MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERANGKAI

RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA DENGAN METODE PRAKTEK PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 GEDONGMULYO SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Sayekti Harintowati

Guru Kelas VI SD Negeri 2 Gedongmulyo

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan merangkai rangkaian listrik sederhana dengan metode praktek pada siswa Kelas VI SD Negeri 2 Gedongmulyo Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.Penelitian ini berlangsung pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019. Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas VI SD Negeri 2 Gedongmulyo sebanyak 15 anak, terdiri dari 11 putra dan 4 putri. Sumber data penelitian ini adalah kemampuan merangkai rangkaian listrik dari subyek penelitian. Alat pengumpulan data penelitian ini adalah lembar pengamatan dan soal ulangan harian. Teknik analisis data penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Prosedur penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Prosedur penelitian berlangsung dalam 2 siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II.Hasil penelitian ini adalah kemampuan merangkai rangkaian listrik sederhana dengan metode praktek pada siswa Kelas VI SD Negeri 2 Gedongmulyo Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 meningkat sesuai dengan peningkatan hasil belajar. Pada Kondisi Awal, ketuntasan sebesar 27%. Pada Siklus I, ketuntasan sebesar 60%. Pada Siklus II, ketuntasan sebesar 93%.

Kata Kunci: Rangkaian Listrik Sederhana, Metode Praktek.

 

PENDAHULUAN

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, menjelaskan bahwa IPA berkaitan dengan cara memahami alamsecara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebatas penguasaan kumpulan pengetahuan (produk ilmu) yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi lebih sebagai proses penemuan. IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan lingkungannya serta prospek pengembangan lebih lanjut dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA hendaknya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi menjelajahi dan memahami alam secara ilmiah. Pembelajaran IPA diarahkan pada inkuiri dan berbuat, sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih bermakna tentang alam sekitar.

Uraian di atas secara tegas menyatakan pentingnya penerapan proses sains dan sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA. Namun, hasil belajar siswa Kelas VI SD Negeri 2 Gedongmulyo pada mata pelajaran IPA tentang membuat rangkaian listrik sederhana dengan berbagai variasi masih rendah, yaitu dari 15 siswa yang telah tuntas belajar ada 4 siswa atau 27% dan yang belum tuntas ada 11 siswa atau 73% dengan rincian yang mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 11 siswa dan yang di atas KKM ada 4 siswa. KKM yang ditentukan adalah 68.

Harapan yang diinginkan dalam pembelajaran IPA tentang membuat rangkaian listrik sederhana dengan berbagai variasi adalah siswa mempunyai kemampuan membuat rangkaian listrik sederhana dengan berbagai variasi. Namun hasil belajar masih rendah dan tidak memuaskan. Hasil identifikasi masalah diketahui: 1) Guru dalam pembelajaran tidak menggunakan metode yang tepat, 2) Guru tidak mempersiapkan materi dengan baik, 3) Siswa tidak diberi kesempatan untuk bertanya bila mengalami kesulitan, 4) Penjelasan guru tidak menarik perhatian siswa dan 5) Guru tidak mengelola kelas dengan baik, sehingga banyak siswa yang berbicara sendiri tanpa memperhatikan penjelasan guru.

Adanya kesenjangan antara kenyataan dan harapan yang telah ditentukan dalam KKM, maka perlu diadakan perbaikan dalam pembelajaran. Hal ini penulis merencanakan perbaikan dalam pembelajaran melalui siklus pembelajaran yang berkelanjutan. Untuk mengatasi masalah tersebut di atas guru melakukan tindakan perbaikan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode praktek membuat rangkaian listrik sederhana dengan berbagai variasi, yaitu dengan cara menuliskan hasil percobaan sederhana dari berbagai peralatan yang telah disediakan.

Dalam pandangan konstruktivisme, keberhasilan belajar bergantung bukan hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Oleh karena itu, pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata. Hal tersebut terpenuhi dengan praktek yang melibatkan siswa. Dengan metode praktek dalam kelompok diharapkan kemampuan merangkai rangkaian listrik meningkat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berlangsung pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019, dimulai pada bulan Januari sampai Maret Tahun 2019. Tempat penelitian ini adalah Kelas VI SD Negeri 2 Gedongmulyo. Tempat penelitian berada di tepi jalan raya jalur Semarang-Surabaya atau jalur Pantai Utara Jawa (Pantura).

Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas VI SD Negeri 2 Gedongmulyo sebanyak 15 anak, terdiri dari 11 putra dan 4 putri. Subyek penelitian berasal dari keluarga dari kelas sosial ekonomi menengah ke bawah.

Sumber data penelitian ini adalah kemampuan merangkai rangkaian listrik dari subyek penelitian. Kemampuan tersebut sesuai dengan hasil praktek rangkaian listrik bersama kelompok dalam pembelajaran dan hasil belajar secara individual dalam evaluasi.

Alat pengumpulan data penelitian ini adalah lembar pengamatan dan soal ulangan harian. Lembar pengamatan digunakan dalam pembelajaran. Soal ulangan harian digunakan dalam evaluasi hasil belajar.

Teknik analisis data penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Data penelitian dinyatakan dalam persentase dan grafik atau diagram. Data penelitian dibandingkan pada indikator kinerja penelitian, sehingga diketahui keberhasilan tindakan.

Prosedur penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Prosedur penelitian berlangsung dalam 2 siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Siklus I adalah praktek tentang sumber energi listrik. Siklus II adalah praktek tentang rangkaian listrik sederhana dengan berbagai variasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran di Kondisi Awal berlangsung secara klasikal. Guru menjelaskan materi dan perwakilan siswa melakukan praktek di depan kelas. Namun, pembelajaran tersebut mengalami permasalahan. Hasil dari identifikasi masalah diketahui: 1) Guru dalam pembelajaran tidak menggunakan metode yang tepat, 2) Guru tidak mempersiapkan materi dengan baik, 3) Siswa tidak diberi kesempatan untuk bertanya bila mengalami kesulitan, 4) Penjelasan guru tidak menarik perhatian siswa dan 5) Guru tidak mengelola kelas dengan baik, sehingga banyak siswa yang berbicara sendiri tanpa memperhatikan penjelasan guru.

Konsep tentang energi listrik masih lemah dan tidak memahami gejala kelistrikan dengan kuat, sehingga kesulitan tentang perpindahan dan perubahan energi listrik. Hal tersebut sesuai dengan ketuntasan hasil belajar sebesar 27%, yaitu 4 siswa yang tuntas dari keseluruhan 15 siswa. Sedangkan nilai rata-rata sebesar 62. Nilai rata-rata tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 68.

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran di Siklus I berlangsung dalam kelompok. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 anggota. Guru membagikan lembar kerja dan kelompok melakukan praktek tentang sumber energi dalam rangakaian listrik.

Hasil pengamatan menyatakan keaktifan siswa adalah tinggi sebesar 27%, sedang sebesar 33% dan rendah sebesar 40%. Evaluasi hasil belajar menyatakan ketuntasan hasil belajar sebesar 60%, yaitu 9 siswa yang tuntas dari keseluruhan 15 siswa. Ketuntasan tidak memenuhi ketuntasan minimal sebesar 70%. Sedangkan nilai rata-rata sebesar 68. Nilai rata-rata memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 68.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran di Siklus II berlangsung dalam kelompok dengan komposisi dan formasi yang sama dengan pembelajaran pada Siklus I. Guru membagikan lembar kerja dan kelompok melakukan praktek tentang rangkaian listrik sederhana dengan berbagai variasi, yaitu rangkaian listrik seri, paralel dan campuran.

Hasil pengamatan menyatakan keaktifan siswa adalah tinggi sebesar 60%, sedang sebesar 40% dan rendah sebesar 0%. Evaluasi hasil belajar menyatakan ketuntasan hasil belajar sebesar 93%, yaitu 14 siswa yang tuntas dari keseluruhan 15 siswa. Ketuntasan memenuhi ketuntasan minimal sebesar 70%. Sedangkan nilai rata-rata sebesar 77. Nilai rata-rata memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 68.

Pembahasan

Kemampuan merangkai rangkaian listrik Kelas VI SD Negeri 2 Gedongmulyo termasuk masih rendah. Hal tersebut terjadi karena pembelajaran masih bermasalah. Hal tersebut sesuai dengan hasil belajar dengan ketuntasan hasil belajar sebesar 27%, yaitu 4 siswa yang tuntas dari keseluruhan 15 siswa dan nilai rata-rata sebesar 62. Ketuntasan tidak memenuhi ketuntasan klasikal sebesar 70%. Nilai rata-rata tidak memenuhi KKM sebesar 68.

Perbaikan pembelajaran dengan metode praktek. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 anggota. Setiap kelompok melakukan praktek sesuai dengan lembar kerja. Pada Siklus I, keaktifan siswa adalah tinggi sebesar 27%, sedang sebesar 33% dan rendah sebesar 40%. Pada Siklus II, keaktifan siswa adalah tinggi sebesar 60%, sedang sebesar 40% dan rendah sebesar 0%. Perbaikan pembelajaran dengan metode praktek meningkatkan keaktifan siswa. Hal tersebut sesuai dengan analisis data pada lembar pengamatan yang menyatakan peningkatan indikator.

Perbaikan pembelajaran dengan metode praktek juga meningkatkan hasil belajar. Grafik ketuntasan dan nilai rata-rata sebagai berikut:

Grafik 1. Ketuntasan dan nilai rata-rata.

Sesuai dengan grafik di atas, maka ketuntasan dan nilai rata-rata meningkat. Ketuntasan semakin meningkat dan memenuhi ketuntasan minimal sebesar 70%. Ketuntasan meningkat dan memenuhi indikator keberhasilan tindakan pada Siklus II. Begitu juga dengan nilai rata-rata semakin meningkat dan memenuhi KKM sebesar 68.

Peningkatan hasil belajar dan terpenuhinya indikator keberhasilan tindakan tersebut membuktikan bahwa kemampuan merangkai rangkaian listrik siswa Kelas VI SD Negeri 2 Gedongmulyo meningkat. Peningkatan tersebut tercapai sesuai dengan perbaikan pembelajaran dengan metode praktek, yaitu praktek sesuai dengan lembar kerja pada kelompok kecil.

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Pembelajaran dengan metode praktek tentang rangkaian listrik sederhana dilakukan dalam kelompok kecil sesuai dengan lembar kerja.
  2. Pembelajaran dengan metode praktek tentang rangkaian listrik sederhana meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga ketuntasan memenuhi ketuntasan minimal sebesar 70%.

Saran

Saran dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi.
  2. Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak.
  3. Memberikan perhatian menyeluruh pada siswa, terutama bagi siswa yang berkemampuan rendah.
  4. Memilih metode sesuai dengan materi yang sedang disampaikan.
  5. Menciptakan suasana kelas yang kondusif.
  6. Membiasakan melakukan perbaikan pembelajaran apabila siswa belum tuntas dalam menguasai materi pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Nur, Muhammad. 2005. Kecenderungan Baru dalam Pendidikan Sains. Makalah yang dipresentasikan dalam seminar Nasional di IKIP PGRI Tuban.

Nasution, Noehi. 2004. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

Priyono. 2005. Ilmu Pengetahuan Alam SD dan MI Kelas VI. Surakarta: Grahadi.

Sutarno, Nono. 2005. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

Wardani. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

Winataputra, Udin S, dkk. 2005. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka Press.