UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI OLAH RAGA BULU TANGKIS MELALUI METODE TEKNIK KETRAMPILAN PADA SISWA KELAS V DI SDN 3 JIKEN, KEC. JIKEN, KAB. BLORA TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Suwito

SDN 3 Jiken, Kec. Jiken, Kab. Blora

 

ABSTRAK

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Permasalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah (a) Peningkatan prestasi belajar pendidikan jasmani bagi siswa dengan diterapkannya metode teknik ketrampilan (b) Manfaat metode teknik ketrampilan terhadap motivasi belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah (a) Peningkatan prestasi belajar pendidikan jasmani pada siswa setelah diterapkannya metode teknik ketrampilan, (b) Mengetahui hasil belajar pendidikan jasmani setelah diterapkannya metode teknik ketrampilan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan. Refleksi dan refisi Sasaran penelitian ini adalah Siswa Kelas V (lima) dari data diperoleh berupa hasil tes praktik, lembar observasi. Dari hasil analisa didapat bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatakan dari kondisi awal 67, pada siklus I menjadi 73, pada siklus II meningkat menjadi 78. sedangkan ketuntasan belajar pra siklus 12 siswa (67%) yang tuntas, pada siklus I yang tuntas 16 siswa (89%) sedangkan pada siklus II yang tuntas 18 siswa (100%) dari 18 siswa. Simpulan dari penelitian ini adalah metode teknik ketrampilan dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi olahraga Bulu Tangkis siswa Kelas V serta model pembejalaran dapat digunakan sebagai salah satu pengembangan.

Kata kunci:    Metode teknik ketrampilan, Pendidikan Jasmani, Pengembangan Prestasi Bulu Tangkis.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang cenderung mengutamakan prestasi akademis semata tidak akan memberikan hasil maksimal pada perkembangan suatu bangsa. Selebihnya antara bidang akademis dan jasmani harus seimbang supaya memberikan kontribusi yang maksimal bagi bangsa dan negara. Jika dunia pendidikan masih mengabaikan akan pentingnya pendidikan jasmani tidak menutup kemungkinan kader-kader penerus bangsa akan menjadi generasi yang sangat rapuh. Generasi unggul adalah generasi yang tahan uji dalam menghadapi setiap problematika yang dihadapi, baik secara fisik dan mental.

Prestasi di sekolah juga dapat dipacu melalui prestasi dibidang jasmani. Melalui kegiatan olah raga siswa dapat menyalurkan bakat dan emosinya secara terarah. Dalam kegiatan ini siswa akan belajar bagaimana bekerjasama pada sebuah tim, bagaimana harus memenangkan persaingan secara seportif, bagaimana mengahargai sebuah kemenangan dan kegagalan. Guru dapat membantu siswa menyalurkan minat dan bakatnya supaya mencapai suatu prestasi tertentu. Dalam kegiatan olah raga semacam ini akan membantu proses berpikir siswa secara aktif dan sehat jika dibandingkan dengan kegiatan yang hanya diam dikelas mendengarkan materi.

Cabang olahraga sangat banyak jumlahnya namun salah satunya yang paling populer di Indonesia adalah permainan Bulu Tangkis. Permainan ini tidaklah asing bagi kalangan tua maupun muda di seluruh pelosok Indonesia. Apalagi di daerah permainan ini tidak sekedar ajang olah raga prestasi namun juga menjadi suatu hiburan yang bersifat murah meriah dan menyehatkan. Maka tidak heran apabila olah raga ini sangat dicintai dan mendapat tempat tersendiri di masyarakat.

Sejak pertama kali dilombakan di ajang Olimpiade 1992 di Barcelona altlet-atlet Bulu Tangkis Indonesia berhasil memperoleh mendali emas di semua nomor yang dilombakan. Hingga saat ini prestasi Bulu Tangkis atlet-atlet Indonesia masih yang terbaik meskipun atlet-atlet berbakat dari negara lain mulai bermunculan. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa ini memiliki potensi di cabang olah raga ini. Akan sangat sayang sekali apabila prestasi yang telah dicapai dengan susah payah ini tidak dipertahankan dan di kembangkan lebih lanjut.

 Sampai sekarang ini cabang olah raga Bulu Tangkis sudah banyak diminati oleh seluruh kalangan masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan, sebagai bukti masyarakat pedesaan sekarang sudah menggemari olah raga Bulu Tangkis adalah, sudah adanya lapangan bulu tangkis yang ada di desa-desa, kalau lapangan sudah banyak dibangun maka untuk peralatan yang digunakan untuk olah raga Bulu Tangkis mudah didapat oleh masyarakat.

 Olah raga Bulu Tangkis sekarang ini bukan olah raganya masyarakat kalangan atas saja atau di perkotaan tetapi hampir seluruh masyarakat gemar olah raga badimnton,baik orang tua, remaja dan anak-anak,namun karena olah raga Bulu Tangkis belum adanya pembinaan yang yang lebih matang dan intensif sehingga hasil yng dicapai belum bisa diharapkan. Untuk menggali bakat dan meningkatkan cabang olah raga Bulu Tangkis maka kami memberiklan pelatian dan pembinaan secara teratur kepada peserta didik.karena olah raga Bulu Tangkis baru dilaksanakan maka prestasi belum nampak dalam pertandngan.Namun karena anak sanagat antosias dalam olah raga Bulu Tangkis, maka dalam waktu mendatang anak-anak setelah melaksanakan pelatihan dan pembinaan secara intensif, dalam waktu mendatang bisa mengikuti lomba untuk efen olah raga Bulu Tangkis. Dengan mengadakan pengenalan, pelaitihan dan pembinaan olah raga Bulu Tangkis maka terlihat banyak anak-anak yang berbakat dan bernakat untuk itu perlu di arahkan untuk melaksanakan latihan setiap saat ada waktu untuk latihan. Karena olah raga sangat diperlukan disiplin waktu latihan, tanpa itu prestasi tidak mungkin untuk bisa diperoleh.

Olah raga kalau latihan hanya mengandalkan jam-jam pembelajaran di sekolah saja tidak mungkin prestasi bisa dicapai atau diperoleh, untuk itu untuk kegiatan olah raga anak –anak melaksanakan latihan pada sore hari dan dijadwalkan. hal ini merupakan satu hal untuk melatih disiplin kepada anak didik. Memang disiplin perlu nutuk ditanamkan kepada anak sejak kecil, bisa membagi waktu dan juga melatih rasa tanggungjawab dan jujur ini perlu untuk ditanamkan pada anak usia sekolah dasar.

Berdasarkan uraian diatas, perlu sekali adanya kaderisasi dalam cabang olahraga Bulu Tangkis melalui peningkatan minat pelatihan siswa dalam olahraga Bulu Tangkis supaya prestasi olahraga Bulu Tangkis di SDN 3 Jiken dalam waktu –waktu mendatang bisa berlaga dan memperoleh kejuaraqan. Pelatihan harus diperhatikan jangan sampai terlewatkan perlu untuk ditingkatkan. Oleh sebab itu penulis memilih judul penelitian, “Upaya Mengembangkan Prestasi Olah Raga Bulu Tangkis Melalui Metode Teknik Ketrampilan di SDN 3 Jiken Kec. Jiken, Kab. Blora Pada Siswa Kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.

Rumusan Masalah

1.   Apakah metode tehnik ketrampilan dapat meningkatkan prestasi belajar olah raga Bulu Tangkis pada siswa kelas V di SDN 3 Jiken semester I Kecamatan Jiken pada tahun pelajaran 2017/2018 ?

2.     Bagaimana proses metode teknik keterampilan dapat meningkatkan prestasi olahraga bulutangkis pada siswa kelas V di SDN 3 Jiken semester I Kecamatan Jiken pada tahun pelajaran 2017/2018?

Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:

1.    Untuk mengetahui metode tehnik ketrampilan dapat meningkatkan prestasi belajar olah raga Bulu Tangkis pada siswa kelas V di SDN 3 Jiken semester I Kecamatan Jiken pada tahun pelajaran 2017/2018.

2.     Untuk mengetahui proses metode teknik keterampilan dapat meningkatkan prestasi olahraga Bulu Tangkis pada siswa kelas V di SDN 3 Jiken semester I Kecamatan Jiken pada tahun pelajaran 2017/2018.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

1.     Bagi Siswa

a.     Meningkatkan minat belajar siswa, khususnya mata pelajaran Pendidikan Jasmani tentang Olahraga Bulu Tangkis

b.     Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami teknik ketrampilan driil dalam melaksanakan olahraga Bulu Tangkis.

c.     Meningkatkan prestasi hasil belajar siswa baik secara pribadi maupun kelasikal.

2.     Bagi Guru

a.     Dapat memberikan masukan bagi teman guru tentang langkah-langkah yang tepat dalam menggunakan metode keterampilan untuk kelas V semester I di SDN 3 Jiken Kecamatan Jiken pada tahun pelajaran 2017/2018

b.     Mengetahui kelemahan atau kelebihan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan pengelolaan kelas.

c.     Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran. Pendidikan Jasmani. kususnya mata pelajaran Bulu Tangkis dengan teknik keterampilan driil.

 

 

3.     Bagi Sekolah

a.     Meningkatkan kualitas proses pembelajaran Pendidikan Jasmani di SDN 3 Jiken Kecamatan Jiken pada tahun pelajaran 2017/2018.

b.     Memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik dan memuaskan sehingga menjadi sekolah yang menjadi pilihan masyarakat.

4.     Bagi Pembaca

Sebagai bahan acuan dan alternatif dalam mengantisipasi kegagalan belajar khususnya berlatih mengungkapkan pendapat baik untuk diri sendiri, anak, dan kemajuan pendidikan di sekolah dasar.

5.     Bagi Peneliti

a.     Meningkatkan wawasan penulis dalam menggunakan metode keterampilan untuk memperoleh prestasi belajar Pendidikan Jasmani, dalam mata pelajaran Bulu Tangkis di Kelas V SDN 3 Jiken Kecamatan Jiken pada tahun pelajaran 2017/2018.

b.     Sebagai pengalaman dalam upaya meningkatkan kemampuan belajar siswa. mata pelajaran Pendidikan Jasmani di Kelas V SDN 3 Jiken Kecamatan Jiken pada tahun pelajaran 2017/2018

c.     Dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam melaksanakan pembelajaran untuk waktu yang akan datang baik untuk dirinya maupun pada peserta didik.

KAJIAN PUSTAKA

Sejarah Bulu Tangkis

Bulu Tangkis sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu di Asia. Kemudian dikembangkan dan dipopulerkan di Inggris. Pertama kali ada di Cina pada 5 abad sebelum masehi, dinamakan ti jian zi yang berarti memukul kumparan. Di Yunani dan India juga mengenal permainan, waktu itu permainan ini telah dimainkan menggunakan raket. Di Eropa permainan ini mulai masuk pada tahun 1600-an disebut shuttlecock atau jeu de volant.

Tentara inggris memperkenalkan permainan ini ke Inggris pada awal abad 19. Pada tahun 1873 bangsawan Inggris (Duke Of Beaufort) memperkenalkan permainan ini pada keluarga kerajaan yang ada di wilayahnya di sebuah gedung yang bernama Bulu Tangkis, dan selanjutnya permainan ini dinamakan Bulu Tangkis hingga sekarang.

Di Indonesia Bulu Tangkis diperkenalkan oleh para kolonis Eropa ketika menjajah negeri ini. Ketika diperkenalkan permainan ini telah sangat populer di eropa. Pada tahun 1950an Indonesia mampu merajai kejuaraan Bulu Tangkis di dunia. Bulu Tangkis menjadi olah raga resmi Olimpiade pada tahun 1992, dan Indonesia menjadi tim yang menjuarainya.

Prestasi Belajar Penjaskes

Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991: 768), prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan megadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar Penjaskes adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar Penjaskes.

Teknik Dasar Bulu Tangkis / Bulutangkis

Untuk dapat bermain bulutangkis secara benar harus menguasai dasar–dasar bulu tangkis dengan baik. Teknikteknik dasar dalam bermain bulutangkis antara lain, seorang pemain harus bisa memukul kok, baik dari atas maupun dari bawah. Jenis-jenis pukulan yang harus dikuasai adalah servis, lob, dropshot, smes, netting, underhand, dan drive. Kesemua jenis pukulan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan grip dan footwork yang benar.

Metode Latihan Ketrampilan (Drill Method)

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar, dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.

Kerangka Berpikir

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Kriteria pertama agar suatu pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.

Kerangka berpikir yang digunakan peneliti antara lain memuat (1) Variabel-variavbel yang akan diteliti harus dijelaskan dan (2) diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antarvariabel yang diteliti dan ada teori yang mendasar.

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN

Subyek Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN 3 Jiken Kecamatan Jiken.

Subyek penelitian adalah siswa-siswa Kelas V SDN 3 Jiken semester I yang berjumlah 18 siswa yang terdidiri dari 12 laki-laki dan 6 permpuan tahun pelajaran 2017/2018. Semua siswa kelas V akan dijadikan subyek penelitian.

Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Jiken. Data yang dikumpulkan dari siswa adalah tes tertulis pada setiap akhir siklus. Penulis juga menggunakan teman sejawat sebagai observer sebagai sumber data.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Persiklus

Pra Siklus

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai A sejumlah 7 atau 39%, yang mendapat nilai B sebanyak 28% atau 5 anak, nilai C sebanyak 33% atau 6 anak, nilai D 0% atau 0 anak.

Diketahui bahwa siswa kelas V dalam pelajaran Pendidikan Jasmani yang mencapai ketuntasan belajar (KKM) 12 siswa atau 67%, yang belum tuntas 6 siswa atau 33%.

Siklus I

Dari hasil tes siklus I menunjukkan bahwa siswa yang mencapai nilai A (baik sekali) adalah 5 siswa (28%), siswa yang mendapat nilai B (baik) 11 siswa (61%), siswa yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 2 siswa (11%) sedangkan siswa yang mendapat nilai D (kurang) 0 siswa (0%) dari 18 siswa.

Siklus II

Dapat diketahui siswa yang mendapat nilai sangat baik (A) adalah 7 siswa (39%), yang mendapat nilai baik (B) adalah 11 siswa (61%) yang mendapat nilai cukup (C) adalah 0 siswa (0%) dari 18 siswa.

Dapat diketahui bahwa pada siklus II yang mencapai ketuntasan 18 siswa (100%), sedang yang belum tuntas 0 siswa (0%).

Hasil Pengamatan Proses

Pembahasan Pra Siklus

Hasil Belajar

Pada awalnya nilai rata-rata pelajaran Pendidikan Jasmani kelas V rendah, yang jelas salah satunya disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan dan kurangnya siswa cinta membaca. Selain itu masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Sehingga dari 18 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal 12 siswa (67%), sedangkan yang belum tuntas 6 siswa (33%) dengan KKM 75. Sedangkan nilai tertinggi 80, nilai terendah 50 dan rata-rata kelas 67 dari 18 siswa.

Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan siswa pasif, karena tidak ada respon yang menentang, siswa terlihat jenis dan tidak tampak kreatifitas siswa.

Pembahasan Siklus I

Hasil Belajar

Dari hasil tes siklus I menunjukkan bahwa siswa yang mencapai nilai A (baik sekali) adalah 5 siswa (28%), siswa yang mendapat nilai B (baik) 11 siswa (61%), siswa yang mendapat nilai C (cukup) sebanyak 2 siswa (11%) sedangkan siswa yang mendapat nilai D (kurang) 0 siswa (0%) dari 18 siswa.

Berdasarkan ketuntasan belajar dari 18 siswa yang tuntas 16 siswa (89%), siswa yang belum tuntas 2 siswa (11%), sedangkan dari hasil tes siklus I nilai tertinggi 90, nilai terendah 50 dan nilai rata-rata kelas 73. Dengan KKM 75.

Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan, meskipun belum semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan permainan perlu kecermatan dan ketepatan. Ada interaksi antar siswa secara individu maupun kelompok. Selain itu terjalin kerja sama intern dan antar kelompok, bersaing positif antar kelompok mereka saling berkompetensi untuk memperoleh terbaik.

Pembahasan Siklus II

Hasil Belajar

Dari digaram diatas dapat diketahui siswa yang mendapat nilai sangat baik (A) adalah 7 siswa (39%), yang mendapat nilai baik (B) adalah 11 siswa (61%) yang mendapat nilai cukup (C) adalah 0 siswa (0%) dari 18 siswa.. Hasil ketuntasan belajar, siswa yang tuntas 18 siswa (100%), yang belum tuntas 0 siswa (0%). Sedangkan nilai rata-rata kelas 78 dari 18 siswa.

Proses pembelajaran

Proses pembelajaran pada siklus II menunjukkan siswa aktif dan kreatif dalam pembelajaran, karena mereka berkompetensi dalam cepat tepat untuk merebutkan hasil terbaik baik individu maupun kelompok, ada interaksi antar individu, kerja sama dalam kelompok mereka bersaing positif.

Hasil belajar antara siklus I dan siklus II ada peningkatan Siklus II ternyata lebih baik dibanding dengan siklus II.

Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian, dapat dilihat dan terjadi peningkatan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Jasmani pada kompetensi dasar Mempraktikkan variasi teknik dasar ke dalam modifikasi permainan bola kecil, serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran, bagi siswa kelas V SDN 3 Jiken, Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui penerapan pembelajaran teknik keterampilan.

Peningkatan nilai rata-rata yaitu pada kondisi awal 67, pada siklus I menjadi 73, pada siklus II meningkat menjadi 78. sedangkan ketuntasan belajar pra siklus 12 siswa (67%) yang tuntas, pada siklus I yang tuntas 16 siswa (89%) sedangkan pada siklus II yang tuntas 18 siswa (100%) dari 18 siswa.

Pada akhir pembelajaran terdapat perubahan positif pada siswa mengenahi hasil belajar siswa dalam kompetensi dasar Mempraktikkan variasi teknik dasar ke dalam modifikasi permainan bola kecil, serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran.

Jika dibandingkan keadaan kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat bahwa kondisi awal rata-rata kelas sebesar 67, sedangkan pada siklus I rata-rata kelas 73, berarti ada kenaikan adapun siklus II rata-rata kelas 78 dari 18 siswa.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan berdasarkan seluruh pembahaan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut

1.      Pembelajaran dengan metode pembelajaran metode teknik ketrampilan memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pada kondisi awal 67, pada siklus I menjadi 73, pada siklus II meningkat menjadi 78. sedangkan ketuntasan belajar pra siklus 12 siswa (67%) yang tuntas, pada siklus I yang tuntas 16 siswa (89%) sedangkan pada siklus II yang tuntas 18 siswa (100%) dari 18 siswa.

2.      Penerapan metode pembelajaran metode teknik ketrampilan mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran metode teknik ketrampilan sehingga mereka menjati termotivasi untuk belajar.

Saran

1.      Untuk melaksanakan metode teknik ketrampilan memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode teknik ketrampilan dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2.      Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3.      Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di Kelas V SDN 3 Jiken Kecamatan Jiken Kabupaten Blora tahun pelajaran 2017/2018.

4.      Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.        

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta PT. Rineksa Cipta

Engkos S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta; Erlangga

Husni, Agusta, dkk. 1987. Buku pintar Olahraga. Jakarta; CV Mawar Gempita

Muhajir, 1998, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Untuk SMU Kelas 2, Jakarta; Erlangga

Slamet, S.R. 1994.Penjaskes 3. Jakarta; Tiga Serangkai

Suharno. 1986, Ilmu Kepelatihan Olah Raga Yogyakarta; IKIP Yogyakarta.

Syarifuddin, Aib. 1997, Penjaskes 1,2,3, Jakarta; PT. Gramedia Widiasmara Indonesia