Peningkatan Prestasi Belajar IPS
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS
TENTANG PERANAN PEJUANG DALAM MEMPERSIAPKAN
DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
MELALUI METODE TANYA JAWAB DAN MEDIA GAMBAR
PADA SISWA KELAS V SDN GEDANGAN REMBANG
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Muharmiyati
Guru Kelas V SD Negeri Gedangan
ABSTRAK
Pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah cenderung pada keaktifan guru dalam memberikan keseluruhan materi pada siswa. Keadaan ini menyebabkan prestasi siswa rendah. Hal itu terlihat setelah penyajian materi Klas V SD Negeri Gedangan diteroleh nilai tes Formatif dari 20 siswa yang mendapat nilai memenuhi KKM 75 hanya 7 siswa (35 %) yang belum memenuhi KKM 13 siswa 65 %). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan melalui metode tanya jawab dan media gambar dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran IPS tentang peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Gedangan Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa 20 terdiri atas 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Dalam penelitian ini ditempuh 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data tes diambil dari tes tulis. Data non tes diambil dengan lembar pengamatan dan jurnal refleksi. Tolok ukur keberhasilannya adalah bila rata-rata kelas tes hasil belajar mencapai 80,0 dan 75 % siswa mencapai ketuntasan klasikal. Hasil penelitian yang dilaksanakan 2 siklus menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa. Siklus I rata-rata kelas 79,5 dan ketuntasan mencapai 75%. Siklus II rata-rata kelas 91,5 dan ketuntasan 90%. Semua siswa senang dan berminat dalam melaksakanan tugas. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan metode tanya jawab dan media gambar dapat meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran IPS tentang peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
Kata Kunci: prestasi siswa, pembelajaran IPS, tanya jawab, media gambar
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya pelajaran IPS harus mendidik siswa menjadi warga negara yang berkesadaran tinggi dan bertanggung jawab terhadap bangsanya, dan mempersiapkan peserta didik bagi kehidupannya dimasa mendatang sebagai pribadi yang melek informasi dan ikut berpartisipasi dalam proses-proses sosial yang ada dalam masyarakat. Artinya siswa menjadi peduli dan tanggap terhadap persoalan-persoalan yang ada dalam masyarakat dan berupaya mencari peme–cahannya sesuai dengan tingkat kemampu–annya. Dengan demikian IPS bertugas membantu siswa untuk dapat mengem–bangkan potensi-potensi dirinya, baik yang menyangkut potensi kognitif (pengetahu–an), afektif (sikap), maupun perilaku (keterampilan) dalam lingkungan hidupnya. Inilah misi dan sekaligus hakekat IPS SD.
Penulis meyakini apabila guru tidak memahami perkembangan anak, maka guru akan menghadapi kesulitan dalam melaksanakan tugasnya, sebab guru telah menyepelekan potensi diri anak, sedang–kan bila guru melupakan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, maka guru akan membina anak didik dalam mimpi-mimpi yang tidak realistis. Pengajaran IPS tidak mampu membina keterampilan hubungan sosial para siswanya.Untuk itu program pengajaran harus mampu menyajikan masalah lingkungan kehidupan anak. Misi pengajaran IPS akan berhasil dengan baik apabila guru mampu menghayati arti dan isi IPS itu sendiri. Sebagai guru kelas dan sekaligus guru IPS ia bertugas membina siswa untuk hidup hari ini dan kelak, membina siswa dalam keterampilan dan cara pemahaman serta pendekatan-pendekatan kehidupan sosial yang dinamis, membina pengetahuan serta sikap mental–nya, juga harus membimbing para siswa untuk berkesempatan mendayagunakan pengalaman dan pengetahuannya menurut batas kemampuannya. Salah satu tantang–an mendasar dalam pengajaran IPS saat ini adalah mencari strategi pembelajaran yang inovatif yang memungkinkan proses pem–belajaran dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran.
Setelah melakukan kegiatan pem–belajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang “Perjuangan Mempertahankan Kemerdeka–an Indonesia” pada kelas V Semester II, ternyata guru mengalami beberapa masalah. Ini dapat dilihat dari pengalaman mengajar dimana 65% siswa masih belum mencapai ketuntasan IPS terutama dalam materi “Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia”. Rata-rata kelas 68,02. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimalmadalah 80. Setelah berdiskusi dengan teman sejawat didapat hasil identifikasi masalah, hasilnya adalah 1) Siswa kurang tertarik dengan alat peraga yang digunakan dalam proses pembe–lajaran, 2) Siswa tidak berani bertanya walaupun belum jelas, 3) Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru saja sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
Rumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan prestasi belajar IPS tentang perjuangan memper–tahankan kemerdekaan Indonesia dengan metode tanya jawab dengan media gambar pada siswa kelas V SDN Gedangan Rem–bang, semester 2 tahun pelajaran 2013/ 2014?
Tujuan Penelitian
1. Mendiskripsikan dampak penggunaan metode tanya jawab dalam upaya meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indo–nesia.
2. Mendiskripsikan penggunaan media pembelajaran IPS tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indo–nesia.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
IPS adalah Ilmu yang menganalisa gejala-gejala masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dan berbagai aspek kehdiupan. Pembelajaran IPS merupakan suatu bidang yang memuaskan perhatian pada berbagai masalah konseptual IPS yang diajarkan di sekolah dasar terdiri dari dua bahan kajian pokok yaitu pengetahuan sosial dans sejarah. Bahan kajian pengetahuan sosial mencakup ilmu sosial, ilmu bumi, ekonomi dan pemerintahan. Bahan kajian sejarah meliputi perkem–bangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga masa kini (Wahyudi, 2002).
Menghargai peranan tokoh peju–ang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan Kemerdekaan Indo–nesia terdapat dalam GBPP KTSP 2006 kelas V Semester II yang terdiri dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Standar Kompetensi tersebut adalah menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sedangkan Kompetensi dasarnya adalah menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
Metode, menurut Sagala (dalam Ruminiati, 2006: 2-3) adalah cara yang digunakan oleh guru/siswa dalam meng–olah informasi yang berupa fakta, data, dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi. Metode tanya jawab ini dapat dipakai untuk menanyakan kembali pelajaran yang telah diajarkan tentang menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Guru bertanya kepada siswa bahan yang telah diterangkan tentang Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
Tanya jawab dapat menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerja sama siswa. Guru bertanya, murid menja–wab. Diteruskan bertanya lagi dan murid lain diminta menjawab tentang Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Selingan tanya jawab ini digunakan pada saat memimpin pengamatan dan pemikiran siswa dalam hal ini guru memberikan problem dengan menyuruh siswa mengamati gambar-gambar pahlawan. Kemudian diminta menganalsis dan menyimpulkan.
Keunggulan metode tanya jawab adalah 1). siswa lebih aktif karena tidak hanya mendengarkan, 2). memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sehingga guru mengetahui apa yang belum dimengerti oleh siswa, 3). Guru menge–tahui pemahaman siswa terhadap apa yang telah diterangkan.
Sedangkan kelemahan metode tanya jawab adalah 1). dengan tanya jawab, pembicaraan kadang-kadang menyimpang dari pokok pembiacaraan, 2). membutuhkan waktu yang lebih lama.
Media gambar dapat dipergunakan sebagai media pendidikan sehingga me–mungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Gambar adalah sesuatu yang diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai haisl perasaan dan pikiran (Sa’dah, 2003: 38).
Media gambar memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Erwin Rosilawati (2006: 4) kelebihan media gambar mati atau gambar diam, yaitu: 1) dapat dengan mudah dicari, antara lain dari majalah, su–rat kabar, buku-buku, 2) harganya murah, 3) mudah dipakai, 4) dapat menjelaskan hal-hal yang abstrak ke dalam bentuk yang nyata, dan 5) dapat dipakai untuk berbagai jenjang sekolah dan bidang studi.
Kelemahan gambar mati atau gambar diam, yaitu: 1) kurang baik untuk kelas besar jika gambarnya terlalu kecil, 2) Sukar menggambarkan isi/ketebalan, 3) tidak dapat menunjukkan gerakan, 4) kadang-kadang ada gambar yang sukar diinterprestasikan.
Kerangka Pikir
Pembelajaran IPS tentang meng–hargai para tokoh pejuang mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan, de–ngan menggunakan metode Tanya jawab dan media gambar dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Kegiat–an pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi siswa ikut aktif belajar, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Penggunaan media gambar dapat membantu siswa untuk mengingat dan menyimpan memori pembelajaran, sehing–ga siswa mampu menguasai dan mema–hami materi pembelajaran dengan mudah. Kemudahan ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Hipotesis
Penerapan metode tanya jawab dan penggunaan media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar IPS tentang peranan pejuang dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V SDN Gedangan Rembang semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.
METODOLOGI PENELITIAN
Seting Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di kelas V SDN Gedangan Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang pada semester II tahun pelajaran 2013/ 2014 pada mata pelajaran Ilmu Pe–ngetahuan Sosial dengan Kompetensi Dasar menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
Pelaksanaan Penelitian ini berlang–sung 2 bulan yaitu bulan Maret sampai April 2014.
Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Gedangan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah siswa 20 anak terdiri atas 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.
Data dan Sumber Data
Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi 1) Informan, yaitu siswa kelas V, sekolah, dan guru kelas V, 2) Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran yaitu di ruang kelas V, 3) Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa kurikulum, Rencapa Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hasil kerja siswa berupa lembar kerja siswa dan lembar tes, dan buku penilaian.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data adalah meliputi: pengamatan, wawancara, diskusi, kajian dokumen, dan tes hasil belajar.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Agar pelaksanaan penelitian dan perbaikan pembelajaran berlangsung dengan terarah maka setiap siklus selalu dilaksanakan dengan satu rangkaian langkah-langkah: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Ob–servasi, dan 4) Refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS–AN
Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pra Siklus
Peneliti melaksanakan sesuai de–ngan rencana skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan eva–luasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa pada pembelajaran awal.
Dari hasil obsrvasi, guru meng–adakan refleksi untuk mengetahui ke–kurangan, hambatan dan kendala pada saat berlangsungnya proses pembelajaran pembelajaran yaitu a) Guru tidak memberi kesempatan pada siswa terlibat dalam pembelajaran, b) Penggunana metode yang kurang bervariasi.
Keberhasilan yaitu pada pembela–jaran pra siklus dalam pengelolaan kelas, guru dapat menguasai kelas pembelajaran.
Kegagalan yaitu dalam kegiatan pembelajaran pra siklus banyak siswa yang nilainya di bawah KKM.
Tabel 1. Analisa Hasil Tes Formatif Pra Skilus.
No |
Rentang Nilai |
Jumlah Siswa |
1. |
81 – 90 |
2 |
2. |
71 – 80 |
5 |
3. |
61 – 70 |
3 |
4. |
51 – 60 |
7 |
5. |
41 – 50 |
3 |
2. Diskripsi Siklus I
Peneliti melaksanakan pembelajar–an dengan menggunakan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga/media gambar yang sesuai dengan menghargai perjuangan para tokoh dalam memperta–hankan kemerdekaan. Pada pembelajaran akhir penulis mengadakan tes formatif untuk mengetahui peningkatan hasil pem–belajaran. Hasil perbaikan pembelajaran.
Dari observasi, guru mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan hambatan dan kendala pada saat berlang–sungnya proses pembelajaran yaitu a) Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran rendah, b) Siswa tidak mau bertanya walaupun belum jelas.
Keberhasilan yaitu dalam pembe–lajaran Siklus I dengan menggunakan alat peraga yang tepat dapat meningkat hasil belajar siswa.
Kegagalan yaitu dengan peng–gunaan metode tanya-jawab hasil belajar siswa masih banyak siswa yang nilainya di bawah KKM.
Tabel 2. Analisa Hasil Tes Formatif Skilus I.
No |
Rentang Nilai |
Jumlah Siswa |
1. |
91 – 100 |
0 |
2. |
81 – 90 |
6 |
3. |
71 – 80 |
9 |
4. |
61 – 70 |
3 |
5. |
51 – 60 |
2 |
3. Diskripsi Siklus II
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru mengadakan kegiatan pembelajaran dengan melaksanakan rencana pembela–jaran dengan penggunana metode dan model pembelajarn yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga pembela–jaran dapat meningkat.
Dari hasil observasi, guru meng–adakan refleksi untuk mengetahui keku–rangan, hambatan dan kendala pada sata berlangsung proses pembelajaran yaitu a) Siswa kurang motivasi dalam pembe–lajaran, b) Siswa ada yang kurang tertarik pada pembelajaran guru.
Keberhasilan yaitu dengan penggu–naan model pembelajaran contextual learning maka pembelajaran Matematika khususnya tentang materi pecahan dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam pembelajaran.
Kegagalan yaitu masih ada siswa yang nilainya di bawah KKM dikarenakan siswa kurang memperhatikan penejelasan guru dalam pembelajaran.
Tabel 3. Analisa Hasil Tes Formatif Skilus II
No |
Rentang Nilai |
Jumlah Siswa |
1. |
91 – 100 |
8 |
2. |
81 – 90 |
9 |
3. |
71 – 80 |
1 |
4. |
61 – 70 |
2 |
5. |
51 – 60 |
0 |
Pembahasan
Pada pembelajaran pra siklus dari 20 siswa yang tuntas hanya 7 siswa yaitu 35% dan 13 siswa atau 65% belum tuntas. Berarti tingkat ketuntasan siswa dibawah KKM, Hal ini telah menunjukan kegagalan belajaran. setelah merefleksi penulis mene–mukan penyebabnya yaitu dalam peng–gunaan model pembelajaran inkuiri kurang tepat sehingga banyak anak yag ramai sendiri, penggunaan metode yang kurang tepat yaitu metode diskusi kurang dipahami oleh siswa. Dalam pembelajaran tidak menggunakan media sehingga siswa kurang jelas dalam pembelajaran.
Menurut teori Jarollinek (1977) mengemukakan tentang tujuan pengem–bangan inkuiri untuk menanamkan sikap dan keterampilan dalam memecahkan masalah kemampuan, sikap dan keteram–pilan yang demikian tidak cukup hanya mengetahui permasalahan dan cara mem–peroleh informasi serta membuat praduga, tetapi lebih jauh itu adalah memiliki kemampuan untuk mengorganisasikan in–formasi secara sistematis sehingga memiliki daya analtik untuk memberikan alternatif jawaban terhadap permasalahan, kemu–dian membuat suatu kesimpulan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri ini kegiatan pembelajaran pra siklus tidak berhasil maka mengadakan tindakan perbaikan pada pembelajaran siklus I.
Pada pembelajaran pra siklus dari 20 siswa yang hanya 7 siswa yang mencapai ketuntasan minimal, maka per–baikan pembelajaran siklus I ini guru menggunakan metode demonstrasi. Ter–nyata dengan metode ini masih banyak siswa yang nilainya dibawah KKM. Tetapi ada peningkatan dalam pembelajaran siklus 1 ini yaitu dari pembelajaran awal hanya 35% atau 7 siswa yang mendapat nilai diatas KKM. Setelah mengadakan perbaikan pembelajaran atau siklus 1 meningkat menjadi 75% jadi ada peningkatan 40%. Karena dalam menggunakan metode demonstrasi dan siswa masih pasif dalam menerima pembelajaran. Banyak siswa yang bermain sendiri,materi yang disampaikan tidak sepenuhnya diterima siswa akibatnya masih gagal. Maka peneliti melaksanakan siklus II.
Pada perbaikan siklus II meng–gunakan model pembelajaran interaktif metode tanya jawab. Pada metode tanya jawab melibatkan siswa selalu siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sehing–ga materi akan selalu diingat lebih lama. Penggunaan media gambar sangat men–dukung keaktifan siswa dalam pembe–lajaran.
Peniliti memperoleh hasil yang menggembirakan pada perbaikan pembe–lajaran siklus II ini, karena pada evaluasi siswa pada siklus II ini Sudah mencapai ketuntasan 90% atau 18 siswa dari 20 siswa. Dengan nilai rata-rata 91,5 maka pada perbaikan pembelajaran ini peniliti tidak melakukan perbaikan lagi.
Tabel 4. Tabel peningkatan ketuntasan hasil belajar per siklus
No |
Keterangan |
Pra Siklus |
Siklus I |
Siklus II |
|||
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
||
1 |
Tuntas |
7 |
35% |
15 |
75% |
18 |
90% |
2 |
Belum tuntas |
13 |
65% |
5 |
25% |
2 |
10% |
3 |
Nila rata-rata |
68,02 |
79,5 |
91,5 |
PENUTUP
Kesimpulan
1. Penggunaan metode tanya jawab de–ngan media gambar dapat mening–katkan prestasi siswa pada pembe–lajaran IPS tentang menghargai perjuangan para tokoh dalam memper–tahankan kemerdekaan kelas V Semester II di SD Gedangan Rembang.
2. Penggunaan metode Tanya jawab dan media gambar dalam pembelajaran merupakan perangkat yang efektif dan menarik perhatian siswa dan memu–dahkan siswa dalam memakai konsep yang dipelajari, sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan.
Saran
1. Guru hendaknya dapat memancing siswa dalam pembelajaran yaitu me–milih dan menerapkan model dan metode yang sesuai sehingga pembe–lajaran berhasil.
2. Guru seyogyanya menggunakan media pembelajaran yang ada di sekitar siswa, agar pembelajaran tidak mem–bosankan.
3. Masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran seharusnya diatasi bukan dihindari.
DAFTAR PUSTAKA
Erwin Rosilawati, 2006. Workshop Pengembanga Media Pelajaran Sekolah Dasar. Semarang: LPMP.
Intan Rusnawati, 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial SD Kelas V. Jakarta: Cempaka Putih.
Ruminiati, 2008. Bahan Ajar Cetak, Pembelajaran PKn SD. Jakarta: Konsorsium Program PJJ S1 PGSD, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
Sa’adah, 2003. Media Pendidikan: Pengertian dan Pengembangan Media. Jakarta: Rajawali dan Pustekom.
Tantya, dkk, 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial SD Kelas V. Solo: Galaxy Puspa Mega.