Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Melalui Model Project Based Learning
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI TRIGONOMETRI MELALUI PENERAPAN
MODEL PROJECT BASED LEARNING (PBL)
SISWA KELAS XI MIPA 4 SEMESTER 1 SMA N 3 PATI
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Indayati
SMA Negeri 3 Pati
ABSTRAK
Tujuan penelitian pada penelitian ini adalah: Untuk mengetahui penerapan pembelajaran Project Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Pati tahun pelajaran 2018/2019.Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus, tiap siklus dua kali pertemuan masing-masing 3 X 45 menit. Pelaksanaan tahap-tahap ini dibagi menjadi 2 siklus dalam penelitian tindakan kelas (Action Research) yaitu siklus I dan II, masing-masing siklus meliputi: Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting), Observasi (Observing), dan Refleksi (Reflecting).Berdasarkan asil penelitian dan refleksi pada siklus I, II pada materi Trigonometri dapat disimpulkan bahwa model Project Based Learning (PBL) efektif digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan bukti aktivitas belajar dari keaktifaan rendah sebanyak 14 anak sampai aktif sedang sampai tinggi 36 anak, dan hasil peserta didik mengalami peningkatkatan dari 10 orang yang memperoleh nilai diatas KKM 75 menjadi seluruh peserta didik memperoleh diatas KKM.
Kata kunci: Trigonometri, Project Based Learning (PBL)
ABSTRACT
The research objectives in this study are: To find out the application of Project Based Learning (PBL) learning can increase motivation and learning outcomes of students in class XI MIPA 4 Pati 3 SMA Negeri academic year 2018/2019.Classroom Action Research is carried out in two cycles, each cycle of two meetings each of 3 X 45 minutes. The implementation of these stages is divided into 2 cycles in class action research (Action Research), namely cycles I and II, each cycle includes: Planning, Acting, Observing, and Reflecting.Based on the results of research and reflection in the first cycle, II on Trigonometry material, it can be concluded that the Project Based Learning (PBL) model is effectively used to improve learning activities and outcomes with evidence of learning activities from low activeness of 14 children to moderate to high 36 children, and the results of students experiencing an increase of 10 people who obtained scores above KKM 75 became all students gained above KKM.
Keywords: Trigonometri, Project Based Learning (PBL)
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran matematika di SMA selama ini berkesan kurang menarik, tidak menantang dan hasil belajar peserta didik rendah. Dalam situasi yang berlangsung secara monoton peserta didik merasa bosan dan tersiksa. Komunikasi pembelajaran hanya satu arah. Apalagi guru sebagai sumber belajar dalam pembelajaran hanya menggunakan model ceramah, maka suasana pembelajaran akan semakin tidak menarik. Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya inovatif dan kreatif dari semua komponen pembelajaran yang meliputi peserta didik, lingkungan sekolah, sarana belajar, kurikulum dan faktor guru dengan berbagai model pembelajarannya. Hal ini dilakukan dengan harapan pelaksanaan program KBM yang mengarah pada Pengajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 3 Pati apabila kegiatan belajarnya mampu membentuk pola tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat dievaluasi melalui pengukuran dengan menggunakan tes dan nontes. Proses pembelajaran akan efektif apabila dilakukan melalui persiapan yang cukup dan terencana dengan baik.
Pendekatan pembelajaran percaya bahwa belajar yang baik adalah penuh disiplin, patuh, guru sebagai satu-satunya sumber ilmu. Sementara itu nampak bahwa hasil proses pembelajaran semacam itu menciptakan peserta didik dan guru yang monoton dan statis.
Pembelajaran matematika dengan menggunakan berbagai pendekatan/model, teknik dan model pembelajaran variatif dan inovatif dapat diterapkan dalam setiap materi pembelajaran sehingga menarik peserta didik. Kemajuan teknologi informasi peserta didik diharapkan secara bertahap melakukan penyesuaian dalam pengkajian informasi matematika dalam bentuk peraga. Dalam kerangka itulah penelitian tindakan kelas ini dengan mengambil judul “PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI TRIGONOMETRI MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS XI MIPA 4 SEMESTER 1 SMA N 3 PATI TAHUN PELAJARAN 2018/2019â€.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat disampaikan adalah: Apakah melalui penerapan pembelajaran Project Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Pati tahun pelajaran 2018/2019 ?
Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian pada penelitian ini adalah: Untuk mengetahui penerapan pembelajaran Project Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 3 Pati tahun pelajaran 2018/2019.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk:
1. Memberikan manfaat secara teoritis bagi pengembangan ilmu pengetahuan matematika.
2. Bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan pengkajian strategi pembelajaran matematika dengan model dan model yang tepat.
Khusus
Bagi Guru
1. Memberikan model pembelajaran matematika yang variatif, inovatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
2. Menambah aktivitas meningkatkan kualitas pembelajaran dengan harapan KKM hasil belajar tercapai.
Bagi Peserta didik
1) Menciptakan minat, rasa ingin tahu, penasaran dan ketertarikan terhadap pelajaran matematika.
2) Meningkatkan hasil belajar peserta didik untuk bisa lulus dalam ujian nasional.
LANDASAN TEORI
Definisi Aktivitas Belajar
Hakekat Belajar
Menurut Oemar Hamalik (2010) , belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Jadi belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Hakekat Aktivitas
Dierich dalam Nasution (1995) mengelompokkan aktifitas siswa kedalam kategori: Visual Activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities. Keaktifan belajar meliputi aktif menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, memperhatikan gambar, diskusi, kerjasama kelompok, interaksi, mengeluarkan pendapat, mengingat, memahami, memecahakan soal dan menganalisis. Aktifitas belajar Matematika materi geometri ini terfokus pada diskusi, kerjasama kelompok dan keaktifan.
Jadi dalam proses belajar mengajar harus menumbuhkan suasana yang kondusif sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan menumbuhkan gagasan. Belajar mengajar sebagai proses aktif dari pembelajar dan yang memberikan pembelajaran dalam membangun kognitif, afektif dan psikomotorik siswa, yang meninggalkan proses pasif dengan pembelajaran hanya satu arah saja.
Model Project Based Learning (PBL)
Joyce (Ngalimun, 2013: 7) berpendapat model pembelajaran merupakan cara yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, kurikulum, dan lain-lain, dengan demikian dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sani (2014: 172) mengatakan project based learning dapat didefinisikan sebagai sebuah pembelajaran dengan aktifitas jangka panjang yang melibatkan siswa dalam merancang, membuat dan menampilkan produk untuk mengatasi permasalahan dunia nyata. Dengan demikian model pembelajaran project based learning dapat digunakan sebagai sebuah model pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam membuat perencanaan, berkomunikasi, menyelesaikan masalah dan membuat keputusan yang tepat dari masalah yang dihadapi.
Menurut Kosasih (2014: 96) project based learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai tujuannnya. Pembelajaran difokuskan dalam pemecahan masalah yang menjadi tujuan utama dari proses belajar sehingga dapat memberikan pembelajaran yang lebih bermakna karena dalam belajar tidak hanya mengerti apa yang dipelajari tetapi membuat peserta didik menjadi tahu apa manfaat dari pembelajaran tersebut untuk lingkungan sekitarnya. Pada hakikatnya model pembelajaran project based learning dirancang untuk digunakan pada permasalahan yang kompleks yang diperlukan pelajaran dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Dengan mengkelompokkan peserta didik dalam memecahkan suatu proyek atau tugas maka akan melatih keterampilan peserta didik dalam merencanakan, mengorganisasi, negoisasi, dan membuat konsensus tentang isu-isu tugas yang akan dikerjakan, siapa yang bertanggung jawab untuk setiap tugas, dan bagaimana informasi akan dikumpulkan dan disajikan.
Kerangka Berpikir
Kondisi awal pembelajaran Matematika materi Trigonometri guru belum menerapkan model PBL aktivitas dan hasil belajar yang dicapai masih rendah, selanjutnya guru mengambil tindakan dengan penerapan pembelajaran model PBL yang dilaksanakan melalui dua siklus.
Tindakan pada Siklus I, pembelajaran sudah menerapkan model PBL aktifitas dan hasil belajar peserta didik. Tindakan pada Siklus II, melakukan pembelajaran dengan merevisi penerapan model PBL. Kondisi akhir diduga melalui penerapan PBL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA 4 SMAN 3 Pati tahun pelajaran 2018/2019.
Hipotesis Tindakan
Untuk menjawab permasalahan yang diajukan serta guna mencapai tujuan penelitian, maka disusun hipotesis tindakan: Melalui penerapan Model Project Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika materi Trigonometri peserta didik kelas XI MIPA 4 SMAN 3 Pati tahun pelajaran 2018/2019.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian dan Subyek penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November semester 1 kelas XI MIPA 4 SMA N 3 Pati tahun pelajaran 2018/2019.
Subyek penelitian adalah peserta didik kelas XI MIPA 4 berjumlah 36 orang dengan perincian peserta didik laki-laki 15 orang dan perempuan 19 orang.
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan model Melalui penerapan Model Project Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar Matematika materi Trigonometri peserta didik kelas XI MIPA 4 SMAN 3 Pati tahun pelajaran 2018/2019 yang terdiri atas 2 (dua) siklus yang masing-masing siklus menggunakan 4 (empat) tahapan tindakan yaitu perencanaan/persiapan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian dalam kondisi awal ini belum dilakukan suatu tindakan. Dalam kegiatan pembelajaran konsisi awal ini, guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional. Pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan, juga dilakukan secara klasikal. Pembelajaran monoton, masih searah dari guru, semua kegiatan terpusat pada guru, banyak siswa yang kurang memperhatikan sehingga kegiatan pembelajaran nampak kurang aktif. Sehingga siswa kurang memahami materi yang dibahas karena kurang memperhatikan akibatnya hasil belajar siswa rendah.
Hasil belajar yang rendah ini dapat dilihat dari hasil tes siswa XII IPS 1 pada materi Trigonometri, dengan nilai tertinggi 85, nilai terendah 45 dan nilai diatas KKM 32,35% .
Dapat diketahui bahwa modus berada pada rentang nilai 66 – 74, nilai tertinggi 85, nilai terendah 45 dan nilai rata-rata 65,5 Dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) 75, ternyata siswa yang telah tuntas hanya ada 7 anak atau 19,92%, sehingga jumlah siswa yang belum tuntas masih ada 29 anak atau 80,56%.
Dalam proses pembelajaran kondisi awal penelitian juga mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar sebagai hasil non tes.
Aktivitas dalam belajar dilihat dari keaktifan tinggi, sedang dan rendah siswa dalam mengikuti proses belajar. Jumlah siswa yang aktif hanya 5 anak atau 13,89% dan jumlah siswa yang nampak mempunyai minat ada 7 anak atau 19,44% serta jumlah siswa yang mempunyai perhatian ada 10 anak atau 27,78%.
Dapat diketahui bahwa dalam proses belajar pada kondisi awal keaktivan belajar siswa sangat rendah. Karena dari 36 anak hanya ada 7 anak yang aktif, dari 15 anak hanya ada 14 anak yang nampak mempunyai minat dan dari 36 anak.
Diskripsi Siklus I
Hasil tes
Refleksi tindakan hasil tes ini dilakukan dengan membandingkan antara hasil tes pada kondisi awal dengan hasil tes pada Siklus I.
Hasil tes pada kondisi awal, nilai tertinggi 90, nilai terendah 60 dan nilai rata-rata tuntas 68,67 setelah dilakukan tindakan yaitu pembelajaran Project Based Learning (PBL) pada kegiatan pembelajaran Siklus I ini, maka nilai tertinggi 90, nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 80,7.
Ada kenaikan nilai tertinggi dari kondisi awal ke Siklus I sebesar 5 atau 14,70%. Juga untuk nilai terendah dari kondisi awal ke Siklus I ada kenaikan sebesar 15 atau 44,12%. Juga nilai rata-rata kondisi awal ke Siklus I mengalami kenaikan sebesar 29,41%.
Jumlah siswa yang tuntas belajar antara kondisi awal dengan siklus I mengalami kenaikan sebesar 13 atau 38,24%, semula siswa yang tuntas hanya 11 anak pada kondisi awal, setelah ada tindakan melalui pembelajaran kooperatif model PBL pada siklus I, siswa yang tuntas menjadi 24 anak.
Hasil Non Tes
Refleksi tindakan hasil non tes ini dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan mengenai keaktifan, minat, perhatian sebagai unsur aktivitas, oleh teman sejawat pada saat proses kegiatan pembelajaran antara kondisi awal dengan siklus I.
Hasil pengamatan teman sejawat pada kondisi awal, nampak hanya 7 anak yang aktif, 15 anak yang sedang dan 14 anak yang rendah. Pada siklus I setelah diterapkan pembelajaran kooperatif model PBL, ada 10 anak yang aktif, 16 anak aktif sedang dan 10 anak yang keaktivan rendah.
Hasil pengamatan mengenai keaktivan belajar yang dilihat dari keaktifan tinggi, sedang dan rendah antara kondisi awal dengan Siklus I masing-masing mengalami kenaikan. Untuk keaktifan ada kenaikan 10 atau 100%, untuk minat ada kenaikan 16 atau 136% dan untuk perhatian ada kenaikan 10 atau 130%, masih terdapat anak yang aktif rendah berkurangg 3 anak.
Diskripsi Siklus II
Hasil tes
Refleksi tindakan hasil tes ini dilakukan dengan membanding- kan antara hasil tes pada Siklus I dengan hasil tes Siklus II. Hasil tes pada Siklus I nilai tertinggi 90, nilai terendah 55 dan nilai rata-rata 70,28. Pada Siklus I sudah dilakukan pembelajaran kooperatif model PBL dan pada Siklus II dilakukan perbaikan dengan membentuk kelompok kecil dan mendapat bimbingan dari guru. Hasil tes Siklus II ini diperoleh nilai rata-rata 76,81.
Ada kenaikan nilai tertinggi dari Siklus I ke Siklus II sebesar 5 atau 14,70% dan untuk nilai terendah ada kenaikan 10 atau 22,22%, juga untuk nilai rata-rata ada kenaikan 8,10 atau 25,11%.
Jumlah siswa yang tuntas belajar antara Siklus I dengan Siklus II setelah diadakan perubahan penggunaan pembelajaran model PBL mengalami kenaikan sebesar 11 atau 32,35%. Semula Siklus I jumlah siswa yang tuntas 26 anak atau 77,90 dan Siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 36 anak atau 100%.
Hasil Non Tes
Refleksi tindakan hasil non tes ini dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan mengenai keaktifan, minat dan perhatian sebagai unsur aktivitas, oleh teman sejawat selama proses pembelajaran antara Siklus I dan Siklus II
Hasil pengamatan teman sejawat pada Siklus I nampak 10 anak yang keaktivan tinggi, 16 anak sedanng 22 anak. Dan pada siklus II setelah ada perbaikan dalam pembelajaran model PBL, ada 16 anak yang aktif, ada 20 anak yang sedang.
Hasil pengamatan mengenai aktivitas belajar yang dilihat dari keaktifan antara Siklus I dan Siklus II, masing-masing mengalami kenaikan. Untuk keaktifan tinggi ada kenaikan sebesar 6 anak atau 160%, untuk sedang ada kenaikan sebesar 11 anak atau 190% dan untuk keaktivan rendah pengurangan 10 anak atau 200%.
Pelaksanaan Tindakan
Pada kondisi awal dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran belum menggunakan pembelajaran model PBL. Dalam kegiatan pembelajaran kondisi awal ini guru masih menggunakan metode konvensional, yaitu ceramah dan pemberian tugas.
Kegiatan pembelajaran konvensional membuat siswa kurang aktif tampak kurang minat dan kurang perhatian, sehingga aktivitas belajar rendah. Siswa sulit memahami konsep materi yang dibahas akibatnya hasil belajar siswa rendah.
Pada Siklus I dilakukan suatu tindakan dengan cara membentuk kelompok besar, tiap kelompok terdiri dari 9 siswa, karena jumlah siswa kelas XI MIPA 4 ada 36 anak, maka ada 4 kelompok.
Pada kegiatan pembelajaran pertemuan ke 1: guru mempresentasikan materi Trigonometri lalu memberi tugas perkelompok untuk mendiskusikan dan mengerjakan soal secara bersama-sama di luar kelas. Dan pada pertemuan ke 2: masih secara berkelompok siswa melanjutkan diskusi dan menjelaskan unjuk kerja atau lembar kerja secara bersama-sama. Setelah selesai KD Trigonometri melaksanakan tes.
Menurut pengamatan teman sejawat, dalam kegiatan pembelajaran pada Siklus I ini terlihat hanya ada beberapa siswa yang aktif, sehingga keaktivan belajar masih kurang. Hal ini disebabkan jumlah siswa dalam kelompok masih terlalu banyak, tiap kelompok 9 anak.
Pada Siklus II kegiatan pembelajaran juga sudah menggunakan pembelajaran model PBL namun perlu memperbaiki dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 anak, terbagi menjadi 8 kelompok. Untuk menambah keaktivan belajar,guru memberikan bimbingan dalam melaksanakan materi kepada kelompok kecil ini sehingga setiap kelompok benar-benar bisa memahami konsep materi ini
Pada kegiatan pembelajaran pertemuan ke 1: guru mempresentasikan materi Trigonometri menyusun kertas kerja secara singkat melalui peta konsep, lalu memberi tugas perkelompok untuk mendiskusikan dan mengerjakan secara individu per kelompok 4 anak. Pertemuan ke 2: masih secara berkelompok siswa melanjutkan diskusi di luar kelas dan mengerjakan unjuk kerja atau lembar kerja dengan bimbingan guru sampai semua anggota kelompok dapat memahami konsep materi ini. Setelah selesai satu KD melaksanakan tes bagi siswa yang memperoleh nilai tertinggi diberi penghargaan.
Hasil Pengamatan
Pada kondisi awal kegiatan pembelajaran masih menggunakan metode yang konvensional yaitu ceramah dan penugasan saja, sehingga aktivitas belajar kurang, siswa kurang memahami konsep materi yang dibahas akibatnya hasil belajar rendah.
Rendahnya hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat dari hasil tes pada kondisi awal, nilai rata-ratanya 68,67 nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 85. Dengan KKM 75 jumlah siswa yang tuntas ada 7 anak, jumlah siswa yang belum tuntas ada 29 anak.
Dari hasil pengamatan teman sejawat dalam kegiatan pembelajaran pada kondisi awal ini ada beberapa siswa yang aktif, minat dan perhatian, sehingga aktivitas belajar masih kurang.
Setelah dilakukan tindakan pada Siklus I ini, nilai rata-ratanya 80,70, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 90. Dengan KKM 75, jumlah siswa yang tuntas memenuhi KKM ada 20 anak, jumlah siswa yang belum tuntas ada 16 anak.
Pada Siklus II, kegiatan pembelajaran masih menggunakan model PBL yang diperbaiki dengan membentuk kelompok kecil dan guru membimbing juga, nilai rata-rata 88,80, nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 95. Dengan KKM 75, jumlah siswa yang tuntas telah memenuhi KKM ada 26 anak, jumlah siswa yang belum tuntas ada 10 anak.
Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat dalam kegiatan pembelajaran pada Siklus I ini, aktivitas belajar siswa makin meningkat, terlihat dari keaktifan, minat dan perhatian siswa pada pembelajaran Siklus I ini makin bertambah daripada kondisi awal. Namun penambahannya belum optimal untuk itu perlu ada perbaikan lagi.
Pada Siklus II, kegiatan pembelajaran masih menggunakan model PBL yang diperbaiki dengan membentuk kelompok kecil dan guru membimbing. Nilai rata-rata 88,80, nilai terendah 75 dan nilai tertinggi 95, dengan KKM 75 jumlah siswa yang tuntas telah memenuhi KKM ada 36 anak, jumlah siswa tuntas 100%.
Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat dalam kegiatan pembelajaran pada Siklus II ini, aktivitas belajar siswa meningkat sangat baik. Hal ini terlihat dari keaktifan, minat dan perhatian siswa bertambah sangat signifikan. Dari 34 anak hanya ada 4, tidak minat 1 anak anak dan tidak perhatian 4 anak yang tidak aktif dan tidak minat namun semua memperhatikan dengan baik.
Hasil refleksi
Hasil tes
Hasil tes pada kondisi awal nilai rata-ratanya 68,67 sedangkan hasil tes pada Siklus I nilai rata-ratanya 80,70 dan hasil tes pada Siklus II nilai rata-ratanya 88,80.
Hasil tes pada kondisi awal ini, nilai terendah 45, nilai tertinggi 85. Sedangkan hasil tes Siklus I nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90, serta hasil tes pada Siklus II nilai terendah 75, tertinggi 95.
Ketuntasan belajar pada kondisi awal, jumlah siswa yang tuntas hanya 11 anak. Pada siklus I siswa yang tuntas ada 26 anak dan pada siklus II siswa yang tuntas ada 36 anak.
Jadi ada kenaikan nilai rata-rata dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dari 68,67 menjadi 80,70 dan menjadi 88,80. Ada kenaikan nilai terendah dari 45 menjadi 60 dan menjadi 75. Juga ada kenaikan nilai tertinggi dari 85 menjadi 90 dan menjadi 95. Serta ada pula kenaikan ketuntasan belajar dari 11 anak menjadi 26 anak dan menjadi 36 anak.
Hasil Non Tes
Hasil non tes ini terlihat dalam proses kegiatan pembelajaran tentang aktivitas belajar melalui unsur keaktifan, minat, dan perhatian siswa. Pada kondisi awal pembelajaran siswa banyak yang tidak aktif, pada siklus I aktivitas belajar meningkat karena keaktifan, minat dan perhatian siswa makin meningkat. Dan pada siklus II dengan memperbaiki tindakan, maka aktivitas belajar meningkat secara signifikan, karena semua siswa terlihat aktif, minat dan perhatian.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan asil penelitian dan refleksi pada siklus I, II pada materi Trigonometri dapat disimpulkan bahwa model Project Based Learning (PBL) efektif digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan bukti aktivitas belajar dari keaktifaan rendah sebanyak 14 anak sampai aktif sedang sampai tinggi 36 anak, dan hasil peserta didik mengalami peningkatkatan dari 10 orang yang memperoleh nilai diatas KKM 75 menjadi seluruh peserta didik memperoleh diatas KKM.
Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan peneliti antara lain:
1. Untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran yang menyenangkan maka diperlukan model pembelajaran inovasi seperti Project Based Learning (PBL).
2. Model pembelajaran hasil belajar dan inovasi seperti Project Based Learning (PBL) dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsini, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakata: PT Bumi Akasara Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Sudjana, 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Ganeca Exact.
Sugiyanto. 2007. Model Inovasi Pembelajaran. Surakarta: UNS Press.
Sutopo, HB. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Kosasih. 2014. Strategi Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Yarma Widya. Kurniasih. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena.
Nasution, A. H. 2008. Landasan Matematika. Jakarta: Bhatara Karya Aksara.
Ngalimun. 2013. Strategi Dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik. Jakarta: Bumi Aksara