PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR KEWIRAUSAHAAN

PADA KOMPETENSI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

DENGAN PEMBELAJARAN INTERPRETATIF BERBASIS ICT

UNTUK KELAS XII IPA-2 MA NEGERI 1 SRAGEN

 

Khanifudin

MA Negeri 1 Sragen

 

ABSTRAK

 Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan pembelajaran yang berbasis ICT pada kompetensi Analisis Laporan Keuangan. (2) Meningkatkan hasil belajar siswa dengan pembelajaran yang berbasis ICT pada kompetensi Analisis Laporan Keuangan mata pelajaran Kewirausahaan kelas XII IPA-2 di MA Negeri 1 Sragen. Pelaksanaan Siklus I dan II, meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan (kegiatan guru dan siswa), observasi dan reflleksi. Ketuntasan belajar siswa (yang mendapat nilai di atas KKM atau yang memperoleh nilai lebih dari 70) yaitu dari 6 siswa (15,4 %) sebelum tindakan, menjadi 9 siswa (23,68 %) setelah Siklus I dan mengalami peningkatan menjadi 31 siswa atau 81,58 % setelah Siklus II. Interaksi siswa dalam diskusi kelompok juga mengalami peningkatan dengan kategori terbaik pada Siklus I sebanyak 11,1 % pada Siklus II mengalami peningkatan menjadi 55,6 %, kategori baik pada Siklus I sebanyak 22,2 % pada Siklus II naik menjadi 33,3 %, kategori cukup baik pada Siklus I sebanyak 44,5 % pada Siklus II berkurang menjadi 11,1 %, dan pada Siklus I untuk kategori kurang baik sebanyak 22,2 % pada Siklus II tidak ada (0 %).  Berdasarkan hasil analisis aktivitas siswa dalam kelompoknya serta hasil belajar siswa dalam pemberian tindakan dengan menggunakan pembelajaran berbasis ICT diperioleh peningkatan baik aktivitas siswa dalam kelompok maupun hasil belajar siswa. Kata kunci: Aktivitas belajar siswa dan pembelajaran interpretatif berbasis ICT.

Kata kunci: kewirausahaan, pembelajaran interpretatif

 

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Kewirausahaan merupakan proses seseorang guna mengejar peluang-peluang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan selalu inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan. Oleh karena itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat saat ini tidak lepas dari ilmu kewirausahaan sebagai salah satu ilmu dasar dalam mengelola usaha.

Pembelajaran Kewirausahaan di MA Negeri 1 Sragen aktivitas dan hasil belajarnya masih rendah, ini ditandai minat dan semangat belajar yang kendor, kemampuan dalam proses menghitung juga rendah, kemampuan menganalisis soal sangat terbatas dan kemampuan dalam pencapaian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) masih dibawah standar, secara umum aktivitas dan hasil belajar dianggap masih dibawah rata-rata.

Oleh karena itu peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul ”Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar melalui Pembelajaran Interpretatif Berbasis ICT” untuk menjawab permasalahan pembelajaran Kewirausahaan khususnya pada materi Analisis Laporan Keuangan.

RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

  1. Apakah Pembelajaran yang berbasis ICT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pembelajaran Analisa Laporan Keuangan?
  2. Apakah Pembelajaran yang berbasis ICT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pembelajaran Analisa Laporan Keuangan?

TUJUAN PENELITIAN

  1. Meningkatkan aktifitas dan kemampuan belajar Kewirausahaan.
  2. Meningkatkan minat belajar Kewirausahaan.
  3. Meningkatkan kemampuan menganalisis soal.
  4. Mengerjakan proses matematik (hitungan)dengan baik, cepat dan benar.

MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian adalah:

  1. 1. Bagi siswa dalam menghadapi era globalisasi informasi, dan teknologi yang sangat pesat seperti pada saat sekarang ini sudah seharusnya setiap siswa penuh perhatian yang sangat tinggi terhadap mata pelajaran Kewirausahaan.
  2. 2. Bagi guru, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini merupakan self reflectif teaching untuk meningkatkan proses pembelajaran pada mata pelajaran Kewirausahaan.
  3. 3. Bagi sekolah sendiri dapat menjadi obat penyembuh dari permasalahan-permasalahan PBM (proses pembelajaran) kelak menjadi sehat dan optimal dan mampu mencapai KKM (Kriteria ketuntasan Minimal).

KAJIAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI

Konsep Aktivitas Belajar

Menurut Anwar (2005:18) dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia, aktivitas didefinisikan sebagai kegiatan atau kesibukan. Selanjutnya menurut TIM Dosen FIP_IKIP Malang (2012:130) mengungkapkan bahwa manusia adalah merupakan mahluk yang aktif. Keaktifan itu diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, yang mana proses pendidikan adalah merupakan salah satu aktivitas pendidikan.

Menurut Whipple dalam Hamalik (2006:173–174) menjelaskan aktivitas belajar dengan membagi kegiatan-kegiatan murid sebagai berikut: 1) Bekerja dengan alat-alat visual, 2) Mempelajari masaalah-masalah, 3) Mengapresiasi literature, 4) Ilustrasi dan konstruksi, 5) Bekerja menyajikan informasi, dan 6) Cek dan tes.

Hasil Belajar

Menurut Slameto (2007:89) untuk memperoleh hasil belajar yang tinggi sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi hasil belajar meliputi (1) faktor siswa; (2) faktor pengajar (guru); (3) bahan dan materi yang dipelajari; (4) media pengajaran; (5) karakteristik fisik sekolah; (6) faktor lingkungan dan situasi.

Hasil belajar yang dimaksud adalah kemampuan dalam memahami, memformulasikan menghitung dan menganalisa soal dalam mencapai suatu tujuan yang ada pada indikator RPP yang telah ditentukan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena suatu proses dikatakan berhasil apabila dilihat output dalam hal ini hasil belajar siswa, baik secara individu maupun kelompok. Hasil belajar yang diharapkan jika kompetensi yang diharapkan sekolah yakni tercapai 85 % siswa telah mencapai KKM = 70.

Media ICT

Pembelajaran yang berbasis ICT adalah Pembelajaran yang memakai media Teknologi dan Komunikasi (Information and Comunication Tehnology atau ICT). Pada bidang pembelajaran (Learning), dengan menggunakan fasilitas elektronika (e), penggabungan antara keduanya disebut pembelajaran melalui elektronik atau e_learning. Dengan demikian, e-Lerning atau pembelajaran melalui on-line adalah pembelajarn yang pelaksanaanya didukung oleh teknologi seperti telepon, audio, video, tape, trasmisi, atau komputer.

Penggunaan media khususnya computer dalam pembelajaran sangat memudahkan bagi guru dalam menyajikan materi, misalnya pada Progran Microsoft Power Point, kita dapat menbuat gambar yang bergerak (animasi),materi dengan latar belakang gambar atau foto. Desain gambar lebih menarik, dapat merangsang siswa lebih banyak beraktivitas.Disamping itu siswa juga dapat mencari bahan-bahan atau materi dari internet.

METODE PENELITIAN

SETTING PENELITIAN

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2013/2014 semester genap, Pebruari tahun 2014, sesuai dengan dengan program semester (Promes) penyampaian materi Analisa Laporan Keuangan mata pelajaran Kewirausahaan Kelas XII di MA Negeri 1 Sragen.

 SUBJEK PENELITIAN

Sedangkan sampel atau subjek penelitian diambil dari kelas XII IPA-2 karena hasil belajar dan kerjasama antarsiswa pada pembelajaran kompetensi sebelumnya masih rendah dibanding kelas yang lain. Jumlah siswa Kelas XII IPA-2 ada 38 siswa.

Untuk menjawab permasalahan dari kegiatan penelitian ini, maka ada beberapa faktor yang akan diselidiki:

Siswa

Faktor yang diselidiki adalah penguasaan materi meliputi sasaran belajar tipe isi berupa fakta, konsep, prosedur dan prinsip dari materi pembelajaran Kewirausahaan.

Guru

Hal yang diselidiki tentang faktor guru adalah bagaimana mempersiapkan materi pelajaran dan memodelkan, medesain dan membelajarkan siswa menggunkan media ICT.

 

Sumber dan media pembelajaran

TEKNIK DAN ALAT PENGUMPUL DATA

Sumber Data

Karena subjek penelitian adalah siswa kelas XII IPA-2, maka sumber data di dapat dari siswa kelas XII IPA-2 dengan segala macam bentuk kegiatan yang dilaksanakan di kelas.

Jenis Data

Jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari:

  1. Tes hasil belajar berupa tes hasil belajar produk dan tes unjuk kerja
  2. Lembar observasi
  3. Jurnal siswa

PROSEDUR PENELITIAN

Prosedur penelitian ini direncanakan terdiri dari 2 siklus (Siklus I dan Siklus II). Tiap siklus dilaksanakan berdasarkan indikator yang ingin dicapai pada setiap faktor yang diselidiki. Untuk mendapatkan pemahaman awal siswa tentang Analisis Laporan Keuangan maka dilakukan tes awal yang hasilnya akan dijadikan tolok ukur dalam menetapkan tindakan.

Siklus I

Pada tahap ini di adakan test kemudian dianalisa, yaitu dengan membandingkan nilai tes dengan hasil tes pada kompetensi sebelumnya. Refleksi yaitu dengan memperhatikan kejadian-kejadian selama proses pembelajaran dari lembar observasi dengan hasil tes yang dicapai siswa dan jurnal harian. Dengan memperhatikan kelemahan dan kekurangan serta hambatan-hambatan dalam memecahkan masalah pada siklus I, sehingga menjadi bahan pertimbangan perbaikan pada perencanaan siklus II.

Indikator keberhasilan Siklus 1, apabila 65 % siswa telah mencapai ketuntasan belajar produk dan proses secara klasikal dengan skor/nilai diatas 70.

Siklus II

Dari hasil tes dianalisa dengan membandingkan nilai tes pada siklus II dengan nilai tes pada siklus I. Refleksi yaitu dengan memperhatikan kejadian-kejadian selama proses pembelajaran dari lembar observasi dengan hasil tes yang dicapai siswa, sebagai upaya evaluasi yang dilakukan guru dan kolaborator dalam penelitian tindakan kelas (PTK).

Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah-langkah lebih lanjut. Indikator keberhasilan Siklus II, apabila 75 % siswa telah mencapai ketuntasan belajar produk dan proses secara klasikal dengan skor/nilai diatas 70.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KONDISI AWAL

Hasil ulangan harian (formatif) pada tes kompetensi dasar sebelumnya (sebelum tindakan) diperoleh hasil yang masih rendah, yaitu hanya 15,79 % atau 6 siswa dari 38 siswa yang memperoleh nilai secara klasikal diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan batas nilai 70.

SIKLUS I

Untuk mengatasi kondisi di atas dilakukan penelitian tindakan kelas, yang dimulai dengan Siklus I yang terdiri dari:

Perencanaan

Pada tahap ini guru merencanakan pembelajaran dengan menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan mempertimbangkan kondisi awal, menyiapkan bahan ajar, sumber dan bahan presentasi LKS (Lembar kerja Siswa), menyusun soal tes, mempersiapkan CD pembelajaran kewirausahaan, mendesain presentasi pembelajaran dengan program Powerpoint yang berhubungan dengan kompetensi Analisis Laporan Keuangan.

Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini semua media sudah siap di operasikan, guru menayangkan materi Analisa Laporan Keuangan yang didalamnya sudah ada tujuan yang akan dicapai pada kompetensi dasar di materi itu.

Observasi dan Evaluasi

Hasil Belajar Siswa

Nilai Individu Siswa

Dari data nilai hasil tes Siklus I yang diikuti sejumlah 38 siswa. didapat distribusi nilai sebagai berikut: nilai terendah (minimum) 25, nilai tertinggi (maksimum) 75, dan rata-rata nilai (mean) sebesar 50,39.

Dengan demikian dari sudut ketuntasan belajar (yang mendapat nilai di atas KKM secara klasikal atau yang memperoleh nilai hasil belajar lebih dari 69% telah mengalami peningkatan biarpun belum seberapa yaitu dari 6 siswa (15,79 %) sebelum tindakan setelah Siklus I menjadi 9 siswa (23,69 %).

Kelompok 5 mendapat penghargaan sebagai kelompok terbaik, sedang kelompok 6 dan 8 mendapat penghargaan kelompok baik, dan kelompok 1, 2, 3, dan 4 mendapat penghargaan kelompok cukup baik, serta kelompok 7 dan 9 mendapat penghargaan sebagai kelompok masih kurang baik.

Observasi

Jika dikaitkan dengan hasil observasi guru oleh kolaborator guru kewirausahaan terhadap aktivitas siswa dalam kelompoknya selama proses belajar mengajar sudah cukup baik tetapi belum sesuai dengan apa yang diharapkan.

Namun demikian dari hasil observasi dapat diamati terjadi peningkatan aktivitas dan interaksi antar siswa dalam diskusi kelompok, sebagain besar siswa mampu memberikan kontribusi atau pendapat dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompoknya, meskipun ada beberapa siswa yang belum mampu menyelesaikan soal yang diberikan kepada kelompoknya.

Refleksi

Pada Siklus I ini karena belum terbiasa penerapan pendekatan media ICT dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa masih belum optimal, siswa sering meninggalkan kegiatan dalam kelompoknya dan bergabung dengan kelompok lain, dan banyak siswa yang tidak memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan baik yang diajukan oleh guru maupun oleh anggota kelompoknya.

Secara garis besar kelemahan pada Siklus I yaitu membutuhkan waktu yang agak lama melebihi yang direncanakan untuk menye-suaikan diri dengan suasana kelas. Kelebihannya aktivitas siswa mulai meningkat dengan mulai berlatih bekerja sama dalam satu team atau kelompok.

SIKLUS II

Perencanaan

Dengan menetapkan/merumuskan keunggulan dan kelemahan yang dicapai pada kegiatan Siklus 1, meninjau kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada materi pokok analisis keuangan, dan mengevalusi kembali media “ ICT”, Lembar kerja Siswa(LKS), lembar observesi untuk kegiatan siswa dan guru, alat evaluasi penilaian proses dan hasil belajar yang telah disiapkan.

Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini, meliputi:

  1. a) Kegiatan Pendahuluan: guru membimbing siswa melakukan apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
  2. b) Kegiatan Inti: guru menyampaikan pokok-pokok materi yang ber-hubungan dengan materi analisa laporan keuangan dengan menggunakan media ICT, guru membagi siswa ke dalam kelompok dan diminta me-ngerjakan LKS dengan bantuan media ICT, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan rebutan antara kelompok untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pokok analisa laporan keuangan dan guru memberikan penghargaan pada kelompok terbaik.
  3. c) Kegiatan Penutup: guru membimbing siswa merangkum materi pe-lajaran, guru memberi tugas membuat jurnal sebagai refleksi dari hasil kegiatan pembelajaran, dan pada akhir Siklus II, guru melakukan evaluasi atau tes formatif.

Observasi dan evaluasi

Hasil belajar Siswa

Nilai Individu Siswa

Data nilai hasil tes belajar pada Siklus II yang diikuti sejumlah 38 siswa, didapat distribusi nilai sebagai berikut: nilai terendah (minimum) 45, nilai tertinggi (maksimum) 100, dan rata-rata nilai (mean) sebesar 86,84.

Dengan demikian dari sudut ketuntasan belajar (yang mendapat nilai diatas KKM atau lebih dari 70) telah mengalami peningkatan yaitu dari 9 siswa (23,68 % pada Siklus I).menjadi 33 siswa atau 86,84 % (pada Siklus II).

Nilai Kelompok

Pada Siklus II ini tidak ada kelompok yang kinerjanya dalam kategori kurang baik.

Observasi

Berdasarkan hasil observasi pada Siklus II ini baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa telah menunjukkan peningkatan yang positif, dalam arti bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang diharapkan dalam rencana pembelajaran (RPP). Dimana kekurangan–kekurangan pada Siklus I sudah diantisipasi.

 Refleksi

Pada Siklus II siswa lebih bersemangat belajar, terlihat dari aktivitas siswa bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru, siswa tampak serius dan semangat menjelaskan atau mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, dalam mengerjakan soal tampak tiap siswa bersaing dengan siswa atau kelompok yang lain untuk menunjukkan hasilnya ke depan maupun menyelesaikan hasil diskusi. Pembelajaran juga tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan. Sehingga siswa sudah menyadari dan memahami sasaran yang harus dicapai dalam pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran ICT.

PEMBAHASAN ANTAR SIKLUS

Hasil Belajar Siswa

Nilai Individu

Sebelum tindakan tidak ada siswa yang memperoleh kriteria sangat baik, pada Siklus I hasil belajar individu sebanyak 0 % dengan kriteria sangat baik, dan pada Siklus II hasil belajar individu dengan kriteria sangat baik sebanyak 5,26 %. Pada kriteria baik sebelum tindakan ada 2,63 %, pada Siklus I hasil belajar individu dengan kriteria baik sebanyak 0 % dan pada Siklus II sebanyak 42,11 %.Pada kriteria cukup baik sebelum tindakan 13,16 %, pada Siklus I sebesar 23,68 % dan pada Siklus II sebesar 39,47 %. Sedangkan pada kriteria kurang baik sebelum tindakan 84,21 %, pada Siklus I sebanyak 76,32 % dan pada Siklus II sebesar 13,16 %.

Nilai Kelompok

Kelompok dengan kategori terbaik pada Siklus I sebanyak 11,1 % pada Siklus II mengalami peningkatan menjadi 55,6 %, kategori baik pada Siklus I sebanyak 22,2 % pada Siklus II naik menjadi 33,3 %, kategori cukup baik pada Siklus I sebanyak 44,5 % pada Siklus II berkurang menjadi 11,1 %, dan pada Siklus I untuk kategori kurang baik sebanyak 22,2 % pada Siklus II tidak ada (0 %).

Aktivitas Siswa

Aktivitas guru maupun aktivitas siswa telah menunjukkan peningkatan yang positif, dalam arti bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang diharapkan dalam rencana pembelajaran. Dimana kekurangan–kekurangan pada siklus I sudah diantisipasi pada Siklus II. Sedangkan aktivitas siswa dalam kelompok telah mengalami peningkatan dalam arti bahwa sebagian besar siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini ditandai dengan mengerjakan kegiatan sekaligus menyelelesaikan soal yang ditugaskan kepada kelomponya, apabila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti, tanpa ragu-ragu siswa segera bertanya baik kepada anggota kelompoknya maupun kepada guru sehingga mereka mampu mengemukakan pendapatnya dan menjawab pertanyaan baik kepada guru atau anggota kelompoknya.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan dalam penelitian, bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media ICT dapat dijelaskan bahwa, nilai hasil belajar siswa sebelum pembelajaran (tes awal) dengan menggunakan pendekatan media ICT sangatlah rendah dan belum mencapai standar ketuntasan belajar (KKM = 70). Rata-rata nilai tes awal untuk tes siklus I yang dilakukan sebelum pembelajaran yaitu sebesar 61,5 dengan presentasi siswa yang tuntas adalah sebesar 15,79 %. Setelah pelaksanaan tindakan pertama melalui pendekatan media ICT pada pokok bahasan Analisa Laporan Keuangan diperoleh gambaran ketuntasan belajar siswa melalui tes akhir tindakan Siklus I., dimana dari 38 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM sejumlah 9 siswa dan 29 siswa lain masih memperolah nilai dibawah 70,0 secara deskriptif nilai rata-rata hasil belajar siswa pada tindakan Siklus I sebesar 50,39 dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 23,68 % sehingga dikategorikan masih rendah.

Pada tindakan Siklus II dari 38 siswa yang memperoleh nilai diatas KKM = 70 sejumlah 33 siswa dan 5 siswa yang lain masih memperolah nilai dibawah 70, secara deskriptif nilai rata-rata hasil belajar siswa pada tindakan Siklus II sebesar 86,84 dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 86,84 % sehingga dikategorikan sangat baik. Berdasarkan hasil analisis nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan media ICT terlihat mengalami peningkatan dari Siklus I, Siklus II sampai dengan post test.

Selanjutnya peneliti kembali melakukan pembelajaran untuk tindakan Siklus II pada pokok bahasan Analisis Laporan Keuangan dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sebagai upaya perbaikan pada tindakan Siklus I ke Siklus II dengan tetap menerapkan pendekatan pembelajaran ICT. Selain itu pula siswa sudah menyadari dan memahami sasaran yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran ICT sehinga sebagian besar siswa aktif dalam proses belajar mengajar.

Sedangkan untuk rata-rata hasil belajar siswa dalam kelompok dari tes awal, tes tindakan Siklus I dan Siklus II sampai pada tes formatif atau post test mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas siswa dalam kelompok seiring dengan peningkatan hasil belajar siswa dalam kelompok.

PENUTUP

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan bahwa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang berbasis ICT pada siswa dapatlah disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

  1. Dapat meningkatkan hasil belajar, dilihat dari:
  1. Peningkatan Nilai Individu yaitu dari kategori sangat baik sebelum tindakan sebesar 0 %, setelah tindakan pada Siklus I yaitu menggunakan pendekatan pembelajaran yang berbasis ICT pada siswa menjadi 0 % dan setelah Siklus II menjadi 5,26 %. Kategori baik dari 2,63 % menjadi 0 % setelah Siklus I, dan 42,11 % setelah siklus II. Kategori cukup baik dari 13,16 % menjadi 23,68 % setelah Siklus I, dan 39,47 % setelah siklus II, ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai 86,84 %.
  2. Interaksi siswa dalam kelompok juga mengalami peningkatan setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang berbasis ICT pada siswa, peningkatan nilai kelompok untuk kriteria terbaik 11,1 % pada Siklus I menjadi 55,6 % pada Siklus II. Kriteria baik pada Siklus I sebesar 22,2 %, pada Ssiklus II sebesar 33,3 %, ini berarti interaksi siswa dalam kelompok terjadi peningkatan.
  3. Sedangkan untuk rata-rata hasil belajar siswa dari tes awal, tes tindakan Siklus I dan Siklus II sampai pada tes formatif atau post test mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas siswa dan interaksi siswa dalam diskusi kelompok seiring dengan peningkatan hasil belajar siswa.

SARAN

Ada beberapa saran yang perlu disampaikan sehubungan dengan penelitian ini, yaitu:

  1. Guru hendaknya melaksanakan pembelajaran dengan memperhatikan tingkat kesulitan kompetensi pelajarannya. Pendekatan, metode dan media pembelajaran yang tepat dapat membangkitkan kerjasama antar siswa, sehingga pembelajaran lebih interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi dan insfiratif, yang pada akhirnya dapat mewujudkan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
  2. Bagi siswa, yang perlu diperhatikan bahwa peningkatan belajar melalui interaksi dalam diskusi kelompok lebih baik dari pada belajar sendiri, karena dalam belajar diskusi kelompok dituntut kerja sama dan tanggung jawab untuk mencapai hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Asnawir, Basyiruddin Usman, (2002). Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press.

Asrori, Mohammad, Prof. Dr., (2008). Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV Wacana Prima.

Arikunto, Suharsimi, (2003). Manajemen Penelitian, Jakarta: Bumi Akasara.

Depag, (2002).Pedoman Pembelajaran Mata Pelajaran Kewirausahaan, Jakarta: Depar-temen Agama RI – Development of Madrasah Aliyahs Project (DMAP).

Depdiknas, 2003. Kurikulum Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kewirausahaan, Jakarta: Ditjen Dikasmen Dikmenum.

Hamalik, Oemar, (2006). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto, Ngalim M, (2007). Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Slameto, (2007). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta.

Usman, Moh Uzer, (2006). Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Bandung.

Wartini, dkk., (2010). Modul Kewirausahaan untuk SMK XII B Semester Genap, Sukoharjo: CV Seti-Aji.

Winkel, WS., (2007). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia.