Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Melalui Student Teams Achievement Divisions
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA SISWA KELAS IXG SMP NEGERI 2 SLAWI
Sukardi
SMP Negeri 2 Slawi
ABSTRAK
Permasalahan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah masih rendahnya minat dan hasil belajar matematika pada siswa kelas IX G SMP Negeri 2 Slawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan minat dan hasil belajar matematika materi bangun ruang sisi lengkung melalui pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievment Divisions (STAD) pada siswa kelas IX G SMP Negeri 2 Slawi pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian dilaksanakan di kelas IX G SMP Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal dengan subjek penelitian sebanyak 31 siswa. Penelitian dilaksanakan melalui 2 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: rata-rata skor minat belajar matematika meningkat dari 63,06 (kategori rendah) pada kondisi awal menjadi 79,74 (kategori sedang) pada siklus I dan 87,71 (kategori tinggi) pada siklus II. Persentase siswa yang mendapatkan skor minat belajar matematika minimal tinggi (tinggi dan sangat tinggi) meningkat dari 16,13% (5 siswa) pada kondisi awal menjadi 48,39% (15 siswa) pada siklus I dan 87,10% (27 siswa) pada siklus II. Rata-rata nilai hasil belajar meningkat dari 54,97 pada kondisi awal menjadi 70,45 pada siklus I dan 75,74 pada siklus II. Persentase siswa yang tuntas belajar juga meningkat dari 25,81% (8 siswa) pada kondisi awal menjadi 48,39% (15 siswa) pada siklus I dan 80,65% (25 siswa) pada siklus II.
Kata kunci: minat dan hasil belajar, matematika bangun ruang, STAD
PENDAHULUAN
Matematika telah digunakan di berbagai bidang. Berbagai macam bidang pekerjaan menggunakan matematika dalam kegiatannya. Bidang konstruksi, manufaktur, perdagangan maupun bidang pekerjaan yang bersifat profesi seperti ilmuwan, perekayasa dan dokter tidak lepas dari matematika. Selain itu matematika merupakan dasar bagi mata pelajaran lain terutama untuk mata pelajaran sains dan ekonomi, oleh karena itu matematika diajarkan mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi.
Namun demikian, pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas sebagian besar masih mengalami masalah. Permasalahan yang muncul di lapangan sangatlah beragam, misalnya permasalahan rendahnya hasil dan minat belajar matematika siswa, penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat, dan kondisi lingkungan belajar yang kurang kondusif. Berbagai masalah tersebut di atas juga terjadi di SMP Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal. Secara umum hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 2 Slawi terutama pada siswa kelas IXG pada semester 2 tahun pelajaran 2019/2020 masih rendah. Sebagai gambaran berdasarkan hasil analisis ulangan harian menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa kelas IXG adalah 54,97 jauh dari KKM yang ditentukan yaitu 74 dan hanya 8 siswa dari 31 siswa yang memenuhi KKM atau hanya 25,81%. Oleh karena itu, guru perlu melakukan suatu tindakan yang dapat memberikan solusi atas permasalahan yang muncul di kelas tempat siswa belajar.
Selain permasalahan hasil belajar yang relatif rendah, permasalahan lain yang muncul dalam pembelajaran matematika adalah masalah minat belajar matematika siswa yang masih perlu ditingkatkan. Minat yang rendah siswa terhadap mata pelajaran matematika dapat terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung siswa masih banyak yang tidak menyimak pembelajaran dengan baik. Hasil menunjukkan bahwa skor rata-rata minat belajar matematika siswa kelas IX G adalah 63,06 termasuk kategori rendah dengan rincian 5 siswa berkategori tinggi (16,13%), 7 siswa berkategori sedang (22,58%), 11 siswa berkategori rendah (35,48%) dan 8 siswa berkategori sangat rendah (25,81%).
Rendahnya minat belajar matematika siswa ini diduga karena dalam pembelajaran peneliti masih dominan menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah. Pembelajaran dilakukan dengan cara satu arah dengan berpusat pada guru (teacher centered). Siswa kurang diberi kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) sebagai upaya meningkatkan hasil belajar dan minat belajar matematika materi bangun ruang sisi lengkung siswa kelas IXG SMP Negeri 2 Slawi.
Berdasarkan latar belakang di atas dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah minat belajar matematika materi bangun ruang sisi lengkung dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions pada siswa kelas IXG SMP Negeri 2 Slawi Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020? (2) Bagaimanakah hasil belajar matematika materi bangun ruang sisi lengkung dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions pada siswa kelas IXG SMP Negeri 2 Slawi Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020?
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: (1) Untuk meningkatkan minat belajar matematika materi bangun ruang sisi lengkung melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions pada siswa kelas IXA SMP Negeri 2 Slawi Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020. (2) Untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun ruang sisi lengkung melalui pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions pada siswa kelas IXG SMP Negeri 2 Slawi Semester 2 Tahun Pelajaran 2019/2020.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
Belajar dan Pembelajaran
Rusyan A. Tabrani (1994:7) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang ke arah yang lebih baik, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan suatu proses aktif, yaitu peserta didik harus berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan tidak hanya pasif sebagai penerima materi yang diajarkan saja. Belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi kebutuhannya. Winkel (1996: 53) belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relative konstan. Hamalik (1989: 28) mendefinisikan belajar adalah suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil simpulan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang secara sadar karena adanya interaksi dengan lingkungan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan dalam dirinya menuju kearah yang lebih baik. Perubahan tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun perubahan nilai dan sikap (afektif)
Rusman, Kurniawan, & Riyana (2012: 15), pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika hakikatnya adalah suatu proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan meningkatkan prestasi peserta didik melaksanakan pembelajaran, dan proses tersebut berpusat pada guru mengajar. Pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada peserta didik untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika. Pembelajaran matematika adalah pembelajaran berpusat pada peserta didik belajar, dan bukan berpuasat pada kegiatan guru mengajar. Pembelajaran matematika sebaiknya terdapat pendekatan yang sesuai dengan penalaran karakteristik matematika dalam mengembangkan kemampuan berfikir matematika (Arikunto, 2009:45).
Bangun Ruang Sisi Lengkung
Bangun ruang sisi lengkung adalah materi mata pelajaran matematika yang merupakan bagian dari materi geometri. Materi geometri merupakan materi yang menarik diajarkan kepada siswa karena pembelajaran materi geometri dapat langsung dihubungkan dengan kehidupan nyata di sekitar lingkungan siswa. Siswa seringkali bersentuhan dengan benda-benda sebagai representasi dari bentuk-bentuk geometri yang dipelajari di sekolah khususnya bangun ruang sisi lengkung (tabung, kerucut, dan bola).
Suatu bangun ruang dalam konteks geometri ruang, adalah himpunan semua titik, garis, dan bidang dalam ruang berdimensi tiga yang terletak dalam bagian tertutup beserta seluruh permukaan yang membatasinya (Suwaji, 2008: 5). Namun, materi ini cukup sulit bagi siswa untuk dipelajari. Hal ini mungkin dikarenakan banyak faktor, diantaranya adalah objek geometri yang dipelajari tidak dapat dibayangkan siswa secara nyata. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran geometri perlu model, pendekatan, metode, maupun strategi pembelajaran yang tepat sehingga tercipta pembelajaran yang lebih efektif.
Hasil Belajar
Belajar dan mengajar sebagai aktivitas utama di sekolah meliputi tiga unsur, yaitu tujuan pengajaran, pengalaman belajar mengajar dan hasil belajar. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengalami proses belajar dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya (Sudjana,2006: 26).
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar ini merupakan penilaian yang dicapai seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan dapat dipahami siswa. Untuk dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dilakukan usaha untuk menilai hasil belajar”. Penilaian ini bertujuan untuk melihat kemajuan siswa dalam menguasai materi yang telah dipelajari dan ditetapkan (Suharsimi Arikunto, 2009: 24). Hasil tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misal dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sipan menjadi sopan dan sebaginya.
Minat Belajar Matematika
Sukardi (1987:25), minat adalah suatu kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka mental, cemas dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik tersendiri baginya. Kondisi kejiwaan sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran.
Safari (2005: 111), minat belajar adalah pilihankesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairaheseorang untuk memenuhi kesediaannya dalam belajar. Menurut Slameto (2010: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Menurut Trianto (2007:52) bahwa pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achivement Division merupakan salah satu tipe dan model pembelajaran dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Menurut Miftahul Huda (2013:111), bekerja dalam sebuah kelompok yang terdiri dari tiga atau lebih pada hakikatnya dapat memberikan daya dan manfaat tersendiri. Salah satu asumsi yang mendasari pembelajaran kooperatif adalah bahwa sinergi yang muncul melalui kerjasama akan meningkatkan motivasi yang jauh lebih besar daripada lingkungan kompetitif individual.
Menurut Slavin (2010: 143),tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD). terdiri atas lima komponen utama, yaitu: presentasi kelas, tim (kelompok), kuis, skor kemajuan individual.
Kerangka Berpikir
Berbagai masalah tersebut di atas juga terjadi di SMP Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal. Secara umum masalah minat belajar matematika siswa masih perlu ditingkatkan. Minat yang rendah siswa terhadap mata pelajaran matematika dapat terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung siswa masih banyak yang tidak menyimak pembelajaran dengan baik. Hal ini ditandai dengan masih adanya siswa yang berbicara dengan teman sebangku, bermain sendiri, mengantuk, menggambar dan acuh dengan penjelasan guru. Hasil pengamatan peneliti juga menunjukkan bahwa catatan pelajaran matematika masih banyak yang tidak lengkap. Kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika juga dipengaruhi oleh stigma bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan tidak bisa diterapkan pada kehidupan nyata.
Minat dan hasil belajar matematika siswa rendah yang dikarenakan: metode pembelajaran di kelas belum bervariasi masih dominan menggunakan metode ceramah, pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).
Untuk mengatasi permasalahan pada pembelajaran matematika di SMP Negeri 2 Slawi seperti tersebut di atas, peneliti melakukan pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Diharapkan dengan menerapkan metode belajar kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division pada proses belajar mengajar pada materi bangun ruang sisi lengkung siswa pada kelas IXG SMP Negeri 2 Slawi Kabupaten Tegal pada Semester 2 tahun pelajaran 2019/2020, dapat meningkatakan minat dan hasil belajar.
METODE PENELITIAN
Objek Tindakan
Objek tindakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah minat dan hasil belajar matematika materi bangun ruang sisi lengkung yang akan ditingkatkan dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD padasiswa kelas IXG SMP Negeri 2 Slawi Semester 2 tahun pelajaran 2019/2020.
Setting/Lokasi/Subjek Penelitian
Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IXG SMP Negeri 2 Slawi yang beralamat di Jl Cipto Mangun Kusumo no. 8, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.
Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan selama satu semester dimulai 3 Januari 2020 sampai dengan 30 Juni 2020.
Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas IXG SMP Negeri 2 Slawi tahun pelajaran 2019/2020. Banyaknya siswa sebagai subjek penelitian adalah 31 siswa, laki-laki 17 dan perempuan 14. Metode
Pengumpulan Data
Angket
Angket instrumen ini digunakan untuk mengukur minat belajar siswa. Penentuan skor dibuat dalam lima skala penilaian, yaitu: tidak pernah (skor 1), jarang (skor 2), kadang-kadang (skor 3), sering (skor 4), dan selalu (skor 5).
Tes
Tes, instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar. Instrumennya adalah sepuluh soal berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan. Penilaian dilakukan dengan memberi skor 5 jika menjawab benar, skor 2 jika menjawab salah dan skor 0 jika tidak menjawab,dan lima soal berbentuk uraian dengan penskoran masing – masing jawaban sesuai konsep dan benar diberikan skor maksimal 10, jawaban sesuai konsep dan salah diakhir jawaban diberikan skor maksimal 5 sedang skor 2 untuk jawaban salah
Dokumentasi
Dokumentasi, instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang dokumen-dokumen selama penelitian, misal: daftar hadir, dafar nilai, foto-fotopelaksanaan pembelajaran maupun aktivitas siswa saat proses pembelajaran.
Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data yang berupa skor minat belajar siswa dan skor hasil belajar siswa, dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Teknik analisis secara rinci adalah sebagai berikut: (1) Analisis Data Minat Belajar Siswa: dilakukan dengan menghitung skor empirik dari masing-masing siswa, kemudian mengkonversi ke dalam data kualitatif (2) Analisis Data Hasil belajar: siswa dikatakan tuntas secara individual jika siswa mencapai atau melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 74. Sedangkan ketuntasan secara klasikal, jika paling sedikit 75% siswa subjek penelitian mencapai kriteria ketuntasan individual. Selanjutnya data hasil siklus I dan siklus II dibandingkan untuk mengetahui apakah ada peningkatan minat belajar dan hasil belajar matematika atau tidak. Perbandingan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data dalam penelitian ini dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer berupa Data skor minat belajar dan Data hasil belajar. Data Sekunder berupa subjek penelitian (siswa) dan Data KKM mata pelajaran matematika
Indikator Keberhasilan Penelitian
Penelitian dikatakan berhasil jika memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) Rata-rata skor minat belajar matematika siswa lebih dari 85 (). (2) Siswa yang memiliki skor minat belajar matematika minimal kategori tinggi (tinggi dan sangat tinggi) lebih dari 80% (). (3) Rata-rata hasil belajar siswa mencapai 74 atau lebih (). (4) Paling sedikit 75% () siswa mencapai atau melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 74.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan mengikuti tahap-tahap penelitian sebagaimana dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Hopkins, 2008: 51). Adapun tahap-tahap tersebut adalah perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Awal Penelitian
Minat Belajar
Kondisi awal minat belajar matematika kelas IX G SMP Negeri 2 Slawi dapat dilihat seperti pada Tabel 8. Sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, skor rata-rata minat belajar matematika siswa kelas IX G adalah 63,06 termasuk kategori rendah dengan rincian 5 siswa berkategori tinggi (16,13%), 7 siswa berkategori sedang (22,58%), 11 siswa berkategori rendah (35,48%) dan 8 siswa berkategori sangat rendah (25,81%). Sehingga banyak siswa dengan minat belajar matematika berkategori minimal tinggi (tinggi dan sangat tinggi) hanya 5 siswa atau 16,13% dari 31 siswa.
Hasil Belajar
Kondisi awal hasil belajar matematika kelas IXG SMP Negeri 2 Slawi sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas menggunakan pembelajaran kooperatif Tipe STAD, berdasarkan analisis ulangan harian siswa kelas IXG SMP Negeri 2 Slawi menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa adalah 54,97 jauh dari KKM yang ditentukan yaitu 74 dan siswa yang tuntas hanya 8 siswa atau hanya 25,81%dari 31 siswa.
Deskripsi Siklus I
Minat Belajar
Hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa skor rata-rata minat belajar matematika siswa kelas IXG adalah 79,74 termasuk kategori sedang meningkat dibanding kondisi awal yaitu 63,06(kategori rendah) dengan rincian 3 siswa berkategori sangat tinggi (9,68%), 12 siswa berkategori tinggi (38,71%), 10 siswa berkategori sedang (32,26%), dan 6 siswa berkategori rendah (19,35%). Sehingga banyak siswa dengan minat belajar matematika berkategori minimal tinggi (tinggi dan sangat tinggi) mengalami peningkatan dari 5 siswa (16,13%) pada kondisi awal menjadi 15 siswa (48,39%) pada siklus I.
Hasil Belajar
Hasil penelitian pada siklus I untuk hasil belajar matematika kelas IX G SMP Negeri 2 Slawi menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa mencapai 70,45 meningkat dibanding kondisi awal yaitu 54,97, namun masih di bawah KKM yang ditentukan yaitu 74. Siswa yang tuntas belajar juga mengalami peningkatan dari 8 siswa (25,81%) pada kondisi awal menjadi 15 siswa (48,39%) pada siklus I.
Deskripsi Siklus II
Minat Belajar
Hasil penelitian siklus II menunjukkan bahwa rata-rata skor minat belajar matematika siswa kelas IX G mencapai 87,71 (kategori tinggi) dengan rincian 5 siswa berkategori sangat tinggi (16,13%), 22 siswa berkategori tinggi (70,97%), dan 4 siswa berkategori sedang (12,90%). Sedangkan siswa yang berkategori rendah dan sangat rendah menjadi tidak ada. Sehingga siswa dengan skor minat belajar matematika berkategori minimal tinggi (tinggi dan sangat tinggi) mencapai 27 siswa (87,10%).
Hasil Belajar
Hasil penelitian pada siklus II untuk hasil belajar matematika kelas IXG SMP Negeri 2 Slawi menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa mencapai 75,74 dengan rincian siswa yang tuntas belajar 25 siswa (80,65%) dan yang tidak tuntas belajar 6 siswa (19,35%).
Pembahasan
Siklus I
Kegiatan pembelajaran pada siklus I secara umum dapat berjalan sesuai dengan langkah yang dirancang dalam RPP. Namun masih terdapat kegiatan pembelajaran khususnya karakteristik pembelajaran kooperatif tipe STAD yang belum muncul dengan maksimal. Indikator keberhasilan/indikator kinerja pada siklus I dapat dirinci seperti berikut: (1)Rata-rata skor minat belajar matematika siswa adalah 79,74 (kategori sedang) masih belum memenuhi target yang diharapkan yaitu lebih dari 85 (kategori minimal tinggi). (2) Persentase siswa yang memiliki skor minat belajar matematika kategori minimal tinggi (tinggi dan sangat tinggi) adalah 48,39% masih di bawah target yang diharapkan yaitu lebih dari 80%. (3) Rata-rata hasil belajar siswa adalah 70,45 belum mencapai atau melampaui target yang diharapkan yaitu 74. (4) Persentase siswa yang mencapai atau melampaui KKM adalah 48,39% belum mencapai atau melampaui target yang diharapkan yaitu 75%.
Berdasarkan indikator keberhasilan/indikator kinerja seperti tersebut di atas,dapat disimpulkan bahwa pada Siklus I penelitian dikatakan belum berhasil. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran perlu dilanjutkan ke siklus II dengan perbaikan berdasarkan pengamatan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I.
Siklus II
Berdasarkan identifikasi langkah-langkah pembelajaran yang belum terlaksana dan kendala-kendala yang terjadi pada siklus I, peneliti melaksanakan beberapa perbaikan untuk kegiatan pembelajaran pada siklus II. Indikator keberhasilan/indikator kinerja pada siklus II dapat dirinci seperti berikut: (1) Rata-rata skor minat belajar matematika siswa adalah 87,71 (kategori tinggi) telah melampaui target yang diharapkan yaitu lebih dari 85 (kategori minimal tinggi). (2) Persentase siswa yang memiliki skor minat belajar matematika kategori minimal tinggi (tinggi dan sangat tinggi) adalah 87,10% telah melampaui target yang diharapkan yaitu lebih dari 80%. (3) Rata-rata hasil belajar siswa adalah 75,74 telah melampaui target yang diharapkan yaitu 74. (4) Persentase siswa yang mencapai atau melampaui KKM adalah 80,65% telah melampaui target yang diharapkan yaitu 75%.
Berdasarkan indikator keberhasilan/indikator kinerja seperti tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pada siklus II penelitian dikatakan berhasil.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
- Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions dapat meningkatkan minat belajar matematika materi bangun ruang sisi lengkung pada siswa kelas IXG SMP Negeri 2 Slawi semester 2 tahun pelajaran 2019/2020. Persentase siswa yang memiliki skor minat belajar matematika kategori minimal tinggi (tinggi dan sangat tinggi) pada siklus I adalah 48,39% dan pada siklus II adalah 87,10%.
- Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi bangun ruang sisi lengkung pada siswa kelas IXG SMP Negeri 2 Slawi semester 2 tahun pelajaran 2019/2020. Persentase hasil belajar siswa yang mencapai atau melampaui KKM adalah 48,39% pada siklus I dan pada siklus II adalah 80,65%.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan, disampaikan saran-saran sebagai berikut:
- Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas lain.
- Hasil penelitian dapat dijadikan referensi dan rujukan bagi guru lain jika ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama.
- Perlu dilakukan penelitian menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions untuk materi pelajaran matematika yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta.
Hamalik. 1989. Komputerisasi Pendidikan Nasional. Bandung: Mandar Maju
Hopkins, D. 2008. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Berkshire: Open University Press.
Rusman, Kurniawan, D. & Riyana, C. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rusyan A, Tabrani. 1994. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Safari. 2005. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Slavin, R. E. 2010. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukardi, Dewa Ketut. 1987. Bimbingan Karier di Sekolah – Sekolah. Jakarta: Balai Pustaka.
Suwaji, U. T. 2008. Permasalahan Pembelajaran Geometri Ruang SMP dan Alternatif Pemecahannya. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka.