PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

TENTANG KARYA BERTEKNOLOGI SEDERHANA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V SEMESTER II

SDN 1 LEBOSARI TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Musdalifah

Guru Kelas V SDN 1 Lebosari, Kec. Kangkung, Kab. Kendal

 

ABSTRAK

Kondisi Awal, hasil belajar siswa Kelas V mata pelajaran IPA menunjukkan bahwa hasil belajar IPA masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar IPA hanya 64. Ada beberapa asumsi yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa diantaranya, yaitu: 1) ada kecenderungan guru belum memanfaatkan media pembelajaran IPA secara optimal, 2) kurangnya variasi metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam pembelajaran IPA, 3) masih adanya siswa yang memperoleh hasil belajar di bawah KKM, 4) masih adanya siswa yang kurang memiliki keberanian dalam bertanya saat proses pembelajaran, 5) masih ada siswa yang kurang sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas, 6) masih ada siswa yang tidak tertarik dengan mata pelajaran IPA. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui penerapan metode eksperimen.Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN 1 Lebosari dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan dua siklus dan masing-masing siklus tiga pertemuan. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan atau prosedur penelitian. Prosedur PTK meliputi: (1) planning, yaitu merencanakan tindakan yang akan dilakukan, (2) Acting, yaitu melakukan implementasi tindakan sesuai dengan rencana, (3) observing, yaitu melakukan observasi aktifitas siswa, (4) Reflecting, yaitu melakukan analisis data dan refleksi secara kolaborasi untuk mengetahui perubahan selama pelaksanaan tindakan.Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat diketahui dari ketuntasan hasil belajar siswa yang semakin meningkat, dan rata-rata peningkatan rata-rata hasil belajar siswa Siklus I sebesar 73 dengan ketuntasan belajar individual mencapai 70% meningkat menjadi 82 dengan ketuntasan belajar individual 90% pada Siklus II.

Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, IPA, Teknologi Sederhana, Metode Eksperimen.

 

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekumpulan manusia untuk memajukan budi pekerti. Di Indonesia terdapat Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 yang menetapkan 8 komponen standar pendidikan berimplikasi pada arah kebijakan pengembangan kurikulum yang diwujudkan dalam Peraturan Menteri No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Peraturan Menteri No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Dalam upaya melaksanakan kebijakan pemerintah tersebut, guru dituntut untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten guna mengimplementasikan kebijakan pemerintah tersebut dalam tugasnya sebagai tenaga kependidikan, yaitu melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

Pelaksanaan pembelajaran IPA di SDN 1 Lebosari berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA Kelas V Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019 belum optimal. Selama pembelajaran, guru hanya berkomunikasi satu arah, yaitu guru memberikan penjelasan materi dengan bersumber dari buku paket dan belum memanfaatkan media pembelajaran/alat peraga dalam menjelaskan konsep IPA. Keaktifan anak dalam pembelajaran tidak ada karena guru menggunakan metode ceramah dan penugasan. Pelaksanaan pembelajaran seperti itu menyebabkan siswa nampak bersifat individualis, bosan, tidak antusias mengikuti pembelajaran. Bahkan ada beberapa siswa yang membuat kegaduhan dan mengganggu teman ketika pembelajaran berlangsung. Secara lengkap, hasil identifikasi masalah diketahui: 1) Keberanian siswa mengemukakan pertanyaan masih kurang, 2) Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran masih rendah, 3) Siswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan guru, 4) Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, 5) Kurangnya variasi metode yang digunakan guru, 6) Siswa kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas.

Kegiatan pembelajaran tersebut di atas mengakibatkan aktivitas dan hasil belajar siswa belum maksimal. Berdasarkan hasil rata-rata nilai ulangan akhir Semester I Tahun 2018/2019, nilai muatan pelajaran IPA berada paling terendah. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai IPA yang masih rendah. Pendidikan Agama (rata-rata 75), PKn (rata-rata 74), Bahasa Indonesia (rata-rata 72), Ilmu Pengetahuan Sosial (rata-rata 70), Seni Budaya dan Keterampilan (rata-rata 75), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (rata-rata 75), Mulok Seni Suara Jawa (rata-rata 70), Matematika (rata-rata 65), Bahasa Inggris (rata-rata 65) dan IPA (rata-rata 62). Dilihat dari proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan oleh guru adalah kurang menggunakan metode yang bervariasi, sehingga siswa cenderung pasif dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Metode eksperimen adalah salah satu metode yang sangat sesuai jika dikaitkan dengan tujuan pengajaran IPA. Dengan melakukan eksperimen, siswa terlibat langsung menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala hal. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat, dimana hal ini sangat dikehendaki dalam pengajaran modern. Siswa dalam melakukan proses eksperimen disamping memperoleh pengalaman, juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan, sehingga lebih mudah dalam memahami konsep-konsep IPA. Dengan eksperimen siswa menemukan sendiri perolehannya (konsep dan teori), sehingga akan berubah sikap mereka terhadap hal-hal yang tidak masuk akal.

Dalam eksperimen, setiap siswa harus mengadakan eksperimen, maka jumlah alat dan bahan atau materi eksperimen harus cukup bagi setiap siswa (kelompok). Agar eksperimen tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan eksperimen harus dalam keadaan baik. Dalam eksperimen, siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses eksperimen, sehingga perlu adanya waktu yang cukup lama untuk membuktikan kebenaran dari teori yang dipelajari itu. Siswa dalam eksperimen adalah belajar berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas sebab mereka disamping mereka memperoleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu. Perlu dipahami bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia. Kemungkinan karena keterbatasan alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan eksperimen karena alat belum ada.

Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa metode eksperimen terbukti meningkatkan aktivitas belajar, keterampilan proses maupun hasil belajar. Hasil penelitian Sulistya Wardani pada tahun 2012 adalah aktivitas dan hasil belajar meningkat. Persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada Siklus I sebesar 66,15 meningkat pada Siklus II sebesar 80,96. Begitu juga dengan hasil belajar siswa, rata-rata hasil belajar siswa pada Siklus I dengan nilai terendah sebesar 40 dan nilai tertinggi sebesar 90 dan pada Siklus II dengan nilai terendah sebesar 65 dan nilai tertinggi sebesar 100. Hasil penelitian Herlin Yuliana pada tahun 2014 adalah keterampilan proses dan hasil belajar meningkat. Keterampilan proses pada Siklus I sebesar 73,6% meningkat pada Siklus II sebesar 89,4%. Begitu juga dengan hasil belajar siswa, rata-rata hasil belajar siswa pada Siklus I sebesar 58,9 dan pada Siklus II sebesar 77,3. Hasil penelitian Rizki Ananda Nisa pada tahun 2014 adalah aktivitas dan hasil belajar meningkat. Persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada Siklus I sebesar 68,75% (kategori aktif) meningkat pada Siklus II sebesar 72,5% (kategori aktif). Begitu juga dengan hasil belajar siswa, rata-rata hasil belajar siswa pada Siklus I sebesar 85,81 dan pada Siklus II sebesar 86,5.

Melihat rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa, maka perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh guru untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk itu, peneliti akan mengadakan PTK dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA tentang Karya Berteknologi Sederhana melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas V Semester II SDN 1 Lebosari Tahun Pelajaran 2018/2019”.

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Kelas V SDN 1 Lebosari Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal pada Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019. Subjek penelitian berjumlah 30 siswa yang terdiri atas 13 laki-laki dan 17 perempuan.

Data penelitian ini merupakan data primer. Data penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data penelitian diperoleh pada Kondisi Awal dan setiap siklus sesuai dengan tindakan.

Teknik pengumpulan data meliputi teknik tes dan nontes. Teknik tes berupa tes tertulis yang terdiri dari 10 soal isian singkat. Teknik nontes berupa observasi kepada aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Prosedur penelitian dalam 2 (dua) siklus dan setiap siklus 3 (tiga) kali pertemuan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Hasil belajar pada Kondisi Awal dengan rata-rata sebesar 62 dengan ketuntasan sebesar 16,66% dan termasuk kategori cukup. Hasil belajar secara lengkap dalam gambar di bawah ini.

Gambar 4.1. Grafik batang hasil belajar IPA pada Kondisi Awal.

Hasil belajar pada Kondisi Awal dengan rata-rata yang lebih rendah daripada KKM sebesar 70. Hasil belajar termasuk dengan rata-rata yang termasuk kategori cukup, namun belum memenuhi KKM yang ditentukan.

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran IPA tentang Karya Berteknologi Sederhana melalui Metode Eksperimen dengan belajar kelompok dimana masing-masing kelompok melakukan eksperimen di meja masing-masing yang ditentukan. Siswa dan kelompoknya melakukan eksperimen sesuai dengan lembar kerja dan berdiskusi tentang hasil eksperimen tersebut. Pada pertemuan pertama, eksperimen menggunakan cermin. Pada pertemuan kedua, eksperimen menggunakan bohlam, Pada pertemuan ketiga, eksperimen menggunakan jarum dan kaleng bekas.

Hasil belajar pada Siklus I dengan rata-rata sebesar 73 dengan ketuntasan sebesar 66,67% dan termasuk kategori baik. Hasil belajar secara lengkap dalam gambar di bawah ini.

Gambar 4.5. Grafik batang hasil belajar IPA pada Siklus I.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran IPA tentang Karya Berteknologi Sederhana melalui Metode Eksperimen pada Siklus II pada prinsipnya adalah sama seperti pada Siklus I. Komposisi dan formasi maupun posisi masing-masing kelompok sama. Masing-masing anggota hanya menyesuaikan tempat saja. Pada pertemuan pertama, eksperimen menggunakan gelas, air dan senter. Pada pertemuan kedua, eksperimen menggunakan kertas marmer dan kalender, Pada pertemuan ketiga, eksperimen menggunakan teropong sederhana.

Hasil belajar pada Siklus II dengan rata-rata sebesar 82 dengan ketuntasan sebesar 90% dan termasuk kategori baik. Hasil belajar secara lengkap dalam gambar di bawah ini.

Gambar 4.9. Grafik batang hasil belajar IPA pada Siklus II.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar hasil belajar IPA tentang Karya Berteknologi Sederhana menggunakan metode eksperimen. Hal tersebut diindikasikan dari peningkatan hasil belajar Siklus I sebesar 73 dengan ketuntasan belajar individu 66,67% meningkat menjadi 82 dengan ketuntasan belajar individu 90% pada Siklus II. Peningkatan hasil belajar secara lengkap dalam gambar di bawah ini.

Gambar 4.10. Grafik batang perbandingan hasil belajar.

Terjadinya hipotesis tindakan dalam penelitian ini membuktikan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Disamping aspek kognitif siswa, penerapan pendekatan tersebut juga mampu meningkatkan aspek afektif dan psikomotor. Aspek afektif yang tampak, yakni kesungguhan, keberanian, sementara aspek psikomotor dapat dilihat dari kecepatan dan ketepatan siswa menyelesaikan serangkai tugas. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Bloom (dalam Anni, dkk 2007: 7) menyatakan bahwa “hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang mengusulkan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor”.

Peranan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen dapat diubah menjadi fasilitator dalam membimbing siswa. Sedangkan anak didik berusaha untuk mencapai tujuan itu dengan bantuan dan pembinaan dari guru. Semua unsur interaksi ini harus berproses dalam ikatan tujuan pendidikan. Hal ini diindikasikan dengan berhasilnya guru menggunakan metode eksperimen, sehingga aktivitas dan hasil belajar menuju ke arah yang lebih baik.

PENUTUP

Kesimpulan

Peningkatan aktivitas dan hasil belajar IPA tentang Karya Berteknologi Sederhana melalui Metode Eksperimen pada siswa Kelas V Semester II SDN 1 Lebosari Tahun Pelajaran 2018/2019 meningkat. Peningkatan aktivitas belajar sesuai dengan keterlibatan dalam pembelajaran yang aktif. Peningkatan hasil belajar sesuai dengan nilai rata-rata dan ketuntasan. Pada Kondisi Awal, nilai rata-rata sebesar 62 dan ketuntasan 16,66%. Pada Siklus I, nilai rata-rata sebesar 73 dan ketuntasan 66,67%. Pada Siklus II, nilai rata-rata sebesar 82 dan ketuntasan 90%.

Saran

  1. Guru Sekolah Dasar yang mengalami masalah dalam pembelajaran Karya Berteknologi Sederhana dapat memanfaatkan metode eksperimen sebagai upaya pemecahan masalahnya.
  2. Siswa memanfaatkan alat eksperimen secara kelompok agar kemampuan bernalar dan berfikir lebih meningkat serta meningkatkan pemahaman, mengingat bahwa melakukan praktik adalah belajar melalui berbuat (learn to do), sehingga belajar lebih bermakna dan tidak mudah lupa.
  3. Kepala Sekolah hendaknya selalu memberi motivasi dan kesempatan para guru untuk melakukan inovasi pembelajaran, melengkapi sarana pembelajaran berupa media pembelajaran dan kesempatan serta dukungan anggaran untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar prestasi sekolah meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri. dkk. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Bahri Jamarah, Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gulo. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Nasution, S. 2007. Metodologi Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Nisa, Rizki Ananda.2014. Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI Pokok Bahasan Konduktor dan Isolator di SDN 4 Alasbuluh Banyuwangi Tahun Pelajaran 2013/2014. http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/63952/Rizki%20Ananda.pdf?sequence=1, diunduh pada 15 Februari 2019