PENINGKATAN AKTIFITAS BELAJAR

DAN KERJA SAMA SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPA

DALAM MATERI TENTANG PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANAN

PADA SISWA KELAS IV DI SDN ROWOBUNGKUL 2 PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION

Yasmin

Guru Kelas IV di SDN Rowobungkul 2, Kec. Ngawen, Kab. Blora

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan aktifitas belajar dan kerja sama siswa dalam pembelajaran IPA dalam materi tentang Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanan pada Siswa Kelas IV di SDN Rowobungkul 2 pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 melalui Metode Group Investigation.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tindakan dalam penelitian ini adalah menerapkan Metode Group Investigation (GI) dalam pembelajaran IPA dalam materi tentang Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanan. Tempat penelitian ini adalah SDN Rowobungkul 2, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Waktu penelitian ini adalah 2 bulan, pada bulan September-Oktober tahun 2009 yang bertepatan dengan pertengahan Semester I pada Tahun Pelajaran 2009/2010.

Hasil dalam penelitian ini adalah 1) Aktifitas belajar siswa meningkat dengan membaca, berpendapat, berdiskusi dalam mengerjakan tugas kelompok, melakukan presentasi sesuai dengan hasil kerja kelompok dan mengikuti pembahasan dengan tanya-jawab dengan siswa maupun dengan guru, 2) Kerja sama siswa meningkat dalam mengerjakan tugas kelompok dengan berdiskusi dan menentukan perwakilan kelompok dalam presentasi, 3) Hasil belajar meningkat dengan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan. Saran dalam penelitian ini adalah 1) Guru seharusnya menyusun tugas kelompok secara beragam dengan tingkat kesulitan yang semakin meningkat dan menerapkan Metode Group Investigation pada awal pembelajaran, sehingga siswa dan kelompoknya mempunyai konsep yang baik terhadap materi tersebut, 2) Siswa seharusnya berani dan percaya diri menjadi perwakilan kelompok, sehingga mendapat kesempatan dalam presentasi dan pembahasan, 3) Sekolah seharusnya menerapkan hasil penelitian sesuai dengan mempertimbangkan materi, mata pelajaran, kemampuan siswa maupun guru.

Kata Kunci:               aktifitas belajar, kerja sama, IPA, Metode Group Investigation.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam Pembelajaran IPA di Kelas IV pada Semester I disampaikan materi tentang Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanan. Dalam materi tersebut dijelaskan tentang hewan yang mendapatkan sumber makanan dan penggolongan berdasarkan jenis makanannya. Hewan untuk mempertahankan hidupnya harus mengkonsumsi makanan. Sumber makanan dapat diperoleh dari hewan lain maupun tumbuhan. Berdasarkan jenis makanan, hewan digolongkan menjadi 3, yaitu karnivora (hewan pemakan daging), herbivora (hewan pemakan tumbuhan), dan omnivora (hewan pemakan daging dan tumbuhan). Dalam materi tersebut, siswa harus mengidentifikasi hewan sesuai dengan jenis makanannya, baik nama hewan maupun jenis makanannya.

Dalam Pembelajaran IPA di Kelas IV di SDN Rowobungkul 2 pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010, peneliti sebagai guru masih aktif dan dominan sebagai sumber belajar. Guru menjelaskan materi sesuai dengan yang tertera dalam buku teks. Guru menjelaskan setiap materi dengan urut. Siswa harus memperhatikan. Kemudian, guru memberikan catatan dan siswa menyalin. Aktifitas belajar masih rendah dengan keterlibatan siswa yang terbatas. Mereka hanya mendengar, memperhatikan dan mencatat. Mereka cenderung pasif karena hanya menerima materi. Tidak ada tanya-jawab antara guru dengan siswa. Pembelajaran hanya berlangsung satu arah, dari guru kepada siswa.

Pembelajaran di atas menjadi pasif dan tidak menarik, bahkan tidak efektif. Setelah materi tersebut selesai, guru melanjutkan dengan ulangan harian. Siswa mengerjakan 7 soal isiang singkat dan 1 soal uraian selama 35 menit. Setelah selesai, guru melakukan koreksi. Hasilnya diketahui nilai rata-rata sebesar 69,09 dengan ketuntasan sebesar 69,09%. Nilai rata-rata tersebut cukup baik karena memenuhi KKM sekolah sebesar 65, namun ketuntasan masih di bawah 75%. Peneliti selaku guru kelas melakukan identifikasi masalah terhadap pembelajaran dan diperoleh hasil bahwa 1) pembelajaran berlangsung klasikal, 2) guru aktif dan dominan dalam pembelajaran, 3) siswa masih pasif, 4) pembelajaran berlangsung satu arah dan tidak menarik. Dengan demikian tidak mengherankan jika aktifitas belajar siswa sangat terbatas. Mereka cenderung pasif dengan mendengar, memperhatikan dan mencatat tanpa ada pembahasan maupun tanya-jawab. Mereka kurang menguasai materi.

Sesuai dengan permasalahan tersebut, peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan Metode Group Investigation. Dalam pembelajaran, siswa bergabung bersama dengan kelompoknya. Mereka mengerjakan tugas kelompok. Mereka mengikuti pembahasan sesuai dengan tugas tersebut. Dengan menerapkan Metode Group Investigation diharapkan meningkatkan aktifitas belajar siswa secara individual maupun dalam kelompok. Peningkatan aktifitas belajar tersebut diharapkan berdampak pada penguasaan materi dan peningkatan hasil belajar.

Perumusan Masalah

1. Bagaimana pembelajaran IPA pada siswa Kelas IV di SDN Rowobungkul 2 pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Materi tentang Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanan sebelum menerapkan Metode Group Investigation?

2. Bagaimana penerapan Metode Group Investigation pada siswa Kelas IV Kelas IV di SDN Rowobungkul 2 pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Pembelajaran IPA dalam Materi tentang Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanan?

Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan aktifitas belajar dan kerja sama siswa dalam pembelajaran IPA dalam materi tentang Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanan pada Siswa Kelas IV di SDN Rowobungkul 2 pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 melalui Metode Group Investigation.

KAJIAN/TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Teori

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah Sains. Kata sains ini berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ”saya tahu”. Dalam bahasa Inggris, kata Sains berasal dari kata science yang berarti ”pengetahuan”. Science kemudian berkembang menjadi Social Science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Natural Science yang dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Fowler (dalam Djojosoediro, 2006: 3) mendefinisikan IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi. IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.

2. Pengertian Metode Group Investigation (GI)

Pengembangan belajar kooperatif Group Investigation (GI) didasarkan atas suatu premis bahwa proses belajar di sekolah menyangkut kawasan dalam domain sosial dan intelektual dan proses yang terjadi merupakan penggabungan nilai-nilai kedua domain tersebut. Oleh karena itu, GI tidak dapat diimplementasikan ke dalam lingkungan pendidikan yang tidak bisa mendukung terjadinya dialog interpersonal. Aspek sosial afektif kelompok, pertukaran intelektual, dan materi yang bermakna merupakan sumber primer yang cukup penting dalam memberikan dukungan terhadap usaha-usaha belajar siswa. Interaksi dan komunikasi yang bersifat kooperatif diantara siswa dalam satu kelas dapat dicapai dengan baik jika pembelajaran dilakukan lewat kelompok-kelompok belajar kecil (Slavin, 1995 dalam Rusman, 2009: 221).

Belajar kooperatif dengan teknik GI sangat cocok untuk bidang kajian yang memerlukan kegiatan studi proyek terintegrasi yang mengarah pada kegiatan perolehan, analisis, dan sistesis informasi dalam upaya untuk memecahkan suatu masalah. Oleh karenanya kesuksesan implementasi teknik kooperatif GI sangat tergantung dari pelatihan awal dalam penguasaan keterampilan komunikasi dan sosial. Tugas-tugas akademik harus diarahkan pada pemberian kesempatan kepada anggota kelompok untuk memberikan berbagai macam kontribusinya, bukan hanya sekedar didesain untuk mendapat jawaban dari suatu pertanyaan yang bersifat factual (Slavin, 1995 dalam Rusman, 2009: 221).

Kerangka Berpikir

Metode GI merupakan metode belajar dalam kelompok. Guru menentukan pembagian kelompok sesuai dengan keragaman dan jumlah siswa. Dalam penelitian ini terdapat 4 kelompok, masing-masing terdiri dari 5-6 anak. Selanjutnya, mereka mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan materi. Tugas kelompok merupakan penyelidikan terhadap materi yang diberikan. Dalam GI, setiap anggota harus belajar bersama dan bekerja sama sesuai dengan waktu yang ditentukan. Selanjutnya, perwakilan kelompok melakukan presentasi dengan membaca hasil kerja kelompok di depan kelas. Setelah selesai, guru melakukan pembahasan. Dengan menerapkan Metode GI diharapkan siswa semakin aktif dan bekerja sama dengan kelompoknya. Peningkatan aktifitas belajar diharapkan berdampak terhadap hasil belajar yang juga meningkat.

KONDISI AKHIR

Pembelajaran aktif

Siswa aktif, bekerja sama, dan hasil belajar meningkat

KONDISI AWAL

Pembelajaran klasikal

Guru aktif dan dominan

Siswa pasif dan hasil belajar rendah

TINDAKAN

Metode Group Investigation

Metode Group Investigation

 

Hipotesis

Penerapan Metode Group Investigation pada siswa Kelas IV di SDN Rowobungkul 2 pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Pembelajaran IPA dalam Materi tentang Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanan diduga dapat meningkatkan aktifitas belajar dan kerja sama, sehingga hasil belajar akan meningkat.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kedudukan peneliti adalah Guru Kelas IV, sehingga dapat melakukan tindakan dalam pembelajaran sesuai dengan permasalahan yang terjadi. Tindakan dalam penelitian ini adalah menerapkan Metode Group Investigation (GI) dalam pembelajaran IPA dalam materi tentang Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanan.

Tempat penelitian ini adalah SDN Rowobungkul 2, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Tempat penelitian ini merupakan unit kerja dari peneliti selaku guru kelas IV. Waktu penelitian ini adalah 2 bulan, pada bulan September-Oktober tahun 2009 yang bertepatan dengan pertengahan Semester I pada Tahun Pelajaran 2009/2010.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV di SDN Rowobungkul 2 pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010. Subjek penelitian sebanyak 22 anak.

Alat Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengamati aktifitas siswa dalam pembelajaran dan menganalisis hasil belajar siswa dalam ulangan harian.

Alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan tes tertulis. Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktifitas siswa secara langsung dalam pembelajaran. Tes tertulis digunakan untuk menentukan hasil belajar. Tes tertulis berupa ulangan harian yang terdiri dari 7 soal isian singkat dan 1 soal uraian. Hasil belajar ditentukan sesuai dengan KKM (65) dan ketuntasan (75%).

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini mengacu pada Model Siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, aksi, observasi dan refleksi.

Tabel 2. Prosedur Penelitian.

No

Tahap

Keterangan

1

Perencanaan

Guru melakukan pembagian kelompok, menyusun tugas kelompok, menyusun lembar observasi, mempersiapkan presentasi dan pembahasan

2

Aksi

Siswa bergabung dengan kelompok, guru membagikan tugas kelompok, siswa mengerjakan tugas kelompok, guru melakukan observasi, perwakilan siswa membacakan hasil tugas kelompok dalam presentasi, pembahasan, siswa mengerjakan ulangan harian

3

Observasi

Guru melakukan observasi pada aktifitas siswa selama pembelajaran dan pembahasan

4

Refleksi

Guru melakukan analisis terhadap tindakan (perencanaanm aksi dan observasi) dan hasil tindakan (permasalahan, keberhasilan, dan perbaikan)

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran IPA pada Kondisi Awal hanya berlangsung klasikal. Secara keseluruhan, guru aktif dan dominan. Siswa ditugaskan untuk membaca buku sesuai materi. Siswa lainnya mendengar dengan seksama. Guru berwenang dalam menentukan siswa yang membaca. Setelah selesai, guru menjelaskan materi sesuai dengan yang tertera dalam buku teks. Selanjutnya, guru memberikan catatan dan siswa menyalin. Dalam pembelajaran, siswa cenderung pasif. Mereka hanya mendengar, memperhatikan dan mencatat.

Foto 1. Pembelajaran IPA pada Kondisi Awal.

Guru melanjutkan dengan ulangan harian setelah seluruh materi selesai. Siswa mengerjakan ulangan harian yang terdiri dari 7 soal isian singkat dan 1 soal uraian selama 35 menit. Selanjutnya, guru melakukan koreksi bersama. Siswa menukarkan hasil kerjanya dengan teman sebangkunya. Kemudian, guru juga melakukan analisis nilai ulangan harian. Hasilnya diketahui nilai rata-rata sebesar 69,09 dengan ketuntasan sebesar 68,18%.

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I berlangsung secara kelompok dengan menerapkan Metode Group Investigation (GI). Siswa bergabung bersama dengan kelompok yang ditentukan oleh guru, masing-masing terdiri dari 5-6 anak/kelompok (lebih lengkap perhaitkan lampiran). Mereka mengerjakan tugas kelompok yang menampilkan gambar hewan pemakan tumbuhan. Tugas kelompok masing-masing kelompok sama. Mereka menjawab pertanyaan dalam lembar kerja tersebut. Dalam tugas kelompok tersebut, siswa bekerja sama dengan berpendapat dan berdiskusi. Setelah selesai, mereka menentukan perwakilan kelompok yang membacakan hasil kerja dalam presentasi. Pembelajaran berlangsung aktif dan menarik. Siswa memperhatikan setiap gambar dengan cermat. Mereka aktif dan fokus dengan tugas tersebut. Mereka bekerja sama dengan saling membantu. Mereka mengikuti pembahasan dengan aktif dengan bertanya-jawab dengan guru.

Foto 6. Membagikan tugas kelompok.

Foto 7. Mengerjakan tugas kelompok.

Pembelajaran pada Siklus I berbeda dengan pembelajaran pada Kondisi Awal yang berlangsung klasikal. Pembelajaran hanya searah dan tidak menarik. Guru dominan dengan menugaskan siswa membaca dan menyimak materi. Siswa pasif dengan aktifitas yang terbatas. Tidak ada pembahasan yang mendalam terhadap materi.

Hasil belajar pada Kondisi Awal masih jelek dengan nilai rata-rata sebesar 69,09 dan ketuntasan sebesar 68,18%. Setelah menerapkan Metode GI, aktifitas belajar dan kerja sama siswa meningkat dan berdampak terhadap pemahaman materi. Sesuai dengan nilai ulangan harian, hasil belajar pada Siklus I lebih baik dengan nilai rata-rata sebesar 79,09 dan ketuntasan sebesar 90,91%.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II merupakan pengembangan dari Metode GI. Siswa tetap bergabung bersama dengan kelompok yang sama, sehingga bekerja sama dengan semakin kompak. Pada Siklus II ini, mereka mengerjakan tugas kelompok yang berbeda-beda. Tugas kelompok hanya menampilkan 2 gambar. Siswa yang cukup berpengalaman mengerjakan tugas tersebut dengan aktif dan kerja sama yang semakin kompak. Setelah selesai, siswa menentukan perwakilan kelompok yang melakukan presentasi. Namun, siswa kurang percaya diri. Mereka tidak berani dan belum percaya diri menjadi perwakilan kelompok, sehingga perwakilan kelompok tersebut tetap sama. Guru hanya membatasi 2 wakil dan dilanjutkan dengan 2 wakil berikutnya. Setelah selesai membacakan hasil kerja kelompok, siswa dari kelompok yang lain boleh bertanya. Pembahasan berlangsung aktif. Siswa melakukan tanya-jawab dengan benar. Bahkan anggota kelompok yang lain juga menjawab pertanyaan dari guru dengan benar.

Foto 11. Membagikan tugas kelompok.

Foto 12. Mengerjakan tugas kelompok.

Pembelajaran pada Siklus II berbeda dengan pembelajaran pada Kondisi Awal yang berlangsung klasikal. Pembelajaran pada Siklus II ini merupakan pengembangan dari pembelajaran sebelumnya. Siswa semakin aktif dengan melakukan tanya-jawab, termasuk dengan guru. Siswa juga bekerja sama dengan semakin kompak. Mereka aktif dan fokus dalam mengerjakan tugas kelompok tersebut. Hasil belajar pada Siklus II sangat baik dengan nilai rata-rata sebesar 92,73 dan ketuntasan hingga mencapai 100%.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Sesuai dengan penerapan Metode Group Investigation pada siswa Kelas IV Kelas IV di SDN Rowobungkul 2 pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 dalam Pembelajaran IPA dalam Materi tentang Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanan, peneliti mendapat hasil tindakan sebagai berikut:

1. Aktifitas belajar siswa meningkat dengan membaca, berpendapat, berdiskusi dalam mengerjakan tugas kelompok, melakukan presentasi sesuai dengan hasil kerja kelompok dan mengikuti pembahasan dengan tanya-jawab dengan siswa maupun dengan guru.

2. Kerja sama siswa meningkat dalam mengerjakan tugas kelompok dengan berdiskusi dan menentukan perwakilan kelompok dalam presentasi.

3. Hasil belajar meningkat dengan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan.

Metode GI merupakan metode belajara kooperatif dengan fokus pada aspek sosial dan intelektual. Dalam pembelajaran terjadi aktifitas kelompok dan pertukaran intelektual, dan materi yang bermakna merupakan sumber primer yang cukup penting dalam memberikan dukungan terhadap usaha-usaha belajar siswa. Interaksi dan komunikasi yang bersifat kooperatif diantara siswa dalam satu kelas dapat dicapai dengan baik jika pembelajaran dilakukan lewat kelompok-kelompok belajar kecil (Slavin, 1995 dalam Rusman, 2009: 221). Sesuai dengan karakter metode GI tersebut dan permasalahan dalam pembelajaran, maka ada kesesuaian antara pemecahan masalah dengan masalah dalam pembelajaran.

Peneliti selaku guru kelas melakukan pembagian kelompok. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok dan terdiri dari 5-6 anggota/kelompok. Selanjutnya, peneliti menyusun tugas kelompok yang dikerjakan oleh setiap kelompok. Tugas kelompok ditujukan untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa dan kerja sama dalam antar anggota dalam kelompok. Pada Siklus I, tugas kelompok sama. Pada Siklus II, tugas kelompok berbeda-beda. Tugas kelompok menampilkan gambar hewan dan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan hewan tersebut serta menentukan kesesuaian bentuk rahang dan gigi hewan tersebut. Mereka mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan waktu yang tersedia selama 35 menit. Setelah selesai, setiap kelompok menentukan perwakilan yang melakukan persentasi. Pada Siklus I, perwakilan kelompok hanya membacakan hasil tugas kelompok, tetapi pada Siklus II, perwakilan kelompok juga menjawab pertanyaan dari kelompok yang lain. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan dan mencatat materi sesuai dengan hasil pembahasan.

Peningkatan aktifitas belajar siswa dan kerja sama antar anggota dalam kelompok berkaitan dengan penerapan metode GI. Peningkatan aktifitas belajar siswa dan kerja sama antar anggota dalam kelompok serta pembahasan tugas kelompok berdampak terhadap pemahaman materi yang lebih baik. Siswa mempelajari materi dengan belajar bersama dengan mengerjakan tugas kelompok. Mereka berpendapat dan berdiskusi. Pembelajaran juga dilanjutkan dengan presentasi dan pembahasa, sehingga pemahaman materi semakin baik. Hal ini juga berdampak terhadap hasil belajar. Sesuai dengan analisis nilai ulangan harian, hasil belajar mengalami peningkatan. Pada Kondisi Awal diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,09 dan ketuntasan sebesar 68,18%. Pada Siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 79,09 dan ketuntasan sebesar 90,91%. Pada Siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 92,73 dan ketuntasan sebesar 100%. Berikut adalah perbandingan hasil belajar pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II.

Tabel 7. Perbandingan hasil belajar pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II.

No

Keterangan

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

Nilai terendah

50

60

70

2

Nilai rata-rata

69,09

79,09

92,73

3

Nilai tertinggi

80

90

100

4

Siswa tuntas

15

20

22

5

Ketuntasan

68,18%

90,91%

100%

PENUTUP

Simpulan

1. Pembelajaran IPA sebelum menerapkan Metode Group Investigation berlangsung klasikal, sehingga aktifitas belajar siswa rendah dan hasil belajar jelek.

2. Penerapan Metode Group Investigation dengan membagi siswa menjadi kelompok dengan keragaman jenis kelamin dan kecerdasan, mengerjakan tugas kelompok, melakukan presentasi dan pembahasan.

3. Penerapan Metode Group Investigation meningkatkan aktifitas belajar siswa dan kerja sama antar anggota dalam kelompok.

4. Penerapan Metode Group Investigation memperbaiki pemahaman siswa terhadap materi dan meningkatkan hasil belajar.

Saran

1. Guru seharusnya menyusun tugas kelompok secara beragam dengan tingkat kesulitan yang semakin meningkat dan menerapkan Metode Group Investigation pada awal pembelajaran, sehingga siswa dan kelompoknya mempunyai konsep yang baik terhadap materi tersebut.

2. Siswa seharusnya berani dan percaya diri menjadi perwakilan kelompok, sehingga mendapat kesempatan dalam presentasi dan pembahasan.

3. Sekolah seharusnya menerapkan hasil penelitian sesuai dengan mempertimbangkan materi, mata pelajaran, kemampuan siswa maupun guru.

DAFTAR PUSTAKA

Djojosoediro, Wasih. 2006. Pengembangan dan Pembelajaran IPA SD. Tidak dipublikasikan.

Rositawaty dan Muharam, Aris, 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Dinas Pendidikan Nasional.

Rusman. 2009. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pres.