PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MATERI PUASA WAJIB MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

PADA SISWA KELAS VI SEMESTER II DI SDN 1 KARANJATI KECAMATAN BLORA KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Siti Masfuah

SDN 1 Karanjati Kecamatan Blora Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan guru melaksanakan penelitian untuk memperbaiki pembelajaran peningkatan aktivitas dan hasil belajar Proses pembelajaran pada pra siklus siswa pasif, karena belum ada respon yang menentang, siswa terlihat jelas dan belum tampak aktivitas belajar siswa disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan belum sesuai dengan materi yang diajarkan. puasa wajib,pembelajaran konvensional guru mentransfer ilmu kepada siswa,banyak memberikan ceramah sehingga siswa pasif dan bahkan bosan hasil penilaian nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 73. Perbaikan siklus I menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) dari hasil pengamatan sudah ada kreativitas dan keaktifan siswa. Ada interaksi antar siswa, kerja sama bersaing antar kelompok. dari hasil refleksi penerapan metode mengalami peningkatan hasil belajar baik dalam kerja kelompok maupun tes formatif ketuntasan belajar hasil peniaian nilai tertinggi 90, nilai terendah 65 dan nilai rata-rata 79 Pembelajaran siklus II menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) aktivitas belajar peningkatan ketuntasan menunjukkan hasilnya mengalami peningkatan, siswa aktif dan kreatif dalam pembelajaran, tumbuh berkompetisi dalam kerja kelompok ,berlomba untuk memperoleh hasil yang terbaik dalam baik secara individu maupun kelompok, interaksi antar individu, dalam kelompok bersaing positif.hasil penilaian nilai tertinggi 95 terendah 75. nilai rata-rata 85.KKM 75.

Kata Kunci:   Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

 PAI merupakan pelajaran yang diajarkan di SD mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan Nasional. Hal ini sesuai dalam UU RI No.20 tahun 2003 bab II pasal 3 “Pendidikan Nasional untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab.”

 Dewasa ini, tidak dapat dipungkiri Pendidikan Islam masih diselimuti aneka problematika.dan indikator kemandegan yang selama ini menghantui pendidikan Islam adalah menerapkan metode pembelajaran yang diterapkan selama masih didominasi metode ceramah. Metode tersebut masih sering digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, karena metode dianggap paling sederhana dan hanya menyampaikan informasi. Metode ceramah membuat bosan siswa apalagi jika diterapkan pada siswa seusia Mengingat usia sekolah dasar masih tergolong usia yang secara psikologis gemar bermain, keinginan untuk bermain diupayakan diarahkan dalam artian walaupun sambil bermain mereka tetap belajar. Hal ini perlu diterapkan pada siswa agar dalam belajar tidak lekas bosan. Belajar sambil bermain akan lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa.

 Tetapi,kenyataannya berdasarkan informasi yang diperoleh hasil wawancara guru kelas dengan guru PAI SDN 1 Karangjati dalam proses pembelajaran metode yang digunakan adalah lebih banyak menggunakan metode ceramah. siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru,.apalagi keadaan siswa dalam belajar menyatakan minat /semangat,melaksanankan tugas guru, daya tangkap dalam menerima pelajaran, kemampuan siswa menghubungkan materi pelajaran dengan dunia nyata, kemampuan siswa belajar bersama, kemampuan mengajukan pertanyaan, argumentasi, keberanian dalam menjelaskan materi, dirasa masih rendah belum sesuai dengan kompetensi diharapkan belum sesuai dengan apa yang dikehendaki siswa mampu memahami dan mengamalkan ilmu agama yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.

 Hal ini lebih khusus dalam memahami konsep materi pokok puasa wajib dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas VI semester II di SDN 1 Karangjati mengalami banyak kesulitan memahami konsep materi Kegiatan pembelajaran secara individu dilaksanakan, masih rendah ditentukan oleh guru,mencari penyebab dari pada kekurangan yang dialami tentang sesulitan menerima materi dengan baik,sebagai bukti adalah hasil belajar. Hal ini juga ditunjukkan dari hasil belajar pada tes sumatif materi puasa wajib perolehan nilai siswa masih banyak yang di bawah KKM 75.

 Maka sudah semestinya metode konvensional yang lebih menekankan pada ranah kognitif untuk itu guru menerapkan metode Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament).) Menurut Slavin yang dikutip oleh Buchari Alma, model pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil, bekerja sama memecahkan kesulitan belajar,saling tukar pendapat untuk menumbuhkan aktifitas dalam belajar. Keberhasilan dari model ini sangat tergantung pada kemampuan aktivitas anggota kelompok, untuk mengembangkan kemampuan baik secara individual maupun dalam kelompok.dalam pembelajaran kooperatif, dikatakan belum selesai jika salah satu teman kelompok belum menguasai materi pelajaran. dengan kata lain dalam menyelesaikan tugas dalam kelompoknya,harus saling bekerja sama dan saling membantu satu sama lain.

 Dalam penelitian guru menentukan judul penelitian peningkatan aktivitas dan hasil belajar PAI materi pokok puasa wajib melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt (Teams Games Tournament) pada siswa kelas VI semester II di SDN1 Karanjati Kecamatan Blora Kabupaten Blora tahun KKM 75

Rumusan Masalah

 Berdasarkan uraian latar belakang masalah peneliti menyusun merumuskan masalah sebagai berikut:

1.   Apakah guru menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament).terdapat peningkatan aktivitas belajar dalam pembelajaran materi pokok puasa wajib pada siswa kelas VI semester II di SDN 1 Karanjati tahun pelajaran 2017/2018 ?

2.   Apakah guru menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament).terdapat peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran materi pokok puasa wajib pada siswa kelas VI semester II di SDN 1 Karanjati tahun pelajaran 2017/2018 ?

3.   Apakah guru menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament).terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar dalam pembelajaran materi pokok puasa wajib pada siswa kelas VI semester II di SDN 1 Karanjati tahun pelajaran 2017/2018 ?

Tujuan Penelitian

 Berdasarkan pada rumusan masalah maka penelitian mempunyai tujuan umum dan khusus:

Tujuan umum: untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab.”

Tujuan khusus:

1.   Guru menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament). peningkatan aktivitas belajar materi pokok puasa wajib pada siswa di SDN 1 Karanjati

2.   Guru menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament).peningkatan kemampuan belajar materi pokok puasa wajib pada siswa di SDN 1 Karanjati

3.   Guru menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament).peningkatan kerja kelompok dalam materi pokok puasa wajib pada siswa di SDN 1 Karanjati

4.   Guru menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament).peningkatan hasil belajar dalam materi pokok puasa wajib pada siswa di SDN 1 Karanjati

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

Hasil penelitian yang dilaksanakan memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam perkembangan pendidikan agama islam dalam melaksanakan puasa wajib.

 Manfaat Praktis

 Bagi guru

1.   Mampu membantu guru dalam mempercepat proses penyampaian materi puasa wajib.

2.   Menjadi alternatif guru untuk peningkatan wawasan dan ketrampilan dalam mengajar sesuai materi puasa wajib.

 

 

Bagi siswa

1.   Dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) siswa memiliki dasar dalam belajar kelompok.

2.   Siswa dapat merasakan dari kegiatan kelompok yang sesuai dengan materi.

Bagi sekolah

1.   Sekolah menyediakan dana untuk menyediakan media yang memadai dalamPendidikan Agama Islam.

2.   Sekolah dengan visi dan misinya mampu mengaplikasikan keberhasilan yang sangat berarti dalam peningkatan mutu pendidikan dikelolanya menjadi meningkat.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

 Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa di mana tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan seluruh sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Menurut Ismail SM pembelajaran melibatkan dua pihak, yaitu guru dan siswa yang didalamnya mengandung dua unsur yaitu mengajar dan belajar (teaching and learning).Sedangkan Pendidikan Agama Islam dalam buku Pedoman Umum di Sekolah Umum, merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, mamahami, menghayati, ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan.

 Belajar merupakan perubahan tingkah laku penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, menulis, mengamati, mendengarkan dan lain-lain. Dari kegiatan belajar tersebut seseorang akan memperoleh suatu hasil dari apa yang telah mereka kerjakan, yang disebut hasil belajar.

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang telah diberikan oleh guru.

 Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Sedangkan menurut Syaiful Bahri mengatakan dalam bukunya “Psikologi Belajar” bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dicapai oleh individu dari proses belajar. Berbeda lagi menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

 Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Contoh ptk pai sd pdf Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

 Secara umum belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku. Belajar tidak ada warnanya apabila tidak menghasilkan pengetahuan, pembentukan sikap serta ketrampilan. Oleh karena itu, proses belajar mengajar harus mendapat perhatian yang serius yang melibatkan berbagai aspek yang menunjang keberhasilan belajar mengajar. Aspek/ranah adalah aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

 Aspek Kognitif yaitu proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan perkembangannya dari persepsi, introspeksi, atau memori siswa. Dalam bukunya Sukardi tujuan pembelajaran kognitif dikembangkan oleh Bloom, dkk, dalam taxonomy Bloom tahun 1956. Tujuan kognitif ini dibedakan menjadi 6 tingkatan: knowledge, comprehension, application, analysis, synthesis, evaluation.

 Aspek Afektif yaitu proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan pada pengembangan aspek perasaan dan emosi. Dalam pengembangan pendidikan afektif yang semula hanya mencakup perasaan dan emosi, telah berkembang lebih luas menyangkut moral, nilai-nilai, budaya,sosial dan keagamaan. 

 Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat simpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam menuntut ilmu melalui pelajaran yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam waktu tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Prestasi belajar sering dicerminkan sebagai nilai yang menentukan berhasil tidaksiswa dalam belajar.

 Ibadah puasa memiliki beberapa syarat agar puasa dapat diterima oleh Allah Swt. Syarat tersebut adalah syarat wajib dan syarat sah.Syarat wajib puasa ada 3, yaitu: berakal sehat (orang gila tidak wajib berpuasa), baligh (cukup umur), kuat melaksanakan puasa. Sedangkan syarat sah puasa ada 4, yaitu: beragama Islam (orang yang tidak Islam tidak sah puasanya), mumayyiz (dapat membedakan yang benar dan yang salah), suci dari haid (darah kotor) dan nifas (darah orang melahirkan), pada waktu yang dibolehkan berpuasa.

 Rukun niat puasa hendaknya dilakukan pada malam hari sebelum terbit fajar.Untuk puasa Ramadhan boleh sekali niat di malam pertama bulan Ramadhan untuk satu bulan. Niat boleh dilakukan dalam hati dan boleh diucapkan dengan lisan. Berikut ini contoh bacaan niat puasa Ramadhan:Kedua, Menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa dimulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

 Pembelajaran Kooperatif menurut Basyirudin Usman belajar kelompok /bekerja sama. Menurut Burton yang dikutip oleh Nasution, kooperatif adalah cara individu mengadakan relasi dan bekerja sama dengan individu lain untuk mencapai tujuan bersama.Dalam kamus Oxford Advanced Learner`s Dictionary of Current English, ³ Cooperative is involving doing together or working together with others towards a shared aim. Kooperatif/ kerja sama adalah melakukan sesuatu bersama atau bekerja secara kelompok dengan yang lain untuk mencapai sebuah tujuan.Menurut Agus Suprijono, pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud.

 Dari berbagai pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar dengan membentuk kelompok kecil, untuk memecahkan masalah siswa belajar dan bekerja sama untuk saling membantu dalam kelompoknya, sehingga tumbuh pemahaman penguasaan materi yang dipeljari mendapakan pengalaman belajar yang baru secara optimal, baik masalah yang bersifat umum,maupun masalah khusus untuk melaksanakan penilaian kerja kelompok maupun individu..

Penelitian Yang Relevan

 Pembelajaran Kooperatif adalah bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap siswa anggota kelompok saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai materi pelajaran.

 /Pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada lingkungan sosial belajar dan menjadikan kelompok untuk mendapatkan pengetahuan, mengeksplorasi pengetahuan, dan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh individu.Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.Dalam metode pembelajaran kooperatif siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 siswa untuk menguasai materi yang disampaikan,metode pembelajaran kooperatif mengembangkan ide bekerja sama dalam belajar dan bertanggungjawab terhadap teman satu tim mampu membuat diri mereka mampu belajar sama.

Kerangka Berfikir

 Berdasarkan rumusan masalah peneliti menyusun kerangka berfikir sebagai berikut:

1.   Guru menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament).) peningkatan aktivitas belajar dalam pembelajaran materi pokok puasa wajib pada siswa kelas VI semester II di SDN 1 Karanjati tahun pelajaran 2017/2018.

2.   Guru menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament).peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran materi pokok puasa wajib pada siswa kelas VI semester II di SDN 1 Karanjati tahun pelajaran 2017/2018.

 3.  Guru menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament).peningkatan aktivitas dan hasil belajar dalam pembelajaran PAI materi pokok puasa wajib pada siswa kelas VI semester II di SDN 1 Karanjati tahun pelajaran 2017/2018

 Hipotesis

 Berdasarkan kerangka berfikir guru yang melaksanakan penelitian mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1.   Diduga guru menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament).) adanya peningkatan aktivitas belajar dalam pembelajaran materi pokok puasa wajib pada siswa kelas VI semester II di SDN 1 Karanjati tahun pelajaran 2017/2018.

2.   Diduga guru menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament).adanya peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran materi pokok puasa wajib pada siswa kelas VI semester II di SDN 1 Karanjati tahun pelajaran 2017/2018.

 3.  Diduga guru menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament). adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar pembelajaran materi pokok puasa wajib pada siswa kelas VI semester II di SDN 1 Karanjati tahun pelajaran 2017/2018

METODE PENELITIAN

Seting Penelitian

Penelitian dilakssiswaan selama 4 bulan dimulai dari bulan Januari 2018 sampai dengan bulan April 2018. Pelaksanaan perbaikan dilakukan pada hari-hari efektif sesuai dengan jadwal jam pelajaran..Penelitian dilakssiswaan siswa kelas VI semester II SDN 1 Karanjati memperbaiki proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi puasa wajib, selama penelitian bekerja sama dengan teman sejawat sebagai observer dan didukung data dokumentasi,foto kegiatan. Yang dijadikan subyek dalam penelitian berjumlah 16 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan.

 Sumber Data

 Sumber data dalam penelitian adalah subyek untuk data dapat diperoleh. Menurut Lofland dan Lofland dalam (Moleong, 2007: 157). Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sebelum penelitian dilakukan oleh guru pada siswa kelas VI semester II di SDN 1 Karanjati peneliti melakukan evaluasi pembelajaran materi puasa wajib Dari hasil evaluasi diperoleh data nilai siswa pada pra siklus masih rendah Hasil evaluasi pada pra siklus merupakan data sekunder dan ditambah dengan dokumentasi dari data dokumentasi,foto kegiatan. Sedangkan data yang diperoleh selama melakukan penelitian merupakan data primer yaitu hasil evaluasi pada pra siklus siklus I,siklus II,dan data dokumetasi (foto),nilai hasil pengamatan,dan tes formatif.

 Teknik Pengumpulan Data                     

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

1.   Teknik Tes

 Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Teknik tes dilakukan untuk memperoleh data yang akurat selama penelitian. Teknik tes dilakukan pada akhir kegiatan belajar mengajar sebagai bentuk evaluasi siswa terhadap materi yang disampaikan. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis yang terdiri dari dua bentuk yaitu pilihan ganda dan isian.

2.   Wawancara

 Wawancara adalah pertanyaan terbuka yang dilakukan dengan tujuan tertentu. Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang baru saja diberikan. Dengan cara ini, guru mencoba untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami dan sejauh mana penerimaan terhadap materi. Selain itu dengan adanya teknik wawancara siswa mempunyai kesempatan untuk bertanya kepada guru apabila ada materi yang yang dipelajari belum jelas.

3.   Observasi Berpartisipasi

 Observasi berpartisipasi dilakukan guru dengan mengamati aktifitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Observasi yang dilakukan dapat berupa respon/tanggapan siswa selama mengikuti pelajaran, aktif dalam mengajukan pertanyaan dan berani menjawab pertanyaan..Observasi juga meliputi perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran mengerjakan soal latihan (tertib/gaduh). Observasi dilakukan oleh guru dibantu oleh teman sejawat agar semua siswa dapat diamati secara keseluruhan baik secara individu maupun kelompok. Hasil observasi kegiatan kemudian dicatat pada lembar observasi yang dipersiapkan sebelum pembelajaran dimulai.

4.   Dokumentasi

 Sebelum penelitian tindakan kelas dimulai,dari peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian misalnya data siswa, daftar nilai profil sekolah foto-foto kegiatan selama penelitian. Data yang diperoleh kemudian diolah sebagai bahan penyusunan laporan.

Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh guru selaku peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas adalah:

Teknik tes dapat dilaksanakan secara lisan, maupun secara tes tertulis ,perbuatan, Wawancara untuk mengetahui kesulitan dan keberhasilan dalam kegiatan yang dilaksanakan Observasi berpartisipasi melaksanakan pengamatan ketika siswa melaksanakan kerja kelopok.

Validasi Data

 Menurut Rochiati (2007:157) sebuah penelitian akan mendapatkan kepercayaan atau dianggap valid apabila mengikuti semua langkah dalam penelitian dan sesuai dengan prosedur. Salah satu langkah dalam prosedur untuk mendapatkan derajat kepercayaan ialah validasi yang dalam penelitian kualitatif disukai dengan istilah verifikasi. Data yang telah terkumpul harus dilakukan uji keabsahan data dengan menggunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu diluar data untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data (Moleong, 2007:331). Dalam penelitian untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik trianggulasi metode, trianggulasi sumber dan trianggulasi teori.

 Analisa Data

 Menganalisis data yang bentuknya berbagai ragam merupakan tugas yang besar peneliti Analisis data dilakukan melalui analisis diskriptif komperatif, yaitu membandingkan nilai test antar siklus maupun dengan indikator kinerja (Sugiyono,2007:93). Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa maka dapat dilihat dari hasil observasi dan nilai ulangan harian siswa. Menurut Sutopo (2002:91) tahapan analisis data dalam penelitian kualitatif terdapat tiga kegiatan utama yang saling berkaitan secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

 Indikator Kinerja

 Keberhasilan dalam suatu penelitian dapat diukur dari indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti. Dengan dimanfaatkannya siswa dalam memahami materi sehingga dapat mengetahui peningkatan hasil belajar dengan nilai Kriteria Indikator kinerja yang dianggap berhasil jika terjadi peningkatan hasil belajar dapat diketahui dari peningkatan nilai ulangan harian pada akhir pembelajaran guru memberikan tes formatif dan ketuntasan belajar siswa secara individu memperoleh nilai 75

 Prosedur Penelitian

 Prosedur penelitian menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dalam Rochiati (2007: 36) yang terdiri dari empat komponen yaitu 1) Perencanaan (planning), 2) Aksi/ tindakan (acting), 3) Observasi (observing), 4) Refleksi (refleting). Kemudian sesudah siklus selesai diimplementasikan, khususnya ada refleksi, selanjutnya diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam siklus berikutnya sebagai diskripsi tahapan penelitian

 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 Diskripsi Pembelajaran Pra Siklus

 Pada pembelajaran pra siklus hasil penilaian diperoleh pada siswa kelas VI rendah, yang jelas salah satunya disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan belum sesuai dengan materi yang diajarkan. puasa wajib ,pembelajaran konvensional guru mentransfer ilmu kepada siswa lebih banyak memberikan ceramah sehingga siswa pasif dan bahkan bosan, dari jumlah 16 siswa yang mendapat nilai B=85,sebanyak 3 siswa, yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 75 sebanyak 2 siswa, yang mendapat nilai C=70 sebanyak 3 siswa, yang mendapat nilai 65 sebanyak 3 siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 2 siswa nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 73..

 Diskripsi Pembelajaran Siklus I

 Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I menerapkan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) dalam kerja kelompok sudah adanya peningkatan dari jumlah 16 siswa, hasil tes dan non tes. hasil observasi yang dilakukan peneliti dengan dibantu teman sejawat belum semua aktif dalam kerja kelompok diperoleh data sebagai berikut Hasil belajar dari hasil tes yang mendapat nilai nilai A= 90 sebanyak 3 siswa ,yang mendapat nilai B=85 sebanyak 3 siswa nilai yang memperoleh nilai 80 sebanyak 3 siswa yang memperoleh nilai 75 sebanyak 3 siswa,yang memperoleh nilai C=70 sebanyak 2 siswa yang memperoleh nilai 65 sebanyak 2 siswa Sedangkan nilai tertinggi 90, nilai terendah 65 dan nilai rata-rata 79

Diskripsi Pembelajaran Siklus II

 Hasil tindakan pembelajaran siklus II Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) dari jumlah 16 siswa merupakan hasil tes dan non tes. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti yang dibantu oleh teman sejawat dan hasil belajar yang mendapat nilai A = 95 sebanyak 3 siswa ,yang memperoleh nilai 90 sebanyak 3 siswa yang mendpaat nilai B=85 sebanyak 3 siswa 80 sebanyak 4 siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 3 siswa Hasil ketuntasan belajar, siswa yang tuntas (100%),, nilai tertinggi 95 dan terendah 75. nilai rata-rata 85.KKM 75.

Pembahasan Pembelajaran Pra Siklus

 Proses pembelajaran pada pra siklus siswa pasif, karena belum ada respon yang menentang, terlihat belum tampak aktivitas belajar siswa disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan belum sesuai dengan materi diajarkan. puasa wajib ,pembelajaran konvensional guru mentransfer ilmu kepada siswa ,banyak memberikan ceramah sehingga siswa pasif dan bahkan bosan hasil penilaian nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 73.

Pembahasan Pembelajaran Siklus I

Perbaikan siklus I menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) dari hasil pengamatan sudah ada kreativitas dan keaktifan siswa. Ada interaksi antar siswa, kerja sama bersaing antar kelompok. dari hasil refleksi penerapan metode mengalami peningkatan hasil belajar baik dalam kerja kelompok maupun tes formatif ketuntasan belajar hasil peniaian nilai tertinggi 90, nilai terendah 65 dan nilai rata-rata 79

Pembahasan Pembelajaran Siklus II

 Pembelajaran siklus II menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) aktivitas belajar mengalami peningkatan ketuntasan menunjukkan hasilnya mengalami peningkatan, siswa aktif dan kreatif dalam pembelajaran, tumbuh berkompetisi dalam kerja kelompok ,berlomba untuk memperoleh hasil yang terbaik dalam baik secara individu maupun kelompok, interaksi antar individu, dalam kelompok bersaing positif.hasil penilaian nilai tertinggi 95 terendah 75. nilai rata-rata 85.KKM 75.

 Dengan memperhatikan perbandingan hasil kegiatan pembelajaran pada pra siklus siklus I dan siklus II, hasil dari pengamatan yang dilaksanakan ketika kerja kelompok,maupun hasil tes formatif selalu mengalami peningkatan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun nilai rata-rata kelas. Dari jumlah 16 siswa dinyatakan tuntas,dengan demikian penelitian mempuyai pengaruh positip. Jadi secara umum dapat disimpulkan menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan guru PAI pada siswa kelas VI di SDN 1 Karanjati disimpulkan sebagai berikut:

1.   Proses pembelajaran pada pra siklus siswa pasif, karena belum ada respon yang menentang, siswa terlihat jelas dan belum tampak aktivitas belajar siswa disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan belum sesuai dengan materi yang diajarkan. puasa wajib,pembelajaran konvensional guru mentransfer ilmu kepada siswa,banyak memberikan ceramah sehingga siswa pasif dan bahkan bosan hasil penilaian nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 73.

2.   Perbaikan siklus I menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) dari hasil pengamatan sudah ada kreativitas dan keaktifan siswa. Ada interaksi antar siswa, kerja sama bersaing antar kelompok. dari hasil refleksi penerapan metode mengalami peningkatan hasil belajar baik dalam kerja kelompok maupun tes formatif ketuntasan belajar hasil peniaian nilai tertinggi 90, nilai terendah 65 dan nilai rata-rata 79

3.   Pembelajaran siklus II menerapkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) aktivitas belajar mengalami peningkatan ketuntasan menunjukkan hasilnya mengalami peningkatan, siswa aktif dan kreatif dalam pembelajaran, tumbuh berkompetisi dalam kerja kelompok ,berlomba untuk memperoleh hasil yang terbaik dalam baik secara individu maupun kelompok, interaksi antar individu, dalam kelompok bersaing positif.hasil penilaian nilai tertinggi 95 terendah 75. nilai rata-rata 85.KKM 75.

 Saran

 Penelitian yang telah dilakssiswaan maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1.   Guru sebelum melaksanakan pembelajaran sudah harus menyusun perencanaanprogram menggunakan media alat peraga sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga lebih menarik minat belajar siswa dapat terlaksana secara efektif efesien menyenangkan mencapai hasil yang maksimal.

2.   Dalam materi puasa wajib yang perlu ditanamkan kepada siswa untuk berlatih kesabaran,melatih,kejujuran,disiplin,tumbuh rasa sosial yang tinggi terhadap, sesama tanpa adanya rasa takut untuk selalu berbuat,baik kepada siapapun yang mengetahui hanya Alloh.

3.   Menentukan lebih dahulu metode yang tepat dengan materi pembelajaran dapat terlaksana untuk peningkatan hasil belajar yang berkualitas sesuai dengan diharapkan, selain itu adanya peningkatan perilaku dalam kehidupan sehari-hari di dalam keluarga dan lingkungannya..

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, Guru Profesional (Menguasai Metode dan Terampil Mengajar), Bandung: PT. Alfabeta, 2009.

Arikunto, Suharsi mi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,  2002.Baharuddin, Psikologi Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010, cet. 3

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009.

Basrowi, dkk, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, Bogor: PT.Ghalia Indonesia, 2008.

Bukhori, Imam, Shahih Bukhori, Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyah, 1992, juz 1.

 B. Uno, Hamzah, Model Pembelajaran Menciptakan PBM yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Chabib Toha dan Abdul Mu`ti, PBM PAI di Sekolah, FT. IAIN Walisongo, 1998.

DEPAG RI, KTSP PAI Pada Sekolah Dasar, Jakarta: Depag RI, 2006.Metodologi  PAI, Jakarta: DEPAG RI, 2001..

Cooperative Learning Theory, Research, and Practice, London: Allyn and Bacon,  1995, 2nd Ed.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999.

E. M ulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.

E. Slavin, Robert, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, terj. Lita, Bandung: Nusa Media, 2008.

Faridl, M iftah, Puasa Ibadah Kaya Makna, Jakarta: Gema Insani, 2007.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research I, Yogyakarta: Yasbit Fakultas Psikologi UGM, 1983.

Hamali k, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara, 2006.

Hasan, Karnadi, “Riset Tindakan (Action Research) Untuk Mahasiswa”, Makalah Seminar Pelatihan Penulisan Skripsi,IAIN Walisongo, 2009.

Hasan, M. Ali, Tuntunan Puasa dan Zakat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,  2001), Cet. 2.

Hornby, AS, Oxford Advanced Learner`s Dictionary of Current English, New York: Oxford Univercity Press, 2000.

I.Arends, Richard, Learning To Teach, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, terj. Helly, Cet. 1

Kartika, Ratih, (4201402032), “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Lie, Anita, Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Spiret di

 Ruang-ruang Kelas, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana, 2005, Cet.4.

L.Silbermen, Melvin, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nusa Media dan Nuansa, 2006, terj. Sarjuli.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games- Tournament (TGT).html. Didownload 8 Januari 2010, 09.30 WI B.

Malik, Jamaludin, (3104301), “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pelajaran Qur`an Walisongo Perpustakaan F.T IAIN Walisongo, 2009.

M uhai mi n, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.

Muslich, Masnur, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Itu Mudah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. 3.

Nasirudin, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Tarbiyah Press, 2008, Cet. 4.

Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008

Rasjid, Sulaiman, Fiqih Islam, Bandung: PT.Sinar Baru Algensindo, 1994, Cet.27

Sami, Abdus, Al-Qur`an Dengan Tajwid dan Blok Warna Disertai Terjemahan, Jakarta: Lautan Lestari, 2009, Cet. 2