PENGGUNAAN METODE SAVI

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENDENGARKAN

PESERTA DIDIK KELAS VI SDN PACAR, KECAMATAN REMBANG, KABUPATEN REMBANG PADA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA

TENTANG CERITA ANAK DI SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Ngaisah

Guru Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VI di SDN Pacar

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah 1) Mendeskripsikan penggunaan Metode SAVI dalam Pembelajaran Bahasa Jawa tentang Cerita Anak di Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 pada Peserta Didik Kelas VI SDN Pacar, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang dan 2) Menganalisis kemampuan mendengarkan dan hasil belajar Peserta Didik Kelas VI SDN Pacar, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang dalam Pembelajaran Bahasa Jawa tentang Cerita Anak di Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan penggunaan Metode SAVI. Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penulis merupakan peneliti dalam penelitian ini. Tempat penelitian ini adalah SDN Pacar, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, khususnya di Kelas VI dimana penulis merupakan guru mata pelajaran Bahasa Jawa. Waktu dalam penelitian ini pada Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 sesuai dengan jadwal pelajaran dan jadwal kegiatan penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik di Kelas VI di SDN Pacar, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, terdiri dari 15 anak putra dan 17 anak putri, sehingga keseluruhan ada 32 anak. Data dalam penelitian ini berkaitan dengan kegiatan belajar dan hasil belajar oleh peserta didik sesuai dengan tindakan yang dilakukan penulis dalam pembelajaran. Data berupa aktifitas belajar dan hasil belajar. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah 1) Lembar pengamatan, 2) Dokumentasi, 3) Instrumen evaluasi. Hasil penelitian adalah 1) Penggunaan metode SAVI membutuhkan cerita anak yang menarik, sehingga peserta didik berminat dalam membaca dan mendengarkan, 2) Penggunaan metode SAVI dilakukan oleh beberapa peserta didik sesuai dengan pembagian tugas dalam membaca cerita anak, 3) Penggunaan metode SAVI ditindaklanjuti dengan pembahasan dan penugasan, sehingga peserta didik memahami cerita anak yang dibacakan dan didengarkan, 4) Penggunaan metode SAVI meningkatkan kemampuan mendengarkan dan memperbaiki hasil belajar peserta didik tentang cerita anak sesuai dengan nilai ulangan harian dan ketuntasan pembelajaran. Kata kunci: Metode SAVI, Kemampuan Mendengarkan, Cerita Anak, Bahasa Jawa


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Bahasa Jawa merupakan salah satu muatan lokal wajib di tingkat SD/MI di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan penduduk bersuku bangsa Jawa di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Bahasa Jawa termasuk bahasa daerah yang menjadi bagian dari kebudayaan nasional Indonesia yang hidup dan tetap dipergunakan dalam masyarakat bahasa yang bersangkutan.

Pada pembelajaran Bahasa Jawa di Kelas VI di SDN Pacar, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang di Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 masih mengalami kendala karena kemampuan mendengarkan cerita anak masih rendah dan hasil belajar juga jelek. Sesuai dengan hasil belajar diketahui nilai rata-rata sebesar 66,41 dengan ketuntasan sebesar 53,125%. Nilai rata-rata masih di bawah KKM sekolah sebesar 67 dan ketuntasan belum memenuhi 75%.

Identifikasi Masalah

Hasil identifikasi masalah diketahui bahwa 1) Pembelajaran berlangsung klasikal, sehingga membosankan, 2) Pembelajaran berpusat pada guru, sehingga peserta didik pasif, 3) Peserta didik tidak terlibat dalam pembelajaran secara aktif, sehingga mereka pasif dan tidak berminat, 4) Materi dan sumber belajar yang terbatas karena mengandalkan buku teks, 5) Cerita anak yang disajikan tidak menarik, sehingga peserta didik tidak berminat.

Sesuai dengan kendala tersebut, maka penulis sebagai guru mata pelajaran Bahasa Jawa menggunakan Metode SAVI yang melibatkan kelima indera dan emosi dalam proses belajar. Dengan Metode SAVI diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mendengarkan dan memperbaiki hasil belajar.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana penggunaan Metode SAVI dalam Pembelajaran Bahasa Jawa tentang Cerita Anak di Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 pada Peserta Didik Kelas VI SDN Pacar, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang?

2. Bagaimana kemampuan mendengarkan dan hasil belajar Peserta Didik Kelas VI SDN Pacar, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang dalam Pembelajaran Bahasa Jawa tentang Cerita Anak di Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan penggunaan Metode SAVI?

Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan penggunaan Metode SAVI dalam Pembelajaran Bahasa Jawa tentang Cerita Anak di Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 pada Peserta Didik Kelas VI SDN Pacar, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang.

2. Menganalisis kemampuan mendengarkan dan hasil belajar Peserta Didik Kelas VI SDN Pacar, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang dalam Pembelajaran Bahasa Jawa tentang Cerita Anak di Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan penggunaan Metode SAVI.

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

Mendengar adalah kegiatan menangkap bunyi secara tidak sengaja atau kebetulan saja (Tarigan, 2008: 12). Mendengarkan adalah proses menangkap bunyi bahasa yang direncanakan dengan penuh perhatian, dipahami, diinterpretasi, diapresiasi, dievaluasi, ditanggapi dan ditindaklanjuti (Tarigan, 2008: 15).

Tarigan (2008: 60-61) menyebutkan tujuan mendengarkan adalah 1) Memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara (belajar), 2) Penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang dipagelarkan, terutama dalam bidang seni (menikmati keindahan audial), 3) Menilai apa-apa yang dia simak, baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis (mengevaluasi), 4) Menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya, misalnya pembacaan berita, puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, debat (mengapresiasi materi simakan), 5) Mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat, 6) Membedakan bunyi-bunyi yang tepat pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing, 7) Memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, 8)Meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan (persuasif).

Cerita anak adalah cerita yang ditulis untuk anak dan berbicara mengenai kehidupan anak dan sekeliling yang mempengaruhi anak serta cerita itu hanya dapat dinikmati oleh anak dengan bantuan dan pengarahan orang dewasa (Sarumpaet, 2003: 108).

Sarumpaet (2003: 111-121) menjelaskan unsur cerita anak adalah 1) Tema sebuah cerita adalah makna yang tersembunyi, mencakup moral atau pesan/amanat cerita, 2) Tokoh adalah pemain dari sebuah cerita, 3) Latar waktu dan tempat harus mudah dipahami karena anak masih cenderung rumit membayangkan masa lampau dan masa yang akan datang, 4) Gaya bahasa adalah gaya penulis mengisahkan dalam tulisan, 5) Alur cerita anak biasanya dirancang secara kronologis yang menaungi periode tertentu dan menghubungkan peristiwa-peristiwa dalam periode tertentu.

SAVI singkatan dari somatis, auditori, visual dan intelektual. Somatis artinya belajar dengan bergerak dan berbuat. Auditori artinya belajar dengan berbicara dan mendengar. Visual artinya belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Intelektual artinya belajar dengan memecahkan masalah dan menerangkan (Rusman, 2012: 373).

Rusman (2012, 373-374) menjelaskan tahap-tahap metode SAVI adalah 1) tahap persiapan untuk menimbulkan minat para pembelajar, memberi mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar, 2) tahap penyampaian adalah membantu pembelajar menemukan materi belajar yang baru dengan cara menarik, menyenangkan, relefan, melibatkan pancaindera dan cocok untuk semua gaya belajar, 3) tahap pelatihan adalah membantu pembelajar mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan atau keterampilan baru dengan berbagai cara, 4) tahap penampilan hasil adalah membantu pembelajar menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan, sehingga hasil belajar akan melekat dan terus meningkat.

Kerangka Berpikir

Tindakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Metode SAVI. Dalam pembelajaran tersebut, perwakilan peserta didik membaca cerita anak dan peserta didik lainnya mendengarkan. Seting tempat duduk berbentuk huruf U, sehingga pembelajaran lebih terpusat dalam mendengarkan cerita anak. Pembacaan cerita anak dapat dilakukan beberapa kali oleh peserta didik yang berbeda. Pembelajaran dilanjutkan dengan diskusi kelas tentang isi percakapan secara lisan dalam berbagai ragam, sifat tokoh-tokoh dalam cerita, latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf dan tema cerita. Sesuai dengan tindakan tersebut, pembelajaran menjadi aktif, menarik dan efektif, sehingga peserta didik terlibat dalam pembelajaran, meningkatkan kemampuan mendengarkan dan memperbaiki hasil belajar.

Hipotesis

Penggunaan Metode SAVI dalam Pembelajaran Bahasa Jawa tentang Cerita Anak diduga dapat meningkatkan kemampuan mendengarkan dan memperbaiki hasil belajar pada Peserta Didik Kelas VI SDN Pacar, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang di Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penulis merupakan peneliti dalam penelitian ini. Penulis merupakan guru mata pelajaran Bahasa Jawa di SDN Pacar, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang.

Tindakan dalam penelitian ini menggunakan Metode SAVI. Tempat duduk diseting berbentuk huruf U, kemudian perwakilan peserta didik membacakan cerita anak yang telah dipersiapkan dan peserta didik lainnya mendengarkan. Pembelajaran dilanjutkan dengan diskusi kelas sesuai dengan cerita anak tersebut.

Setting Penelitian

Tempat dalam penelitian ini di SDN Pacar, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, khususnya di Kelas VI dimana penulis merupakan guru mata pelajaran Bahasa Jawa.

Waktu dalam penelitian ini pada Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 sesuai dengan jadwal pelajaran dan jadwal kegiatan penelitian.

Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik di Kelas VI di SDN Pacar, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, terdiri dari 15 anak putra dan 17 anak putri, sehingga keseluruhan ada 32 anak.

Data dan Alat Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini berkaitan dengan kegiatan belajar dan hasil belajar oleh peserta didik sesuai dengan tindakan yang dilakukan penulis dalam pembelajaran.

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah 1) Lembar pengamatan, 2) Dokumentasi, 3) Instrumen evaluasi.

Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini menggunakan model siklus yang terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Setiap siklus minimal terdiri dari 3 pertemuan sesuai dengan jadwal pelajaran dan materi yang disampaikan. Dalam penelitian ini, penulis menyusun prosedur penelitian selama 2 siklus.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran Bahasa Jawa pada Kondisi Awal masih berlangsung klasikal dengan berpusat pada guru. Pada pembelajaran tersebut guru membacakan cerita anak yang berjudul “Kelangan Sepatu” dan peserta didik mendengarkan. Pada pembelajaran tersebut, peserta didik tidak berminat dan pasif. Setelah selesai, guru melakukan pembahasan, namun peserta didik tidak merespon dengan aktif.

Peserta didik merasa mudah menguasai cerita anak. Guru memberikan tugas dengan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan cerita anak tersebut. Namun, hasil koreksi menunjukan masih banyak kesalahan.

Sesuai dengan jadwal pelajaran, guru melakukan ulangan harian dengan membacakan cerita anak, kemudian membacakan pertanyaan. Sedangkan peserta didik mendengarkan cerita anak dan langsung menjawab pertanyaan pada lembar jawab yang tersedia. Setelah selesai, guru melakukan koreksi bersama dan pembahasan. Nilai rata-rata sebesar 66,41 dengan ketuntasan sebesar 53,125%. Nilai rata-rata masih di bawah KKM sekolah sebesar 67 dan ketuntasan belum memenuhi 75%. Artinya kemampuan mendengarkan masih rendah dan hasil belajar masih jelek.

Deskripsi Siklus I

Pada Siklus I, pembelajaran berlangsung secara terpusat dengan seting meja-kursi berbentuk huruf U dan cerita anak yang lucu dan menarik. Namun demikian, cerita anak yang digunakan dalam pembelajaran masih sama untuk pertemuan pertama dan kedua, sehingga hanya mengulang. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan melalui diskusi kelas yang melibatkan peserta didik dengan berpendapat, bertanya dan menjawab, bukan dengan menjawab pertanyaan secara tertulis.

Pada Siklus I, peran peserta didik lebih aktif dengan membaca dan mendengarkan cerita anak yang telah disediakan. Peserta didik mendengarkan cerita anak dan tidak dapat memperhatikan dari sumber yang lain, sehingga mereka harus tenang dan konsentrasi.

Pada Siklus I, peran guru sebagai fasilitator dengan menyediakan cerita anak yang lucu dan menarik dan membimbing peserta didik dalam membaca dan mendengarkan cerita anak, hingga pembahasan yang aktif dan menarik.

Pada Siklus I, hasil belajar lebih baik dengan nilai rata-rata sebesar 72,03 dan ketuntasan sebesar 68,75%.

Keberhasilan pada Siklus I diantaranya 1) Pembelajaran berlangsung secara terpusat dengan seting meja-kursi berbentuk huruf U dengan pembahasan melalui diskusi kelas, 2) Pembelajaran berlangsung menarik dengan cerita anak yang lucu, 3) Peserta didik terlibat dalam pembelajaran secara aktif dengan membaca dan mendengarkan cerita anak maupun pembahasan, 4) Kemampuan mendengarkan dan hasil belajar peserta didik dalam mendengarkan cerita anak meningkat.

Permasalahan yang masih terjadi pada Siklus I diantaranya 1) Keterbatasan cerita anak yang lucu dan menarik, 2) Peserta didik masih malu dalam membaca cerita anak dan pasif dalam berpendapat, 3) Peserta didik sulit mendengarkan cerita anak dengan jelas, 4) Persentase ketuntasan belum memenuhi 75%.

Perbaikan tindakan diantaranya 1) Menyusun cerita anak yang berlainan untuk setiap pertemuan, 2) Melibatkan beberapa peserta didik dalam membaca cerita anak di depan kelas, 3) Menggunakan mikrofon dalam membaca cerita anak di depan kelas.

Deskripsi Siklus II

Pada Siklus II, pembelajaran hampir sama dengan Siklus I dengan cerita anak yang berlainan pada setiap pertemuan, sehingga cerita tetap menarik dan tidak membosankan.

Pada Siklus II, peran peserta didik lebih aktif dan kooperatif dengan membaca cerita anak sesuai dengan pembagian tugas.

Pada Siklus II, peran guru sebagai fasilitator semakin meningkat dengan menyediakan mikrofon sebagai pengeras suara dalam pembacaan cerita anak oleh peserta didik sesuai dengan pembagian tugas, pembahasan maupun pemberian tugas akhir.

Pada Siklus II, hasil belajar lebih baik dengan nilai rata-rata sebesar 82,19 dan ketuntasan sebesar 81,25%.

Keberhasilan pada Siklus II diantaranya 1) Pembelajaran berlangsung secara terpusat dengan seting meja-kursi berbentuk huruf U dengan pembahasan melalui diskusi kelas dan penugasan, 2)Pembelajaran berlangsung menarik dengan cerita anak yang lucu yang berlainan pada setiap pertemuan, 3) Peserta didik terlibat dalam pembelajaran secara aktif dan kooperatif dengan membaca dan mendengarkan cerita anak maupun pembahasan, 4) Kemampuan mendengarkan dan hasil belajar peserta didik dalam mendengarkan cerita anak meningkat.

Permasalahan yang masih terjadi pada Siklus II diantaranya 1) Cerita anak terlalu panjang, sehingga alokasi waktu menjadi terbatas, 2) Peserta didik mengalami kesulitan dalam menghayati cerita anak, sehingga pembacaan cerita anak kurang bermakna, 3) Penggunaan mikrofon mengganggu kelas lainnya.

Pembahasan

Sesuai dengan pembaharuan dalam pembelajaran, penulis melakukan percobaan dan analisis terhadap metode SAVI dalam pembelajaran Bahasa Jawa. Dalam pembelajaran tersebut, peserta didik menyeting meja-kursi berbentuk huruf U sehingga pembelajaran lebih terpusat dalam mendengarkan cerita anak. Guru menyediakan cerita anak. Peserta didik membaca dan mendengarkan cerita anak. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan melalui diskusi kelas sesuai dengan isi percakapan secara lisan dalam berbagai ragam, sifat tokoh-tokoh dalam cerita, latar cerita dengan mengutip kalimat atau paragraf dan tema cerita.

Hasil analisis pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II sesuai dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Analisis Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.

No

K. Awal

Siklus I

Siklus II

1

Cerita anak dari buku teks dibacakan oleh guru

Cerita anak sama pada setiap pertemuan dibaca oleh perwakilan peserta didik

Cerita anak berbeda pada setiap pertemuan oleh beberapa peserta didik

2

Guru membaca cerita anak dengan keras dan jelas

Peserta didik membaca cerita anak tanpa mikrofon

Peserta didik membaca cerita anak dengan mikrofon

3

Hanya penugasan dengan menjawab pertanyaan

Pembahasan dengan diskusi kelas

Pembahasan dengan diskusi kelas dan penugasan

Sesuai dengan pembaharuan dalam pembelajaran, rekan sejawat melakukan pengamatan terhadap metode SAVI dalam pembelajaran Bahasa Jawa. Hasil analisis terhadap pengamatan pada Siklus I dan Siklus II sesuai dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Analisis terhadap Pengamatan pada Siklus I dan Siklus II.

No

Aspek Pengamatan

Siklus I

Siklus II

1

Keterampilan peserta didik menyeting meja-kursi berbentuk huruf U

62,5

77,5

2

Kesediaan peserta didik membaca di depan kelas

62,5

85

3

Kemampuan peserta didik membaca cerita anak di depan kelas

65

82,5

4

Perhatian peserta didik dalam mendengarkan cerita anak

70

87,5

5

Peserta didik berpendapat tentang cerita anak

62,5

85

6

Peserta didik bertanya tentang cerita anak

70

85

7

Peserta didik menjawab tentang cerita anak

70

87,5

Nilai Rata-rata

66,07

84,29

Kategori

C

B

Sesuai dengan pembaharuan dalam pembelajaran, penulis melakukan analisis terhadap hasil belajar dengan metode SAVI dalam pembelajaran Bahasa Jawa dalam nilai ulangan harian. Hasil analisis terhadap hasil belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II sesuai dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Analisis terhadap Hasil Belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.

No

Aspek penilaian

K. Awal

Siklus I

Siklus II

1

Nilai Terendah

40

50

60

2

Nilai Rata-rata

66,41

72,03

82,19

3

Nilai Tertinggi

85

90

100

4

Tuntas

17

22

26

5

Tidak Tuntas

15

10

6

6

Persentase Ketuntasan

53,125

68,75

81,25

Pada penelitian ini, penggunaan metode SAVI dengan menyiapkan cerita anak. Peserta didik menyeting meja-kursi berbentuk huruf U sesuai dengan bimbingan dari guru. Pada Siklus I hanya tersedia satu cerita anak untuk dua kali pertemuan, sehingga pembelajaran hanya mengulang cerita anak yang sama dan tidak menarik. Pada Siklus II tersedia dua cerita anak, sehingga setiap pertemuan menggunakan cerita anak yang berbeda dan menjadi menarik.

Pada penelitian ini, penggunaan metode SAVI menjadikan peserta didik dengan membaca dan mendengarkan cerita anak, sehingga terlibat dalam pembelajaran secara aktif dan kooperatif. Pada Siklus I, hanya ada satu perwakilan peserta didik yang membaca cerita anak. Pada Siklus II, ada beberapa perwakilan peserta didik yang membaca cerita anak sesuai dengan pembagian tugas. Selain itu, pada Siklus II juga menggunakan mikrofon, sehingga peserta didik dapat mendengarkan dengan keras dan jelas. Diskusi kelas pada Siklus II juga diikuti dengan pemberian tugas sesuai dengan cerita anak.

Dalam pembelajaran Bahasa Jawa tentang cerita anak, kemampuan mendengarkan hendaknya ditunjang dengan cerita anak yang menarik dan berlainan. Seting meja-kursi juga disesuaikan dengan kondisi pembelajaran, misalnya berbentuk huruf U, sehingga lebih terfokus. Selain itu, penggunaan mikrofon juga menunjang kemampuan mendengarkan menjadi lebih keras dan jelas. Guru juga dapat membimbing pembahasan dengan diskusi kelas yang aktif dan menyenangkan, termasuk pemberian tugas.

Sesuai dengan analisis data penelitian di atas, penulis memperoleh hasil penelitian sebagai berikut:

1. Penggunaan metode SAVI membutuhkan cerita anak yang menarik, sehingga peserta didik berminat dalam membaca dan mendengarkan.

2. Penggunaan metode SAVI dilakukan oleh beberapa peserta didik sesuai dengan pembagian tugas dalam membaca cerita anak.

3. Penggunaan metode SAVI ditindaklanjuti dengan pembahasan dan penugasan, sehingga peserta didik memahami cerita anak yang dibacakan dan didengarkan.

4. Penggunaan metode SAVI meningkatkan kemampuan mendengarkan dan memperbaiki hasil belajar peserta didik tentang cerita anak sesuai dengan nilai ulangan harian dan ketuntasan pembelajaran.

PENUTUP

Simpulan

1. Penggunaan metode SAVI membutuhkan cerita anak yang menarik, sehingga peserta didik berminat dalam membaca dan mendengarkan.

2. Penggunaan metode SAVI dilakukan oleh beberapa peserta didik sesuai dengan pembagian tugas dalam membaca cerita anak.

3. Penggunaan metode SAVI ditindaklanjuti dengan pembahasan dan penugasan, sehingga peserta didik memahami cerita anak yang dibacakan dan didengarkan.

4. Penggunaan metode SAVI meningkatkan kemampuan mendengarkan dan memperbaiki hasil belajar peserta didik tentang cerita anak sesuai dengan nilai ulangan harian dan ketuntasan pembelajaran.

Saran

1. Bagi guru supaya membantu dalam pembacaan keterangan pada cerita anak, sehingga peserta didik membaca dan mendengarkan cerita anak dengan jelas dan penuh penghayatan.

2. Bagi peserta didik supaya mempelajari dan menghayati dalam pembacaan cerita anak dan fokus dalam mendengarkan cerita anak serta aktif dalam pembahasan.

3. Bagi sekolah supaya menyediakan perangkat mikrofon dan sound sistem sesuai dengan jumlah dan kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Amelia. 2013. Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi dengan Metode SAVI pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Purworejo: Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Awaliyah, Helmy Fauzi. 2013. Peningkatan Prestasi Belajar Al Kitabah dengan Model Accelerated Learning Menggunakan Pendekatan SAVI pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Sleman Kota Tahun Ajaran 2012/2013. Yogyakarta: Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Musfiroh, dkk. 200. Diktat Mendengarkan Komprehensif dan Kritis. Yogyakarta: PSI, FBS, UNY.

Puryanto, Edi. 2008. Konsumsi Anak dalam Teks Sastra di Sekolah. Makalah dalam Konferensi Internasional Kesustraan XIX HISKI.

Rusman. 2012. Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sarumpaet, Riris Toha. 2003. Teknik Menulis Cerita Anak. Yogyakarta: Pink Books, Pusbuk dan Taman Melati.

Supadmi, Dewi. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Aksara Jawa melalui Pendekatan SAVI dengan Macromedia Flash pada Siswa Kelas IV/A SDN Petompon 02 Semarang. Semarang: Skripsi, Universitas Negeri Semarang.

Suswandi. 2010. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Pendekatan SAVI pada Siswa Kelas VI SD Negeri Kutawaru 04, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2009-2010. Surakarta: Jurnal Penelitian Humaniora, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sutari, dkk. 1998. Mendengarkan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Mendengarkan sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

 

Tim Pena Guru. 2010. Remen Basa Jawi kanggo Kelas 6. Jakarta: Erlangga.