PENGGUNAAN ALAT PERAGA BANGUN RUANG PRISMA SEGITIGA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA

BAGI SISWA KELAS VI SEMESTER GANJIL

SDN 1 POTRONAYAN NOGOSARI BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Sri Lestari

Kepala Sekolah SD Negeri 2 Andong

ABSTRAK

Tujuan penyusunan karya ilmiah penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk meningkatkan hasil Hasil Belajar Matematika Materi Menghitung Volume Prisma Segitiga bagi Siswa Kelas VI Semester Ganjil SD Negeri 1 Potronayan,Nogosari , Boyolai pada Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilakukan pada subjek penelitian siswa kelas VI yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015. Metode yang digunakan adalah Penggunaan Alat Peraga Bangun Ruang. Teknik pengumpulan data adalah observasi, dokumentasi, dan tes hasil belajar. Teknik analisis data adalah model interaktif yang mempunyaoi empaty komponen, yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian tindakan kelas ini adalah melalui penggunaan alat peraga bangun ruang Prisma Segitiga pada siklus I meningkat dengan nilai rata-rata menjadi 68,33 dengan ketuntasan sebesar 63% ( 19 siswa ) dan pada siklus II meningkat lagi menajdi 72,66 dengan ketuntasan sebesar 86.67% (26 siswa).

Kata kunci: Alat Peraga, Bangun Ruang, Prisma Segitiga, Materi Menghitung Volume Prisma Segitiga

PENDAHULUAN

Rendahnya kemampuan belajar siswa dalam menyelesaikan soal menghitung volume prisma segitiga pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Potronayan tidak sepenuhnya merupakan kekurangan yang ada pada diri siswa. Peneliti menyadari bahwa dalam proses belajar mengajar di dalam kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, dimana ceramah menjadi pilihan utama proses belajar mengajar. Ternyata dengan menggunakan metode ceramah justru tidak mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran, sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa pada materi menghitung volume prisma segitiga masih sangat rendah. Hanya sebagian kecil siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian tuntas tentu saja hal ini sangat disayangkan. Karena setiap pendidik berharap yang terbaik. Dari jumlah siswa kelas VI yang berjumlah 30 siswa hanya 9 siswa yang tutas, sedangkan sisanya belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Padahal kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan pada mata pelajaran Matematika adalah 65.

Kondisi seperti diuraikan di atas, yaitu rendahnya hasil belajar Matematika materi menghitung volume prisma segitiga tidak sepenuhnya merupkan kekurangan pada diri siswa. Peneliti selaku penanggungjawab pembelajaran menyadari bahwa pembelajaran materi menghitung volume prisma segitiga yang telah dilaksanakn belum optimal. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pembelajaran materi menghitung volume prisma segitiga masih rendah. Permasalahan tersebut timbul karena kedudukan dan fungsi peneliti selaku penanggungjawab pembelajaran dalam kegiatan proses pembelajaran masih dominan. Aktifitas peneliti selaku penaggungjawab pembelajaran masih sangat tinggi dibandingkan dengan aktifitas siswa yang masih rendah kadarnya, disamping itu peneliti selaku penanggungjawab pembelajaran masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional serta belum menggunakan alat peraga yang maksimal. Dalam hal ini peneliti selaku penanggungjawab pembelajaran masih mendominasi dalam menyampaikan materi, sedangkan siswa hanya mendengar dan mencatat materi yang disampaikan sehingga siswa lebih cepat bosan dan informasi yang disampaikan sulit diserap oleh siswa serta tidak merangsang kreatifitas, partisipasi siswa dan kurangnya pelibatan siswa dalam menentukan konsep dalam proses kegiatan belajar dan mengajar (KBM).

Peneliti merasa prihatin dan bertanggung jawab dengan keadaan seperti yang telah diuraikan di atas. Sebagai penanggung jawab pembelajaran di kelas, penulis menaruh harapan yang baik kedepannya agar permasalahan tersebut dapat teratasi. Harapan yang baik tersebut adalah hasil belajar Matematika materi menghitung vokume prisma segitiga pada siswa kelas VI dapat meningkat.

Harapan kedepan dari 30 siswa tersebut dapat menguasai materi tentang menghitung volume bangun ruang prisma segitiga meningkat,dengan meningkatnya rata-rata dari 66,67 menjadi 75,00 serta nilai tertinggi meningkat menjadi 90 dan nilai terendah meningkat menjadi 65. Harapan kedepan peneliti selaku penanggungjawab pembelajaran mampu dan mau melakukan tindakan yang nyata untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan alat peraga bangun ruang prisma segitiga. Tindakan tersebut diwujudkan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas.

Perbedaan antara harapan dan kenyataan di atas, menimbulkan masalah yang perlu dicari solusi pemecahannya. Solusi pemecahan masalah di atas yakni peneliti selaku penanggungjawab pembelajaran berupaya melaksanakan tindakan kelas yaitu Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis mencoba melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul: ”Penggunaan Alat Peraga Bangun Ruang Prisma Segitiga Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Menghitung Volume Prisma Segitiga Bagi Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Potronayan Nogosari Boyolali Pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015”

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah Penggunaan Alat Peraga Bangun Ruang Prisma Segitiga Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Menghitung Volume Prisma Segitiga Bagi Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Potronayan Nogosari Boyolali Pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015?”.

Tujuan Penelitian

Tujuan penyusunan karya tulis ilmiah penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Menghitung Volume Prisma Segitiga Melalui Penggunaan Alat Peraga Bangun Ruang Prisma Segitiga Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Potronayan Nogosari Boyolali Pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Alat Peraga

E.T. Ruseffendi (1994: 229), alat peraga yaitu alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika. Benda-benda itu misalnya batu-batuan dan kacang-kacangan untuk menerangkan konsep bilangan; kubus (bendanya) untuk menjelaskan konsep titik, ruas garis, daerah bujur sangkar, dan wujud dari kubus itu sendiri; benda-benda bidang beraturan untuk menerangkan konsep pecahan; benda-benda seperti cincin, gelang, permukaan gelas, dan sebagainya untuk menerangkan konsep lingkaran dan sebagainya.

Aristo Rohadi (2003: 10), alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata atau konkrit. Alat pendidikan merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan faktor-faktor pendidikan lainnya seperti guru, anak didik, tujuan, dan lingkungan, dapat menjadi alat pendidikan bilamana digunakan dan direncanakan dalam perbuatan atau tindakan mendidik. (Syaiful Bahri Djamarah, 2005: 184).

Bangun Ruang

Menurut Urhan Mustaqim dan Ary Astuti (2008, 209-211), bagun ruang terdiri dari bangun ruang kubus, balok, tabung, kerucut, dan bola. Kubus adalah sebuah benda ruang yang dibatasi oleh enam buah persegi yang berukuran sama. Balok adalah sebuah benda ruang yang dibatasi oleh tiga pasang (enam buah) persegi panjang dimana setiap pasang persegi panjang saling sejajar (berhadapan) dan berukuran sama.

Bangun ruang menurut Sumanto (2008:58) disebut juga bangun tiga dimensi. Bangun ruang merupakan sebuah bangun yang memiliki ruang yang dibatasi oleh beberapa sisi. Jumlah dan model yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun tersebut, misalnya bangun yang dibatasi oleh 6 sisi yang sama ukuran dan bentuknya disebut kubus, bangun yang dibatasi oleh 6 sisi yang mempunyai ukuran panjang dan lebar/persegi panjang disebut balok dan prisma, bangun yang dibatasi oleh sisi lengkung dan dua buah lingkaran disebut Tabung. Jumlah serta model sisi yang dimiliki oleh sebuah bangun tertentu merupakan salah satu sifat bangun ruang tersebut.Jadi, sifat suatu bangun ruang ditentukan oleh jumlah sisi, model sisi, dan lain-lain.


Hasil Belajar Matematika

M.Sobry Sutikno menyatakan (2009: 4) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru. Sedangkan W.S Winkel (1996: 53) berpendapat belajar adalah suatu aktivitas mental / psikis yan berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahan–perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Agar belajar siswa berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

Tinjauan Menghitung Volume Prisma Segitiga

Prisma Segitiga adalah bangun ruang yang terbentuk dari lima bidang sisi, yaitu 3 bidang sisi bentuk persegi panjang dan 2 bidang berbentuk segitiga. Volume prisma segitiga dirumuskan sebagai berikut.

V = luas alas x tinggi

= ½ x [ alas x tinggi ] x tinggi prisma

Kerangka Berpikir

Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Dalam deskripsi teori antara lain dijelaskan bahwa: Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakaan fakta, konsep atau prinsip tertentu agar tampak lebih nyata atau konkrit. Dengan menggunakan alat peraga, manfaat kegunaan yang berupa penyampaian materi dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, efisien dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran dimungkinkan terjadi perbedaan antara yang menggunakan alat peraga dan tidak menggunakan alat peraga. Hal ini mungkin dapat terjadi karena kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran yang menggunakan alat peraga dan tidak menggunakan alat peraga berbeda. Hal ini akan berpengaruh kepada hasil belajar matematika siswa. Dengan demikian, keberhasilan siswa untuk mencapai hasil belajar matematika sangat didukung oleh penggunaan alat peraga.

Selama ini peneliti selaku guru kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Potronayan Nogosari Boyolali, menyadari bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah, kurang efektif dalam menyampaikan materi pembelajaran matematika yang mana lebih banyak siswa dituntut untuk melakukan pengolahan angka dalam Menghitung Volume Prisma Segitiga. Siswa hanya sebagai pendengar, kondisi seperti ini mengakibatkan siswa merasa bosan dan enggan belajar Matematika.Akibatnya hasil belajar Matematika rendah.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap penelitian yang kebenaran masih harus diuji terlebih dahulu secara empiris (Sumadi Suryabrata, 2003: 21). Oleh karena itu agar rumusan jawaban dipecahkan, maka seorang peneliti memerlukan pedoman yang digunakan sebagai tuntunan. Pedoman itu berupa jawaban sementara atau hipotesis. Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan, maka peneliti memberikan kesimpulan sementara sebagai hipotesis tindakan, yaitu: “Penggunaan Alat Peraga Bangun Ruang Prisma Segitiga Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Menghitung Volume Prisma Segitiga Bagi Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Potronayan, Nogosari, Boyolali Pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015”.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Tempat yang penulis jadikan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah di Sekolah Dasar 1 Potronayan, Nogosari, Boyolali.Tempat penelitian berlokasi di Sekolah Dasar 1 Potronayan, Nogosari, Boyolali, dimana tempat ini sekaligus tempat peneliti melaksanakan tugas mengajar. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 tepatnya pada bulan Agustus 2014 sampai bulan Nopember 2014.


Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI pada Sekolah Dasar Negeri 1 Potronayan Nogosari Boyolali tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

Sumber data

Data yang dikumpulkan dalam Penelitian Tindakan Kelas berupa segala gejala atau peristiwa yang mengandung informasi yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.Data tersebut meliputi data siswa, nilai hasil belajar dan keaktifan siswa. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi: Dokumen sekolah mengenai data siswa dan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai siswa sebelum diadakan penelitian. Siswa kelas VI sebagai subjek penelitian. Data yang diperoleh berupa keaktifan siswa, nilai tes atau hasil belajar matematika siswa pada saat setelah penggunaan alat peraga bangun ruang prisma segitiga dengan berbagai ukuran diterapkan. Proses kegiatan belajar mengajar matematika ketika penggunaan alat peraga bangun ruang prisma segitiga dengan berbagai ukuran diterapkan meliputi data hasil pengamatan/observasi siswa, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, daftar hadir siswa serta dokumen foto pelaksanaan pembelajaran.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain: observasi, dokumentasi, dan tes.

Validasi Data

Data hasil penelitian dikumpulkan melalui observasi, studi dokumentasi dan achievement test untuk mengetahui kompetensi yang diharapkan dengan penggunaan alat peraga bangun ruang prisma segitiga dengan berbagai ukuran dalam pembelajaran matematika materi Menghitung Volume Prisma Segitiga. Untuk pemeriksaan keabsahan data dilakukan menggunakan cara yaitu trianngulasi dan auditing.

Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (dalam Suwarsih Madya, 2007: 76-78) yaitu teknik analisis interaktif, dalam teknik ini terdapat tiga tahap (reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan). Aktivitasnya saling berinteraksi dengan proses pengumpulan data sebagai siklus.

Indikator Kinerja

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar matematika melalui penggunaan alat peraga siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Potronayan Nogosari Boyolali pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Setiap tindakan upaya peningkatan hasil belajar matematika melalui penggunaan alat peraga dirancang kedalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Perencanaan tindakan; (2) Pelaksanaan tindakan; (3) Observasi tindakan; (4) Refleksi tindakan untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus.

Prosedur Penelitian

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar matematka melalui penggunaan alat peraga siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Potronayan Nogosari Boyolali pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Setiap tindakan upaya peningkatan hasil belajar matematika melalui penggunaan alat peraga dirancang ke dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Perencanaan tindakan; (2) Pelaksanaan tindakan; (3) Observasi tindakan; dan (4) Refleksi tindakan untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Kegiatan awal penelitian yaitu melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar Matematika pada kelas VI SD Negeri 1 Potronayan yang menjadi objek penelitian. Observasi pertama dilakukan pada tanggal 20 Juli 2014 yaitu pada mata pelajaran Matematika dengan materi menghitung volume prisma. Dalam pelaksanaan penelitian, observer mengamati, mencatat kemudian mendokumentasikan berbagai temuan dan informasi yang didapat pada saat kegiatan pembelajaran sebelum menerapkan metode observasi. Pada proses pembelajaran di kelas kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan rutin seperti berdo’a bersama, guru mengabsen siswa, mencatat materi pelajaran yaitu materi tentang energi, melakukan tanya jawab dan diakhiri dengan pemberian tes tertulis sebagai alat penilaian. Proses pembalajaran pada kegiatan inti diantaranya, guru sebagai objek penelitian menyuruh siswa membuka buku Matematika tentang materi volume bangun ruang prisma. Kemudian siswa di suruh mendengarkan penjelasan guru. Setelah penjelasan selesai, guru menulis rangkuman materi energi pada papan tulis sebagai catatan untuk siswa. Pada akhir kegiatan, guru memberikan soal-soal sebagai latihan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dijelaskan, lalu siswa diberi pekerjaan rumah.

Dari langkah-langkah pembelajaran yang tersebut di atas terlihat masih adanya dominasi guru dalam pembelajaran, dan siswa tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan berfikirnya Hasil ulangan harian pada kelas VI yang peneliti lakukan materi Menghitung Volume Prisma Segitiga menunjukkan bahwa dari hasil belajar pada materi tersebut masih sangat rendah.

Hasil belajar kondisi awal menunjukan masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata KKM. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 (KKM) sebanyak 14 dan yang mendapat nilai ≥ 65 (KKM) sebanyak 26 siswa. Hal ini dapat diartikan bahwa ketuntasan klasikal sebesar 46,67% masih berada di bawah ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu sebesar 53,33% siswa mendapatkan nilai ≥ 65 (KKM).

Hal tersebut menjadi refleksi bagi guru kelas VI khususnya dan tentunya peneliti yang ingin memaksimalkan hasil belajar. Bertolak dari kenyataan tersebut, peneliti mengadakan koordinasi dengan guru kelas VI untuk membahas tentang alternatif yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VISD Negeri 1 Potronayan terhadap materi volume bangun ruang prisma segitiga. Salah satu alternatif pemecahan yang dapat dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran menggunakan alat peraga bangun ruang prisma segitiga.

Tindakan siklus I

Dalam tahap observasi peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan hasil belajar matematika volume bangun ruang prisma segitiga menggunakan alat peraga bangun ruang prisma segitiga, yang dilaksanakan dengan menggunkan alat bantu berupa lembar observasi/pengamatan dan dokumentasi berupa foto. Dalam tahap ini guru kelas sebagai peneliti mengadakan kolaborasi dengan teman sejawat dalam melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilaksanakan untuk mendapatkan data mengenai kegiatan yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu observasi juga dilakukan untuk mengamati kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun ruang prisma segitiga dapat meningkatkan hasil belajar menghitung volume prisma pada siswa kelas VI SDN 1 Potronayan

Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan pada keaktifan siswa dan kemampuan siswa melakukan diskusi. Itu berarti peran dan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran semakin meningkat. Dengan meningkatnya aktifitas siswa dalam proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar menghitung volume bangun ruang prisma segitiga.

Dari pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pembelajaran matematika yang dilaksanakan dengan menggunakan alat peraga bangun ruang prisma segitiga pada siklus I dapat ditarik simpulan keaktifan siswa belum maksimal, meskipun sudah ada perubahan dari pertemuan I ke pertemuan II. Tetapi hasil yang diharapkan belum dapat dicapai dengan baik.

Berdasarkan kumpulan data yang diperoleh dari kolaborasi dengan guru kelas, peneliti memperoleh temuan bahwa: 1) Dalam proses pembelajaran guru belum sepenuhnya mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sehingga masih terdapat poin-poin kegiatan yang tidak dilaksanakan sesuai perencanaan. 2) Penggunaan alat peraga bangun ruang proses pembelajaran matematika pada materi volume bangun ruang prisma segitiga belum dilaksanakan secara maksimal sesuai dengan perencanaan. 3) Siswa terlihat antusias dan sangat bersemangat dalam belajar artinya pembelajaran sudah mulai berpusat pada siswa, namun dalam kondisi tersebut masih banyak siswa yang tidak mengerti makna pembelajaran yang sedang berlangsung. Banyak diantara mereka yang hanya bermain dan tidak melakukan tugas mereka seharusnya. 4) Guru masih dihadapkan pada masalah koordinasi antar kelompok agar mereka saling bekerjasama karena siswa selalu berebut menggunakan alat peraga dalam melakukan pengamatan. 5) Proses pembelajaran lebih interaktif dibandingkan sebelum menerapkan alat peraga bangun ruang prisma segitiga. Guru dan siswa mulai aktif berkomunikasi multi arah mengemukakan pendapat dan pertanyaan mengenai materi pelajaran.

Berdasarkan refleksi pada kegiatan pada siklus 1 masih banyak kekurangan serta kelemahan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung, maka peneliti mencari solusi dengan memberikan arahan kembali kepada siswa tentang tahapan-tahapan kerja kelompok dengan menggunanakan alat peraga bangun ruang prisma segitiga. Jadi, pada siklus II, kelas dibagi menjadi 5 kelompok. Hal ini dilakukan dengan alasan agar pembelajaran dapat berjalan efektif. Untuk kelancaran proses diskusi, peneliti juga memberikan motivasi berupa penghargaan baik secara verbal maupun non verbal kepada siswa agar mereka lebih berani lagi dalam menyampaikan pendapat. Selain itu guru juga memberikan apersepsi yang lebih meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti mengadakan tindakan untuk siklus berikutnya.

Adapun hasil yang diperoleh pada siklus I menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar materi volume bangun ruang prisma segitiga pada siswa kelas VI SDN 1 Potronayan. Tetapi prosentase siswa yang nilainya di atas KKM belum memenuhi indikator kinerja pada siklus I yaitu 75% Oleh karena itu, dilanjutkan pada siklus II dengan berpedoman pada hasil refleksi siklus I.

Tindakan siklus II

Pada tindakan silkus II, terdapat banyak sekali peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa hal ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa terhadap materi volume juga mengalami peningkatan dengan penggunaan alat peraga bangun ruang prisma segitiga. Siswa lebih mudah menguasai materi dengan berdiskusi dengan teman sebayanya dan dengan penggunaan alat peraga. Keaktifan siswa selama proses pembelajaran serta kinerja guru dalam mengajar juga mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan alat peraga bangun ruang pada pembelajaran matematika khususnya pokok bahasan volume sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Adapun hasil yang diperoleh pada siklus II dapat menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika materi volume. Prosentase siswa yang nilainya di atas KKM juga sudah memenuhi indikator kinerja pada siklus II yaitu 80%, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran melalui penggunaan alat peraga bangun ruang prisma segitiga dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

PEMBAHASAN

Kondisi awal

Dari daftar nilai yang terdapat pada lampiran dapat diketahui bahwa hasil belajar Matematika sebelum tindakan yaitu siswa yang mendapat nilai 35-45 ada 3 siswa, 46-56 ada 7 siswa, mendapat nilai 57-67 ada 8 siswa, mendapat nilai 68-78 ada 7 siswa, 79-89 ada 5 siswa. Dengan demikian nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 66,66. Siswa yang mendapat nilai < 65 (KKM) sebanyak 14 siswa atau 53,33% dan siswa yang mendapat nilai ≥ 65 (KKM) sebanyak 16 siswa atau 46,67%.

Siklus I

Dari daftar nilai yang terdapat pada lampiran dapat diketahui bahwa nilai evaluasi matematika materi volume pada siklus I bahwa ada 2 siswa yang memperoleh nilai 46-56 , ada 6 siswa memperoleh nilai 57-67 , ada 14 siswa mendapat nilai 68-78, ada 8 siswa nilai 79-89. Dengan demikian rata-rata nilai yang diperoleh siswa sebesar 73,27. Siswa yang mendapat nilai < 68 (KKM) sebanyak 8 siswa atau 26,67% dan siswa yang mendapat nilai ≥ 65 (KKM) sebanyak 22 siswa atau 73,33%.

Siklus II

Dari daftar nilai yang terdapat pada lampiran dapat diketahui bahwa nilai evaluasi Matematika materi volume pada siklus II bahwa pada pertemuan pertama siswa yang mendapat nilai 57-67 ada 5 siswa, nilai 68-78 ada 12 siswa, nilainya 79-89 ada 10 siswa, dan siswa yang mendapat nilai 90-100 ada 3 siswa. Dengan demikian rata-rata nilai yang diperoleh siswa sebesar 78,03. Siswa yang mendapat nilai < 65 (KKM) ada 5 siswa atau 16,67% dan siswa yang mendapat nilai ≥ 65 (KKM) ada 25 siswa atau 83,33%.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh perbandingan, bahwa prosentase jumlah siswa yang memperoleh nilai ³ 65 (KKM) mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu sebelum tindakan hanya 46,67%. Pada siklus I meningkat menjadi 73,33% dan 83,33% pada siklus II. Selain itu, nilai rata-rata Matematika materi volume mengalami peningkatan yaitu sebelum tindakan 66,67. Kemudian meningkat menjadi 73,27 pada siklus I dan 78,03 pada siklus II. Hal ini merefleksikan bahwa pembelajaran Matematika yang dilaksanakan oleh guru dapat dinyatakan berhasil.

Hambatan-hambatan yang ditemui pada masing-masing siklus berbeda-beda, antara lain: pada siklus I hambatan yang dijumpai adalah 1) Siswa yang malas menggantungkan diri pada siswa yang mereka anggap lebih pandai dan tidak mau melakukan pengamatan, hanya bermain- main dengan alat-alat peraga dan mengganggu teman yang lain. 2) Guru terlalu cepat dalam menyampaikan langkah-langkah pengamatan. 3) Guru belum memberikan motivasi baik pada individu maupun kelompok sehingga siswa masih belum barani dalam menjawab pertanyaan atau mengungkapkan gagasannya dalam kelompok, dan belum dapat mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif.

Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I yang dilaksanakan di siklus II dalam upaya perbaikan adalah dengan memberikan beberapa informasi secara tepat dan bertahap, mengarahkan, dan membimbing kegiatan siswa dalam melakukan pengamatan dan memberikan motivasi berupa penghargaan baik secara verbal maupun non verbal kepada siswa agar mereka lebih berani lagi dalam menyampaikan pendapat. Pembelajaran pada siklus II sudah tidak ada hambatan yang berarti.

Jadi pembelajaran dengan penggunaan alat peraga bangun ruang prisma segitiga dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi menghitung volume prisma segitiga pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Potronayan Semester 1 tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini terjadi Karena pembelajaran dengan penggunaan alat peraga bangun ruang prisma segitiga dapat meningkatkan daya ingat siswa , sehingga siswa lebih memahami suatu konsep dengan bertanya dan bertukar pikiran dengan teman sebayanya dan guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.

PENUTUP

Berdasarkan deskripsi dan hasil tindakan yang dicapai dengan penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun ruang prisma segitiga dapat meningkatkan kualitas proses belajar dan hasil belajar matematika materi menghitung volume prisma segitiga siswa kelas VI SD Negeri 1 Potronayan Nogosari Boyolali Pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015 Peningkatan hasil belajar menghitung volume prisma segitiga tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan pada nilai rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa pada setiap siklus. Data awal yang diperoleh sebelum dilaksanakan tindakan yaitu rata-rata kelas mencapai 66,67 dengan ketuntasan klasikal 46,67%, pada siklus I rata-rata kelas meningkat menjadi 73,27 dan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 73,33%. Pada siklus II rata-rata kelas meningkat menjadi 78,03 dan ketuntasan klasikal semakin meningkat menjadi 83,33%.

Dari uraian di atas, dapat membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Melalui penggunaan alat peraga bangun ruang prisma segitiga dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi menghitung volume prisma segitiga bagi siswa kelas VI SD Negeri 1 Potronayan Nogosari Boyolali pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015”.

Berkaitan dengan hasil yang dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini, maka peneliti mengajukan saran bagi guru meliputi: guru hendaknya memilih dan menggunkan media pembelajaran yang lengkap sesuai dengan topik yang dibahas dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya memberikan dorongan/motivasi kepada siswa untuk memiliki cara belajar yang baik, dan guru hendaknya selalu tanggap dan cepat mengatasi masalah-masalah yang ada di lingkungan sekolahnya. Saran bagi siswa, meliputi: apabila memiliki problem mintalah bantuan kepada siapa saja yang dapat dipercaya, jangan biarkan problem itu dipendam karena akibatnya tidak baik bagi diri sendiri. Hadapilah setiap masalah yang timbul dengan tabah dan jangan lekas putus asa serta cepatlah minta bantuan kepada guru wali kelas di sekolah. Ikutilah pelajaran dengan senang hari dan sungguh-sungguh jangan malu dan takut untuk bertanya, agar prestasimu menjadi meningkat lebih baik.

Saran bagi sekolah, meliputi: Sekolah perlu menggiatkan adanya kelompok belajar, sebab dengan giatnya kelompok belajar maka waktu-waktu untuk belajar dapat meningkat dan kualitas belajarnya pun akan meningkat pula karena antara anggota kelompok dapat saling tukar pikiran. Sekolah hendaknya menyediakan media pembelajaran yang dirancang bagi siswa dan guru atau memakai yang sesuai dengan materi/kurikulum perkembangan zaman khususnya pada mata pelajaran matematika. Sekolah ikut mendorong siswa untuk belajar dan berprestasi dengan baik, khususnya dalam mata pelajaran matematika.

Saran bagi orang tua, meliputi: Memperhatikan media pembelajaran bagi anaknya yang sedang belajar, khususnya dalam mata pelajaran matematika. Ikut serta mengusahakan kelengkapan media pembelajaran bagi anaknya, khususnya dalam mata pelajaran matematika. Bekerja sama dan seiring dengan guru dalam mendorong siswa untuk meningkatkan belajar dan memiliki jiwa berprestasi dengan menggunakan cara belajar yang baik, khususnya dalam mata pelajaran matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Aristo Rohadi. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Burhan Mustaqim dan Ary Astuty. 2008. BSE Ayo Belajar Matematika untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Ruseffendi, E T dkk. 1994. Materi Pokok Pendidikan Matematika III. Universitas Terbuka. Jakarta: Depdikbud.

Sumanto. 2008. Gemar Matematika 5. Jakarta: Pusat Perbukuan. Sumber Tentang Metode-metode Baru). Jakarta: UIP

Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sutikno, M. Sobry. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Islami. Bandung: PT Refika Aditama.

Suwarsih Madya. 2007. Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta.

Syaiful Bahri Djamarah. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.

Winkel WS, 1996, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia

Â