modifikasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi permasalahan yang terkait dengan pembelajaran permainan dan olahraga yang dilaksanakan dalam Penjasorkes di sekolah.

Kerangka Berpikir

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pembelajaran pada penjasorkes harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Pembelajaran yang bersifat aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan atau (PAIKEM) adalah suatu variasi pengembangan model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi penjasorkes yang ada di sekolah.

Pembelajaran PAIKEM adalah metode pembelajaran yang secara rutin dilakukan dengan cara mengembangkan suatu pembelajaran yang baru dan urutan yang relatif sama. Model pembelajaran yang dilakukan dalam mata pelajaran penjasorkes terdiri dari ceramah dan pemberian contoh. Kemudian siswa mempraktekkan materi yang telah disampaikan oleh guru, sedangkan guru biasanya hanya mengawasi. Selanjutnya pada tahap berikutnya seorang guru melakukan penilaian sebagai bentuk evaluasi dan materi yang diajarkan atau yang dilakukan oleh siswa. Pembelajaran seperti ini memiliki kekurangan yaitu kurang mengoptimalkan keterlibatan siswa untuk mempraktekkan materi secara mandiri. Sehingga, kemampuan atau potensi siswa tidak akan keluar dan guru tidak akan tahu seberapa jauh kemampuan siswa tersebut. Padahal jika seorang guru melakukan dengan pengembangan model pembelajaran yang menarik maka siswa akan cepat menangkap materi yang disampaikan dan tidak merasa bosan. Pengembangan permainan tradisional gobak sodor melalui gosibol merupakan salah satu upaya yang harus diwujudkan. Model pengembangan permainan tradisional gosibol adalah permainan yang diharapkan mampu membuat siswa lebih aktif bergerak, dan merasa senang dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes.

METODE PENGEMBANGAN

Model Pengembangan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan menghasilkan produk berupa model pengembangan permainan gobak sodor persegi bola gosibol bagi siswa Sekolah Dasar (SD). Menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono (2010:407), penelitian dan pengembangan merupakan metode yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produkproduk yang digunakan dalam pendidikan pembelajaran.

Desain Uji Coba

Penelitian menggunakan desain eksperimental, Desain uji coba ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui tingkat keefektifan dan segi pemanfaatan produk yang dikembangkan.

Desain yang dilakukan terdiri dari:

Evalusi Ahli

Sebelum produk pembelajaran diujicobakan ke subjek penelitian maka dievaluasi terlebih dahulu oleh.ahli penjas dan ahli pembelajaran

Uji Coba Kelompok Kecil

Pada tahap ini produk yang telah dievaluasi ahli kemudian di ujicobakan kepada siswa SD Negeri Banyubiru 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Pada uji coba kelompok kecil ini menggunakan 12 siswa sebagai subjeknya. Pengambilan siswa sebagai subjek dilakukan dengan menggunkan random sampel.

Pertama – tama diberikan penjelasan cara melakukan permainan gobak sodor persegi bola tersebut. Setelah melakukan uji coba siswa mengerjakan kuesioner yang telah diberikan oleh peneliti. Kuesioner di lakukan untuk mengetahui tanggapan awal dari produk yang dikembangkan..

Uji Coba Kelompok Besar

Hasil analisis uji coba kelompok kecil serta evaluasi produk pertama, selanjutnya dilakukan uji kelompok besar. Uji kelompok besar ini dilakukan pada 20 siswa kelas V SD Negeri Banyubiru 03.

Pertamatama siswa diberikan penjelasan cara melakukan permainan gobak sodor persegi bola gosibol yang telah dievaluasi dan kemudian melakukan uji coba permainan gobak sodor persegi bola gosibol. Setelah selesai melakukan uji coba siswa mengisi kuisoner tentang permainan gobak sodor.

Subjek Uji Coba

Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah:

1.   Evaluasi ahli yang terdiri dari satu ahli penjasorkes dan satu ahli pembelajaran.

2.   Uji coba kelompok kecil yang terdiri dari 12 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyubiru 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, dipilih sampel secara random.

3.   Uji coba kelompok besar yang terdiri dari 20 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Banyubiru 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang menggunakan sampel secara total (total sampling).

Rancangan Produk

Permainan gosibol merupakan bentuk pengembangan dari permainan gobak sodor dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam pembelajaran guna untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Model permainan ini didesain agar dapat menjadi variasi dalam pembelajaran gobak sodor serta dapat mengoptimalkan gerak siswa dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada. Pembelajaran dalam bentuk permainan ini bersifat kompetitif sehingga dapat meningkatkan semangat, sikap fair play dan daya juang yang tinggi.

Jenis Data

Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari kuesioner yang berupa kritik dan saran dari ahli penjas secara lisan maupun tulisan sebagai masukan untuk bahan revisi produk. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil pengamatan terhadap siswa dalam melakukan permainan gobak sodor persegi bola (gosibol) dan kuesioner siswa terhadap penggunaan produk

KAJIAN DAN SARAN

Kajian Prototipe Produk

Hasil akhir dari kegiatan penelitian pengembangan ini adalah produk model pengembangan permainan gobak sodor melalui gosibol. Berdasarkan data pada saat uji coba I kelompok kecil dan uji coba II kelompok besar model permainan tradisional gosibol layak digunakan untuk pembelajaran penjasorkes bagi siswa kelas V SDN Banyubiru 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Melalui permainan gosibol, siswa lebih antusias dalam pembelajaran penjasorkes.

Faktor yang menjadikan permainan gosibol dapat diterima oleh siswa SDN Banyubiru 03 adalah dari semua aspek uji coba yang ada, bahwa sebagian besar dari siswa kelas V dapat mempraktekkan permainan gosibol dengan baik. Baik dari pemahaman terhadap permainan, penerapan sikap dalam permainan dan aktivitas gerak siswa. Secara garis besar, faktor yang dapat menjadikan permainan gosibol dapat diterima siswa kelas V SD Negeri Banyubiru 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang dan masuk dalam kriteria baik adalah:

1).     Sebagian besar siswa kelas V mampu mempraktekkan dengan teknik yang benar.

2).     Dalam permainan gosibol ini, siswa lebih aktif bergerak.

3). Siswa lebih tertarik dalam pembelajaran model permainan tradisional gobak sodor melalui gosibol.

4). Persaingan dalam permainan gosibol, membuat siswa semakin bersemangat dalam bermain untuk mendapatkan poin terbanyak dan menjadi pemenang dalam permainan tersebut.

5). Siswa merasa senang dan gembira, dengan peraturan dan alat yang sederhana dalam permainan gosibol tersebut, siswa tidak merasa bosan dan ingin memainkannya lagi.

Dengan demikian, baik dari uji coba I kelompok kecil dan uji coba II kelompok besar, permainan gosibol dapat digunakan bagi siswa kelas V SD Negeri Banyubiru 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang tahun 2018/2019

Kelebihan dan Kelemahan Produk

Kelebihan Produk

Kelebihan produk permainan gosibol adalah:

1.   Model permainan gosibol menarik bagi siswa karena merupakan permainan yang kompetitif dan menyenangkan.

2.   Sarana dalam model permainan gosibol terbuat dari bahan yang mudah didapat disekitar rumah maupun sekolah dan tidak berbahaya.

3.   Persaingan dalam permainan gosibol ini membuat siswa semakin bersemangat dalam bermain untuk mendapatkan poin terbanyak dan menjadi pemenang dalam permainan tersebut.

Kelemahan Produk

1.   Membutuhkan lapangan yang cukup luas untuk permainan gosibol

2.   Garis lapangan permainan gosibol masih menggunkan kapur sehingga jika terjadi hujan maka garis akan mudah hilang.

3.   Ting penyangga ring permainan gosibol masih goyah jika terkena angin kencang karena ring tidak menancap permainan di tanah.

Saran Pemanfaatan Diseminasi Dan Pengembangan Lebih Lanjut

Beberapa hal yang dapat diperhatikan untuk proses pelaksanaan pembelajaran lebih lanjut dari penelitian pengembangan permainan gobak sodor melalui gosibol yaitu:

1.   Bagi guru penjasorkes Model pengembangan permainan gosibol sebagai produk yang telah dihasilkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran penjasorkes melalui kegiatan pembelajaran permainan gosibol siswa kelas V Sekolah Dasar, penggunaan model ini dilaksanakan seperti apa yang direncanakan sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Disamping itu guru penjasorkes punya peluang untuk melakukan permainan pengembangan model yang lain sesuai kebutuhan.

2.   Bagi siswa diharapkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran permainan gosibol agar lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes.

3.   Bagi mahasiswa bila mana akan melakukan oenelitian dengan masalah yang sama diharapkan produk ini sebagai kajian awal untuk merancang pengembangan berikutnya.

4.   Bagi Peneliti Lanjutan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk penelitian pengembangan model permainan tradisional melalui gosibol lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Ateng, 1992. Asas Dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud.

Adang Suherman, 2000. Dasar-dasar Penjas. Jakarta: Depdikbud.

Amung Ma’mun dan Yudha M Saputra, 2000. Perkembangan Gerak Dan Belajar

Gerak. Jakarta: Depdiknas.

Husdarta dan Yudha Saputra, 2000. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Depkiknas.

https://www.google.co.id/search?redir_esc=&client=msandroid- asus&hl=inID&oe=utf8&safe=image&q=gambar+peluit&source=amdroid browser-type &qsubts=1436175446332.

https://www.google.co.id/search?redir_esc=&client=msandroid- asus&hl=inID&oe=utf8&safe=image&q=gambar+kapur&source=amdroid– browser-type &qsubts=1436244490513.

Mohammad Ali, 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Punaji Setyosari, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan.

Jakarta: Kencana Prenada Media.

Soemitro, 1992. Permainan Kecil. Jakarta: Depdikbud.

Sri Mulyani. 2013. 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta: Langensari Publishing.

Suharsimi arikunto, 2010.prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipa

Sukintaka, 1992. Teori Bermain Untuk D2 GSD Penjaskes. Jakarta: Depdikbud. Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993. Perkembangan Dan Belajar Gerak. Jakarta:

Depdikbud.

Sugiyono 2010, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.

Yoyo Bahagia dan Adang Suherman, 2000. Prinsipprinsip Pengembangan Dan

Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Depdikbud.