PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR

MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

PADA SISWA KELAS X IPS SEMESTER 1

SMA NEGERI 2 PATI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Nur Khixmah Yulihastuti

SMA Negeri 2 Pati

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah ini adalah menjelaskan proses layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa dan untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan belajar melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas X IPS semester 1 SMA Negeri 2 Pati tahun 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan agustus sampai desember 2015, bertempat di SMA Negeri 2 Pati.Subyek penelitian adalah 8 siswa kelas X IPS. Prosedur penelitian menggunakan penelitian tindakan bimbingan konseling yang terdiri dari 2 siklus.Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) pengamatan, 4) refleksi, setiap siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan.Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Proses layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa berhasil dengan kriteria layanan baik, (2) Adanya peningkatan kedisiplinan belajar dalam mengumpulkan tugas tepat waktu pada siswa berdasarkan hasil observasi dan wawancara guru mata pelajaran terdapat penurunan jumlah pelanggaran setelah BKp siklus I sebesar 32 dan setelah BKp siklus II sebesar nol atau tidak ada pelanggaran sama sekali. Hasil tes skala kedisiplinan belajar meningkat sebesar 24,14%. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar siswa dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok.

Kata kunci: Kedisiplinan Belajar, Bimbingan Kelompok.

 

PENDAHULUAN

Latar belakang yang mendorong penelitan ini adalah rendahnya kedisiplinanbelajar siswa dalam mengumpulkan tugas tepat waktu kepada masing-masing guru mapel, dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok. Pada tahun pelajaran 2017/2018 semester 1 ini, peneliti sering memperoleh keluhan dari guru mata pelajaran bahwa ada beberapa siswa kelas X IPS yang menunda-nunda mengumpulkan tugas yang diberikan oleh bapak/ibu guru sehingga tidak mengumpulkan tepat waktu, bahkan kadang-kadang dikerjakan pada jam-jam pelajaran sebelumnya, sehingga siswa tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran yang disampaikan oleh bapak/ibu guru yang mengajar saat itu.Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap siswa kelas X IPS terbukti bahwa kedisiplinan belajar rendah, diantaranya sering meninggalkan pelajaran, terlambat dalam masuk kelas, ramai dan sering membuat kegaduhan di kelas, kedisiplinan dalam membagi waktu dalam belajar dan mengumpulkan tugas. Hasil wawancara dengan guru mapel diperleh data siswa yang menunda mengumpulkan tugas adalah siswa kelas X IPS-1 terdapat 4 siswa, kelas X IPS-2 terdapat 2 siswa dan kelas X IPS-3 terdapat 2 siswa. Hasil wawancara dengan para siswa kelas X IPS yang sering menunda-nunda tugas didapatkan keterangan bahwa alasan menunda tugas diantaranya adalah kurang bisa membagi waktu antara kegiatan yang perlu dilakukan atau didahulukan dan mana kegiatan yang tidak perlu dilakukan, PRyang diberikan masing-masing guru terlalu banyak, siswa cenderung menyepelekan tugas yang diberikan oleh guru, kurang adanya kesadaran pada diri siswa akan pentingnya tugas yang diberikan oleh bapak/Ibu guru.Kondisi kedisiplinan mengumpulkan tugas tepat waktu yang masih rendah, diyakini dapat mempengaruhi tingkah laku siswa pada saat kegiatan belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu persoalan rendahnya tingkat kedisiplinan mengumpulkan tugas tepat waktu harus cepat terselesaikan, sebab apabila dibiarkan terus menerus pada akhirnya akan berdampak negatif untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Masalah rendahnya disiplin mengumpulkan tugas tepat waktu akan dapat teratasi melalui layanan bimbingan kelompok. Cara ini dipandang tepat karena melalui kelompok, masalah menunda tugas akan dibicarakan, alternatif penyelesaian masalah disetujui dan diformulasikan secara bersama-sama oleh para siswa. Siswa yang melakukan pelanggaran berdiskusi agar pelanggaran dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan.

Rumusan masalah penelitian ini: 1) Bagaimana proses layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa kelas X IPS Semester 1 SMA N 2 Pati tahun pelajaran 2017/2018 2) Apakah melalui penerapan layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa kelas X IPS semester 1, SMA N 2 Pati Tahun Pelajaran 2017/2018.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) menjelaskan proses layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa kelas X IPS semester 1 SMA N 2 Pati tahun pelajaran 2017/2018, 2) Untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan belajar melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas X IPSsemester SMA N 2 Pati Tahun pelajaran 2017/2018.

Manfaat Penelitian ini adalah: 1) Manfaat Teoritis: Penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bimbingan dan konseling, tentang model-model pembimbingan siswa dengan menggunakan bimbingan kelompok berdasarkan komitmen bersama melalui kelompok, kedisiplinan mengumpulkan tugas tepat waktu dapat meningkat. Penelitian ini juga dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya. 2) Manfaat Praktis: Bagi Siswa, Siswa memperoleh wawasan tentang pentingnya berperilaku disiplin dalam mengumpulkan tugas tepat waktu yang diberikan oleh bapak/ibu guru.Bagi Guru, Memberikan alternatif dalam mengarahkan siswa untuk disiplin mengumpulkan tugas tepat waktu.Bagi Sekolah, Meningkatnya disiplin mengumpulkan tugas tepat waktu akan meningkatkan kualitas siswa akan meningkat secara individu maupun kelompok dalam kegiatan belajar mengajar. Sekolah memperoleh sumbangan dalam menanamkan softskill pada diri siswa.

KAJIAN TEORI

Kedisiplinan berasal dari bahasa Latin yaitu discipulus, yang berarti mengajari atau mengikuti yang dihormati. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 767), menyatakan bahwa disiplin adalah: 1) Tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya), 2) Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib, 3) Bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu.Tu’u (2004: 45) menyebutkan bahwa fungsi disiplin adalah sebagai berikut:(1) Menata kehidupan bersama: Manusia adalah makhluk yang unik yang memiliki ciri, sifat, kepribadian, latar belakang dan pola pikir yang berbeda-beda. (2) Membangun kepribadian: Kepribadian adalah keseluruhan sifat, tingkah laku dan pola hidup seseorang yang tercermin dalam penampilan, perkataan, dan perbuatan sehari-hari. (3) Menciptakan lingkungan kondusif: Dalam pendidikan ada proses mendidik, mengajar, dan melatih. Disiplin itu sangat perlu dalam proses belajar mengajar karenadapat membantu kegiatan belajar. Kedisiplinan berasal dari kata sifat yaitu disiplin yang diberi imbuan Ke-an. Menurut Prijadaminto (2004: 5) bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan pada Tuhan, Keteraturan, dan ketertiban dalam memperoleh ilmu. Menurut Slameto (2003: 32) aspek-aspek kedisiplinan dalam pemanfaatan waktu belajar, meliputi: 1) Cara mengatur waktu belajar, Masalah yang sering dihadapi oleh siswa adalah mengeluh kekurangan waktu untuk belajarnya, tetapi mereka sebenarnya kurang memiliki keteraturan dan disiplin untuk mempergunakan waktu secara efisien. 2) Pengelompokan waktu, Banyak siswa yang kurang dapat memanfaatkan waktunya dengan baik karena tidak membagi-bagi waktunya untuk macam-macam keperluan. Segi dan teknik mengatur waktu perlu dipahami sebagai langkah untuk mengembangkan keterampilan mengelola waktu belajar. 3) Penjatahan waktu belajar, Setiap siswa perlu memiliki prinsip belajar secara taratur dan harus mempunyai rencana kerja. Agar siswa tidak membuang waktu dan ragu-ragu terhadap apa yang hendak dipelajarinya maka harus punya rencana kerja atau daftar waktu dalam belajar. 4) Disiplin terhadap tugas,: (1) mengerjakan tugas pekerjaan rumah (PR)Salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Menurut Slameto (2003: 45) mengerjakan tugas berupa pengerjaan tes, ulangan atau ujian yang diberikan guru, termasuk membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku ataupun soal-soal buatan sendiri. (2) Mengerjakan tugas di sekolah, Adapun tugas di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan tes atau ulangan harian, ulangan umum ataupun ujian, baik yang tertulis maupun lisan. Dalam menghadapi tugas-tugas di atas perlu dilaksanakan langkah-langkah persiapan sebagai berikut: a) Hindari belajar terlalu banyak pada saat-saat akan ujian, b) Pelajari kembali materi yang pernah didapat secara teratur, c) Buat ringkasan tentang materi yang sedang dipelajari,d) Pelajari latihan soal dan tugas yang sudah pernah dikerjakan, e) Peliharalah kondisi kesehatan, f) Konsentrasikan seluruh perhatian terhadap tugas, g) Siapkanlah perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Pati kelas X IPS pada Tahun Pelajaran 2017/2018. Waktu penelitian ini dimulai pada tanggal 12 Oktober 2015 sampai dengan 20 November 2015. Variabel bebas adalah layanan bimbingan kelompok, sedangkan variabel terikat adalah kedisiplinan belajar siswa. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X IPS di SMA Negeri 2 Pati yang berjumlah 90 siswa. Sampel diambil dengan menggunakan cluster random sampling yaitu memilih sampel yang dianggap sesuai (mewakili populasi), terdapat 8 siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, siswa kelas X IPS 1 terdapat 4 siswa, kelas X IPS-2 terdapat 2 siswa dan kelas X IPS-3 terdapat 2 siswa. Prosedur penelitian mengunakan PTBK terdiri dari 2 siklus, tiap siklus terdiri atas 4 (empat) tahap dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yang meliputi: Perencanan tidakan (Planning), pelaksanaan tindakan (action), Pengamatan Tindakan (observation), Refleksi terhadap Tindakan (reflection). Tisp siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi awal kedisiplinan belajar siswa rendah.Rendahnya kedisiplinan belajar terutama mengumpulkan tugas tepat waktu diketahui berdasarkan wawancara pada guru mata pelajaran kelas X IPS, terdapat 8 siswa yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu. Hasil Pretes skala kedisiplinan pada kondisi awal menunjukkan rata-rata masih rendah yaitu 63% siswa dalam memahami kedisiplinan belajar terutama pada sikapnya mengumpulkan tugas tepat waktu. hasil observasi terhadap pelaksanaan Tindakan Guru Pembimbing dalam layanan Bimbingan Kelompok (BKp) pada siklus I sebesar 71,69 (kriteria: baik) dan siklus II sebesar 88,13 (kriteria: Sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa proses layanan BKp yang dilakukan oleh guru pembimbing meningkat dari siklus I ke siklus II. Hasil observasi terhadap pelaksanaan siswa dalam layanan Bimbingan Kelompok (BKp) pada siklus I sebesar 57,23 (kriteria: cukup) dan siklus II sebesar 77,36 (kriteria: baik), sehingga rata-rata layanan bimbingan kelompok dari siklus I ke siklus II sebesar 67,29 (kriteria: baik). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan siswa dalam layanan BKp yang dilakukan oleh siswa meningkat dari siklus I ke siklus II. hasil observasi terhadap Situasi Pelaksanaan layanan Bimbingan kelompok (BKp) siklus I ke siklus II dengan hasil sebagai berikut: pada tahap pembentukan, situasi lebih kondusif setelah guru pembimbing memberikan tambahan penjelasan yang bersifat humoris sehingga tidak tegang, meningkat menjadi adanya empati yang ditunjukkan guru pembimbing ditambah pernyataan kesediaan membantu secara khusus, menjadikan anggota kelompok nampak makin sungguh-sungguh dalam merespon stimulasi yang diterimanya. Pada tahap peralihan terdapat situasi tidak tegang dan lebih menyenangkan setelah anggota mengetahui urutan langkah – langkah kegiatan yang akan dijalani, meningkat menjadi adanya Pemberian contoh dari guru pembimbing mendorong anggota kelompok untuk mengemukakan pendapatnya. Pada tahap kegiatan terdapat masalah yang diajukan guru pembimbing lebih cepat dipahami setelah para anggota BKp diberi kesempatan untuk eksplorasi, meningkat menjadi adanya sharing pengalaman dalam menghadapi masalah antar anggota kelompok menjadikan anggota kelompok menguji kemungkinannya untuk diterapkan pada dirinya. Pada tahap pengakhiran Ada perasaan puas pada beberapa anggota pada saat pengakhiran dan juga ada rasa ingin melanjutkan pertemuan BKp, karena ternyata kegiatan BKp menyenangkan dan betul-betul ada penyelesaian masalah, meningkat menjadi adanya usulan untuk kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan lagi, dengan membahas topik lanjutan. hasil observasi terhadap kedisiplinan siswa dalam mengumpulkan tugas masing-masing mata pelajaran, terdapat jumlah pelanggaran setelah BKp siklus I sebesar 32 dan jumlah pelanggaran setelah BKp siklus II sebesar nol atau tidak ada pelanggaran sama sekali. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kedisiplinan siswa dalam mengumpulkan tugas tepat waktu. Hasil pre tes skala kedisiplinan belajar pada siswa sebelum layanan Bkp siklus I sebesar 88,5 (63%) dan hasi post tes setelah layanan BKp siklus II sebesar 122 (87,14%). Hal ini menunjukkan bahwa kedisiplinan belajar siswa meningkat sebesar 24,14%. 1) Proses layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa kelas X IPS semester 1 SMA N 2 Pati dikatakan berhasil dengan kriteria layanan Baik, dimana pada tahap pembentukan, situasi lebih kondusif setelah pemimpin kelompok memberikan tambahan penjelasan yang bersifat humoris sehingga tidak tegang, meningkat menjadi adanya empati yang ditunjukkan pemimpin kelompok ditambah pernyataan kesediaan membantu secara khusus, menjadikan anggota kelompok nampak makin sungguh-sungguh dalam merespon stimulasi yang diterimanya. Tahap peralihan terdapat situasi tidak tegang dan lebih menyenangkan setelah anggota mengetahui urutan langkah – langkah kegiatan yang akan dijalani, meningkat menjadi adanya Pemberian contoh dari pemimpin kelompok mendorong anggota kelompok untuk mengemukakan pendapatnya. Tahap kegiatan terdapat masalah yang diajukan pemimpin kelompok lebih cepat dipahami setelah para anggota BKp diberi kesempatan untuk eksplorasi, meningkat menjadi adanya sharing pengalaman dalam menghadapi masalah antar anggota kelompok menjadikan anggota kelompok menguji kemungkinannya untuk diterapkan pada dirinya. Pada tahap pengakhiran Ada perasaan puas pada beberapa anggota pada saat pengakhiran dan juga ada rasa ingin melanjutkan pertemuan BKp, karena ternyata kegiatan BKp menyenangkan dan betul-betul ada penyelesaian masalah, meningkat menjadi adanya usulan untuk kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan lagi, dengan membahas topik yang berkenaan dengan pribadinya. 2) Adanya peningkatan kedisiplinan belajar terutama dalam mengerjakan tugas tepat waktu pada siswa, dimana jumlah pelanggaran setelah BKp siklus I sebesar 32 dan jumlah pelanggaran setelah BKp siklus II sebesar nol atau tidak ada pelanggaran sama sekali. Hasil pre tes skala kedisiplinan belajar pada siswa sebelum layanan Bkp siklus I sebesar 88,5 (63%) dan hasil post tes setelah layanan BKp siklus II sebesar 122 (87,14%). Hal ini menunjukkan bahwa kedisiplinan belajar siswa meningkat sebesar 24,14%

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1) Proses layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan belajar pada siswa kelas X IPS semester 1 SMA N 2 Pati dikatakan berhasil dengan kriteria layanan Baik. 2) Adanya peningkatan kedisiplinan belajar terutama dalam mengerjakan tugas tepat waktu pada siswa, dimana jumlah pelanggaran setelah BKp siklus I sebesar 32 dan jumlah pelanggaran setelah BKp siklus II sebesar nol atau tidak ada pelanggaran sama sekali. Hasil l post tes skala kedisiplinan belajar pada siswa setelah layanan BKp meningkat sebesar 24,14%.

Saran yang diajukan peneliti adalah Siswa hendaknya memanfaatkan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan kedisiplinan belajar, terutama mengumpulkan tugas tepat waktu. Guru pembimbing agar dapat menerapkan layanan bimbingan kelompok sebagai alternatif bagi guru bimbingan konseling untuk menyelesaikan rendahnya kedisiplinan belajar siswa. Kepala sekolah lebih memberikan kesempatan kepada guru pembimbing untuk melakukan penelitian dan mengembangkan pengetahuan di bidang bimbingan konseling.Peneliti hendaknya menjalin kerjasama dengan kolaborator-kolaborator penelitian untuk meningkatkan sensitivitas terhadap persoalan yang muncul dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya sebagai guru bimbingan konseling dan mencari strategi-strategi kontemporer dalam mengaktualisasi beragam jenis layanan bimbingan kelompok untuk menghadapi beragam persoalan yang ada dalam area tanggung jawab bimbingan dan konseling.Pihak sekolah memberikan perhatian terhadap layanan bimbingan konseling yang ada di sekolah, supaya layanan bimbingan berjalan lebih efektif sehingga dapat memberi manfaat kepada semua warga sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiono. 2006. Pengertian disiplin. http//repository.usu.ac.id. diakses pada tanggal 12 oktober 2015, pukul 11.00.

Ekosiswoyo, Rasdi., Rachman Maman. 2000. Manajemen Kelas. IKIP Semarang Press.

Gunawan, Yusuf dan Catherine Dewi Liman Subroto.2001. Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa.Jakarta: PT Prenhallindo

Muhammad Sobri Moerdiyanto, dalam Jurnal Harmoni Sosial (Jurnal Pendidikan IPS UNY), Volume 1 Nomor 1 tahun 2014 halaman 20

Mohamad Surya. 2001. Bina Keluarga, Semarang: Aneka Ilmu, 2001

Oemar Hamalik. 2005. Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.

Prayitno. 2005. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.

Prayitno. 2012. Layanan Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok. Padang: Universitas Padang.

Prayitno dan Erman Amti, 2002.Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling: Rineka Cipta. Jakarta.

Prijodarminto, Soegeng. 2004. Disiplin Kiat Menuju Sukses, cetakan ke 6. Jakarta: PT. Abadi

Putri Noviani, Yusmansyah, Ranni Rahmayanthi Zulkifli dalam jurnal ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling FKIP UNILA) tahun 2013 halaman 30.

Romlah, Tatik. 2006. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang.

Santoso, Slamet. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara

Singgih Tego Saputro & Pardiman dalam Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Halaman 78 – 97

Suharsimi Arikunto. 2006. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Sutoyo, Anwar.2009. Pemahaman Individu.Semarang: Jakarta: CV. Widya Karya.

Syaifudin.2000.Penyusunan Skala Psikologi.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Saifuddin Azwar. 2004. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slameto.2003.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta.

Sukadji, S. 2000. Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok: Lembaga Pengambangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Syafruddin. 2005. Hubungan antara Disiplin Belajar dan Perhatian Orang Tua dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia SMA PGRI Sungguminasa Kabupaten Gowa. Jurnal Edukasi. No. 2. Hal 79 – 85. FIP.Universitas Negeri Makasar.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2004. Jakarta: Balai Pustaka.

Tohirin. 2009. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Rajawali pers

Tulus Tu’u. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.

Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Semiawan. 2009. Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta: Indeks Pustaka.

Slameto, 2003.Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Tadjri Imam.2012. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Semarang: Widya Karya.

Yasin, Fatah. 2011. Penumbuhan kedisiplinan sebagai penumbuhan karakter peserta didik di Madrasah. Jurnal el Hikmah Fakultas Tarbiyah UIN Malang (IX) 1:123-129

Yusuf, S. (2012).Psikologi perkembangan anak dan remaja.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.