PENGGUNAAN TEKNIK POLA SEDERHANA DALAM MENENTUKAN KESETARAAN PEROLEHAN HITUNG SATUAN LUAS UNTUK MENINGKATKAN KREATIFITAS

DAN HASIL BELAJAR BAGI SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 WARU

SEMESTER I TAHUN 2014/2015

Edy Muryanto

Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas VI di SD Negeri 1 Waru

Banyak yang berpendapat bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang kering dan membosankan. Matematika juga dianggap sukar, sehingga banyak anak yang kurang tertarik akan mata pelajaran ini. Pengajaran matematika sekarang telah berusaha memperbaiki kesan tersebut dengan menganjurkan penggunaan berbagai alat peraga serta permainan matematika. Usaha ini dimaksudkan untuk menarik minat anak-anak terhadap pelajaran matematika.

Fakta jelas membuktikan bahwa setiap siswa mengerjakan soal matematika selalu mengalami problem kekurangan waktu yang dikarenakan siswa kesulitan menyelesaikan soal tersebut. Hal ini disebabkan karena pemahaman konsep dasar anak terhadap topik masalah kurang. Selain itu anak tidak memiliki cara, teknik, atau pola-pola tertentu yang lebih praktis sebagai alternatif untuk memecahkan permasalahan tersebut sebagai jalan pintas.

Dalam pembelajaran matematika ditingkat sekolah dasar guru dituntut lebih inovatif menemukan metode, cara, teknik, dan pola yang praktis dan menyenangkan sehingga siswa merasa tidak bosan dan tidak takut lagi terhadap pelajaran matematika. Penerapan pola-pola baru yang lebih sederhana dan praktis akan membantu siswa memahami konsep. Pada akhirnya dapat menuntaskan konsep belajar atau pengalaman belajar siswa. Dengan demikian siswa merasa senang dan tidak takut lagi terhadap pelajaran matematika. Karena senang, maka ketuntasan pembelajaran matematika akan berhasil dengan optimal.

Subjek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru Kecamatan  Rembang semester 1 (ganjil) tahun pelajaran 2014/2015 pada materi menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 8 September 2014, 22 September 2014, dan 13 Oktober 2014 dengan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar penilaian tes formatif siklus 1 dan siklus 2.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dua siklus penelitian, ternyata hasil yang diperoleh pada penggunaan “Teknik Pola Sederhana” dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru Rembang. Setelah diadakan tindakan pada siklus I nilai rata-rata yang dicapai menjadi 6,79 yang sebelumnya pada pra siklus nilai rata-rata 5,97. Rekapitulasi hasil pada siklus I adalah : siswa yang mendapat nilai 5 sebanyak 4 siswa, nilai 6 sebanyak 3 siswa, nilai 7 sebanyak 17 siswa dan 5 siswa mendapat nilai 8. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 7,79 dari 29 siswa, dan 26 siswa dinyatakan tuntas.

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa siswa merasa senang menggunakan “Teknik Pola Sederhana”. Alasannya karena pola sederhana ini lebih mudah dan praktis. Siswa dengan mudah untuk menangkap dan menerapkan konsep pembelajaran yang diterima. Pola ini dapat dipahami dengan mudah dan cepat karena tanpa harus mengalikan ataupun membagi. Sehingga siswa lebih cepat menyelesaikan soal tanpa harus mengeluarkan energi yang berlebihan.

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan “Teknik Pola Sederhana” dapat meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa yaitu, dalam proses belajar mengajar, siswa menjadi lebih tertarik karena selain lebih efisien waktu juga lebih akurat, adanya variasi tindakan pembelajaran oleh guru sehingga siswa tidak lagi merasa jenuh dan bosan. Selain itu, dalam proses pembelajaran siswa lebih berperan aktif. Setelah siswa mengenal, memahami dan menggunakan pola yang sangat sederhana ini siswa lebih senang, dan cepat menerima serta menggunakannya untuk penyelesaian soal-soal yang berhubungan dengan pembelajaran kesetaraan perubahan satuan luas. Ada perubahan yang sangat signifikan yang dapat membawa dampak positif terhadap keberhasilan dan ketuntasan pembelajaran.

Kata Kunci: Penggunaan “Teknik Pola Sederhana”, Peningkatan Kreatifitas dan Prestasi Belajar

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bercermin dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan  pada proses kegiatan pembelajaran dan hasil ulangan harian menunjukkan bahwa  kreatifitas dan hasil belajar Matematika khususnya dalam materi menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru Kecamatan Rembang Semester I tahun pelajaran 2014/2015 masih rendah. Bukti yang menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran masih rendah, ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, tidak ada siswa yang menanyakan kesulitan belajarnya. Dari 29 siswa yang ada di kelas VI, hanya ada 5 orang anak yang tunjuk jari untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Hal ini akhirnya berdampak pada prestasi hasil belajar matematika khususnya dalam menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas masih rendah. Terbukti nilai rata–rata yang diperoleh belum mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan.

Hasil ulangan harian materi tentang satuan luas, KKM yang ditetapkan di SD Negeri 1 Waru Kecamatan Rembang adalah 66, sementara nilai rata-rata kelas hanya mencapai 5,97.  Menurut hasil pengamatan peneliti, rendahnya kemampuan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) pemahaman konsep dasar siswa terhadap topik masalah kurang, sehingga siswa kesulitan menyelesaikan soal tersebut, (2) minat belajar siswa masih rendah, (3) siswa kesulitan dalam memahami maksud dari soal yang diberikan oleh guru, (4) siswa hanya menggunakan cara yang konvensional dalam menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas, (5) siswa tidak memiliki cara, teknik, atau pola-pola tertentu yang lebih praktis sebagai alternatif untuk memecahkan permasalahan tersebut sebagai jalan pintas, (6) kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran tidak tampak karena guru tidak menggunakan alat peraga, dan (7) pembelajaran masih bersifat klasikal.

Selain dari faktor siswa, kegagalan proses pembelajaran tersebut juga dipengaruhi oleh guru yang dalam menyampaikan pelajaran masih konvensional dengan menggunakan metode ceramah, pembelajaran cenderung berpusat pada guru. Ditambah lagi guru belum mempergunakan alat peraga dan metode pembelajaran yang bervariatif.

Selain dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa, penelitian ini diharapkan dengan penggunaan teknik pola sederhana akan lebih meningkatkan profesionalitas guru dalam melaksanakan tugasnya. Diharapkan guru akan mampu menerapkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan mempergunakan teknik-teknik yang praktis dan alat peraga, sehingga pembelajaran tidak lagi membosankan bagi siswa.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah dengan penggunaan teknik pola sederhana dapat meningkatkan kreativitas belajar Matematika khususnya pada materi menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru pada semester I tahun pelajaran 2014/2015?

2. Apakah dengan penggunaan teknik pola sederhana dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika khususnya pada materi menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru pada semester I tahun pelajaran 2014/2015?

3. Apakah dengan penggunaan teknik pola sederhana dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar Matematika khususnya pada materi menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru pada semester I tahun pelajaran 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum yang ingin peneliti capai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah a) Untuk meningkatkan kreativitas belajar Matematika siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 Kecamatan Rembang, b) Untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika  siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 Kecamatan Rembang, c) Untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar Matematika  siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 Kecamatan Rembang.

2. Tujuan khusus yang ingin peneliti capai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah a) Melalui penggunaan teknik pola sederhana dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran matematika, khususnya pada materi menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 Kecamatan Rembang, b) Melalui penggunaan teknik pola sederhana dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika, khususnya pada materi menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 Kecamatan Rembang, c) Melalui penggunaan teknik pola sederhana dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika, khususnya pada materi menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru pada semester I tahun pelajaran 2014/2015 Kecamatan Rembang.

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani Mathematikos secara ilmu pasti, atau Mathesis yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi (Ensiklopedia Indonesia).

Matematika adalah salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang menekankan pada kemampuan berhitung. Matematika mulai diperkenalkan pada siswa Sekolah Dasar sejak dini yaitu mulai dari kelas satu. Mengingat begitu pentingnya, Matematika bagi anak Sekolah Dasar berguna untuk kepentingan hidup dalam lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirnya dan untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lainnya termasuk permasalahan sosial, ekonomi dan alam. Manfaat lain yang menonjol adalah matematika dapat membentuk pola pikir orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang sistimatis, logis dan kritis penuh kecermatan, namun pengembangan sistem atau model matematika itu tidak sejalan dengan perkembangan berfikir anak terutama pada siswa Sekolah Dasar.

Prestasi belajar berasal dari kata prestasi dan belajar berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1995: 787). Sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (Depdikbud, 1995: 14). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknik berarti cara, pola berarti sistem, cara kerja, sederhana berarti mudah, simple. Teknik pola sederhana berarti cara mudah untuk menyelesaikan suatu masalah.

Hal ini sangat dibutuhkan setiap menyelesaikan soal matematika. Untuk pembelajaran satuan panjang, luas, dan volume terutama pada perubahan kesetaraan satuan dari satu satuan diubah kebentuk satuan lain, banyak anak yang mengalami kesulitan. Dengan menggunakan pola yang sudah lazim digunakan yaitu : “Pada tangga satuan, apabila satuan itu turun dikalikan dan apabila naik dibagi.”

Prinsip dasar “Teknik Pola Sederhana” ini sebetulnya dapat digunakan untuk mencari dan menentukan dengan cepat dan akurat perubahan kesetaraan satuan baik untuk satuan panjang, satuan luas, maupun satuan volume atau isi.

B. Kerangka Berpikir

Anak usia Sekolah Dasar menurut perkembangan kognitifnya berada pada tahap perkembangan operasional konkrit. Jika dalam pembelajaran menggunakan objek-objek konkrit, anak akan mudah untuk memahaminya. Pada usia ini, diharapkan dalam pembelajaran sebaiknya guru menggunakan objek-objek konkrit sehingga akan memudahkan siswa memahami konsep-konsep pembelajaran

Penggunaan teknik Pola Sederhana dalam menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas dapat meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa, dapat menciptakan kondisi siswa bersosialisasi baik dengan kelompoknya maupun dengan kelompok lain, siswa berfikir kreatif, memanfaatkan alat peraga sebagai sumber belajar, adanya proses antara bermain dan belajar, mengamati, menganalisa, bahkan berlatih membuat suatu kesimpulan atau hipotesis yang akan menjadi konsep dan pengalaman baru dalam kehidupannya, sehingga kondisi ini akan membantu menanamkan konsep dasar matematika yang akan mempengaruhi pola pikir siswa juga meningkatklan rasa ingin tahu terhadap proses pembelajaran.

C. Hipotesis

Dengan penggunaan teknik pola sederhana dalam menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas dapat meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar bagi siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru semester I tahun pelajaran 2014/2015.

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Waru, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang yang beralamatkan di Jalan Demang Waru Gang Sarean No. 25 Desa Waru, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang.

B. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VI semester I tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 29 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

C. Sumber Data

Sumber data yang berasal dari siswa adalah hasil pekerjaan semua siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang yang berupa uji kompetansi dan aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika tentang menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas.

Sumber data bertitik pada aktivitas guru pada saat proses pembelajaran Matematika tentang menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik tes ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil tes pada setiap akhir tindakan, untuk memperoleh data tentang pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari.

Teknik observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa.

E. Prosedur Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan pendekatan analisis kualitatif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Proses pelaksanaannya bersifat kolaboratif dengan tim yaitu guru kelas IV sebagai pengamat. Adapun langkah-langkah penelitian ini mengikuti prinsip-prinsip dasar dalam penelitian tindakan seperti yang digambarkan oleh Kurt Lewin (dalam Zainal Aqib, 2006: 21) sebagai langkah spiral atau daur ulang perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi yang mungkin diikuti dengan perencanaan tindakan berikutnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal

Hasil belajar pembelajaran Matematika kelas VI SD Negeri 1 Waru dalam kategori cukup, skor rata-rata kelas yang dicapai sebesar 5,97. Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan adalah 6,60 jadi hasil rata-rata kelas pada pembelajaran Pra Siklus masih jauh di atas ketuntasan.

Hasil pengamatan secara keseluruhan aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran tergolong kategori cukup. Aspek yang diamati meliputi: memperhatikan penjelasan guru (68%), Bekerja dengan menggunakan media/alat peraga pembelajaran (67%), Merespon/menjawab pertanyaan guru maupun siswa (65%), Mengemukakan pendapat (60%), Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi (65%).

2. Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus I

Hasil belajar pembelajaran Matematika kelas VI SD Negeri 1 Waru dalam kategori cukup, skor rata-rata kelas yang dicapai sebesar 67,93. Ada peningkatan prestasi belajar siswa dari hasil yang diperoleh pada pembelajaran pra siklus dengan rata-rata kelas 59,66, angka kenaikan perolehan rata-rata kelas 13,86%.

Hasil pengamatan secara keseluruhan aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika penggunaan teknik pola sederhana dalam menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran baik.

Hasil pengamatan secara keseluruhan aktivitas guru dalam pembelajaran Matematika menunjukkan bahwa guru baik dalam pengelolaan pembelajaran di kelas. Guru dalam membuka pembelajaran belum menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang menantang, ada beberapa siswa yang dalam diskusi kelompok masih belum fokus dan ada juga siswa yang masih pasif dalam menyelesaikan soal diskusi di kelompoknya.

Pada Siklus 1 ini, hasil angket yang diperoleh dari respon siswa adalah 75,86% menyatakan mendukung pembelajaran penggunaan teknik pola sederhana dalam menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas, sedangkan sebesar 24,14% siswa belum mendukung terhadap metode pembelajaran ini. Siswa yang belum mendukung terhadap metode pembelajaran ini disebabkan oleh 2 aspek yang menonjol, yaitu : 1) siswa belum menguasai penggunaan teknik pola sederhana, dan 2) siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi dengan anggota kelompoknya.

Secara garis besar kegiatan pembelajaran dalam siklus 1 ini sudah baik. Peningkatan dari hasil belajar siswa, aktivitas siswa, dan aktivitas guru sangat signifikan. Pada siklus 1 ini peneliti dan guru pengamat mengadakan diskusi bersama dan diperoleh temuan-temuan sebagai berikut: 1) Siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran yang dilaksanakan sehingga urutan pembelajaran berjalan dengan baik; 2) Siswa sudah menampakkan keseriusan dan motivasi yang lebih baik, serta kerja sama dalam berdiskusi kelompok sudah terjalin dengan baik; 3) Siswa tidak terlihat takut dan malu untuk mengemukakan pendapat baik saat temannya maju maupun pada guru; 4) Selama proses pembelajaran guru sudah nampak memberikan bimbingan dan perhatian lebih merata kepada siswa baik dalam kelompok maupun individu.

Namun lepas dari kelebihan itu dalam kegiatan refleksi bersama pengamat ini penulis juga menemukan kekurangan dalam kegiatan pembelajaran Siklus 1 ini, yang antara lain: dalam membimbing diskusi kelompok, membimbing pelaksanaan tanya jawab, dan membimbing siswa menyimpulkan materi masih kurang, masih ada siswa yang kadang-kadang bermain sendiri dan luput dari perhatian guru. Hal ini yang menyebabkan tingkat keberhasilan pembelajaran belum terlihat menunjukkan adanya hasil sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu siswa yang mendapat nilai  > 66 baru mencapai 75,86% dari keseluruhan siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru, Kecamatan Rembang, sehingga perlu untuk dilakukan siklus 2 guna perbaikan hasil pembelajaran penggunaan teknik pola sederhana untuk menentukan kesetaraan perolehan hitung pada satuan luas.

Adapun tindakan perbaikan yang dapat dilaksanakan dalam siklus berikutnya yaitu sebaiknya guru selama proses pembelajaran berlangsung lebih meningkatkan pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan semua tingkah laku siswa.

3. Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus II

Hasil pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran penggunaan teknik pola sederhana dalam menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru tahun ajaran 2014/2015 tergolong kategori baik, pencapaian rata-rata kelas adalah sebesar 79,31.

Hasil pengamatan secara keseluruhan aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika melalui penggunaan teknik pola sederhana dalam menentukan perolehan kesetaraan hitung satuan luas menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran baik.

Hasil pengamatan secara keseluruhan aktivitas guru dalam pembelajaran Matematika menunjukkan bahwa guru sangat baik dalam mengelola pembelajaran. Guru dalam membuka pembelajaran sudah menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang menantang, siswa dalam diskusi kelompok sudah berpartisipasi aktif dalam diskusi menyelesaikan soal walaupun masih ada beberapa siswa yang masih pasif menggantungkan teman sekelompoknya.

Pada Siklus 2 ini, hasil angket yang diperoleh dari respon siswa adalah 89,66% menyatakan mendukung pelaksanaan penggunaan teknik pola sederhana, sedangkan sebesar 10,34% siswa belum sepenuhnya memahami penggunaan teknik pola sederhana. Pada Siklus 2 ini respon siswa terhadap proses pembelajaran sudah dapat dikatakan berhasil, hal ini tampak dari hasil angket yang menunjukkan dari kelima aspek yang ditanyakan, siswa sudah dapat menggunakan teknik pola sederhana dengan pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan siswa mampu mengikutinya dengan baik.

Secara garis besar kegiatan pembelajaran dalam Siklus 2 ini berhasil dengan baik. Peningkatan dari hasil belajar siswa, aktivitas siswa, dan aktivitas guru sangat signifikan. Pada Siklus 2 ini peneliti dan guru pengamat mengadakan diskusi bersama dan diperoleh temuan-temuan sebagai berikut: 1) Siswa merasa senang dalam proses pembelajaran karena siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran yang di laksanakan sehingga urutan pembelajaran berjalan dengan sangat baik; 2) Siswa tampak sangat serius dan mampu bekerja sama dalam berdiskusi kelompok; 3) Siswa berani untuk mengemukakan pendapat baik saat temannya maju maupun pada guru; 4) Selama proses pembelajaran guru selalu memberikan bimbingan dan perhatian yang merata kepada siswa baik dalam kelompok maupun individu.

Sedangkan untuk kekurangan dalam kegiatan pembelajaran Siklus 2 ini tidak begitu terlihat, semua indikator yang dilakukan siswa maupun guru dilaksanakan dengan sangat baik, sehingga perbaikan yang diberikan adalah guru harus selalu berkreasi untuk menciptakan proses pembelajaran bagi siswa pada semua materi pelajaran sehingga hasil yang dicapai optimal.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran Matematika melalui penggunaan teknik pola sederhana pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru, Rembang diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan pada tahap tindakan kelas yaitu dari tes Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2.

Hasil belajar pada Siklus 1 dapat dikatakan dalam kategori cukup karena capaian rata-rata kalsikal adalah 67,93 berada pada rentang nilai antara 60–70, namun ada peningkatan yang signifikan bila dibandingkan dengan capaian rata-rata kelas pada kegiatan Pra Siklus.

Pada Siklus 2 capaian nilai rata-rata kelas naik dengan signifikan yaitu dari 67,93 pada Siklus 1 menjadi 79,31, dan dapat dikatakan dalam kategori baik karena berada pada rentang nilai 71-85.

Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada pra siklus dalam proses pembelajaran dinyatakan 5 aspek yang diamati dengan rata-rata 65% sebagai berikut; Memperhatikan penjelasan guru (68%), Bekerja dengan menggunakan media/alat peraga pembelajaran (67%), Merespon/menjawab pertanyaan guru maupun siswa (65%), Mengemukakan pendapat (60%), Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi (65%).

Siklus 1 dengan perolehan rata-rata kelas 71%, aspek yang diamati memperhatikan penjelasan guru (72%), Bekerja dengan menggunakan media/alat peraga pembelajaran (70%), Merespon/ menjawab pertanyaan guru maupun siswa (68%), Mengemukakan pendapat (70%), Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi (73%).

Siklus 2 dengan perolehan rata-rata kelas 82%, aspek yang diamati memperhatikan penjelasan guru (80%), Bekerja dengan menggunakan media/alat peraga pembelajaran (85%), Merespon/menjawab pertanyaan guru maupun siswa (83%), Mengemukakan pendapat (78%), Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi (82%).

Berdasarkan pengamatan hasil pengamatan langsung pada saat proses pembelajaran, aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran diperoleh data hasil pengamatan pada Pra Siklus sebagai berikut: ada 6 aspek yang diamati dengan pencapaian rata-rata hasil 70 tergolong dalam kriteria cukup. Membuka pelajaran mendapat skor 4 (baik), Penguasaan materi pembelajaran mendapat skor 4 (baik), Pendekatan atau strategi pembelajaran mendapat skor 3 (cukup), Pemanfaatan sumber belajar yang efektif dan efisien mendapat skor 4 (baik), Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa mendapat skor 3 (cukup) dan Penilaian proses dan hasil mendapat skor 3 (cukup).

Siklus 1 ada 6 aspek yang diamati mendapat rata-rata kelas 83 termasuk dalam kategori baik. Membuka pelajaran mendapat skor 5 (sangat baik), Penguasaan materi pembelajaran mendapat skor 4 (baik), Pendekatan atau strategi pembelajaran mendapat skor 4 (baik), Pemanfaatan sumber belajar yang efektif dan efisien mendapat skor 4 (baik), Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa mendapat skor 4 (baik) dan Penilaian proses dan hasil mendapat skor 4 (baik).

Siklus 2 ada 6 aspek yang diamati dengan perolehan rata-rata 87 termasuk dalam kategori sangat baik. Membuka pelajaran mendapat skor 5 (sangat baik). Penguasaan materi pembelajaran mendapat skor 4 (baik). Pendekatan atau strategi pembelajaran mendapat skor 4 (baik). Pemanfaatan sumber belajar yang efektif dan efisien mendapat skor 5 (sangat baik). Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa mendapat skor 4 (baik), dan Penilaian proses dan hasil mendapat skor 4 (baik).

Pada Siklus 1, hasil angket yang diperoleh dari respon siswa adalah 75,86% menyatakan mendukung penggunaan teknik pola sederhana, sedangkan sebesar 24,14% siswa belum mendukung terhadap pembelajaran ini.

Sedangkan pada Siklus 2, hasil angket yang diperoleh dari respon siswa adalah 89,66% menyatakan mendukung pembelajaran penggunaan teknik pola sederhana, sedangkan sebesar 10,34% siswa belum mendukung terhadap metode pembelajaran ini.

PENUTUP

A. Simpulan

1. Penelitian pembelajaran Matematika melalui penggunaan teknik pola sederhana dalam menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai analisis data diketahui nilai rata–rata terjadi peningkatan pada Pra Siklus: 59,66,  Siklus 1 : 67,93 menjadi 79,31 pada Siklus 2.

2. Aktivitas siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui penggunaan teknik pola sederhana dalam menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas dapat meningkat dalam pembelajaran Pra Siklus, aktivitas siswa memperoleh 65% dalam kategori cukup, setelah dilakukan perbaikan pada siklus 1 aktivitas siswa meningkat 6 %, sehingga diperoleh hasil 71% dengan kategori baik, setelah dilakukan perbaikan lagi pada siklus 2 aktivitas siswa memperoleh peningkatan mencapai 11% dari Siklus 1, sehingga diperoleh 82% dalam kategori baik.

3. Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran mengalami peningkatan pada tiap siklus dari Pra Siklus sampai siklus 2. Terlihat dari Pra Siklus rata-rata aktivitas guru cukup yaitu 70 menjadi 83 pada siklus 1 tergolong dalam kiteria baik dan pada siklus 2 meningkat menjadi 87 dengan kategori sangat baik.

4. Respon siswa dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Waru, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang juga meningkat yaitu 1) respon siswa menjadi lebih senang dengan materi yang telah diajarkan 2) Respon siswa menjadi lebih senang dengan cara guru mengajar  3) Respon siswa menjadi lebih senang dengan kegiatan diskusi kelompok 4) Respon siswa menjadi lebih senang dengan media dan alat peraga yang digunakan 5) Respon siswa menjadi lebih senang dengan penggunaan teknik pola sederhana dalam menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas.

B. Saran

1. Bagi siswa, kerja sama untuk memecahkan suatu masalah dalam materi pembelajaran akan lebik mudah jika diselesaikan secara kelompok, dan siswa harus percaya diri dalam menjawab pertanyaan sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan aktif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

2. Bagi guru, a) Penggunaan teknik pola sederhana dalam menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas sangat baik diterapkan dalam pembelajaran di kelas, maka guru dalam setiap pembelajaran perlu merencanakan pendekatan atau strategi dan mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan sebagai alternatif pembelajaran bagi siswa Sekolah Dasar, karena siswa akan menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, b) Penelitian mengenai Penggunaan teknik pola sederhana dalam menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut, sehingga pembelajaran Matematika dalam menentukan kesetaraan perolehan hitung satuan luas menjadi lebih baik, c) Para peneliti dapat melakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini dengan aspek yang lain, untuk mengembangkan pembelajaran Matematika untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

3. Bagi lembaga pendidikan, pada umumnya dan SD Negeri 1 Waru, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang pada khususnya diharapkan menjadikan hasil penelitian ini sebagai dasar dalam mengambil program-program pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsini. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Muhsetyo, Gatot. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Pitadjeng. 2005. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Semarang: UNNES Press.

Sugiarto dan Isti Hidayah. 2006. Cara Membuat dan Menggunakan Alat Peraga Matematika. Semarang: UNNES Press.

Cain Sandra E, Evans Jack M.1993. Sciencing. Secound Edition.New York: Macmillan Publishing.

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang.

Dimyati, Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Kasbolah, Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UMM Malang.

Muslich, Masnur. 2007. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Muyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Natawijaya, Rochman. 1984. Pengajaran Remidial. Jakarta: Depdikbud.

Oemar, Hamalik. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Transito.

Oemar, Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumantri, M. dan Permana, J. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Maulana.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sudjana, Rivai. 1989. Media Pengajaran. Jakarta: Algensindo.

Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdiknas.

Umaedi. (2000). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Wibowo, Mungin E. 2006. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang. UNNES Press.