PENGGUNAAN METODE SCAFFOLDING

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI PADA SISWA KELAS XII IPA 2

SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Jaka Santosa

Guru SMA Negeri 1 Nguter Sukoharjo

 

ABSTRAK

 Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan membaca puisi dalam pembelajaran membaca puisi melalui penggunaan metode scaffolding pada siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Nguter tahun pelajaran 2016/2017.  Subjek penelitian adalah siswa kelas XII IPA 2 Semester I SMA Negeri 1 Nguter tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri atas 34 orang siswa. Penelitian dilakukan pada semester I selama 6 bulan, yaitu mulai bulan Juli sampai dengan Desember 2016. Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran bahasa Indonesia keterampilan membaca puisi dengan metode scaffolding berupa pengalimatan dan penandaan pada puisi. Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini disimpulkan bahwa 1) Pembelajaran dengan metode scaffolding dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata motivasi belajar siswa pada setiap siklus tindakan, 2) Pembelajaran dengan metode scaffolding dapat meningkatkan keterampilan membaca puisi pada siswa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata keterampilan membaca dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan, dan 3) Pembelajaran dengan metode scaffolding dapat meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan memembaca puisi pada siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Nguter tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya motivasi belajar siswa dan keterampilan membaca puisi siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.

Kata Kunci: metode scaffolding, motivasi belajar, keterampilan membaca.

 

PENDAHULUAN

Salah satu materi dalam pembelajaran sastra di SMA adalah apresiasi puisi. Apresiasi puisi merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari pengajaran bahasa Indonesia di SMA. Namun, kenyataan di lapangan, kegiatan ini sering menemui berbagai kendala, baik dari pihak guru maupun siswa. Guru yang tidak menyukai sastra cenderung menghindari pembelajaran apresiasi sastra. Khususnya dalam mengajarkan, mereka akan mengajarkannya dengan sepintas lalu, dengan cara ala kadarnya, sehingga tidak menarik dan terasa sangat membosankan. Berangkat dari pemikiran ini, peneliti mencoba untuk melakukan tindakan dengan menggunakan metode pembelajaran dengan bantuan (scaffolding) dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Bantuan yang diberikan adalah berupa paraphrasing dan marking dalam puisi. Melalui bantuan berupa paraphrasing dan marking dalam puisi tersebut diharapkan motivasi belajar siswa akan meningkat sehingga hasil yang diperoleh juga semakin meningkat.

Rumusan masalah dalam penelitian ini (1) apakah penggunaan metode scaffolding dapat meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan membaca puisi pada siswa?, (2) bagaimanakah pembelajaran dengan metode scaffolding dapat meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan membaca puisi pada siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.

 Penelitian ini bertujuan meningkatkan motivasi belajar siswa dan keterampilan membaca puisi pada siswa pada siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.

Apresiasi puisi pada dasarnya merupakan sikap jiwa pembaca terhadap puisi yang dibaca. Apresiasi puisi menyiratkan suatu kualitas rohaniah menghadapi objek yang disikapi, yakni puisi. Pembelajaran apresiasi puisi pada hakikatnya merupakan pembelajaran menggali nilai yang terdapat dalam puisi tersebut. Hal yang termasuk kegiatan apresiasi puisi menurut Sumardi dan Zaidan (112127: 17) antara lain meliputi: 1) Membaca puisi, 2) Menganalisis puisi, 3) Membuat ulasan mengenai suatu puisi, 4) Menampilkan puisi melalui deklamasi atau musikalisasi puisi, 5) Menulis puisi.

Tujuan yang harus dicapai dalam pengajaran apresiasi puisi adalah (1) Siswa memperoleh kesadaran yang lebih baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, dan kehidupan di sekitarnya, (2) Siswa memperoleh kesenangan dari membaca dan mempelajari puisi, (3) Siswa memperoleh pengetahuan dan pengertian dasar tentang puisi (Sumardi dan Zaidan, 112127: 112).

 Agar tujuan tersebut tercapai, maka tugas guru dalam pengajaran apresiasi puisi adalah (1) Mendidik dan membimbing siswa agar mampu mencintai sastra (puisi) agar dapat mengapresiasi secara benar, (2) Membekali dirinya agar mampu mengapresiasi sastra (puisi) sebelum mendidik siswanya.

Pengertian belajar menurut Gagne, (Good dan Brophy, 2004: 134) belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Hamalik (2001:154) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat dengan latihan dan pengalaman. Dari uraian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku akibat dari pengalaman seseorang.

Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat diperlukan. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan akan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitannya dengan itu perlu diketahui ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar, yaitu terdiri atas (1) kematangan, (2) usaha yang bertujuan (3) pengetahuan mengenai hasil dalam motivasi, (4) partisipasi, dan (5) Penghargaan dan hukuman (Slameto, 2005: 45)

Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya. Karakteristik metode scaffolding antara lain (1) Adanya pemberian tugas yang kompleks dan sulit tetapi sistematis kepada siswa dan (2) Ada pemberian bantuan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas tersebut.

Metode pembelajaran dengan pemberian bantuan bagi siswa kelas XII IPA 2 semester 1 SMA Negeri 1 Nguter dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu aspek membaca puisi, dapat mendorong minat siswa dalam belajar puisi. Hal ini dikarenakan dengan pemberian bantuan berupa paraphrasing akan memudahkan siswa memahami makna puisi yang dibaca.

Mengacu pada tujuan dalam penelitian ini, yaitu peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia, maka jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas menurut pendapat Elliott (2001: 1) disebutkan sebagai proses dimana guru bekerjasama dalam mengevaluasi pelaksanaan tugas mengajar yang dilakukan dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Berdasarkan pendapat Elliott, dikatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan proses dimana guru bekerjasama dengan guru lain untuk meneliti pembelajaran yang mereka lakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menigkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Kemmis yang dikutip oleh Wiriaatmadja (2006: 64) yang mengatakan bahwa “penelitian tindakan kelas berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses investigasi terkendali yang berdaur ulang atau siklus dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi kependidikan.

Penelitian dilakukan di kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 selama 6 bulan, mulai bulan Juli sampai dengan bulan Desember tahun 2016. Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan adalah tentang perbaikan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Nguter, maka subjek penelitian adalah siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 34 orang siswa. Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran bahasa Indonesia pada kompetensi sastra, yaitu membaca puisi. Alat pengumpul data dalam penelitian tindakan ini berupa tes kemampuan membaca dan mengapresiasi puisi, catatan observasi, kuesioner, dan dokumen.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

a.     Hasil Nontes

Penelitian dilakukan dengan memotret kompetensi awal siswa terhadap kemampuan memahami puisi dengan cara menyebar kuesioner pada 34 siswa kelas XII IPA 2. Hasil non tes diperoleh dari penyebaran kuesioner motivasi belajar siswa dalam pembelajaran membaca puisi yang terdiri dari 10 butir pernyataan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala likert 5 tingkatan, yaitu dari 1 sampai 5. Dengan demikian maka skor minimal yang dapat diperoleh adalah 10 sedangkan skor maksimal adalah 50.

Hasil skoring terhadap kuesioner motivasi belajar membaca puisi dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu motivasi rendah, sedang, dan tinggi. Adapun batas-batas tiap kategori dapat ditentukan sebagai berikut: 1) kategori rendah dengan skor antara 1 – 17; 2) kategori sedang dengan rentang skor antara 18 – 34; dan 3) kategori tinggi dengan rentang skor antara 35 – 50.

Berdasarkan hasil skoring terhadap penyebaran kuesioner pada tahap awal tindakan, dapat diketahui bahwa skor terendah yang diperoleh siswa adalah 12, dan skor tertinggi adalah 41. Rerata skor motivasi belajar membaca puisi siswa pada tahap awal adalah sebesar 22.12. Dengan demikian maka motivasi belajar siswa dalam pembelajaran puisi dapat dikatakan dalam kategori sedang.

Data hasil skoring motivasi belajar siswa pada tahap awal tindakan berdasarkan kategori motivasi dapat diringkaskan ke dalam tabel berikut:

No.

Kategori Motivasi

Jumlah

%

1.

Rendah (Skor 1 – 17)

15

44.11%

2.

Sedang (Skor 18 – 34)

14

41.18%

3.

Tinggi (Skor 35 – 50)

5

14.71%

Total

34

100%

Skor Rata-rata

22.12

Skor Terendah

12

Skor Tertinggi

41

 

Berangkat dari hasil-hasil sebaran kuesioner tersebut di atas maka diperlukan suatu tindakan untuk meningkatkan keterampilan membaca puisi dan meningkatkan motivasi belajar pada siswa. Tindakan yang dipilih adalah penggunaan metode pembelajaran berbantuan (scaffolding) dengan teknik pengkalimatan (paraphrasing) dan penandaan (marking) pada puisi.

b.     Hasil Tes

Data kondisi awal diperoleh dari hasil tes membaca puisi dan penyebaran kuesioner yang diberikan kepada 34 orang siswa kelas XII IPA 2. Tes perbuatan membaca puisi dilakukan dengan puisi berjudul “Senja di Pelabuhan kecil” karya Chairil Anwar.

 Materi puisi yang diberikan kepada siswa pada tahap awal tersebut tidak disertai dengan penandaan dan tidak diberikan pengkalimatan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi riil kemampuan siswa dalam membaca puisi.

 Tes perbuatan membaca puisi dinilai berdasarkan tiga aspek penilaian, yaitu suara (vokal), intonasi (jeda), dan penghayatan. Berdasarkan hasil tes perbuatan membaca puisi tersebut, dapat diketahui bahwa dari 34 orang siswa kelas XII IPA 2 baru ada 18 orang siswa atau 52.94% yang sudah mencapai batas tuntas nilai 76.00. Sisanya sebanyak 16 orang siswa atau 47.06% belum mencapai batas tuntas nilai 76.00.

 Nilai terendah yang diperoleh siswa pada kondisi awal adalah sebesar 60, dan nilai tertinggi sebesar 85. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada tahap awal adalah sebesar 72.41. Dengan demikian maka secara klasikal dapat dikatakan bahwa siswa kelas XII IPA 2 semester 1 SMA Negeri 1 Nguter tahun pelajaran 2016/2017 belum mencapai batas tuntas belajar membaca puisi. Hasil-hasil penilaian keterampilan membaca puisi pada tahap awal dapat diringkaskan ke dalam tabel berikut:

No.

Ketuntasan Belajar

Jumlah

%

1

Tuntas

18

52.124%

2.

Belum Tuntas

16

47.06%

Jumlah

34

100.00%

Nilai Rata-rata

72.41

Nilai Terendah

60

Nilai Tertinggi

85

 

 

Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus I

Refleksi hasil tindakan diperoleh dari hasil tes maupun hasil non tes.

1)    Hasil Nontes

Hasil nontes diperoleh dari penyebaran kuesioner tentang motivasi belajar membaca puisi yang dilakukan pada akhir tindakan pembelajaran siklus I. Berdasarkan hasil skoring terhadap penyebaran kuesioner pada tindakan pembelajaran siklus I, dapat diketahui bahwa skor terendah yang diperoleh siswa adalah 15 dan skor tertinggi adalah 48. Rerata skor motivasi belajar siswa pada akhir tindakan siklus I adalah sebesar 28.38. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa dalam pembelajaran membaca puisi pada siklus I mempunyai kecenderungan sedang.

Perolehan data hasil skoring terhadap motivasi belajar siswa selanjutnya dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Data hasil skoring motivasi belajar siswa pada tindakan pembelajaran Siklus I berdasarkan kategori dapat diringkaskan ke dalam tabel berikut ini.

No.

Kategori Motivasi

Jumlah

%

1.

Rendah (Skor 1 – 17)

8

23.53%

2.

Sedang (Skor 18 – 34)

16

47.06%

3.

Tinggi (Skor 35 – 50)

10

29.41%

Total

34

100.00

Skor Rata-rata

28.38

Skor Terendah

15

Skor Tertinggi

48

 

2)    Hasil tes

Berdasarkan hasil tes yang diperoleh dari tes akhir tindakan Siklus I, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 65 dan nilai tertinggi sebesar 85.00. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 76.94. Atas dasar hal ini maka secara klasikal siswa sudah dianggap tuntas dalam belajar membaca puisi yang ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata kelas sebesar 76.94 > 76.00.

Ditinjau dari tingkat ketuntasan belajar siswa, jumlah siswa yang sudah mencapai batas tuntas dengan nilai > 76 adalah sebanyak 26 orang siswa atau 76.47%. Sedangkan siswa yang masih belum mencapai batas tuntas sebanyak 8 orang siswa atau 23.53%.

Data tingkat ketuntasan belajar siswa dan nilai rata-rata hasil pembelajaran dapat diringkaskan ke dalam tabel berikut ini.

No.

Ketuntasan Belajar

Jumlah

%

1

Tuntas

26

76.47%

2.

Belum Tuntas

8

23.53%

Jumlah

34

100.00%

Nilai Rata-rata

76.94

Nilai Terendah

65

Nilai Tertinggi

85

 

Berdasarkan hasil-hasil pembelajaran yang diperoleh baik melalui hasil tes maupun non tes selanjutnya dapat diperoleh refleksi hasil tindakan pembelajaran sebagai berikut:

a)    Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran scaffolding masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat ketercapaian yang baru mencapai 60% dari jumlah skor ideal sebesar 100.

b)    Pembelajaran membaca puisi dengan teknik pengkalimatan dan penandaan dapat meningkatkan dampak proses pembelajaran, yaitu meningkatnya motivasi siswa dalam belajar membaca puisi. Hal ini dapat diketahui dari meningkatnya skor rata-rata motivasi belajar siswa, yaitu dari 22.12 pada kondisi awal menjadi 28.38 pada tindakan siklus I. Meskipun demikian motivasi belajar siswa dalam membaca puisi masih perlu ditingkatkan agar hasil yang diperoleh lebih optimal.

c)     Tindakan pembelajaran keterampilan membaca puisi yang dilakukan dengan teknik pengkalimatan dan penandaan dapat meningkatkan dampak produk pembelajaran berupa meningkatnya keterampilan siswa dalam membaca puisi. Peningkatan dampak produk pembelajaran juga dapat dilihat dari meningkatnya tingkat ketuntasan belajar siswa, yaitu dari sebesar 72.41% pada kondisi awal menjadi 76.47% pada akhir tindakan siklus I.

Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus II

Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tindakan Siklus I, maka pada tindakan Siklus II dilakukan beberapa perbaikan. Perbaikan tersebut ditujukan untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

a.     Refleksi Hasil Tindakan

Refleksi hasil tindakan diperoleh dari hasil non tes yang berupa hasil sebaran kuesioner dan hasil tes yang dilaksanakan pada akhir tindakan Siklus II.

Hasil Nontes

Hasil non-tes diperoleh dari penyebaran kuesioner tentang motivasi belajar membaca puisi yang dilakukan pada akhir tindakan pembelajaran siklus II.

Berdasarkan hasil skoring terhadap penyebaran kuesioner pada tindakan pembelajaran siklus II, dapat diketahui bahwa skor terendah yang diperoleh siswa adalah 17 dan skor tertinggi adalah 50. Rerata skor motivasi belajar membaca puisi siswa pada akhir tindakan siklus II adalah sebesar 34.21. Berdasarkan hal ini maka motivasi belajar membaca puisi siswa pada tindakan pembelajaran siklus II tergolong sedang.

Perolehan data hasil skoring terhadap motivasi belajar siswa selanjutnya dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Data hasil skoring motivasi belajar siswa pada tindakan pembelajaran Siklus II berdasarkan kategori dapat diringkaskan ke dalam tabel berikut:

No.

Kategori Motivasi

Jumlah

%

1.

Rendah (Skor 1 – 17)

2

5.88%

2.

Sedang (Skor 18 – 34)

14

41.18%

3.

Tinggi (Skor 35 – 50)

18

52.94%

Total

34

100.00

Skor Rata-rata

34.21

Skor Terendah

17

Skor Tertinggi

50

 

3)      Hasil tes

Hasil tes diperoleh dari tes perbuatan berupa membaca puisi dengan judul “Dari Seorang Guru Kepada Murid-muridnya” karya Hartojo Andangdjaja. Berdasarkan penilaian terhadap tiga aspek yang meliputi aspek suara (vokal), aspek intonasi/ jeda, dan aspek penghayatan, dapat diketahui bahwa keterampilan membaca puisi siswa pada tindakan Siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Hal ini dapat diketahui dari meningkatnya nilai rata-rata pada seluruh aspek dan tingkat ketuntasan belajar siswa.

Berdasarkan hasil penilaian, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa pada tindakan pembelajaran siklus II adalah 70.00 dan nilai tertinggi sebesar 90.00. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 79.82. Atas dasar hal ini maka secara klasikal siswa sudah dianggap tuntas dalam belajar membaca puisi yang ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata kelas sebesar 79.82 > 76.00

Ditinjau dari tingkat ketuntasan belajar siswa, jumlah siswa yang sudah mencapai batas tuntas nilai > 76.00 adalah sebanyak 32 orang siswa atau 94.12%. Sedangkan siswa yang masih belum mencapai batas tuntas sebanyak 2 orang siswa atau 5.88%.

Data tingkat ketuntasan belajar siswa dan nilai rata-rata hasil pembelajaran dapat diringkaskan ke dalam tabel berikut:

 No.

Ketuntasan Belajar

Jumlah

%

1

Tuntas

32

94.12%

2.

Belum Tuntas

2

5.88%

Jumlah

34

100.00%

Nilai Rata-rata

79.82

Nilai Terendah

70

Nilai Tertinggi

90

 

Berdasarkan hasil-hasil pengamatan baik berupa hasil tes maupun non tes, selanjutnya dapat dikemukakan refleksi hasil tindakan pembelajaran siklus II sebagai berikut:

a)    Tindakan pembelajaran Siklus II mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan skor hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat terhadap indikator-indikator mengalami peningkatan dari tingkat ketercapaian sebesar 60% pada tindakan Siklus I meningkat menjadi 70% pada tindakan Siklus II.

b)    Tindakan pembelajaran membaca puisi dengan menggunakan teknik pengkalimatan dan penandaan yang dilakukan pada siklus II dapat meningkatkan dampak produk pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya tingkat ketuntasan belajar siswa maupun nilai rata-rata hasil belajar. Ditinjau dari nilai rata-rata hasil belajar, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar mengalami peningkatan dari sebesar 76.94 pada akhir tindakan Siklus I menjadi sebesar 79.82 pada akhir tindakan Siklus II.

      Ditinjau dari ketuntasan belajar siswa, tingkat ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 76.47% pada akhir tindakan Siklus I menjadi sebesar 94.12% pada akhir tindakan Siklus II.

c)   Hal-hal yang belum tercapai pada tindakan Siklus I berupa ketuntasan kelas sebesar 80% sudah dapat tercapai pada tindakan Siklus II. Dengan demikian maka pembelajaran dengan metode berbantuan berupa paraphrasing dan marking dapat meningkatkan keterampilan membaca puisi pada siswa.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pembelajaran dengan metode scaffolding dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

 Pembelajaran membaca puisi dengan teknik pengkalimatan dan penandaan dapat meningkatkan dampak proses pembelajaran berupa meningkatnya motivasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya motivasi belajar siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 dalam pembelajaran membaca puisi.

 Motivasi belajar membaca puisi pada siswa ditinjau dari kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi mengalami peningkatan pada setiap siklus tindakan. Pada tahap awal, jumlah siswa dengan motivasi belajar rendah adalah 44.11%. Jumlah ini mengalami penurunan menjadi 23.53% pada tindakan pembelajaran siklus I. Pada tindakan pembelajaran Siklus II, motivasi belajar siswa dengan kategori rendah mengalami penurunan menjadi 5.88%.

 Motivasi siswa dengan kategori sedang, pada kondisi awal adalah 41.18%. Jumlah ini mengalami peningkatan menjadi 47.06% pada tindakan pembelajaran siklus I. Pada tindakan pembelajaran Siklus II, motivasi belajar siswa dengan kategori sedang mengalami penurunan menjadi 41.18%.

 Jumlah siswa dengan kategori motivasi belajar tinggi pada kondisi awal adalah sebanyak 14.71%. Jumlah ini mengalami kenaikan menjadi 29.41% pada tindakan pembelajaran siklus I. Pada tindakan pembelajaran siklus II, jumlah siswa dengan kategori motivasi belajar tinggi mengalami peningkatan menjadi 52.94%.

 Ditinjau dari skor rata-rata motivasi belajar, motivasi belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata motivasi belajar siswa dari sebesar 22.12 pada kondisi awal, meningkat menjadi 28.38 pada tindakan pembelajaran siklus I, dan meningkat lagi menjadi sebesar 34.21 pada tindakan pembelajaran siklus II.

Pembelajaran dengan metode scaffolding dapat meningkatkan keterampilan memembaca puisi pada siswa

Pembelajaran membaca puisi dengan metode berbantuan (scaffolding) berupa pengkalimatan (paraphrasing) dan penandaan (marking) dapat meningkatkan keterampilan membaca puisi pada siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa dan nilai rata-rata hasil belajar siswa.

 Nilai rata-rata keterampilan membaca puisi siswa kelas XII IPA 2 semester 1 SMA Negeri 1 Nguter tahun pelajaran 2016/2017 pada kondisi awal adalah sebesar 72.41. Nilai tersebut masih di bawah KKM sebesar 76.00. Dengan demikian maka siswa kelas XII IPA 2 semester 1 SMA Negeri 1 Nguter tahun pelajaran 2016/2017 secara klasikal dianggap belum mencapai ketuntasan belajar dalam pembelajaran membaca puisi.

 Ditinjau dari ketuntasan belajar, jumlah siswa yang sudah memperoleh nilai > 76.00 baru mencapai 18 orang atau 52.94%. Jumlah ini masih jauh dari ketuntasan kelas yang ditetapkan sebesar 80%. Atas dasar hal tersebut, guru melakukan upaya perbaikan dengan menggunakan metode pembelajaran berbantuan (scaffolding).

 Bantuan yang diberikan berupa pengkalimatan (paraphrasing) dan penandaan (marking) pada puisi. Melalui teknik tersebut siswa diharapkan lebih memahami puisi yang dipelajari sehingga keterampilan membaca dapat meningkat.

 Tindakan pembelajaran yang dilakukan guru pada tindakan pembelajaran Siklus I berhasil meningkatkan keterampilan membaca puisi pada siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa dari 72.41 pada kondisi awal menjadi sebesar 76.94. Dengan nilai rata-rata di atas KKM sebesar 76.00, maka secara klasikal siswa kelas XII IPA 2 sudah dianggap mencapai ketuntasan belajar.

 Peningkatan tersebut dianggap belum optimal. Hal ini dikarenakan tingkat penguasaan penuh secara klasikal sebesar 80% belum tercapai, yaitu baru mencapai 76.47%. Atas dasar hal tersebut guru melakukan perbaikan pembelajaran pada tindakan Siklus II.

 Perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada tindakan Siklus II adalah dengan memperbanyak jumlah kelompok sehingga jumlah anggota masing-masing kelompok menjadi semakin sedikit. Hal ini berdampak pada meningkatnya aktivitas siswa dalam belajar.

 Upaya perbaikan tersebut membawa cukup berhasil. Hal ini diindikasikan dengan meningkatnya nilai rata-rata keterampilan membaca dan tingkat ketuntasan kelas pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II.

 Nilai rata-rata keterampilan membaca puisi pada akhir tindakan Siklus II adalah sebesar 79.82. Adapun ketuntasan belajar kelas sudah mencapai sebesar 94.12%. Siswa yang masih belum mencapai ketuntasan belajar diberikan program khusus berupa remedial.

 Melalui teknik pengkalimatan, siswa akan lebih memahami makna puisi yang dibacakan sehingga pada gilirannya kemampuan penghayatan mereka dalam membaca puisi semakin bagus. Hal ini dilakukan guru sebagai upaya perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada tindakan pembelajaran siklus II.

            Pembelajaran dengan metode scaffolding dapat meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan memembaca puisi pada siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 tahun pelajaran 2016/2017

 Pembelajaran dengan metode scaffolding dapat meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan memembaca puisi pada siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya motivasi belajar siswa dan keterampilan membaca puisi siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.

 Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari skor rata-rata sebesar 22.12 pada kondisi awal menjadi sebesar 28.38 pada tindakan Siklus II. Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan pada tindakan pembelajaran Siklus II yang ditunjukkan dengan skor rata-rata sebesar 34.21.

 Meningkatnya motivasi belajar siswa sebagai dampak proses pembelajaran, pada gilirannya mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca puisi sebagai dampak produk pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata keterampilan membaca puisi dan tingkat ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.

PENUTUP

Simpulan

 Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, selanjutnya dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

a.     Pembelajaran dengan metode scaffolding dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan keterampilan membaca puisi pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Nguter semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata motivasi belajar siswa pada setiap siklus tindakan. Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari skor rata-rata sebesar 22.12 pada kondisi awal menjadi sebesar 28.38 pada tindakan Siklus II. Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan pada tindakan pembelajaran Siklus II yang ditunjukkan dengan skor rata-rata sebesar 34.21. Ditinjau dari nilai rata-rata hasil belajar, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar mengalami peningkatan dari sebesar 76.94 pada akhir tindakan Siklus I menjadi sebesar 79.82 pada akhir tindakan Siklus II. Ditinjau dari ketuntasan belajar siswa, tingkat ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 76.47% pada akhir tindakan Siklus I menjadi sebesar 94.12% pada akhir tindakan Siklus II.

b.     Pembelajaran dengan metode scaffolding dapat meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan memembaca puisi pada siswa kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Nguter semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya motivasi belajar siswa dan keterampilan membaca puisi siswa pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.

Saran

 Mengacu pada simpulan penelitian di atas, selanjutnya dapat dirumuskan beberapa saran sebagai berikut:

Bagi Guru Mata Pelajaran

1)   Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknik pengkalimatan dan penandaan dapat meningkatkan dampak produk dan dampak proses dalam pembelajaran puisi, yaitu meningkatnya keterampilan dan minat belajar siswa dalam membaca puisi. Untuk itu disarankan kepada guru mata pelajaran agar mau menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif agar dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda kepada siswa sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar.

2)   Penggunaan teknik pengkalimatan dan penandaan dalam puisi dapat membantu mewujudkan hal-hal yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret. Untuk itu disarankan kepada guru kelas agar dapat menggunakan alat bantu yang dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak menjadi lebih konkret sehingga proses pembelajaran menjadi lebih optimal.

Bagi Siswa

Bagi siswa disarankan untuk lebih berani berinteraksi dalam pembelajaran sehingga hasil yang diperoleh dalam pembelajaran lebih optimal.

Bagi Peneliti Selanjutnya

 Bagi peneliti yang akan datang disarankan untuk mengkaji teknik-teknik lain dalam pembelajaran membaca puisi sehingga hasil yang diperoleh dapat memperkaya khazanah keilmuan dalam pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Eisner, Elliot W. 2004. What Can Education Learn from the Arts about the Practice of Education? International Journal of Education & Arts, Vol. 5 Number 4, October 2004, pp: 1 – 12, http://www.proquest.umi.com diakses pada 22 Agustus 20012.

Elliott, John. 2001. Classroom Action Research. Article. http:// www.madison.edu diakses pada 25 April 2008.

Good, Thomas L., and Jere E. Brophy. 112128. Educational Psychology: A Realistic Approach. Fourth Edition. London: Longman

Hamalik, Oemar, 2002. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Sumardi dan Abdul Rozak Zaidan. 112127. Pedoman Pengajaran Apresiasi Puisi SLTP dan SLTA untuk Guru dan Siswa. Jakarta: Balai Pustaka

Wiriaatmaja, Rochiati. 2006. Metode Tindakan Kelas, Jakarta: Remaja Rosdakarya.