PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT

BANGUN DATAR SISWA KELAS V SD NEGERI 6 PURWODADI KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Endang Yuni Hastuti

SD Negeri 6 Purwodadi

 

ABSTRAK

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia, hampir semua kecakapan, pengetahuan, sikap dan kebiasaam sehari-hari terbentuk, berkembang karena adanya pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar, menganalisa dampak penggunaan media belajar dan mengoptimalkan ketuntasan belajar pada mata pelajaran matematika di SD Negeri 6 Purwodadi. Maka diperoleh hipotesis yaitu dengan menggunakan media grafis dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika tentang sifat bangun datar siswa kelas V semester II di SD Negeri 6 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2016/2017. Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran matematika dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2017 untuk siklus I dan 28 Februari 2017 untuk siklus II. Hasilnya menunjukkan ada peningkatan yaitu pada prasiklus yang mengalami ketuntasan 10 siswa atau 34,5% dengan rata-rata 57, siklus I yaitu 15 siswa atau 51,7% dengan rata-rata 63 dan 100% atau 29 siswa pada siklus II dengan rata-rata 78 di kelas V Semester II SD Negeri 6 Purwodadi tuntas semua dengan materi sifat bangun datar. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah bahwa melalui media grafis dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Matematika tentang sifat bangun datar pada siswa kelas V Semester II di SD Negeri 6 Purwodadi Kecamatan Purwodadi kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2016/2017.

Kata kunci: Motivasi Belajar, Prestasi Belajar, Media Grafis, Matematika

 

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia, hampir semua kecakapan, pengetahuan, sikap dan kebiasaam sehari-hari terbentuk, berkembang karena adanya pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Guru merupakan peran utama dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.

Untuk meningkatkan keaktifan pembelajaran guru diharapkan menggunakan teknologi dan informasi seperti penggunaan media sifat bangun datar. Kenyataan di lapangan tujuan matematika belum dapat di capai secara optimal. Hal ini disebabkan karena pengajaran matematika kurang menggunakan media yang sesuai sehingga hanya menghafal saja. Dari aspek sifat bangun datar diharapkan siswa dapat meningkatkan prestasinya. Dari kenyataan tersebut maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan bahwa rendahnya prestasi belajar matematika salah satunya adalah kurang optimalnya penggunaan media sifat bangun datar. Dari pengamatan dan pengalaman, mengajar, penulis dapat menunjukan bahwa kegiatan belajar mengajar tanpa menggunakan media pembelajaran akan menyulitkan pemahan siswa pada konsep-konsep yang dipelajarinya. Bahkan siswa tidak tertarik dan cenderung tidak memperhatikan materi, sedang guru menginginkan siswa dapat menyerap pelajaran yang disampaikan dengan semaksimal mungkin sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Untuk itu peneliti dalam proses kegiatan belajar mengajar berusaha untuk meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan media sesuai materi karena dengan media menambah daya tarik siswa, merasa senang dan berkesan.

Pembelajaran dikatakan berhasil baik apabila siswa dapat menguasai materi pembelajaran dengan mendapat nilai 66 atau tuntas. Dari pengalaman penulis, nilai tes ujian semester mata pelajaran matematika SD Negeri 6 Purwodadi. Dari 29 siswa yang memperoleh nilai diatas 66 sebanyak 10 siswa atau 34,5% dengan rat-rata 57. Hal ini menunjukkan masih ada kesenjangan antar harapan dan kenyataan yang ada.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: (a) Siswa tidak berani bertanya pada guru, karena guru kurang memberi motivasi. (b) Pada saat kegiatan berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, karena penjelasan guru terlalu cepat. (c) Siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. (d) Banyak siswa yang pasif dan hanya beberapa siswa saja yang berani untuk mengerjakan tugas kedepan, guru kurang memantau kesulitan belajar siswa.

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan menjadi fokus perbaikan pembelajaran matematika adalah: Apakah media grafis sifat bangun datar bisa meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa mata pelajaran matematika di SD Negeri 6 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan?.

Berdasarkan latar belakang rumusan masalah maka tujuan penelitian sebagai berikut: (1) Untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika materi sifat bangun datar siswa kelas V SD Negeri 6 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. (2) Untuk menganalisa dampak penggunaan media belajar dalam pembelajaran matematika terhadap prestasi belajar siswa. (3) Untuk mengoptimalkan ketuntasan belajar pada mata pelajaran matematika tentang sifat bangun datar kelas V semester II SD Negeri 6 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan.

LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Hakekat Pembelajaran

Menurut Siddiq (2008), pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang (guru atau yang lain) untuk membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan formal (sekolah), pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada guru, karena guru merupakan tenaga profesional yang dipersiapkan untuk itu.

Pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan diterapkan seiring dengan pemanfaatan media dan sumber belajar. Selain itu metode sering diterapkan secara kombinasi sehingga keterbatasan satu metode dapat diatasi dengan metode lainnya (Prawiradilaga, 2008).

 

 

Pengertian Belajar

Belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada diri orang belajar karena pengalaman (Darsono, dkk, 2000:4). Menurut Slameto dalam bukunya (Teori Belajar, 1999:24), belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Motivasi Belajar

Lunthans (dalam Thoha, 2007) mengatakan bahwa motovasi terdiri dari tiga unsur, yaitu kebutuhan (need), dorongan (drive), dan tujuan (goals). Istilah motivasi kadang-kadang dipakai silih berganti dengan istilah-istilah lainnya seperti misalnya: kebutuhan (need) keinginan(want), dorongan (drive) atau implus. Motif adalah suatu perangsang keinginan (want) dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang, setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai (Hasibuan, 2007:95). Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu keinginan atau rangsangan yang hendak dicapai.

Motivasi dalam pembelajaran merupakan suatu usaha yang mendorong seseorang untuk bersaing. Peserta didik yang mempunyai motivasi dalam pembelajaran akan memperoleh prestasi yang lebih tinggi. Pada pembelajaran, seoarang guru hendaknya mampu menciptakan dan menumbuhkan minat pada peserta didiknya, misalnya untuk menyelesaikan atau mengumpulkan tugas tepat pada waknyunya, mengikuti pembelajaran denga baik, tidak mengantuk, tidak mengerjakan pekerjaan rumah mata pembelajaran lain, tidak berbicara dengan temannya, menumbuhkan keberanian bertanya dan menjawab secara lisan dalam mengikuti pembelajaran sehingga peserta didik merasa nyaman menyenangkan.

Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah suatu tujuan dari sebuah pembelajaran. Prestasi belajar menurut Winkel (dalam Yuniati, 2005:18) adalah kemampuan seseorang dalam menguasai sejumlah program dan biasanya dilambangkan dalam bentuk nilai (angka) untuk melihat keberhasilan belajar peserta didik dalam periode tertentu. Prestasi belajar dapat dilihat melalui evaluasi yang dilakukan akhir periode. Evaluasi yang dilakukan haruslah sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai untuk menunjukkan apakah proses belajar yang dilakukan itu efektif.

Pembelajaran Matematika di SD

Matematika adalah ilmu tentang logika mengenal bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu sama lainya. Matematika itu timbul karena pikiran pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika menurut Jonson dan Myklebus dalam bukunya Mulyono Abdurrahman (1999:252), Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teorinya adalah untuk memudahkan berfikir. Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

Fungsi maematika Berdasarkan kurikilum KTSP 2010 yaitu untuk mengembangkan nalar melalui kegiatan, penyelidikan, eksplorasi dan eksperimen dalam pemecahan masalah melalui pola pikir dalam model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, dan diagram dalam menjelaskan gagasan.

Hakikat Media

Secara istilah, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium ” yang berasal dan Bahasa Latin “medius ” yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi antara sumber dan penerima pesan. Rossi dan Breidle (Sanjaya, 2008:163) mengemukakan bahwa media tau alat peraga pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dicapai untuk mencapai tujuandalam keberhasilan pendidikan. Maka media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima. Sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Prinsip-prinsip umum dalam penggunaan media yaitu: (1) Media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, (2) Media harus sesuai dengan strategi pembelajaran, (3) Tidak ada satu media yang dapat atau sesuai untuk segala macam kegiatan pebelajaran, (4) Guru harus terampil dalam menggunakan alat peraga, (5) Media harus sesuai dengan kemampuan siswa dan gaya belajarnya. (6) Pemilihan media harus obyektif, (7) Keberhasilan penggunaan media juga dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.

Menurut Arif S Sadiman,dkk.(2002:6) media grafis adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan atau berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Unsur media dalam pembelajaran mempunyai arti yang sangat penting karena lebih meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami materi pelajaran. Pembelajaran tanpa media menyebabkan siswa pasif. Marisa, (2012:16) menyatakan bahwa kata “media” merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berasal dari bahasa latin yang berarti “perantara”. Pengertian lebih jauh tentang media adalah sesuatu yang membawa informasi dari sumber untuk diteruskan kepada penerima. “Media pembelajaran” diartikan sebagai suatu alat atau bahan yang mengandung informasi atau pesan pembelajaran. Atas dasar uraian di atas peneliti ikut menyampaikan fakta bahwa alat atau bahan yang mengandung informasi atau pesan pembelajaran sangat beragam jenisnya, antara lain: (1) Alat yang dihasilkan dari media cetak misalnya buku-buku pelajaran, majalah, surat kabar, peta, gambar-gambar, bagan atau skema, dan sejenisnya. (2) Benda konkrit atau benda sebenarnya misalnya daun, bunga, batu baterai, kipas angin, seterika dan sejenisnya. (3) Benda tiruan misalnya globe, torso dan sejenisnya. (4) Teknologi informasi dan komunikasi misalnya HP, televisi, radio, internet, komputer dan sejenisnya. Sedang media yang digunakan adalah media grafis atau media visual diam. Menurut John Amos Komedius, media grafis termasuk media visual diam, media grafis mempunyai fungsi untuk menyalurkan pesan dari guru pada siswa. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol yang menarik dan jelas. Pesan yang disampaikan dinyatakan dalam simbol kata-kata, gambar dan menggnakan ciri grafis yaitu garis. Media ini termasuk media yang relatif murah dalam pengadaannya bila ditimbang dari segi biaya. Kemudahan mencerna media grafis karena sifatnya visual, kongkrit, menampilkan obyek sesuai dengan wujud aslinya sehingga tidak verbalistik. Kelebihan media grafis adalah: (1) Sifatnya kongkrit, lebih realistik dibandingkan dengan media verbal. (2) Dapat memperjelas suatu masalah bidang apa saja, baik untuk usia muda maupun tua. (3) Murah harganya dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir tersebut maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut: dengan menggunakan media grafis dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika tentang sifat bangun datar siswa kelas V semester II di SD Negeri 6 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2016/2017.

METODOLOAGI PENELITIAN

Peneliti ini kami lakukan satu semester, yaitu mulai bulan Januari sampai bulan Juni 2017. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 6 Purwodadi pada semester II yang beralamatkan Jln. Bhayangkara No 7 Purwodadi kecamatan Purwodadi. Kelas yang mengalami aktivitas atau nilai rendah atau kurang adalah siswa kelas V yang jumlahnya 29 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

Sumber data yang pertama adalah nilai harian kondisi awal diambil dari daftar nilai. Sumber data yang kedua adalah daftar nilai setelah siklus Pertama. Sumber data ketiga adalah daftar nilai setelah siklus kedua.

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: perangkat pembelajaran, soal lembar kerja dan tes formatif, pedoman observasi, pedoman wawancara.

Validasi Data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang diambil melalui metode observasi dan wawancara, supaya data yang diperoleh valid maka apabila observasi dan wawancara dilakukan kolaborasi dengan teman sejawat sebagai triagulasi. Analisis dalam penelitian ini tidak menggunakan uji statistik, tetapi menggunakan: (1) Analisis diskriptif kualitatif untuk menganalisis data hasil observasi dan wawancara untuk direfleksi, (2) Analisis diskriptif komperatif yaitu dengan membandingkan kondisi awal nilai ulangan siklus I dan Siklus II.

Prosedur Pelaksanaan penelitian ini berdasarkan hasil identifikasi masalah, analisis masalah, dan perumusan masalah, pemecahan masalah tersebut di atas, maka di bawah ini dapat kami uraikan secara singkat dan sederhana skenario pembelajaran untuk memperbaiki proses pembelajaran yang penulis tempuh dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Adapun setiap siklus terdapat empat tahap yakni: Tahap Perencanaan yakni membuat rencana pelaksanaan tindakan dalam bentuk RPP, Tahap Tindakan yaitu melaksanakan tindakan penelitian sesuai RRP, Tahap Pengamatan yaitu mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan Tahap Refleksi merupaka tahap mereflesi hasil pelaksanaan tindakan dan pengamatan. Penelitian dianggap berhasil atau tuntas apabila siswa mendapat nilai KKM 66.

 

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Per Siklus

Prasiklus

Kegiatan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran matematika kompetensi dasar sifat bangun datar dilakukan karena berdasarkan analisis hasil tes formatif yang dilakukan oleh peneliti dan adapun hasil nilai tes formatif sebelum siklus sebagai berikut:

Dari analisis data prasiklus yang diperoleh siswa, diketahui rata-rata nilai prasiklus dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar sifat bangun datar adalah 57. Hal tersebut masih jauh dari rata-rata nilai yang dinginkan. Jumlah siswa yang tuntas hanya 10 siswa atau 34,5%. Dari hasil analisis tes Prasiklus tersebut, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran matematika tentang sifat bangun datar.

Deskripsi Hasil Siklus I

Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan hari hari Selasa, 14 Februari 2017. Langkah-langkah perbaikan siklus I meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Berdasarkan perolehan hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I dapat dilihat pada laporan hasil pengamatan sebagai berikut Hasil pengamatan menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh siswa siklus I dari 29 siswa yang mendapat nilai 41-50 sebanyak 10 siswa, 50-60 sebanyak 4 siswa, nilai 61-70 sebanyak 10 siswa, nilai 71-80 sebanyak 5 siswa, nilai 81-90 sebanyak 0 siswa, perolehan nilai siswa ada yang belum tuntas sesuai KKM sehingga pembelajaran dilanjutkan ke siklus II.

Refleksi: Setelah melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran dan pengamatan atas tindakan pembelajaran pada siklus I, maka dapat diperoleh hasil refleksi sebagai berikut: Kelemahan: (a)Pelaksanaan perbaikan secara umum sudah berjalan baik, namun ada kekurangan yaitu belum memaksimalkan proses media pembelajaran. (b) Perbaikan perbaikan pembelajaran siklus I yang menitikberatkan melalui media grafis dalam proses pembelajaran sudah ada kemajuan. Kelebihan: (a) Ada beberapa siswa yang sudah memahami materi. (b) Ada beberapa siswa yang berani bertanya tentang materi yang belum dipahami.

Deskripsi Hasil Siklus II

Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan hari Selasa, 28 Februari 2017 pada siswa kelas V semester II tentang sifat bangun datar di SD Negeri 6 Purwodadi Kecamatan Purwodadi. Langkah-langkah perbaikan siklus II meliputi: a. Pengelolaan kelas, b. Pencapaian tujuan pembelajaran, 3. Guru mengamati dan memberikan bimbingan, 4. Guru menyuruh siswa membuat kesimpulan, 5. Guru mengadakan tes formatif.

Hasil observasi menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh siswa siklus II dari 29 siswa yang mendapat nilai 50-60 sebanyak 0 siswa, nilai 61-70 sebanyak 15 siswa, nilai 71-80 sebanyak 7 siswa, nilai 81-90 sebanyak 5 siswa, dan nilai 91-100 sebanyak 2 siswa, perolehan nilai semua tuntas KKM 29 siswa atau 100% dinyatakan tuntas, sehingga pembelajaran dinyatakan berhasil. Berikut peningkatan hasil tes formatif yang mengalami ketuntasan pembelajaran:

 

Tabel 1 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar

No

Ketuntasan

Par Siklus

Siklus I

Siklus II

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

1

Tuntas

10

34,5

15

51,7

29

100

2

Belum Tuntas

19

65,5

14

48,3

0

0

 

Rata-rata

57

63

78

                       

Refleksi: Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II dengan melalui melakukan media grafis tentang sifat bangun datar kelas V Semester II SD Negeri 6 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan diperoleh refleksi sebagai berikut peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II sangat berarti ketuntasan siswa dari 29 siswa yang tuntas 100% dengan rata-rata kelas 78 dan sebelumnya pada siklus I rata-rata nilainya 63. Kelemahan: Masih ada beberapa siswa yang belum berani bertanya. Kelebihan: (a) Siswa lebih aktif dan bersemangat. (b) Siswa sudah berani maju untuk mengerjakan lembar kerja yang diberikan guru.

Pembahasan

Prasiklus

Setiap guru pasti menginginkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan berhasil. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian. Hal ini juga terjadi di kelas V semester II SD Negeri 6 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan pada mata pelajaran Matematika materi sifat bangun datar. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dan melakukan evaluasi ternyata hanya 34,5% siswa atau 10 siswa yang tuntas. Dikatakan tuntas kerana nilai yang diperoleh di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum). KKM yang ditentukan adalah 66. Nilai rata-rata siswa pada kegiatan sebelum siklus adalah 57.

Dengan hasil yang demikian guru mencoba menentukan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Menurut guru ketidakberhasilan pembelajaran dikarenakan banyak siswa yang jenuh dengan kegiatan pembelajaran karena metode yang dugunakan hanyalah ceramah, guru kurang memberikan kesempatan siswa untuk bertanya sebab guru menganggap siswa sudah memahami penjelasan tentang meteri pelajaran, guru belum memanfaatkan media atau alat peraga yang dipergunakan untuk memberikan penjelasan materi pelajaran sehingga dalam menjelasan materi kurang memanfaatkan siswa ikut aktif dalam pembelajaran. Setelah mengetahui penyebab ketidakberhasilan, guru berencana untuk melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

Siklus I

Pembelajaran pada siklus I masih banyak hal-hal yang belum dilaksanakan oleh guru secara optimal seperti penggunaan alat peraga berupa media grafis sehingga tingkat pemahaman siswa terhadap materi ajar masih rendah. Hal ini disebabkan kurang jelasnya penjelasan atau instruksi guru kepada siswa dalam menyelesaikan tugas. Hasil analisis penilaian menunjukan masih rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dari 29 siswa yang mendapat nilai tuntas baru 15 siswa dan 14 siswa belum mencapai nilai tuntas. Nilai rata-rata kelas 63 (ketuntasan belajar 51,7%) dan (belum tuntas 48,3%) dengan demikian penulis merencanakan perbaikan pembelajaran Siklus II

 

Siklus II

Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II peneliti merancang pembelajaran dengan persiapan yang lebih matang. Analisis penilaian hasil yang lebih baik dari pada perbaikan pembelajaran siklus I. Keberhasilan pembelajaran ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru menggunakan alat berupa gambar melalui media grafis , dengan lebih matang dan metode penunjang yang tepat sehingga dengan tugas yang dirancang akan memperjelas informasi guru, setiap siswa akan mengamati gambar, maka semua siswa akan aktif belajar. Keaktifan siswa dalam mengerjakan soal tes formatif akan meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran matematika.

Dengan demikian seperti yang dikemukakan pada kajian teori bahwa pembelajaran akan menyenangkan dan bermakna apabila dalam proses guru terampil dalam memilih dan menentukan metode dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi ajar.      

Sebagai bukti bahwa pembelajaran itu berhasil adalah dengan adanya hasil evaluasi yang mencapai nilai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. Pada pembelajaran Matematika ini siswa samua tuntas. Nilai rata-rata kelas mencapai 78 dari 29 siswa, yang tuntas 29 siswa atau 100%. Hal ini terbukti dari perolehan tes formatif yang dilaksanakan guru setelah proses pembelajaran selesai.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dua siklus dengan menerapkan pembelajaran matematika melalui penggunaan media grafis tentang sifat bangun datar pada siswa kelas V Sekolah Dasar 6 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan dapat diketahui bahwa: (1) Kemauan dan kemampuan siswa dalam menangkap dan memahami materi pelajaran yang disampaikan guru dapat lebih meningkat. (2) Kemampuan siswa menyerap materi pelajaran yang diberikan oleh guru sangat berpengaruh terhadap perolehan nilai tes formatif baik secara individu maupun nlai rata-rata. (3) Demonstrasi dengan media grafis bangun datar merangsang perhatian anak. (4) Pada pembelajaran dengan menggunakan media grafis bangun datar pembelajaran pada kondisi awal nilai rata- rata 57, pada siklus pertama naik rata-rata menjadi 63 dan pada siklus kedua nilai rata-rata menjadi 78.

Saran

Dari simpulan diatas saran ditujukan (1) Bagi Sekolah: Selalu berupaya menciptakan iklim belajar yang kondusif dan di dalam menjelaskan materi pelajaran selalu menggunakan media sehingga siswa dapat lebih termotivasi dalam meningkatkan aktifitas belajar siswa. (2) Bagi Guru: Sebelum melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar hendaknya mempersiapkan secara cermat dan tepat dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. (3) Bagi Siswa: Lebih aktif dan bergairah dalam setiap mengikuti proses pembelajaran tidak ada rasa takut atau malu bertanya maupun menyampaikan pendapatnya sehingga akan memperoleh hasil atau prestasi yang optimal. (4) Bagi Orang Tua: Peran serta orang tua dan perhatian orang tua sangat menentukan keberhasilan pendidikan siswa, sebab waktu yang paling banyak adalah di rumah. Oleh karenanya pengawasan siswa di rumah lebih banyak dari pada di sekolah.

 

34

 

34

 

DAFTAR PUSTAKA

Arif Sadiman. dkk. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arsip Rohadi. 2003, Media Pembelajaran. Jakarta Depdikbud.

Basuki Wibowo. 1993. Penelitian Tindakan Kelas: Depdikbud.

Djauhar Siddiq, dkk. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Diknas Jakarta.

HB. Sutopo, 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret, Surakarta.

M. Dhauhar Siddiq, dkk. 2006. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Jakarta: Diknas.

Mulyono Abdurrahman. 1999. Penelitian Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rhineka Cipta.

Ngalim Purwanto. 1990, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cinta.

Surtatinah Tirta Negroro, 1988. Anak Sup Normal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara.

Syaiful Bahri Djamarah. 1991. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasi