PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

MELAKUKAN SHOLAT WAJIB, MELALUI STRATEGI MODELLING

THE WAY SISWA KELAS IV SEMESTER II DI SDN BRADAG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Siti Sri Susilowati

SDN Bradag Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan guru melaksanakan penelitian untuk memperbaiki aktivitas dan hasil Proses pembelajaran pada pra siklus proses kegiatan pembelajaran siswa pasif, karena tidak ada respon yang menentang, terlihat jelas dan belum tampak aktivitas belajar siswa., dan kemampuan. interaksi antar siswa, kerja sama dan bersaing antar kelompok belum tampak. Dari hasil refleksi dangan menerapkan metode secara konfensional, hasil penilaian tes formatif hasil belajar yang diperleh nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50 nilai rata-rata 72.Proses kegiatan pembelajaran siklus I melalui strategi modeling the way mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya,siswa dituntut untuk bermain peran aktivitas kegiatan, hasil belajar mengalami peningkatan dalam ketuntasan belajar mengalami peningkatan,dari aktif dan kreatif dalam pembelajaran, karena berkompetensi baik secara individu maupun kelompok,ada interaksi antar individu, kerja sama dalam kelompok bersaing positif.hasil tes formatif nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 nilai rata-rata 78Hasil analisis kegiatan pembelajaran siklus II, melalui strategi modeling the way mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya,siswa dituntut untuk bermain peran aktivitas mengalami peningkatan. dari jumlah 21 siswa dinyatakan tuntas, dengan demikian penelitian mempuyai pengaruh positip. adanya peningkatan hasil belajar tes formatif nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 75 nilai rata-rata 83 KKM 75.

Kata Kunci:   Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Melakukan Sholat Wajib Melalui Strategi Modelling The Way.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

 Kemampuan melaksanakan sholat dengan baik dan benar merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar pada materi sholat pada siswa kelas IV SD, oleh karena pembelajaran sholat khususnya pada kemampuan praktek menjadi perhatian guru dan siswa. Pemilihan strategi modeling the way yang akan membantu siswa dan guru dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan pendapat Menurut Hisyam Zaini, (2008: 76) strategi Modelling The Way memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan keterampilan sholat wajib yang dipelajari dikelas.

Sedangkan pandangan menurut ilmu jiwa siswa diibaratkan kertas putih kosong yang siap ditulis, unsur luar yang menulis adalah guru (Sardiman, 2007: 98). Dalam hal ini terserah kepada guru mau dibawa kemana dan diapakan siswa tersebut. Karena guru yang memberi dan mengatur, dengan demikian aktivitas akan melebihi siswa. Guru mendominasi dalam pembelajaran, sehingga siswa cenderung pasif. Walaupun sebenarnya tidak pasif secara mutlak, hanya saja proses pembelajaran seperti ini tidak mendorong berfikir dan beraktivitas. Hal ini jelas bertentangan dengan hakikat siswa sebagai subjek belajar.

 Berdasarkan kompetensi dasar yang tercantum pada silabus ditingkat sekolah dasar pada kelas IV, menuntut kecakapan melakukan gerakan sholat wajib dengan baik dan benar, Nanum pada kenyataannya kebanyakan siswa kelas IV belum mampu melakukan gerakan sholat dengan baik dan benar. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan praktek sholat yang dilakukan pada siswa di SDN Bradag terlihat bahwa masih banyak siswa yang belum mampu melakukan gerakan-gerakan sholat dengan baik dan benar, terlebih pada kenyataannya, dari pengalaman selama mengajar, dapat dicermati, bahwa siswa yang lulus dari sekolah dasar bahkan sampai dijenjang lebih tinggi masih banyak yang belum mampu melakukan gerakan sholat dengan baik dan benar, Padahal kebanyakan dari mereka adalah beragama Islam, dimana sholat merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap pemeluknya. Hal ini termaktub dalam Al qur’an dalam surah Al-Baqarah ayat 43

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ ﴿٤٣﴾

(43) Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku (Al-baqarah: 43)’

 

Kesenjangan inilah yang membawa guru, untuk melakukan penelitian guna peningkatnya kemampuan dan hasil belajar dalam melakukan gerakan sholat wajib dengan baik dan benar pada siswa kelas IV SDN Bradag yang berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan ketika melakukan pratek sholat masih perlu untuk peningkatan kemampuan melakukan sholat.

 Berdasarkan kenyataan guru melaksanakan penelitian tindakan kelas materi sholat wajib peningkatkan kemampuan dan hasil belajar melakukan sholat wajib strategi Modelling The Way. pada siswa kelas IV di SDN Bradag dengan KKM 75.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1    Apakah melalui strategi modeling the way terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar dalam melakukan sholat wajib pada siswa kelas IV SD Negeri Bradag semester II tahun pelajaran 2017/2018 ?

2    Apakah melalui strategi modeling the way terdapat peningkatan kemampuan dan hasil belajar dalam melakukan sholat wajib pada siswa kelas IV SD Negeri Bradag semester II tahun pelajaran 2017/2018 ?

3    Apakah melalui strategi modeling the way terdapat peningkatan ketrampilan dan hasil belajar dalam melakukan sholat wajib pada siswa kelas IV SD Negeri Bradag semester II tahun pelajaran 2017/2018 ?

Tujuan Penelitian

 Tujuan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan oleh guru PAI adalah sebagai berikut:

1    Medeskripsikan aktivitas dan hasil belajar dalam melakukan sholat wajib melalui strategi modelling the way pada siswa kelas IV SDN Bradag semester I tahun pelajaran 2017/2018.

2    Medeskripsikan kemampuan dan hasil belajar dalam melakukan sholat wajib melalui strategi modelling the way pada siswa kelas IV SDN Bradag semester I tahun pelajaran 2017/2018.

3    Medeskripsikan aktivitas dan hasil belajar dalam melakukan sholat wajib melalui strategi modelling the way pada siswa kelas IV SDN Bradag semester I tahun pelajaran 2017/2018.

Manfaat Penelitian

 Bagi siswa,Penelitian peningkatan aktivitas dan hasil belajar dalam melakukan sholat wajib. Selain itu, melalui penggunaan strategi modelling the way motivasi dalam mengikuti pembelajaran khususnya materi sholat wajib. menghilangkan anggapan belajar sulit.

 Bagi guru,sebagai peneliti dapat membantu memperbaiki metode pembelajaran sebagai masukan untuk peningkatan minat dan hasil belajar peningkatan rasa percaya diri dalam proses pembelajaran di SD di SDN Bradag.

 Bagi Sekolah dan pendidikan secara umum penelitian memberikan sumbangan positif tentang metode pembelajaran di SD,menanggulangi kesulitan pembelajaran dan menciptakan kerjasama yang kondusif antara guru sebagai peneliti dengan sekolah untuk kemajuan sekolah dalam pembelajaran.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah kegiatan yang melibatkan seluruh panca indera yang dapat membuat seluruh anggota tubuh dan pikiran terlibat dalam proses belajar (Sardiman, 2004: 39). Aktivitas memegang peranan penting dalam belajar, sebab pada dasarnya belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan dilakukan secara sengaja (Slameto, 2003:45).

Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Tidak ada belajar jika tidak ada aktifitas. Tanpa aktivitas, proses belajar mengajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Mengaktifkan siswa pada dasarnya adalah cara atau usaha untuk mengoptimalkan kegiatan belajar dalam proses pembelajaran (Sudjana: 1989:86).

Sedangkan aliran jiwa yang tergolong modern yang mengungkapkan bahwa jiwa manusia yang merupakan suatu yang dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri (Sardiman, 2007:99). Siswa dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam hal ini siswa lebih aktif melakukan aktivitas, sedangkan guru bertugas untuk membimbing dan menyediakan fasilitas agar siswa tersebut dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian hakikat belajar dapat terpenuhi, yang beaktifitas.

 

 

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh dari aktivitas, sedangkan belajar merupakan suatu proses yang Pengakibatan perubahan individu,,tingkah laku, baik aspek pengetahuan, keterampilan, maupun aspek sikapnya. Hasil belajar merupakan yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam hal ini hasil belajar yang dicapai dalam bidang tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Menurut Benyamin S. Bloom (Sumarni, 2007:30) menyebutkan ada tiga ranah belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan keluaran dari suatu pemprosesan masukan. Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatannya atau kinerja. Perbuatan merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi dan hasil belajar dapat dikelompokkan kedalam dua macam saja yaitu pengetahuan dan keterampilan. Masih menurut Sumarni (2007:30), pengetahuan terdiri dari 4 kategori, yaitu (1) pengetahuan tentang fakta, (2) pengetahuan tentang prosedur, (3) pengetahuan tentang konsep, dan (4) pengetahuan tentang prinsip. Keterampilan terdiri atas empat kategori, yaitu (1) keterampilan untuk berpikir atau keterampilan kognitif, (2) keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik,(3) keterampilan bereaksi/bersikap, dan (4) keterampilan berinteraksi.

Adapun Soedijarto (Masnaini, 2003:6) menyatakan bahwa Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar dalam kerangka studi ini meliputi kawasan kognitif, afektif, dan kemampuan/kecepatan belajar seorang pelajar. Sedangkan Keller (Abdurrahman, 1999:39), mengemukakan hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh siswa, hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha (perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak.

Pendidikan Agama Islam di SD

 “Usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu siswa agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam” (Zuhairani, 1983:27). Syariat islam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan sesuai ajaran Islam dengan berbagai metode dan pendekatan dari satu segi kita lihat bahwa pendidikan islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Dari segi lainnya, pendidikan islam tidak bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh. Oleh karena itu, pendidikan islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal dan juga karena ajaran islam berisi tentang ajaran sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka pendidikan islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Semula yang bertugas mendidik adalah para Nabi dan Rasul selanjutnya para ulama, dan cerdik pandailah sebagai penerus tugas, dan kewajiban mereka (Drajat, 1992:25-28).

 

 

Sholat Wajib

Shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’. Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim, diantaranya yaitu shalat wajib atau shalat lima waktu merupakan shalat yang wajib dilaksanakan oleh umat muslim apabila telah memenuhi syarat-syarat untuk melaksanakannya. Selain itu shalat hukumnya dapat dikatakan wajib, wajib atau sunnah. Shalat jum’at yang dilaksanakan pada setiap hari jum’at dan dilaksanakan oleh laki-laki hukumnya yaitu wajib ‘ain.

Dalil yang mewajibkan shalat.banyak sekali diantaranya yaitu: 1) â€œDan dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat dan tuntuklah / rukuklah bersama-sama orang-orang yang rukuk.”(QS, Al-Baqarah:43) 2)“Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegah perbuatan yang jahat (keji) dan munkar.” (QS, Al-‘Ankabut: 45). 3)“Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat di waktu usia mereka meningkat tujuh tahun, dan pukullah (kalau enggan melakukan shalat) diwaktu mereka meningkat usia sepuluh tahun. “ (HR. Abu Dawud)

Shalat wajib ada lima, dan masing-masing mempunyai waktu yang ditentukan. Umat muslim diperintahkan untuk menunaikan berdasarkan dengan waktunya masing-masing. 1) Zhuhur, Awal waktunya setelah condong matahari dari pertengahan langit. Akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah sama panjangnya dengan semua itu. 2) Ashar, Waktunya mulai dari habisnya waktu zhuhur, sampai terbenamnya matahari. 3) Maghrib, Waktunya dari terbenamnya matahari sampai hilangnya syafaq (awal senja) merah. 4) Isya’, Waktunya mulai dari tebenam syafaq (awal senja), hingga terbit fajar. 5) Subuh, Waktunya dari terbit fajar shidiq, hingga terbit matahari.

Stategi Modelling The Way

Metode Modeling The Way sebagai metode pengajaran adalah suatu metode pengajaran yang dilaksanakan dengan cara guru memberikan skenario suatu sub bahasan untuk didemonstrasikan siswa di depan kelas, sehingga menghasilkan ketangkasan dengan keterampilan atau skill dan profesionalisme (DepDikBud, 1993:219).

Metode Modeling The Way merupakan salah satu metode mengajar yang dikembangkan oleh Mel Silbermam, seorang yang memang berkompeten dibidang psikologi pendidikan. Metode ini merupakan sekumpulan dari 101 strategi pengajaran. Sebuah metode yang menitik beratkan pada kemampuan seorang siswa untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Karena siswa dituntut untuk bermain peran sesuai dengan materi yang diajarkan.

Ada sebuah pendapat, metode Modeling The Way merupakan metamorfosa dari metode sosiodrama. Yakni sebuah metode dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah laku dalam hubungan sosial. Dengan kata lain guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan atau peran tertentu sebagaimana yang ada dalam kehidupan masyarakat (sosial). Hendaknya siswa diberi kesempatan untuk berinisiatif serta diberi bimbingan atau lainnya agar lebih berhasil (Sriyono dkk, 1992:520).

 

Penelitian Yang Relevan

 Pendidikan Agama Islam untuk mencapai kualitas yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits, sedangkan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional tercantum dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003.

 Pendidikan Agama Islam di SD/menumbuhkan, mengembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT; mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. (Kemdikbud, 2003:2)

Kerangka Berfikir

Kondisi awal guru belum menggunakan strategi modelling the way dalam pembelajaran melakukan sholat wajib, aktivitas dan hasil belajar melakukan sholat wajib masih rendah.

Untuk memperbaiki dan peningkatan aktivitas dan hasil belajar melakukan sholat wajib perlu adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti menerapkan strategi modelling the way. siklus I dan menerapkan strategi modelling the way siklus II dengan bimbingan guru. Dengan tindakan yang berbeda dari siklus I ke siklus II diharapkan aktivitas dan hasil belajar melakukan sholat wajib untuk peningkatan aktivitas dan hasil belajar..

Kondisi akhir dengan menggunakan strategi modelling the way ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar melakukan sholat wajib pada siswa kelas IV semester II di SDN Bradag tahun pelajaran 2017/2018.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1    Diduga guru melalui strategi modeling the way ada peningkatan aktivitas belajar melakukan sholat wajib pada siswa kelas IV SDN Bradag semester II tahun pelajaran 2017/2018.

2    Diduga guru melalui strategi modeling the way ada peningkatan kemampuan belajar melakukan sholat wajib pada siswa kelas IV SDN Bradag semester II tahun pelajaran 2017/2018.

3    Diduga guru melalui strategi modeling the way ada peningkatan hasil belajarmelakukan sholat wajib pada siswa kelas IV SDN Bradag semester II tahun pelajaran 2017/2018.

 

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Januari 2018 sampai dengan bulan April 2018. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Bradag Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Propinsi Jawa Tenga.Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian sudah diatur guru sebagai peneliti.

 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah jumlah 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar melakukan sholat wajib pada siswa kelas IV SDN Bradag.

Sumber Data

Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal dari subyek penelitian (primer) dan dari data (skunder). Dari hasil evaluasi diperoleh data nilai siswa pada pra siklus masih rendah Hasil evaluasi pada pra siklus merupakan data primer dan ditambah dengan dokumentasi dari data dokumentasi,foto kegiatan. Sedangkan data yang diperoleh selama melakukan penelitian merupakan data primer yaitu hasil evaluasi pada pra siklus siklus I, II, dan dokumetasi kegiatan (foto) sebagai data skunder..

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa teknik tes, dan teknik non tes. Sedangkan alat pengumpulan data meliputi dokumen, tes dan pengamatan. Dokumen digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan melakukan sholat wajib sebelum penelitian yaitu berupa daftar nilai/laporan penilaian, pengolahan dan analisi. Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan siswa melakukan sholat wajib yang berupa butir soal. Pengamatan menggunakan lembar penilaian yaitu untuk mengetahui aktivitas siswa dalam melakukan sholat wajib berupa: 1) Membaca dan memahami berbagai literature untuk mengetahui rukun shalat; 2) membaca dan menghafal syarat sah dan syarat wajib shalat; 3) membaca dan menghafal tentang yang membatalkan shalat; 4) praktek sholat wajib.

Validitas dan Analisis Data

Untuk memperoleh data yang valid mengenai aktivitas dan kemampuan dalam melakukan sholat wajib pada siswa kelas IV SDN Bradag yaitu: 1) aktivitas belajar (observasi) divalidasi melalui trianggulasi sumber, yaitu data yang berasal dari siswa, guru dan rekan kolaborator yang merupakan data kualitatif dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan proses kondisi awal, siklus I dan siklus II. 2) hasil belajar yang berupa nilai test yang divalidasi adalah instrumen test yang berupa butir soal dengan content validity diperlukan kisi-kisi soal. Data yang berupa angka (data kuantitatif) dianalisis menggunakan diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II, kemudian direfleksi.

 

 

Prosedur Penelitian

 Prosedur penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dalam Rochiati (2007: 36) yang terdiri dari empat komponen yaitu: 1) Perencanaan (planning), 2) Aksi/ tindakan (acting), 3) Observasi (observing), 4) Refleksi (refleting). Kemudian setiap siklus selesai diimplementasikan, setelah ada refleksi, yang diikuti dengan perencanaan ulang dilakssiswaan dalam siklus diskripsi masing-masing tahapan penelitian

 Indikator Kinerja

 Keberhasilan dalam suatu penelitian dapat diukur dari indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti. Dengan dimanfaatkannya siswa dalam memahami materi sehingga dapat peningkatan hasil belajar siswa dengan Indikator kinerja dianggap berhasil jika terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar yang dapat diketahui dari peningkatan nilai pada akhir pembelajaran guru memberikan tes formatif dan ketuntasan siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM 75.

 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 Diskripsi Pembelajaran Pra Siklus

 Pada pembelajaran pra siklus hasil penilaian dalam pelajaran pada siswa kelas IV di SDN Bradag masih rendah, karena metode pembelajaran belum sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan. model pembelajaran masih konvensional guru mentransfer ilmu sehingga siswa terlihat pasif dan bahkan bosan, dari jumlah 21 siswa yang mendapat nilai kreteria baik, 85,sebanyak 4 siswa, yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 siswa,yang mendapat nilai 75 sebanyak 4 siswa, yang mendapat nilai nilai kreteria cukup70 sebanyak 3 siswa, yang mendapat nilai 65 sebanyak 2 siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 2 siswa dan nilai kreteria kurang 50 sebayak 2 siswa nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50, nilai rata-rata 72

 Diskripsi Pembelajaran Siklus I

Kegiatan pembelajaran pada siklus I melalui strategi modeling the way hasil non tes dan tes.formatif Hasil observasi yang dilakukan peneliti diperoleh data belum maksimal.Hasil belajar yang mendapat nilai kreteria A (baik sekali) 90 sebanyak 4 siswa ,yang mendapat nilai kreteria baik B,nilai 85 sebanyak 4 siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 4 siswa, yang mendapat nilai kreteria cukup,nilai 70 sebanyak 2 siswa yang mendapat nilai 65 sebanyak 1 siswa dan yang mendapat nilai 60 sebanyak 2 siswa. dari jumlah 21 siswa. Yang mencapai nilai tuntas 17 siswa (76%), siswa yang belum mencapai tuntas 5 siswa (24%)..Nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 78

 Diskrisi Pembelajaran Siklus II

 Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada siklus II. melalui strategi modeling the way berdasarkan hasil observasi dilaksanakan peneliti dan teman sejawat menunjukkan peningkatan yang sangat positif.Hasil belajar tes formatif yang mendapat nilai kreteria sangat baik A = 90 sebanyak 6 siswa ,yang mendpaat nilai 85 sebanyak 5 siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 5 siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 5 siswa ketuntasan belajar, dari jumlah 21 siswa (100%), nilai tertinggi 90 nilai terendah 75 nilai rata-rata.83 KKM 75

 Pembahasan

 Tabel: perbandingan hasil ketuntasan belajar siswa

No

Kegiatan

Tuntas

Prosentese%

Belum Tunas

Prosentase%

Rata-rata

1

Pra Siklus

13

62%

8

38%

72

2

Siklus I

17

81%

4

19%

78

3

Siklus II

21

100%

0

0%

83

 

 Pembahasan Pembelajaran Pra Siklus.

 Proses pembelajaran pada pra siklus Proses pembelajaran pada pra siklus siswa pasif, karena tidak ada respon yang menentang, terlihat jelas dan belum tampak aktivitas belajar siswa., dan kemampuan. interaksi antar siswa, kerja sama dan bersaing antar kelompok belum tampak. Dari hasil refleksi dangan menerapkan metode secara konfensional, hasil penilaian tes formatif hasil belajar yang diperleh nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50 nilai rata-rata 72.

 Pembahasan Pembelajaran Siklus I

 Kegiatan pembelajaran siklus I melalui strategi modeling the way mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya,siswa dituntut untuk bermain peran aktivitas kegiatan, hasil belajar mengalami peningkatan dalam ketuntasan belajar mengalami peningkatan,dari aktif dan kreatif dalam pembelajaran, karena berkompetensi baik secara individu maupun kelompok,ada interaksi antar individu, kerja sama dalam kelompok bersaing positif.hasil tes formatif nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 nilai rata-rata 78

Pembahasan Pembelajaran Siklus II.

 Hasil analisis kegiatan pembelajaran siklus II, melalui strategi modeling the way mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya,siswa dituntut untuk bermain peran aktivitas mengalami peningkatan. dari jumlah 21 siswa dinyatakan tuntas, dengan demikian penelitian mempuyai pengaruh positip. adanya peningkatan hasil belajar tes formatif nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 75 nilai rata-rata 83 KKM 75.

 PENUTUP

 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan penelitian yang sudah dilaksanakan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1      Proses pembelajaran pada pra siklus proses kegiatan pembelajaran siswa pasif, karena tidak ada respon yang menentang, terlihat jelas dan belum tampak aktivitas belajar siswa., dan kemampuan. interaksi antar siswa, kerja sama dan bersaing antar kelompok belum tampak. Dari hasil refleksi dangan menerapkan metode secara konfensional, hasil penilaian tes formatif hasil belajar yang diperleh nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50 nilai rata-rata 72.

2      Proses kegiatan pembelajaran siklus I melalui strategi modeling the way mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya,siswa dituntut untuk bermain peran aktivitas kegiatan, hasil belajar mengalami peningkatan dalam ketuntasan belajar mengalami peningkatan,dari aktif dan kreatif dalam pembelajaran, karena berkompetensi baik secara individu maupun kelompok,ada interaksi antar individu, kerja sama dalam kelompok bersaing positif.hasil tes formatif nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 nilai rata-rata 78

3      Hasil analisis kegiatan pembelajaran siklus II, melalui strategi modeling the way mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya,siswa dituntut untuk bermain peran aktivitas mengalami peningkatan. dari jumlah 21 siswa dinyatakan tuntas, dengan demikian penelitian mempuyai pengaruh positip. adanya peningkatan hasil belajar tes formatif nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 75 nilai rata-rata 83 KKM 75.

Saran

 Berdasarkan kegiatan penelitian yang dilakssnakan peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1         Guru sebelum melaksanakan pembelajaran hendaknya menyusun rencana program secara sistematis menerapkan metode ,media alat peraga yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa sehingga kegiatan dapat berjalan lancar, efektif ,efesien menyenangkan.

2         Gueru dalam melaksanakan pembelajaran harus menguasai materi yang diajarkan sehingga lebih dapat menarik minat dan simpati belajar siswa mencapai ketuntasan belajar karena termotivasi untuk belajar lebih giat secara kontinyu..

3         Menentukan metode yang tepat untuk peningkatan hasil belajar berkualitas sesuai dengan keinginan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran materi berbeda tidak terlepas dari menerapkan metode secara tepat untuk menumbuhkan semangat belajar yang tinggi..

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta. Universitas Terbuka.

Arikunto, Suharsini, 1991. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta Rineka Cipta.

 A.M. Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

 Abdurahman. 1999. Pendidikan bagi Anak berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

 Ali, M. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Angkasa

Bawani, Imam. 1993. Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam. Surabaya: Al Ikhlas.

Bell. Gredler (1986: 1). Teori belajar dan pembelajaran, hal. 1.5. Jakarta: Universitas Terbuka.

BNSP, 2007. Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Bruner (1982). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SD Hal. 1.6. Penerbit Universitas Terbuka. Edisi 1.

 Dep Dik Bud. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka

 Drajat, Zakiah, 1992. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara 

 Hudoyo. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Malang: IKIP Malang.

 Sardiman 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.  Rajagrafindo Persada