PENINGKATAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI

MATERI LITOSFER MELALUI PENERAPAN MODEL

TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) SISWA KELAS X IPS 3

SEMESTER 2 SMAN 3 PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Yayuk Ismirahayu

SMAN 3 Pati

 

ABSTRAK

Setelah dilakukan pre tes hasil belajar Geografi materi Litosfer Kelas X IPS 3 semester 2 SMAN 3 Pati tahun 2016/2017 diperoleh hasil belajar diatas KKM 75 hanya 5 siswa (14%), siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 31 siswa (86%) dari 36 orang dengan rata-rata klasikal 50,50. Hal ini disebabkan sebanyak 28 siswa keaktifan belajar siswa masih rendah dari 36 siswa. Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk meningkatkan aktifitas belajar melalui penerapan pembelajaran Model Teams Games Tournaments (TGT) siswa kelas X IPS 3 SMAN 3 Pati tahun pelajaran 2016/2017; (2) Untuk meningkatkan hasil belajar melalui penerapan pembelajaran Model Teams Games Tournaments (TGT) siswa kelas X IPS 3 SMAN 3 Pati tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian Tindakan Kelas (Action Research) ini dilaksanakan dengan 2 siklus yaitu siklus I dan II. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II meliputi: Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Observasi (Observing), dan Refleksi (Reflecting). Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari kondisi awal ketuntasan sebanyak 5 siswa (14%), siklus I ketuntasan 22 siswa (61%) dan siklus II ketuntasan 36 siswa (100%). Dari kondisi awal ke perlakuan tindakan siklus I ada kenaikan sebesar 47% dan dari siklus I ke siklus II ada kenaikan sebesar 53%.

Kata kunci: Keaktifan, Teams Games Tournaments (TGT)

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

            Mata Pelajaran Geografi pada Standar Kompetensi menganalisis Litosfer dalam masyarakat multikultural, Kompetensi Dasar menganalisis perkembangan Litosfer dalam masyarakat multikultural kelas XI semester 2 merupakan salah satu materi penting yang selalu dikeluarkan pada ujian nasional. Data bedah soal 2 (dua) tahun berturut-turut SMAN 3 Pati menunjukkan dari 144 siswa tahun 2010/2011 terdapat 5 (lima) soal yang keluar, siswa yang menjawab dengan benar rata-rata 50%. Tahun 2011/2012 siswa yang menjawab benar rata-rata 70% dari 124 siswa. Ini menunjukkan bahawa materi Litosfer masih terdapat kesulitan dalam proses pembelajaran maupun evaluasinya.

Setelah dilakukan pre tes hasil belajar Geografi materi Litosfer Kelas X IPS 3 semester 2 SMAN 3 Pati tahun 2016/2017 diperoleh hasil belajar diatas KKM 75 hanya 5 siswa (14%), siswa yang belum mencapai KKM 75 sebanyak 31 siswa (86%) dari 36 orang. Hal ini disebabkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang masih rendah.

Pembelajaran Geografi pada materi Litosfer berkesan kurang menarik, membosankan, dan hafalan. Karena materi Litosfer memiliki sifat selain hafalan juga cenderung pemahaman, membedakan Litosfer yang satu dengan lainnya serta cenderung memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi yang terjadi proses pembelajaran selama ini masih menggunakan metode konservatif, ceramah dan diskusi kecil yang membosankan. Siswa merasa menganggur, pasif dan hafalnya menjadikan siswa mengantuk.

Untuk itu perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan berbagai upaya inovatif dan kreatif dari semua komponen pembelajaran yang meliputi siswa, lingkungan sekolah, sarana belajar, dan faktor guru dengan berbagai model pembelajarannya. Hal ini dilakukan dengan harapan pelaksanaan program belajar yang menyenangkan dan mengarah pada Pengajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM).

Berdasarkan uraian latar belakang maka peneliti mengambil judul “PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI LITOSFER MELALUI PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) SISWA KELAS X IPS 3 SMAN 3 PATI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 “.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: (1) Apakah melalui penerapan pembelajaran Model Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan aktifitas siswa kelas X IPS 3 SMAN 3 Pati tahun pelajaran 2016/2017 ? (2) Apakah melalui penerapan pembelajaran Model Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IPS 3 SMAN 3 Pati tahun pelajaran 2016/2017 ?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan aktifitas melalui penerapan Model Teams Games Tournaments (TGT) siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 3 Pati tahun pelajaran 2016/2017; (2) Untuk meningkatkan hasil belajar melalui penerapan Model Teams Games Tournaments (TGT) siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 3 Pati tahun pelajaran 2016/2017.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk:

1.   Bagi Siswa: (a) Meningkatnya keaktifan dalam pembelajaran Geografi bagi siswa kelas X IPS 3 SMAN 3 Pati tahun pelajaran 2016/2017; (b) meningkatnya hasil belajar dalam pembelajaran Geografi bagi siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 3 Pati tahun pelajaran 2016/2017.

2.   Bagi Peneliti, yaitu dengan penelitian ini peneliti dapat memperoleh informasi inovasi pembelajaran dapat; (a) Meningkatnya keaktifan siswa melalui penerapan model pembelajaran Model Teams Games Tournaments (TGT) kelas X IPS 3 SMAN 3 Pati tahun pelajaran 2016/2017; (b) Meningkatnya hasil belajar siswa melalui penerapan pembelajaran Model Teams Games Tournaments (TGT) kelas X IPS 3 SMAN 3 Pati tahun pelajaran 2016/2017.

Landasan Teori

Model Teams Games Tournamens (TGT)

Model Teams Games Tournamens (TGT) adalah suatu model pembelajaran yang mengembangkan pendekatan kerjasama antar kelompok. Dalam pembelajaran ini siswa memaminkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan point pada skor tim mereka.

Dalam permainan ini mengandung persaingan menurut aturan yang ditetapkan. Dalam penelitian ini istilah Teams Games Tournamens disingkat dengan nama TGT. Kelebihan TGT adalah bermanfaat dalam mengajarkan aspek-aspek kognitif dengan adanya persaingan untuk mendapatkan kemenangan maka menimbulkan motivasi kuat, menyenangkan dan berpengaruh pada kecepatan penyerapan materi.

 Komponen pembelajaran Model Teams Games Tournamens (TGT) yaitu:

1.      Presentasi Kelas/Pengamaan langsung

Komponen ini digunakan guru untuk memperkenalkan materi pelajaran. Siswa harus memperhatikan secara cermat dan mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan materi pelajaran, karena sangat menunjang keberhasilan belajar dan akan menentukan nilai tim mereka.

2.      Belajar tim

Tim terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda. Setelah guru menyajikan materi pelajaran, tim melakukan belajar bersama dilanjutkan diskusi antar anggota untuk mengevalasi hasil belajar timnya untuk mempersiapakan pertandingan.Tim harus memberikan perhatian dan penghargaan yang sama terhadap setiap anggota sehingga timbul rasa saling menghargai bagi setiap anggota.

3.      Turnamen/Pertandingan

Pertandingan dilaksanakan setelah guru memberikan materi untuk menguji pengetahuan yang dicapai siswa dan disusun dalam pertanyaan yang relevan dengan materi dalam presentasi kelas. Permainan dilakukan oleh 4 atau 5 siswa yang berkemampuan sama dan masing-masing mewaklili dari tim yang berbeda.

4.      Penghargaan tim

Tim yang berhasil mendapatkan nilai/skor tertinggi diberi penghargaan/hadiah berupa buku atau alat tulis.

Langkah-langkah pembelajaran Teams Games Tournamens (TGT): (a) Tahap pemberian materi pelajaran; (b) Tahap Pembagian Kelompok (Tim); (c) Tahap persiapan permainan; (d) Tahap permainan dan pertandingan.

Permainan dilakukan dengan menggunakan roda impian yang bernomor 1 sampai dengan 30, diputar secara bergantian oleh masing-masing tim untuk menentukan kartu soal yang dipilih.

Langkah-langkah aktifitas pembelajaran meliputi: (1) Tiap-tiap tim mendapat giliran memutar roda impian untuk menentukan kartu soal yang dipilih, kemudian menjawab pertanyaan yang muncul; (2) Jika dalam tim tidak ada yang dapat menjawab, maka pertanyaan dilempar kepada kelompok lain dibawahnya dan bila kelompok dibawahnya dapat menjawab maka skor nilai diberikan pada kelompok yang bisa menjawab; (3) Roda impian dapat diputar oleh tiap-tiap tim untuk mendapat pertanyaan sampai habis. Kartu permainan dapat berupa kartu soal, kartu bonus, kartu hadiah, kunci jawaban, kartu permainan dan menentukan pemandu permainan; (4) Pemandu permainan mengumumkan hasil nilai tim yang telah terkumpul.

Keaktifan Belajar

Dierich dalam Nasution (1995) mengelompokkan aktifitas siswa kedalam kategori: Visual Activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities. Keaktifan belajar meliputi aktif menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, memperhatikan gambar, diskusi, kerjasama kelompok, interaksi, mengeluarkan pendapat, mengingat, memahami, memecahakan soal dan menganalisis. Aktifitas belajar materi Kelompok Sosail ini terfokus pada diskusi, kerjasama kelompok dan keaktifan.

            Jadi dalam proses belajar mengajar harus menumbuhkan suasana yang kondusif sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan menumbuhkan gagasan. Belajar mengajar sebagai proses aktif dari pembelajar dan yang memberikan pembelajaran dalam membangun kognitif, afektif dan psikomotorik siswa, yang meninggalkan proses pasif dengan pembelajaran hanya satu arah saja.

Kerangka Berpikir

Kondisi awal pembelajaran Geografi materi Litosfer guru belum menerapkan model Teams Games Tournaments (TGT) keaktifan dan hasil belajar yang dicapai masih rendah, selanjutnya guru mengambil tindakan dengan penerapan pembelajaran model Teams Games Tournaments (TGT) yang dilaksanakan melalui dua siklus.

Tindakan pada Siklus I, pembelajaran sudah menerapkan model Teams Games Tournaments (TGT) aktifitas dan hasil belajar siswa. Tindakan pada Siklus II, melakukan pembelajaran dengan merevisi penerapan model Teams Games Tournaments (TGT).

Kondisi akhir diduga melalui penerapan Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar Geografi materi Litosfer siswa kelas X IPS 3 SMAN 3 Pati tahun pelajaran 2016/2017.

Hipotesis Tindakan

Untuk menjawab permasalahan yang diajukan serta guna mencapai tujuan penelitian, maka disusun hipotesis tindakan: (1) Melalui penerapan Model Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan keaktifan belajar Geografi materi Litosfer siswa kelas X IPS 3 SMAN 3 Pati tahun pelajaran 2016/2017; (2) Melalui penerapan Model Teams Games Tournaments (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar Geografi materi Litosfer siswa kelas X IPS 3 SMAN 3 Pati tahun pelajaran 2016/2017.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting dan Subyek Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan April semester 2 tahun pelajaran 2016/2017 secara rinci peneliti melaporkan, bahwa dari awal persiapan penyusunan proposal pada bulan Januari 2013, selanjutnya pada bulan yang sama peneliti melakukan penyusunan instrumen. Pengumpulan data dengan melakukan tindakan Siklus I dan II dilaksanakan pada bulan Februari 2013. Bulan Maret 2013 peneliti melaksanakan analisis data dan selanjutnya pada bulan April 2013 peneliti menyususn laporan.

Penelitian Tindakan Kelas ini kami lakukan di SMAN 3 Pati yang beralamat di Jalan Panglima Sudirman No. 1 A Pati, telepon (0295) 381279 Alasannya adalah tempat ini merupakan tempat kerja peneliti dimana terdapat timbul permasalahan. Subyek penelitian adalah siswa kelas X IPS 3 berjumlah 36 orang dengan perincian siswa laki-laki 16 orang dan perempuan 18 orang semester 2 SMAN 3 Pati tahun pelajaran 2016/2017.

Sumber Data

Sumber data yang peneliti peroleh adalah data yang berasal dari subyek penelitian ini sebagai sumber data primer, yaitu: (1) Data awal dari subyek penelitian yang berupa hasil pre tes sebagai data kondisi awal; (2) Data hasil tes pada siklus I; (3) Data hasil tes pada siklus II.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: (1) Dokumentasi untuk data kondisi awal; (2) Observasi untuk data proses penerapan pembelajaran dengan model TGT; (3) Tes untuk data hasil belajar. Teknik tes ini dilakukan secara tertulis. Dalam penelitian ini ada 3 kali tes tertulis, yaitu: (1) Soal pre tes terdiri 5 soal uraian; (2) Soal akhir siklus I terdiri 5 soal uraian; (3) Soal akhir siklus II terdiri 5 soal uraian.

Alat pengumpul data berupa butir soal tes uraian, lembar observasi/pengamatan, dan dokumentasi buku nilai hasil belajar.

Validasi dan Analisis Data

Agar dalam penelitian diperoleh data yang valid, maka dipelukan validasi data. Adapun validasi yang digunakan adalah validasi dengan Triangulasi Sumber dengan cara berkolaborasi dengan teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran berlangsung.

Sebelum membuat soal tes, maka terlebih dahulu disusun kisi-kisi soal agar indikator lebih, soal bisa lebih menyebar dan indikator tidak menyimpang dari standart kompetensi maupun kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan: (1) Nilai tes kondisi awal dengan nilai tes pada Siklus I; (2) Nilai tes Siklus I dengan nilai tes akhir Siklus II; (3) Nilai tes pada kondisi awal dan nilai tes pada kondisi akhir. Langkah selanjutya peneliti melakukan refleski terhadap nilai tes hasil belajar.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menurut Aqib (2008) dan Wiriaatmadja (2008), Penelitian Tindaka Kelas (PTK) ada 4 (empat) tahapan dalam penelitian tindakan kelas yaitu Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Observasi (Observing), dan Refleksi (Reflecting). Model pembelajaran yang diterapkan adalam Teams Games Tournamens (TGT).

Prosedur penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses tindakan kelas pada saat penelitian pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis argumentasi berlangsung, yakni sebagai berikut: (1) Rancangan Penelitian, meliputi: (a) Refleksi awal, berupa data tentang pengalaman guru dalam mengajar sehingga ditemukan kelemahannya. Dari refleksi awal diperoleh gagasan umum mengenai kendala yang berkaitan dengan pelaksanaan mengajar guru yang masih kurang. Dari hal tersebut muncul kepedulian akan pentingnya peningkatan kemampuan untuk mendeskrpsikan proses pembelajaran; (b) Perencanaan, yaitu kegiatan mempertimbangkan dan memilih upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah-masalah. Pertimbangan dan pemilihan tersebut selanjutnya dituangkan dalam perencanaan; (2) Observasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana reaksi dan perilaku siswa pada saat kegiatan belajar mengajar. Melalui observasi dapat dideskripsikan perhatian dan sikap siswa, respon siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengerjakan tugas; (3) Tindakan. Tindakan penelitian merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah disiapkan proses tindakan pada setiap siklus akan dijabarkan pada desksripsi siklus; (4) Refleksi. Setelah pembelajaran usai, peneliti memberikan penilaian terhadap hasil yang dicapai siswa, baik melalui tes maupun nontes. Dengan memperhatikan kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada suatu siklus, maka diperlukan adanya tindakan-tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.

Rencana Siklus I

Tahap perencanaan antara lain membuat perangkat pembelajaran antara lain Silabus, RPP, dan alat penilaian.

Tahap pelaksanaan tindakan yaitu menerapkan rencana tindakan pembelajaran model Teams Games Tournaments (TGT) dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: (a) tahap pemberian materi pelajaran; (b) tahap Pembagian Kelompok (Tim) tiap kelompok terdiri atas 4 siswa; (c) tahap persiapan permainan; (d) tahap permainan dan pertandingan. Langkah-langkah aktifitas pembelajaran meliputi: Tiap-tiap tim mendapat giliran memutar roda impian untuk menentukan kartu soal yang dipilih, kemudian menjawab pertanyaan yang muncul. Jika dalam tim tidak ada yang dapat menjawab, maka pertanyaan dilempar kepada kelompok lain dibawahnya dan bila kelompok dibawahnya dapat menjawab maka skor nilai diberikan pada kelompok yang bias menjawab. Roda impian dapat diputar oleh tiap-tiap tim untuk mendapat pertanyaan sampai habis. Kartu permainan dapat berupa kartu soal, kartu bonus, kartu hadiah, kunci jawaban, kartu permainan dan menentukan pemndu permainan. Pemandu permainan mengumumkan hasil nilai tim yang telah terkumpul.

Tahap observasi/pengamatan dilakukan oleh guru mitra/teman sejawat yang bertugas melaksanakan pengamatan dengan bantuan lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa.

Tahap refleksi, hasil pembelajaran dibahas peneliti dengan guru mitra/teman sejawat kekurangan-kekurangan dalam tindakan.

Rencana Siklus II

Tahap perencanaan tindakan yaitu dengan merevisi perangkat pembelajaran antara lain Silabus, RPP, dan alat penilaian.

Tahap pelaksanaan tindakan yaitu menerapkan rencana tindakan pembelajaran dengan model Teams Games Tournaments (TGT) yang telah dilakukan revisi. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: (a) Tahap pemberian materi pelajaran; (b) Tahap Pembagian Kelompok (Tim) tiap kelompok terdiri atas 5 siswa; (c) tahap persiapan permainan; (d) tahap permainan dan pertandingan. Langkah-langkah aktifitas pembelajaran yaitu: Tiap-tiap tim mendapat giliran memutar roda impian untuk menentukan kartu soal yang dipilih, kemudian menjawab pertanyaan yang muncul. Jika dalam tim tidak ada yang dapat menjawab, maka pertanyaan dilempar kepada kelompok lain dibawahnya dan bila kelompok dibawahnya dapat menjawab maka skor nilai diberikan pada kelompok yang bias menjawab. Roda impian dapat diputar oleh tiap-tiap tim untuk mendapat pertanyaan sampai habis. Kartu permainan dapat berupa kartu soal, kartu bonus, kartu hadiah, kunci jawaban, kartu permainan dan menentukan pemndu permainan. Pemandu permainan mengumumkan hasil nilai tim yang telah terkumpul.

Tahap observasi, peneliti berkolaborasi dengan guru mitra/teman sejawat melaksanakan pengamatan dengan bantuan lembar observasi untuk mengamati keaktifan siswa.

Tahap refleksi, peneliti melakukan tes hasil belajar dan proses pembelajaran dibahas peneliti dengan guru mitra/teman sejawat kekurangan dalam tindakan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal menunjukkan siswa malas belajar. Hal ini nampak dalam pengamatan proses pembelajaran siswa tidak aktif belajar, merasa bosan, mengantuk dan berbicara sendiri. Komunikasi pembelajaran terfokus pada guru, komunikasi hanya satu arah. Suasanan hening, tidak ada siswa yang bertanya maupun menyatakan bahwa dirinya belum paham terhadap materi yang diberikan guru.

Berdasarkan laporan hasil observasi peneliti maka diperoleh keaktifan siswa ditampilkan pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Keaktifan Siswa Kondisi Awal

Keaktifan

Jmh siswa

Persentase

Rendah

Sedang

Tinggi

28

8

78

22

Jumlah

36

100

             Sumber: Data primer yang diolah

 

Dari tabel diatas menunjukan bahwa siswa dengan keaktifan rendah sebanyak 28 siswa 78% dan siswa dengan keaktifan sedang sebanyak 8 siswa 22%. Hal ini menunjukkan terdapat kurang dari sepertiga siswa di kelas yang belajar tidak fokus. Hal ini berdampak pada hasil belajarnya.

            Setelah dilakukan pre tes pada kondisi awal hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Hasil Belajar Kondisi Awal

Interval nilai

Jumlah siswa

Persentase

Hasil Klasikal

40 – 54

55 – 64

65 – 74

75 – 84

85 – 94

95 – 100

8

10

13

5

22

28

36

14

Skor rata-rata:

50,50

KKM 75

 

Jmh

36

100

 

 

 

 

 


                         Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel 2 menunjukkan siswa yang mendapatkan hasil belajar diatas KKM 75 hanya 5 siswa (14%), siswa yang belum mencapai KKM 75 sebanyak 31 siswa (86%) dari 36 orang.

Deskripsi Siklus I

Berdasarkan laporan hasil observasi dari kolaboran/teman sejawat pada saat pelaksanaan proses pembelajaran maka diperoleh keaktifan siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Keaktifan Siswa pada Siklus I

Keaktifan

Jmh siswa

Persentase

Rendah

Sedang

Tinggi

8

20

8

22

56

22

Jumlah

36

100

             Sumber: Data yang diolah

Dari tabel 3 diatas menunjukan bahwa siswa dengan keaktifan rendah tersisa 8 siswa 22%, keaktifan sedang sebanyak 20 siswa 56%, dan siswa dengan keaktifan tinggi sebanyak 8 siswa 22%. Hal ini menunjukkan telah terjadi peningkatan keaktifan lebih dari duapertiga siswa.

Pada siklus I setelah diadakan tes diperoleh hasil belajar siswa dengan rentang nilai seperti pada tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Hasil Belajar Siklus I Setelah Penerapan Model TGT

Interval nilai

Jumlah siswa

Persentase

Hasil Kalsikal

40 – 54

55 – 64

65 – 74

75 – 84

85 – 94

95 – 100

1

13

17

5

3

36

47

14

Skor rata-rata

70,50

KKM 75

Jmh

36

100

 

                         Sumber: Data yang diolah

Dari tabel 4 diatas menunjukkan bahwa dari nilai KKM 75 hasil belajar siswa terlihat meningkat dibanding dengan kondisi awal yaitu hanya 6 siswa (17%) diatas KKM telah mengalami peningkatan menjadi 22 siswa (61%).

Deskripsi Siklus II

Berdasarkan laporan hasil observasi dari kolaboran/teman sejawat maka diperoleh keaktifan siswa pada siklus II seperti pada tabel 5.

Tabel 5. Keaktifan Siswa pada Siklus II

Keaktifan

Jmh siswa

Persentase

Rendah

Sedang

Tinggi

20

16

56

44

Jumlah

36

100

             Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel 5 menunjukan bahwa sudah tidak ada siswa dengan keaktifan rendah, keaktifan sedang sebanyak 20 siswa 56% dan siswa dengan keaktifan tinggi sebanyak 16 siswa 44%. Terjadi peningkatan keaktifan pada keaktifan rendah ke keaktifan sedang meningkat 8 siswa, keaktifan sedang ke keaktifan tinggi meningkat 8 siswa.

Berdasarkan tes hasil belajar pada siklus II setelah pelaksanaan tindakan melalui penerapan model Teams Games Tournaments (TGT) diperoleh hasil belajar dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil Belajar pada Siklus II

Interval nilai

Jumlah siswa

Persentase

Hasil Kalsikal

40 – 54

55 – 64

65 – 74

75 – 84

85 – 94

95 – 100

16

10

10

44

28

28

Skor rata-rata

80,50

KKM 75

Jmh

36

100

 

                         Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel 6 menunjukkan bahwa dari nilai KKM 75 hasil belajar siswa terlihat meningkat dibanding dengan kondisi pada siklus I yaitu terdapat 36 siswa (100%) hasil belajar diatas KKM.

Jadi pada pelaksanaan tindakan siklus II pembelajaran seluruh siswa melalui model Teams Games Tournamens (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan dibuktikan yaitu seluruh siswa memperoleh hasil belajar diatas KKM (100%).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1.   Melalui penerapan model Teams Games Tournamens (TGT) dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam pembelajaran Geografi materi Litosfer siswa kelas X IPS 3 SMAN 3 Pati Semester 2 Tahun 2016/2017 dibuktikan dengan pada kondisi awal keaktifan siswa rendah sebesar 78% dan sedang sebesar 22%, siklus I keaktifan siswa rendah 22%, sedang 56%, tinggi 22%, siklus II keaktifan siswa sedang 56%, dan keaktifan siswa tinggi 44%.

2.   Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari kondisi awal ketuntasan sebanyak 5 siswa (14%), siklus I ketuntasan 22 siswa (61%) dan siklus II ketuntasan 36 siswa (100%). Dari kondisi awal ke perlakuan tindakan siklus I ada kenaikan sebesar 47% dan dari siklus I ke siklus II ada kenaikan sebesar 53%.

Saran

Berkaitan dengan simpulan, beberapa hal yang dapat disarankan peneliti sebagai berikut; Bagi Guru: (1) Guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran inovasi seperti Teams Games Tournamens (TGT) karena dapat meningkatkan keaktifan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa; (2) Guru seharusnya lebih inovatif memilih dan menggunakan model yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan mealakukan analisis pelajaran yang disampaikan serta berperan sebagai pendamping siswa. Bagi siswa: (1) Siswa seharusnya belajar tidak hanya dengan menerima materi, menghafal, tetapi juga mempelajari sebagai proses yang harus dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (2) Siswa diharapkan dapat belajar dengan aktif dalam mencari informasi untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan berfikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsismi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Aditya Media

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Yrama Widya.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyanto. 2007. Model Inovasi Pembelajaran. Surakarta: UNS Press.

Sutopo, HB. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Nasution. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiraatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.