PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR PKN SISWA KELAS IV

MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER SDN KARANGREJO 01 JUWANA PATI 2014/2015

Solichul Hadi Moh

SDN Karangrejo 01 Juwana Pati

ABSTRACTION

Pursuant to result of observation [in] SDN Karangrejo 01 found [by] some problem of study [of] Javanese [in] Class IV resulting result learn low student. [Among/Between] nya that is less its it[him] school activity because still many passive student, teacher seldom apply study model which [is] inovatif, study media exploiting which not yet is optimal, and attainment result of learning low that is 25% complete student. To increase the quality of study [of] PKN [in] the IV class [of] researcher of[is quality of study [of] PKN [pass/through] Model Co-Operative Type Number Head Together. This Formula research internal issue [is] do passing Model Co-Operative Type Number Head Together. can improve the quality of study [of] this PKN is to improve the quality of study [of] PKN [pass/through] Model Co-Operative Type Number Head Together [at] Class IV SDN Karangrejo student 01 Juwana. This Type Research [is] research [of] class action [pass/through] Model Co-Operative Type Number Head Together. what consist of two cycle. Each;Every cycle consist of four phase, that is planning, execution, observation, and refleksi. Research Subjek [is] Class IV SDN Karangrejo student and teacher 01 Juwana. Technique data collecting use nontes and tes. Data analysis use quantitative descriptive analysis and descriptive analysis qualitative. Result of research indicate that: ( 1) Skill learn [at] I cycle obtain;get score 26 with category enough, II cycle obtain;get score 38 with category very good. ( 2) Activity student [at] I cycle obtain;get score mean 3,57 good category, [at] II cycle obtain;get score mean 4,4 category very good. ( 3) complete Percentage [of] klasikal [at] I cycle 55%, and mount [at] II cycle become 86. Conclusion from this research [is] to [pass/through] Model Co-Operative Type Number Head Together can improve the quality of study [of] PKN cover skill [of] teacher, student activity and result learn student. Suggestion from this research [is] that Model Co-Operative Type Number Head Together can be used to increase the quality of study [of] PKN

Keyword: PKN, Co-Operative, NHT


PENDAHULUAN

Hasil temuan kajian kurikulum PKN menunjukkan bahwa komposisi jumlah SK dan KD untuk tiap semester baik untuk SD, SMP dan SMA cukup memadai. Namun aspek sikap dan perilaku proporsinya hanya 12%, aspek perilaku 20,17% dan aspek pengetahuan 69,43% (puskur, 2007). Hal ini berakibat pada pembelajaran PKn yang dipenuhi pengajaran konsep keilmuan semata. Penyampaian pembelajaranpun lebih banyak lebih banyak didominasi metode ekspositori, ceramah, dan pemaparan dari guru yang berakibat menjadikan pembelajaran PKN bersifat monoton dan dianggap membosankan. Jika hal demikian tidak diatasi maka lama kelamaan proses kebosanan dan kejenuhan siswa dapat memuncak yang berakibat pada prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderug tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn karena selama ini pelajaran PKn dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran, bersifat abstrak dan verbal yang berbeda dengan ilmu-ilmu terapan yang bersifat pasti. Hal ini akan menjadikan siswa terkadang merasa kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran. Akibatnya, sering terdapat siswa yang menampakkan sikap acuh dan malas dalam proses belajar mengajar sehingga hasil belajar kurang memuaskan karena siswa banyak melakukan kekeliruan dan kesalahan. Kekeliruan dan kesalahan yang dilakukan siswa ini tidak mutlak disebabkan oleh kurangnya kemampuan siswa dalam pembelajaran PKn tetapi juga karena faktor lain seperti gaya atau metode mengajar guru, lingkungan, sarana dan prasarana belajar, motivasi siswa dan lain-lain. Guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik dengan memperhatikan prinsip-prinsip bahwa peserta didik akan bekerja keras kalau ia punya minat dan perhatian terhadap pekerjaannya, memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti, memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta didik, menggunakan hadiah dan hukuman secara efektif dan tepat guna

Motivasi belajar tidak akan terba-ngun apabila siswa masih merasa ke-sulitan dalam menerima pelajaran PKn, PKn dianggap sebagai pelajaran yang membo-sankan. Sehingga jangan disalahkan apa-bila di setiap jam pelajaran PKn siswa cenderung merasa enggan dan malas. Un-tuk mengantisipasi hal tersebut perlu ada solusi dalam penyampaian mata pelajaran PKn dengan menggunakan berbagai cara yang menarik yang ada kaitannya dengan ke-hidupan sehari-hari. Sunardi (2006:13) menyarankan untuk mengupayakan agar pelajaran PKn menyenangkan anak, sam-paikan materi yang sudah dike-nal anak hingga anak percaya diri. Pembelajaran PKn haruslah lebih berkembang, tidak hanya terfokus pada kebiasaan dengan strategi atau urutan penyajian sebagai berikut: diajarkan definisi, diberikan con-toh-contoh dan diberikan latihan soal. Hal ini sangat memungkinkan siswa mengalami kesulitan dalam menerima konsep yang tidak berasosiasi dengan pengalaman sebelumnya. Dalam latihan soal sebaiknya dihadapi bentuk soal cerita yang mungkin terkait dengan terapan PKn atau kehidupan sehari-hari . Pembelajaran PKn tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih meng-utamakan pada pengembangan kemampu-an dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain.

Permasalahan yang dihadapi siswa di SDN Karangrejo 01 adalah hasil belajar PKN yang belum tuntas yakni belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 6,5 yang telah ditentukan. Berberapa faktor yang menyebabkan permasalahan dalam pemebelajaran PKN yaitu kurangnya minat dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn karena model pembelajaran yang diterapkan guru masih bersifat tradisional atau konvensional dengan hanya menggunakan metode ceramah yang bersifat monoton, guru juga tidak mempersiapkan RPP untuk kegiatan pembelajan yang akan dilakukan. Hal ini menyebabkan siswa merasa bosan dan lebih memilih untuk berbicara dengan teman mereka sehingga kelas menjadi gaduh. Selain itu guru juga tidak menggunaan media atau alat peraga yang dapat digunakan untuk menarik minat siswa.

Dari data mata pe;alaran PKn yang diperoleh menunjukkan bahwa (69%) 20 dari 29 siswa mengalami ketidaktuntasan belajar, sedangkan sisanya (31%) 9 dari 29 siswa mengalami ketuntasan belajar dari acuan nilai KKM 65. Dari pengamatan awal terlihat bahwa nilai terendah adalah 45 dan nilai tertinggi adalah 100. Selain itu dapat dilihat pada data tersebut bahwa nilai yang paling banyak muncul adalah nilai 62.5. Nilai rata rata kelas yang ditunjukkan adalah 45,86 sedangkan nilai KKM yang ditentukan yaitu 65. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn masih rendah.

Berdasarkan hasil diskusi dengan tim kolaborasi guru Kelas IV SDN Karangrejo 01 untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut. Maka dihasilkan keputusan bahwa alternatif tindakan yang akan dilaksanakan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT). Penerapan pendekatan kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemu-kan dan memahami konsep yang sulit apabila mereka saling berdiskusi dengan temannya (Trianto, 2007: 41). Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) siswa akan berperan aktif sedangkan guru berpe-ran sebagai fasilitator dan pembimbing yang menunjang kegiatan siswa untuk mencaritahu tentang alam secara siste-matis dan dapat membangun pemikiran ilmiah baru. Melalui model pembelajaran ini diharapkan dapat menanbah aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan mening-katkan hasil belajarnya.

Dari ulasan latar belakang tersebut diatas maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Kualitas belajar siswa dalam Pembelajaran PKN dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Num-ber Head Together di kelas IV SD Karangrejo 01

Sesuai dengan latar belakang per-masalahan di atas, disusun rumusan masa-lah sebagai berikut:Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran PKN di SDN Karangrejo 01?

Rumusan masalah di atas dapat dirinci sebagai berikut:

1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Head Together) dapat me-ningkatkan aktifitas belajar siswa SDN Karangrejo 01?

2. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Head Together) ketrampilan guru dalam mengelola pembelajaran PKn akan meningkat?

3. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Head Together) hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn akan Meningkat?

LANDASAN TEORITIS

Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran menurut Sudjana (2000), merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar. Gulo (2004), pembelajaran merupakan usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Nasution (2005), pembelajaran merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghu-bungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.

Biggs (1985) membagi konsep pembelajaran dalam 3 pengertian, yaitu:

a. pembelajaran dalam pengertian kuanti-tatif. Secara kuantitatif pembelajaran berarti penularan pengetahuan dari guru kepada murid. Dalam hal ini guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyam-paikannya kepada siswa dengan sebaik-baiknya.

b. Pembelajaran dalam pengertian institu-sional Secara institusional pembelajar-an berarti penataan segala kemampu-an mengajar sehingga dapat belajar secara efisien.

Pembelajaran dalam pengertian kualitatif. pembelajaran berarti upaya guru untuk memudahkan kegiatan belajar siswa.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengor-ganisasi dan menciptakan sistem lingkung-an dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.

Kualitas adalah ukuran baik buruknya sesuatu, kadar, mutu, derajad/ taraf (kepandaian/kecakapan, dan sebagai-nya). Pembelajaran adalah suatu upaya untuk mengubah tingkah laku siswa kearah yang lebih baik. Kualitas proses pembela-jaran dapat dilihat dari aktivitas belajar dan pemahaman siswa berdasar Kompetensi Dasar dan Indikator yang harus dicapai, serta kinerja guru yang mendukung proses pembelajaran.

Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupa-kan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan – kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas – tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Trinandita (1984) menyatakan bahwa ” hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing – masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengeta-huan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu: (a). Keteram-pilan dan kebiasaan; (b). Pengetahuan dan pengertian; (c). Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah, (Nana Sudjana, 2004:22).

KERANGKA BERPIKIR

Kegiatan belajar mengajar sebelum tindakan, guru mengajar menggunakan metode ceramah. Suasana pembelajaran menjadi membosankan sehingga komuni-kasi siswa rendah dan aktivitas siswa kurang yang pada akhirnya berakibat pada hasil belajar yang kurang maksimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki model pembelajaran yakni dengan menggunakan metode NHT. Setelah metode NHT diterapkan dalam pembelajaran diharapkan suasana pembe-lajaran menjadi menyenangkan sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa.

Metode Penelitian

Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa Kelas IV sebanyak 1 guru dan 30 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Karangrejo 01 Juwa-na.

Aktivitas belajar siswa dalam pem-belajaran PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together

a. Keterampilan guru dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together.

b. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Model Numbered Head Together (NHT) terbukti dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar, keaktifan siswa dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dapat ditingkatkan. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, karena pada siklus kedua data yang diperoleh telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian yang terdiri atas pemaparan observasi keteram-pilan guru, observasi aktivitas siswa, dan hasil belajar Matematika melalui penerapan Model Numbered Head Together (NHT) dalam proses pembelajaran Kelas IV SDN Karangrejo 01 Juwana.

Refleksi pada siklus I difokuskan pada berbagai masalah yang muncul pada pelaksanaan tindakan. Adapun permasala-han yang ada dalam pembelajaran PKN melalui Model Numbered Head Together (NHT)adalah sebagai berikut:

1. Data hasil observasi keterampilan guru dalam mengajar diperoleh skor 26 dengan rata- rata 2,9 yang tergolong dalam kategori cukup sehingga perlu ditingkatkan lagi.

2. Aktivitas siswa mendapatkan rata- rata skor 3,57 yang tergolong dalam kate-gori baik.

3. Siswa kurang mengerti mengenai lang-kah-langkah Model Numbered Head Together (NHT)karena belum pernah dilakukan di kelas tersebut.

4. Guru belum memberikan petunjuk yang jelas mengenai langkah-langkah Model Numbered Head Together (NHT)

5. Hasil belajar yang diperoleh masih belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang ingin dicapai. Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa adalah 55% dan rata-rata nilai siswa 62,8.

Dari berbagai permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus I maka perlu diadakan perbaikan untuk pelaksanaan tindakan di siklus berikutnya yaitu pada siklus II.

Hasil refleksi pada pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan guru meningkat diban-dingkan dengan siklus sebelumnya dengan perolehan skor 38 atau sebesar 84,4% dengan kriteria sangat baik dan telah mencapai indikator keberhasilan.

2. Aktivitas siswa juga meningkat dengan perolehan skor total 1584 dengan rata- rata skor setiap siswa 44 termasuk dalam kategori sangat baik dan telah mencapai indikator keberhasilan.

3. Hasil belajar yang diperoleh adalah nilai terendah 50 dan tertinggi 100 dengan rata- rata 75,5 dan persentase ketuntasan klasikal 86% dan telah mencapai indikator keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya ketuntasan kla-sikal 80%.

Dari hasil refleksi tindakan siklus II dapat diketahui bahwa keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pem-belajaran PKN melalui Model Numbered Head Together (NHT)pada siswa Kelas IV SDN Karangrejo 01 Juwana.dan pemba-hasan yang disajikan pada bab IV dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaran PKN melalui Model Numbered Head Together (NHT)pada siswa Kelas IV SDN Karangrejo 01 Juwana dapat meningkatkan keteram-pilan guru. Keterampilan guru telah mencapai indikator keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya mencapai kategori baik.

2. Pembelajaran PKN melalui Model Numbered Head Together (NHT)pada siswa Kelas IV SDN Karangrejo 01 Juwana dapat meningkatkan aktivitas siswa. indikator keberhasilan yaitu aktivitas siswa sekurang-kurangnya mencapai kategori baik.

3. Pembelajaran PKn melalui Model Num-bered Head Together (NHT)pada siswa Kelas IV SDN Karangrejo 01Juwana dapat meningkatkan hasil belajar sis-wa. Hasil belajar siswa sudah meme-nuhi indikator keberhasilan yaitu seku-rang-kurangnya ketuntasan klasikal mencapai 80% dengan KKM di Kelas IV SDN Karangrejo 01 Juwana tahun ajaran 2014/2015 adalah 62.

4. Dengan demikian maka hipotesis tindakan bahwa Model Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang terdiri dari keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar Matematika di Kelas IV SDN Karangrejo 01 Juwana telah terbukti kebenarannya.

Saran

Berdasarkan simpulan, dalam melaksanakan pembelajaran PKN melalui Model Numbered Head Together (NHT) pada siswa Kelas IV SDN Karangrejo 01 Juwana, maka peneliti memberikan bebera-pa saran sebagai berikut:

Hendaknya guru memilih model pembelajaran dan media yang dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Siswa hendaknya lebih aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkat-kan hasil belajar. Siswa hendaknya belajar lebih giat agar mendapatkan nilai baik.

Sekolah hendaknya memfasilitasi guru dengan pengadaan sarana dan prasa-rana pembelajaran yang memadai agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009 Pengertian Hasil Belajar (http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar/) diakses tanggal 9 Juli 2011

Anonim. 2009 kelebihan dari model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) (http://www.damandiri.or.id/file/iputuekaikipsingbab1.pdf) Diakses pada tanggal 9 Juli 2011

Anonim. 2007. Kurikulum KTSP Mata Pelajaran IPA SD/MI. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Eddy Wibowo, Mungin dkk. 2007. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Endang Poerwanti, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

RC,Rifai Achmad.dkk.2009. Psikologi Pendidikan.UNNES PRES

Trianto. 2007. Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka Publiser

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Kharisma Putra Utama.

Wardhani, IGKA dan Kuswaya Wihardit. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.