PENINGKATAN PENGETAHUAN MUSYAWARAH

MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK

DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK BAGI SISWA KELAS II

SD NEGERI KAUMAN 01 JUWANA KABUPATEN PATI

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Endang Sulistyani

SD Negeri Kauman 01 Juwana Kabupaten Pati

ABSTRACTION

To increase the quality of Knowledge [of] Deliberation [in] the II class [of] researcher improve Knowledge [of] Deliberation [pass/through] discussion method. This Formula research internal issue [is] do passing discussion method can improve Knowledge [of] Deliberation [at] II SDN Kauman class student 01?. Target of research [of] this class action is to improve Knowledge [of] Deliberation [pass/through] Discussion method [at] II SDN Kauman class student 01 Juwana. This Type Research [is] research [of] class action [pass/through] to [pass/through] discussion method which consist of two cycle. Each;Every cycle consist of four phase, that is planning, execution, observation, and refleksi. Research Subjek [is] II SDN Kauman class student and teacher 01. Technique data collecting use in the form of tes problem written in each is final [of] cycle. Result of research indicate that: In study [of] tematik by applying group discussion method can improve result learn to knowledge [of] have deliberation [to] with increase of[is percentage of which [is] signifitas from before repair up to repair [of] study [of] II cycle that is from 53 , becoming 67 % later;then 100 % so also on the rise average value experience of improvement from 63 becoming 75 later;then 83 Conclusion in study [of] tematik. Conclusion in study [of] tematik by applying kelompokdapat discussion method overcome difficulty learn to knowledge [of] bermusyawarah,dalam study [of] tematik by applying group discussion method can improve livelines [of] student in course of learning to teach

Keyword: Musyawarah, Tematik, Diskusi.


PENDAHULUAN

Dengan dikeluarkan berbagai per-aturan pemerintah sejak tahun 2005 sampai dengan 2007 mengenai pengelo-laan penyelenggaraan pendidikan, maka di lapangan guru yang menjadi ujung tombak dalam pengimplementasi.

Bagi guru SD yang mengajar kelas I sampai dengan III dalam melaksanakan pembelajaran harus mengacu pada keten-tuan yang dicantumkan dalam kerangka kurikulum yang dinyatakan sebagai berikut. “bahwa pembelajaran pada kelas I sampai dengan III dilaksanakan melalui pembela-jaran tematik”. Pembelajaran tematik me-rupakan pembelajaran yang menggunakan tema sebagai isu sentral pembelajaran yang didalamnya tercakup beberapa mata pelajaran yang dipadukan.

Mata pelajaran PKn dalam pembe-lajaran tematik merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan kehidupan soaial masyarakat, sehingga pelajaran tersebut sangat penting bagi kehidupan siswa. PKn dianggap sulit dan mem-bosankan bagi siswa karena materi pada mata pelajaran tersebut merupakan hafal-an konsep dan selalu berubah-ubah. SD Negeri Kauman 01 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Tahun Pelajaran 2014/ 2015, Mata Pelajaran PKn dengan pembelajaran tematik berada pada urutan nomor dua dari belakang. Secara keseluruhan dari kelas I sampai kelas VI rata-rata mata pelajaran tersebut semester I kurang dari 67. Khususnya dapat kita lihat pada hasil tes formatif mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas II dengan pokok materi “kegiatan musyawa-rah“, dengan indicator “mengidentifikasi kegiatan musyawarah “ hasilnya belum memuaskan.

Pembelajaran dikatakan berhasil bila tujuan pembelajaran dapat dikuasai siswa, materi pembelajaran diterima siswa sepenuhnya, sehingga pada saat evaluasi atau tes formatif menunjukkan hasil yang bagus atau memuaskan semua mencapai kriteria ketuntasan belajar. Melihat hasil yang diperoleh siswa menunjukkan rendah-nya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan Kewarganega-raan dengan pokok materi “kegiatan musyawarah“ dengan indikator “mengiden-tifikasi kegiatan musyawarah“ maka peneli-ti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas . Dengan tujuan supaya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran PKn dengan indikator “ mengidentifikasi kegiatan musyawarah “ lebih meningkat.

Berdasarkan analisis masalah-ma-salah yang menjadikan penyebab ketidak berhasilan siswa dalam memahami materi pembelajaran PKn dengan pokok materi kegiatan musyawarah, maka masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Apakah melalui pembelajaran tematik dengan metode diskusi kelompok da-pat meningkatkan pengetahuan bemu-syawarah bagi siswa kelas II Semester genap SD Negeri Kauman 01 Keca-matan Juwana Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2014/2015?

2. Bagaimana melalui pembelajaran te-matik dengan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pengetahuan bemusyawarah bagi kelas II Semester genap SD Negeri Kauman 01 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2014/2015?

Tujuan yang akan dicapai peneliti dalam kegiatan perbaikan pembelajaran sebagai berikut:

1. Penerapan metode diskusi kelompok melalui pembelajaran tematik dapat meningkatkan pengetahuan bemusya-warah pada siswa kelas II Semester genap SD Negeri Kauman 01 Keca-matan Juwana Kabupaten Pati.

2. Penerapan metode diskusi kelompok melalui pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pengetahuan bemusyawarah pada siswa kelas II Semester genap SD Negeri Kauman 01 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.

LANDASAN TEORITIS

Tentang hakikat PKn ada berbagai pandangan mengenai apa itu PKn. Pan-danga-pandangan tersebut antara lain adalah:

a. Azyumardi Azra: “pendidikan kewarga-negaraan adalah pendidikan yang mengkaji dan membahas tentang pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demojrasi, rule of low, HAM hak dan kewajiban warga negara, serta proses demokrasi.

b. Zamroni: “Pendidikan kewarganegara-an adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan ma-syarakat berfikir kritis dan bertindak demokratis

c. Sordijarto:“ Pendidikan Kewarganega-raan sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik untuk menjadi warganegara yang secara politik dewasa dan ikut serta membangun system politik yang demokratis “

d. Permen Diknas No 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan (SNP). Mata pelajaran kewarganega-raan dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, ber-bangsa dan bernegara, serta pening-katan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patrio-tisme bela negara, penghargaan terha-dap haka-hak asasi manusia, kemaje-mukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender,, demokrasi, tanggung jawab social, ketaatan pada hukum ,ketaatan membayar pajak dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolosi dan nepotisme.

Dari berbagai pandangan menge-nai hakikat PKn seperti tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat bebera-pa komponen penting dalam PKn yaitu 1) PKn merupakan salah satu subsistem pendidikan nasional 2) kajian PKn meliputi pemerintahan, konstitusi, lembaga-lemba-ga, demokrasi, rule of law, HAM, hak dan kewajiban warga negara, 3) PKn merupakan alat pendidikan demokrasi, dan 4) PKn sebagai wahana pendidikan politik warga negara.

Simpulan ini sejalan dengan keten-tuan dalam lampiran permendiknas No 22 tahun 2006 yang menetapkan bahwa hakikat PKn adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pem-bentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang amanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Metode diskusi adalah cara pe-nyampaian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat sim-pulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. Dalam kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia; sedemikian kom-pleksnya masalah tersebut, sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja, melainkan harus mengguna-kan segala pengetahuan yang kita miliki untuk mencari pemecahan yang terbaik. Ada kemungkinan terdapat lebih dari satu jawaban yang benar sehingga kita harus menemukan jawaban yang paling tepat diantara sekian banyak jawaban tersebut.

Kecakapan untuk rnemecahkan masalah tersebut dapat dipelajari. Untuk itu siswa harus dilatih sejak kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat karenanya dibu-tuhkan pemecahan atas dasar kerjasama. Dalarn hal ini diskusi merupakan jalan yang banyak memberi kemungkinan pemecahan terbaik. Selain memberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan memecah-kan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis, kita diajak untuk hidup bermu-syawarah, mencari keputusan keputusan atas dasar persetujuan bersama. Bagi anak-anak, latihan untuk peranan kepe-mimpinan serta peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat.

Metode tanya-jawab dengan disku-si saling mencakup tetapi berbeda, ada pertanyaan yang mengandung unsur diskusi, tetapi ada yang tidak. Dengan diskusi guru berusaha mengajak siswa untuk memecahkan masalah yang diperlukan pendapat-pendapat berdasarkan pengetahuan yang ada, dengan sendirinya kemungkinan terdapat banyak jawaban yang benar.

Muhibbin Syah (2010), mendefinisi-kan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group dis-cussion) dan resitasi bersama (socialized recitation) metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk:

1. Mendorong siswa berfikir kritis.

2. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas

3. Mendorong siswa menyumbangkan bu-ah pikirannya untuk memecahkan masalah bersama

Mengambil satu alternative jawab-an atau beberapa alternative jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama

KERANGKA BERFIKIR

Keberhasilan atas hasil belajar dipengaruhi oleh banyak hal baik yang berasal dari dalam dan dari luar diri siswa. Salah satu faktor yang diangkat dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Untuk meng-implementasi strategi tersebut ditetapkan metode diskusi kelompok untuk meningkat-kan ketrampilan bermusyawarah.

Pada kondisi awal guru kelas belum menerapkan pembagian kelompok dan tidak melakukan metode diskusi hasil belajar PKn tidak memeuaskan. Peneliti berusaha meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pada pelajaran PKn dengan menerapkan metode diskusi kelom-pok pada siklus II di duga akan meningkatkan pengetahauan bermusyawa-rah terhadap materi mata pelajaran PKn. Hal itu dapat dilihat pada hasil belajar di kondisi awal sampai pada siklus II yang selalu meningkat hasil belajarnya.

METODE PENELITIAN

Dari jumlah siswa 15 yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 7 siswa perem-puan mempunyai pribadi atau karakter siswa yang tidak sama ada anak yang nakal ,tidak mau memperhatikan penjelasan guru, bicara sendiri bahkan ada yang bermain di kelas. sebagai guru kita juga harus mengubah sifat pribadi siswa yang demikian, Selain nakal ada juga anak yang merasa minder atau takut terhadap guru, sehingga anak itu tidak pernah mengemukakan pendapat karena takut salah. dengan perbedaan pribadi siswa yang demikian ini mempengaruhi juga hasil belajar. sebagian anak yang nakal dan takut, mendapatkan nilai yang kurang memuaskan.

Tempat pelaksanaan perbaikan pembelajaran di SD Negeri Kauman 01 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati kelas II Semester II mata pelajaran PKn materi kegiatan bermusyawarah dengan indikator mengidentifikasi kegiatan bermusyawarah.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan sebanyak II siklus pada saat proses pembelajaran berlangsung dan setiap siklus dilaksanakan selama 70 menit (2 x 35 menit) dengan jadwal sebagai berikut:

1. Pra Siklus , dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 16 Maret 2015.

2. Siklus I, dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24 Maret 2015.

3. Siklus II, dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 30 Maret 2015.

Dalam pelaksanakan perbaikan pembelajaran penulis dibantu supervisor 2 selaku observer.

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajar-an perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembela-jaran.

Untuk mengalisis tingkat keber-hasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap siklus dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus.

Dalam penelitian ini tidak menggu-nakan uji statistik. Data hasil observasi dianalisis dengan analisis deskripsi komperatif yaitu membandingkan nilai kondisi awal siklus dan siklus II, dengan Teknik analisis sederhana.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prasiklus

Sebelum perbaikan pembelajran dari 15 siswa yang tuntas belajar 8 siswa atau hanya 53% dan 7 siswa atau 47% belum tuntas. Hal ini menunjukkan kegagalan dalam pembelajaran. Setelah peneliti merefleksi ternyata kegagalan itu disebabkan karena:

a. Guru dalam pembelajaran tematik tidak tepat dalam memilih metode mengajar khususnya pada mata pelajaran PKn dan IPS dengan materi kegiatan bermusyawarah.

b. Guru dalam menjelaskan materi kegiat-an bermusyawarah pada mata pelajar-an PKn terlalu abstrak.

c. Guru tidak menggunakan media pembelajaran.

Kegagalan dalam pembelajaran materi kegiatan bermusyawarah dengan indikator mengidentifikasi kegiatan bermu-syawarah. Maka peneliti perlu melakukan perbaikan pembelajaran siklus I.

Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Pada perbaikan pembelajaran si-klus I guru menerapkan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran tematik, hasil evaluasi yang diperoleh dari 15 siswa ada 5 siswa belum tuntas belajar, sedangkan 10 siswa sudah tuntas belajar. Nilai rata-rata yang diperoleh pada perbaik-an pembelajaran siklus I dibandingkan sebelum perbaikan pembelajaran ada pe-ningkatan menjadi 75 dari sebelum per-baikan pembelajaran nilai rata-rata hanya 63.

Peneliti merefleksi sebab-sebab kegagalan dalam perbaikan pembelajaran siklus I, ternyata pada perbaikan pembe-lajaran siklus I sebagai berikut.

a. Dalam pembelajaran tematik dengan menerapkan metode diskusi kelompok sebagian siswa belum dilibatkan dalam pembelajaran.

b. Guru lebih aktif sendiri dalam pembe-lajaran serta tidak menggunakan media pembelajaran.

Dalam pembelajaran tematik dengan menerapan metode diskusi kelom-pok, siswa yang pasif tidak memperdulikan pembelajaran, tetapi bermain sendiri dan mengganggu teman kelompoknya, materi yang disampaikan guru tidak diterima siswa yang gagal dalam perbaikan pem-belajaran siklus I, maka peneliti masih perlu melaksanakan perbaikan pemebela-jaran siklus II.

Perbaikan Pembelajaran Siklus II

Pada perbaikan pembelajaran si-klus II dalam pembelajaran tematik, guru menerapkan metode diskusi kelompok dengan melibatkan seluruh siswa untuk melakukan diskusi kelompok dan menggu-nakan media pembelajaran, sehingga ma-teri pelajaran dapat diterima siswa dengan mudah. Menurut Koib dan Suciati (2005: 4.2) belajar melalui pengalaman dapat menumbuhkan hubungan yang harmonis antara belajar, bekerja, serta aktifitas kehidupan dengan penciptaan pengetahu-an itu sendiri.

Peneliti memperoleh hasil pada perbaikan pembelajaran siklus II dari 15 siswa, sudah tuntas belajar, dengan nilai rata-rata 83 atau 100 % nilai 67 ke atas, maka mata pelajaran PKn materi kegiatan bermusyawarah dengan indicator mengidentifikasi kegiatan bermusyawarah pada siswa kelas II semester genap SD Negeri Kauman 01 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati tidak dilanjutkan kesiklus berikutnya.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran tematik yang dilakukan selama dua siklus pada materi kegiatan bermusyawarah dengan indicator mengidentifikasi kegiatan bermusyawarah pada siswa kelas II SD Negeri Kauman 01 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Dalam pembelajaran tematik dengan menerapkan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar ter-hadap pengetahuan bermusyawarah dengan kenaikan prosentase yang signifitas dari sebelum perbaikan sampai dengan perbaikan pembelajar-an siklus II yaitu dari 53% , menjadi 67% kemudian 100% begitu juga dalam kenaikan nilai rata-rata meng-alami peningkatan dari 63 menjadi 75 kemudian 83.

2. Dalam pembelajaran tematik dengan menerapkan metode diskusi kelompok dapat mengatasi kesulitan belajar terhadap pengetahuan bermusyawa-rah.

3. Dalam pembelajaran tematik dengan menerapkan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

Saran

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melakukan Penelitian Tindakan Kelas pada kelas II semerter genap SD Negeri Kauman 01 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati, peneliti mengemukakan saran dan tindak lanjut sebagai berikut.

a.   Dalam pelaksanaan proses pembelajar-an tematik sebaiknya guru memahami materi yang berhubungan dengan te-ma serta menerapkan beberapa meto-de karena tiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan sehingga dari kelebihan dan kekurangan dapat dinetralisir serta kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan suasana yang menyenangkan.

b.   Dalam proses pembelajaran tematik pada mata pelajaran PKn dan IPS, materi kegiatan bermusyawarah de-ngan indikator mengidentifikasi kegiat-an bermusyawarah di kelas II semester genap lebih tepat menerapkan metode diskusi kelompok karena siswa lebih aktif dan terlibat langsung sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

c.    Dalam proses pembelajaran tematik dengan menerapkan metode diskusi kelompok tidak hanya pada mata pelajaran PKn dan IPS saja tetapi dapat diterapkan mata pelajaran yang lain dengan tujuan untuk mening-katkan ketrampilan proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa.

d. Hasil laporan ini dapat dijadikan bahan kajian dan diskusi dalam forum KKG khususnya yang mempunyai permasa-lahan yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Arief S Sadiman .1997.Media PendidikanPengertian, pengembangan dan Pengertiannya Jakarta:Rajawali dan Pustekom

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara

————Kamus Besar Bahasa Indonesia .2002 . Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.: Balai Pustaka.

Gagne Carin.1993. Pskologi Pendidikan. Jakarta Universitas Terbuka

Wardani,Kuswara I.G.A Wihardit- Noeki Nasoetion.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Puji Santoso dkk . 2008. tentang hasil belajar dalam. Buku Materi dan Pembelajaran bahasa Indonesia SD.Jakarta Universitas Terbuka

Suciati dkk . 2005. Belajar dan pembelajaran 2 Jakarta: Universitas Terbuka

Mawardi .2011. Kajian Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan SD .Salatiga: Widya Sari Press

Udin S. Winataputra, dkk . 2008. dalam buku Materi dan Pembelajaran IPS SD.Jakarta: Universitas Terbuka

Zarorik. 1995 . Lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktek pembelajaran kontekstual

Hexa Lestari Mikarsa. Agus Taufik. Puji Lestari. Prianto .2003. Pendidikan anak di SD .Jakarta: Universitas Terbuka.

Denny Setiawan. 2006. Komputer dan Media Pembelajaran .Jakarta: Universitas Terbuka.

 

Sri Sukabdiah. 2006. Peraturan Pemerintah RI Nomner 19 . Standar Nasional Pendidikan