PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KOMPETENSI

MENULIS TEKS RECOUNT MAPEL BAHASA INGGRIS

PADA SISWA KELAS VIII I SMP NEGERI 2 SLAWI SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Teguh Mulyanto

SMP Negeri 2 Slawi

 

ABSTRAK

Latar Belakang penelitian ini adalah masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis teks recount bahasa Inggris sehingga belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Pada tes kondisi awal diketahui besarnya siswa yang tuntas belajar hanya mencapai 14 siswa dari 31 siswa atau 45%, sedang kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan adalah 80%. Upaya peneliti untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Tujuan penelitian adalah meningkatkan keaktifan dan kompetensi menulis teks Recount pada mapel Bahasa Inggris khususnya kelas VIII I di SMP Negeri 2 Slawi semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian dilaksanakan dua siklus, dan tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada siklus I hasil belajar siswa meningkat 16% (dari 14 siswa yang tuntas KKM menjadi 19 siswa) dari kondisi awal (pra siklus) dan 23% dari siklus I ke siklus II (dari 19 siswa tuntas menjadi 26 siswa tuntas). Ketuntasan secara klasikal tercapai pada siklus II, yaitu hasil belajar sudah mencapai 84%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan dan kompetensi menulis teks Recount siswa kelas VIII I SMP Negeri 2 Slawi pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif, Pembelajaran Jigsaw, teks recount.

 

PENDAHULUAN

Kita perlu menelaah kembali praktek pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah. Dimasa sekarang peran yang harus dimainkan oleh pendidik dalam mempersiapkan anak didik untuk dapat berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di abad 21 akan sangat berbeda dengan peranan tradisional yang selama ini dipegang oleh sekolah-sekolah.

Ada persepsi umum yang sudah mengakar dalam dunia pendidikan dan juga sudah menjadi harapan masyarakat yang menganggap bahwa merupakan tugas guru mengajar siswa dengan muatan-muatan informasi dan pengetahuan. Guru harus bersikap atau setidaknya dipandang oleh siswa sebagai yang maha tahu dan sumber informasi. Lebih celaka lagi, siswa belajar dalam situasi yang terbebani dan dibayangi rasa takut oleh tuntutan-tuntutan pencapaian nilai-nilai tes dan ujian yang tinggi. Hasil tes yang masih rendah diupayakan oleh guru untuk meningkatkan dengan berbagai metode dan media.

Pada kompetensi menulis juga masih mendapatkan nilai yang rendah, terutama menulis teks recont. Hal tersebut di atas juga terjadi di SMP N 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020, sehingga kompetensi menulis teks Recount masih rendah yaitu 55% atau 17 siswa yang masih di bawah KKM,32% atau 10 siswa yang sama dengan KKM dan 13% atau 4 siswa yang di atas KKM.

Dalam upaya meningkatkan hasil menulis teks recont, guru menggunakan metode Jigsaw, yaitu metode secara berkelompok dimana proses belajar kelompok yang setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota.

Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melihat pengaruh pembelajaran Jigsaw terhadap prestasi belajar siswa dengan mengambil judul “Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Kompetensi Menulis Teks Recount Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Mapel Bahasa Inggris pada Siswa Kelas VIII I SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020“.

Merujuk pada uraian latar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan menulis Teks Recount Mapel Bahasa Inggris pada siswa Kelas VIII I SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020? (2) Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan kompetensi menulis Teks Recount Mapel Bahasa Inggris pada siswa Kelas VIII I SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020? (3) Bagaimanakah proses pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas VIII I SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan kompetensi menulis teks Recount mata pelajaran Bahasa Inggris.

Berdasar rumusan masalah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan keaktifan menulis Teks Recount Mapel Bahasa Inggris melalui penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas VIII I SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020. (2) Untuk meningkatkan kompetensi menulis Teks Recount Mapel Bahasa Inggris melalui penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas VIII I SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020. (4) Untuk menganalisis proses pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada siswa Kelas VIII I SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan kompetensi menulis teks Recount mata pelajaran Bahasa Inggris.

KAJIAN PUSTAKA

Hakikat Keaktifan Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan Keaktifan berasal dari kata kerja akademik aktif yang berarti giat, rajin, selalu berusaha bekerja atau belajar dengan sungguh-sungguh supaya mendapat prestasi yang gemilang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995: 12).

Keaktifan belajar merupakan serangkaian kegiatan fisik dan mental yang mencakup: Keaktifan visual (seperti: membaca, menulis, bereksperimen, demonstrasi), Keaktifan verbal (seperti: bercerita, bertanya, membaca sajak, diskusi, menyanyi), Keaktifan mendengarkan (seperti: mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan), Keaktifan gerak (senam, menari, melukis) dan Keaktifan menulis seperti mengarang cerita, membuat makalah, membuat surat, membuat resume (Usman, 2006: 74).

Hakikat Pembelajaran Menulis

Menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa. Banyak ahli telah mengemukakan pengertian menulis. Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125), menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan.

Menurut Mary Spratt, Alan Pulverness, Melanie Williams (2005: 30); “Menulis merupakan salah satu dari ke empat ketrampilan berbahasa; berbicara, menulis, mendengarkan dan membaca. Menulis dan berbicara merupakan ketrampian productive atau menghasilkan. Itu artinya mereka terlibat dalam memghasilkan bahasa daripada menerima bahasa. Dengan sederhana kita dapat mengatakan bahwa menulis melibatkan komunikasi sebuah pesan (sesuatu yang dikatakan) dengan membuat tanda-tanda diatas halaman. Untuk menulis kita harus bisa membentuk huruf-huruf dan kata-kata, dan menggabungkannya bersama; untuk membuat kata-kata, kalimat-kalimat atau rangkaian kalimat yang terhubung bersama untuk mengkomunikasikan pesan. ”

Teks Recount

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan SMP/MTs mata pelajaran bahasa Inggris mengharapkan para siswa mampu mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi functional (Depdiknas, 2005:103).

Pada tingkat ini diharapkan siswa dapat menggunakan bahasa Inggris untuk kebutuhan hidup sehari-hari seperti kemampuan bercerita yang bertujuan untuk menghibur atau menyampaikan informasi kepada pembaca.

Recount Text merupakan salah satu jenis teks pelajaran bahasa Inggris yang harus dikuasai siswa SMP. Karena bagaimanapun, materi recount writing sangat perlu untuk perkembangan kemampuan bahasa Inggris kita. “Recount” dalam kamus bahasa Inggris berati “menceritakan”, “recount text” berarti “text yang menceritakan”. Teks Recount adalah teks yang menceritakan kembali kejadian yang telah terjadi berurutan dengan menggunakan keterangan waktu yang jelas pada masa lampau dengan Tujuan komunikatif: Melaporkan peristiwa, kejadian atau kegiatan dengan tujuan memberitakan atau menghibur.

Hasil Belajar Bahasa Inggris

Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pebelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1995:787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Istilah hasil belajar mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan prestasi belajar. Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan pengertian prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian hasil belajar dianggap sama dengan pengertian prestasi belajar. Akan tetapi lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang mengatakan bahwa hasil belajar berbeda secara prinsipil dengan prestasi belajar. Hasil belajar menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu cawu, satu semester dan sebagainya. Sedangkan prestasi belajar menunjukkan kualitas yang lebih pendek, misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan sebagainya.

Pendapat lain dikemukakan oleh Sadly (1977: 904), yang memberikan penjelasan tentang hasil belajar sebagai berikut, “Hasil yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu”, sedangkan Marimba (1978: 143) mengatakan bahwa “hasil adalah kemampuan seseorang atau kelompok yang secara langsung dapat diukur”.

Menurut Nawawi (1981: 127), berdasarkan tujuannya, hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu: (1)Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecakapan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat. (2) Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan. (3) Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.

Pengajaran Kooperatif

Pengajaran kooperatif (Cooperative Learning) memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar (Houlobec, 2001:66).

Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan, manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Pembelajaran kooperatif menuntut guru untuk berperan relatif berbeda dari pembelajaran tradisional. Berbagai peran guru dalam pembelajaran kooperatif tersebut dapat dikemukan sebagai berikut ini. (1) Merumuskan tujuan pembelajaran. (2) Menentukan jumlah anggota dalam kelompok belajar. (3) Pengelompokkan siswa secara heterogen (4) Bagimana menempatkan siswa dalam kelompok. (5) Siswa bebas memilih teman atau ditentukan oleh guru. Kebebasan memilih teman sering menyebabkan kelompok belajar menjadi homogen sehingga tujuan belajar kooperatif tidak tercapai.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Teknik mengajar kooperatif tipe Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Ellot Arroson dan rekan-rekannya di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Stavin dan kawan-kawan di Universitas John Hopkin (Sugiarto, 2010: 45).

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode koopratif yang paling fleksibel (Slavin, 2005: 245). Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu variasi model Collaborative Learning, yaitu proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mau mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Akhmad Sudrajat, 2008: 1). Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topic pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswi itu kembali pada tim/kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.

Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal dalam pembelajaran menulis teks recount, guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Ternyata selama proses pembelajaran Keaktifan siswa belum nampak. Justru yang terjadi guru mendominasi pembelajaran, tanpa memberi kesempatan siswa untuk banyak bertanya. Hal ini berpengaruh pada kurang aktifnya siswa dan hasil belajar menulis siswa yang rendah.

Karena hal tersebut di atas maka guru merencanakan untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan melakukan penelitian tindakan kelas. Pada siklus I guru menggunakan model Jigsaw pada pembelajaran teks recount tentang suatu kegiatan di rumah dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi yang terdiri dari 5-6 siswa. Perubahan Keaktifan siswa diharapkan terjadi terutama saat diskusi, siswa diharapkan lebih antusias dan penuh semangat dibandingkan dengan kondisi awal.

Apabila pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan, peneliti merencanakan perbaikan dengan melakukan tindakan siklus II untuk membuat perubahan yang lebih signifikan.

Pada akhir siklus diharapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar menulis teks Recount siswa kelas VIII I.

METODE PENELITIAN

Objek Tindakan

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2019/2020. Objek yang diteliti pada penelitian tindakan kelas ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk meningkatkan keaktifan dan kompetensi menulis teks Recount siswa kelas VIII I SMP Negeri 2 Slawi tahun pelajaran 2019/2020.

Setting Tempat, Waktu, dan Subyek Penelitian

Setting Tempat

Penelitian tindakan kelas di laksanakan di SMP Negeri 2 Slawi semester genap tahun pelajaran 2019/2020.

Setting Waktu

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada bulan Januari 2020 sampai Juni 2020, semester genap tahun pelajaran 2019/2020.

 

 

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII I SMP Negeri 2 Slawi semester genap tahun pelajaran 2019/2020 yang terdiri dari 31 siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah metode tes. Teknik tes dapat berupa tes tulis. Teknik tes yang peneliti lakukan adalah tes tertulis. Teknik tes diberikan setelah siswa mendapatkan pelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diteskan. Dan pada penelitian ini tes dilaksanakan pada pertemuan ketiga pada setiap siklusnya.

Tes yang digunakan peneliti dalam penelitian tindakan kelas adalah tes prestasi atau achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes diberikan sesudah siswa yang dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan yang akan diteskan yaitu tes ulangan harian.

Selain menggunakan tes, penelitian ini juga menggunakan metode non tes. Pada penelitian ini juga menggunakan pengamatan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Dokumentasi foto digunakan untuk mengabadikan peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi foto berperan dalam mendukung dan memperjelas data yang lain. Hasil dari pengambilan gambar ini dideskripsikan dan dipadukan dengan data yang lain.

Analisis Data

Teknis analisis data ada dua yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif. Ciri analisis kuantitatif adalah selalu berhubungan dengan angka, baik angka yang diperoleh dari pencacahan maupun penghitungan. Data yang telah diperoleh dari pencacahan selanjutnya diolah dan disajikan dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti oleh pengguna data tersebut.

Adapun jenis analisis data pada penelitian ini adalah analisis Recount kuantitatif dan kualitatif. Recount kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan metode bilangan untuk menrecountkan observasi suatu objek atau variable dimana bilangan menjadi bagian dari pengukuran. Data kuantitatif berupa angka hasil belajar siswa. Angka hasil belajar siswa tersebut dianalisis untuk mengetahui jumlah nilai masing-masing siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, ketuntasan belajar perorangan maupun klasikal. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data Recount kuantitatif presentase. Teknik Recount kualitatif adalah Teknik yang digunakan pada kegiatan observasi untuk mengetahui manfaat penggunaan model pembelajaran Jigsaw pada setiap siklus.

Sumber Data

Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas ini berasal dari dua jenis sumber yaitu sumber data primer dan data sekunder. Sumber data primer berasal dari siswa memperoleh data tentang nilai hasil belajar siswa dan pengamatan Keaktifan siswa selama pembelajaran menggunakan model Jigsaw berlangsung, sedangkan sumber data sekunder berasal dari pihak lain yang secara tidak langsung penunjang penelitian antara lain kepala sekolah, teman sejawat dan staf tata usaha SMP Negeri 2 Slawi.

Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah jika siswa sudah mencapai ketuntasan klasikal hasil belajar siswa sebesar lebih dari atau sama dengan 80%. Atau jika siswa tuntas secara individu sudah mendapat nilai lebih dari atau sama dengan KKM yaitu 72. Dan diharapkan dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajran Jigsaw tidak mempunyai kendala yang berarti. Berdasarkan hasil tindakan pada siklus II hasil belajar sudah meningkat, sehingga penelitian tidak dilanjutkan ke siklus III.

Prosedur Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 16), model penelitian tindakan yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Slawi semester genap tahun pelajaran 2019/2020 pada kelas VIII I dengan jumlah siswa perempuan 13 dan 18 siswa laki-laki. Penelitian dilaksanakan di kelas VIII I karena keaktifan dan hasil belajar menulis teks Recount masih rendah. Pada kondisi awal peneliti belum menerapkan teknik model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, sehingga siswa kurang aktif dan hasil belajar menulis teks Recount masih sangat rendah. Hasil nilai akhir tes menulis yang meliputi aspek tata bahasa, keterbacaan, diksi, komunikatif dan koherensi menunjukkan bahwa rata-rata nilai adalah 60,48 dengan jumlah 4 siswa (13%) yang tuntas, 10 siswa (32%) sama dengan KKM dan 17 siswa (55%) yang belum tuntas.

Deskripsi Penelitian Siklus I

Pada siklus I penelitian dilaksanakan empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan pembagian kelompok yang beranggotakan 5 atau 6 siswa, pembelajaran belum maksimal karena masih banyak siswa yang belum terlibat dalam kerja kelompok, pada siklus I secara garis besar dapat disampaikan hasil observasi sebagai berikut: keaktifan siswa kelas VIII I SMP N 2 Slawi Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020 pada Siklus I, baru indikator perhatian terhadap guru sebesar 77% dan indikator mengerjakan tugas individu/kelompok sebesar 81% yang sudah memenuhi kriteria aktif, sedangkan untuk indikator keaktifan dalam diskusi kelompok, kemampuan siswa mengemukakan pendapat, kemampuan siswa bertanya, kemampuan menjawab atas pertanyaan guru belum memenuhi kriteria aktif.

Niilai Tes Hasil Belajar, berdasarkan hasil tes siswa pada pertemuan ketiga, hasil belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan walaupun masih sedikit. Hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM ada 39% atau 12 siswa belum tuntas KKM dan 19 siswa yang tuntas KKM atau 61%. Dengan nilai rata-rata 65,81, nilai terendah 48 dan nilai tertinggi 80.

Mencermati berbagai kelemahan yang ditemukan pada siklus I ini maka perlu ditindaklanjuti lagi dengan penelitian pada siklus II. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II

Deskripsi Siklus II

Pada siklus dua peneliti melaksanakan penelitian dengan empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi. Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan dengan tiga pertemuan dan setiap pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Keaktifan dalam pembelajaran Siklus II diperoleh hasil observasi sebagai berikut: besarnya persentase indikator perhatian terhadap penjelasan guru dan keaktifan dalam diskusi adalah 97%, untuk indikator kemampuan siswa mengemukakan pendapat serta kemampuan 81%, indikator siswa bertanya sama mencapai 81%, indikator mengerjakan tugas individu/kelompok sebesar 84%, sedangkan untuk indikator kemampuan menjawab atas pertanyaan guru baru mencapai 77%.

Nilai Tes Hasil Belajar, berdasarkan hasil tes pada siklus II di pertemuan ketiga, hasil belajar siswa sudah meningkat dibandingkan pada hasil pembelajaran pada siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus II, siswa yang sudah mencapai KKM ada 84% atau 26 siswa dan yang belum tuntas hanya 5 orang siswa atau 16%. Dengan nilai rata-rata siswa sebesar 82,58, nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 60 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 90.

Pembahasan Antar Siklus

Hasil Observasi Keaktifan Siswa

Keaktifan siswa dalam pembelajaran yang diobservasi menggunakan lembar observasi Keaktifan siswa dalam pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw mengalami peningkatan pada setiap siklus penelitiaan tindakan kelas ini. Peningkatan Keaktifan siswa terbesar diperoleh pada indikator keaktifan dalam diskusi kelompok dimana pada siklus I hanya 18 siswa atau 58% pada siklus II mengalami peningkatan sebanyak 30 siswa atau 97%. Indikator kemampuan siswa mengemukakan pendapat juga mengalami peningkatan dimana siklus I hanya 13 siswa atau 42% sedangkan siklus II mengalami peningkatan sebanyak 25 siswa atau 81%. Pada indikator kemampuan menjawab atas pertanyaan guru juga mengalami peningkatan, dimana pada siklus I hanya 15 siswa atau 49%, pada siklus II mengalami peningkatan sebanyak 24 siswa atau 77%.

Nilai Hasil Belajar

Hasil belajar siswa kelas VIII I pada materi menulis teks Recount dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dari pra siklus atau kondisi awal sampai siklus II mengalami peningkatan. Dari kondisi awal ke siklus I mengalami peningkatan rata-rata hasil belajar 5,33 dan dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan sebanyak 16,77. Hasil belajar siswa pada siklus I yang tuntas belajar ada 19 siswa atau sebesar 61% sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa yang tuntas belajar ada 26 siswa atau sebesar 84%. Hal ini terlihat adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 23%, dan mengalami penurunan siswa yang belum tuntas belajar sebesar 23%.

Tindakan penelitian menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada pokok bahasan menulis teks Recount dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VIII I SMP Negeri 2 Slawi semester genap tahun pelajaran 2019/2020.

P E N U T U P

Simpulan

Sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang digunakan peneliti pada pembelajaran Bahasa Inggris materi menulis teks Recount dapat diketahui kondisi awal keaktifan siswa dalam pembelajaran bersifat pasif. Setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw keaktifan siswa dalam belajar meningkat sebagaimana hasil penelitian pada siklus I mencapai persentase rata – rata keaktifan siswa sebesar 59,7% dan dilanjutkan pada siklus II mencapai persentase keaktifan siswa sebesar 86,0%. Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran tersebut karena adanya pengaruh penggunaan strategi Jigsaw yang diperoleh siswa meningkat dalam diskusi kelompok, berani bertanya, mampu mengemukakan pendapat, mampu menjawab pertanyaan guru.

Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran akan berdampak pada siswa dalam menguasai materi pelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh juga akan meningkat. Hal ini dapat diketahui sebagaimana hasil belajar dengan indikator ketuntasan klasikal pada kondisi awal hanya sebesar 45%, sedangkan pada siklus I sebesar 61% dan pada siklus II meningkat mencapai 84%.

Saran

Bagi Guru

  1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topic yang benar – benar bisa diterapkan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam proses belajar, sehingga memperoleh hasil yang optimal.
  2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan ketrampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah – masalah yang dihadapi.

Bagi Sekolah

Hendaklah selalu mendukung apa yang dilakukan guru dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa selalu dapat meningkat, yaitu dengan memfasilitasi guru dalam menerapkan model-model pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

  1. D. Marimba. 1978. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Aksara Baru

Ahmad Sudrajad. 2008. Cooperatife Learning Teknik Jigsaw. http.://akhmadsudrajad. wordpres

Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2005. Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA, SMK, dan SLB). Jakarta: Depdiknas.

Nawawi Hadari. 1981. Administrasi Pendididkan. Jakarta: PT. Gunung Agung

Saleh Abas. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif. Jakarta: Depdiknas

Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sugiarto. 2010. Belajar dan Pemanfaatan Sumber Belajar. Jakarta: Penerbut Cerdas

Usman, H. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Mary Spratt, Alan Pulverness, Melanie Williams. 2005. The TKT Course: Theaching Knowledge Test. Cambridge Universiti Pres

Sadly. 1977. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara