PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KONSEP TEKANAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 TRANGKIL

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Rustanto

Guru SMP Negeri 1 Trangkil Kabupaten Pati

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar konsep tekanan melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Trangkil Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019. Rancangan penelitian adalah penelitian tindakan kelas melalui 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, melaksanakan tindakan, pengamatan dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Trangkil semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Hasil penelitian pada siklus 1 diperoleh jumlah siswa yang aktivitas belajar kategori baik atau lebih sebesar 35%, rata-rata nilai hasil belajar 75 dengan ketuntasan belajar 75%. Pada siklus 2 diperoleh jumlah siswa yang aktivitas belajar kategori baik atau lebih sebesar77%, rata-rata nilai hasil belajar 80 dengan ketuntasan belajar 88%. Berdasar hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar konsep tekanan pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Trangkil Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019.

Kata kunci: kooperatif tipe STAD, aktivitas siswa, hasil belajar siswa

 

PENDAHULUAN

Konsep tekanan merupakan materi penting yang harus disampaikan bagi siswa kelas VIII secara utuh dan menyeluruh, mengingat materi ini memiliki kompleksitas tinggi serta sangat erat dengan kehidupan sehari-hari maka proses pembelajaran harus dilakukan dengan mengkaitkan konsep tekanan dengan kehidupan nyata di lingkungan siswa. Pemahaman konsep tekanan yang benar dapat meningkatkan hasil belajar minimal (KKM 75). Namun, pembelajaran yang dilakukan guru masih monoton berupa ceramah. Pembelajaran tersebut mengakibatkan iklim pembelajaran dalam kelas menjadi kurang kondusif, sikap ilmiah dan motivasi berprestasi siswa rendah, sehingga aktivitas belajar seperti mencatat, bertanya, menjawab, mengemukakan pendapat maupun terlibat menyimpulkan dan hasil belajar siswa masih rendah.

Kategori nilai/ predikat aktivitas siswa VIII D 53% termasuk kategori kurang. Rata-rata nilai ulangan harian IPA yang diperoleh siswa kelas VIII D adalah 62. Hasil belajar IPA siswa kelas VIII D belum mencapai ketuntasan klasikal yaitu kurang dari 75% siswa yang mencapai nilai KKM. KKM IPA Kelas VIII SMP N 1 Trangkil adalah 75. Hal inilah yang menjadikan penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students Teams Achievement Division).

Berdasarkan keadaan tersebut penulis mengidentifikasi masalah yaitu

  1. Mengapa aktivitas belajar IPA siswa kelas VIII D SMP N 1 Trangkil rendah?
  2. Mengapa hasil belajar IPA siswa kelas VIII D SMP N 1 Trangkil rendah?
  3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas VIII D SMP N 1 Trangkil rendah?
  4. Mengapa aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas VIII D SMP N 1 Trangkil perlu ditingkatkan?
  5. Bagaimana cara meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas VIII D SMP N 1 Trangkil?

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis dapat merumuskan masalah berikut. apakah melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas konsep tekanan pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Trangkil Tahun Pelajaran 2018/2019 dan apakah melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar konsep tekanan pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Trangkil Tahun Pelajaran 2018/2019.

Pemecahan masalah yang dilakukan adalah dengan melakukan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPA konsep tekanan di kelas VIII D SMP N 1 Trangkil semester genap tahun pelajaran 2018/2019 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui beberapa siklus untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar konsep tekanan melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Trangkil semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Manfaat hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada khasanah ilmu pengetahuan bidang pendidikan tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA khususnya materi konsep tekanan.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak yaitu antara peserta didik “warga belajar” dan pendidik “sumber belajar” yang melakukan kegiatan membelajarkan (Sudjana, N. 2000). Selain pengertian pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar (Dimyati dan Mudjiono. 2015).

Menurut Gagne et al, 1992. Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menfasilitasi dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran merupakan upaya sistimatis dan sistemik untuk menfasilitasi dan meningkatkan proses belajar. Kegiatan pembelajaran berkaitan erat dengan strategi pembelajaran, media pembelajaran serta hasil belajar peserta didik.

Sardiman (2006) mendifinisikan Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan siswa yang dilakukan selama proses mengajar berlangsung, baik aktivits yang besifat fisik/jasmani/rohani. Aktivitas siswa dapat berupa aktivitas visual seperti membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demontrasi, melihat orang bekerja; aktivitas oral seperti mengemukakan pendapat, menghubungkan kejadian, bertanya dan berdiskusi; aktivitas mendengar seperti mendengarkan dalam diskusi, mendengarkan pecakapan; aktivitas menulis seperti menulis laporan, menulis cerita dan menulis kejadian; aktivitas mental seperti merenung, mengingat memecahkan masalah dan analisis; serta aktivitas emosional seperti minat, berani dan tenang.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni et al. 2007). Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada pada yang di pelajari oleh pembelajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan dari kegiatan belajarnya. Hasil belajar dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitan, dan menyarankan kegiatan remidial atau perbaikan (Hamalik 2004). Berkenaan dengan tujuan ini, Bloom dalam Anni et al. (2007) mengemukakan taksonomi yang mencakup tiga kawasan, yaitu kawasan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pembelajaran dikatakan meningkat apabila siswa berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar serta menguasai kompetensi yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar (Mulyasa 2002). Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa atau faktor lingkungan (Sudjana 2000).

Slameto (2001) menyatakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Sardiman et al. (2006) menyatakan bahwa hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah tidak hanya berupa penguasaan konsep tetapi juga keterampilan dan sikap.

Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan sistim pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok.

Model pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar (Etin Solihatin, 2007). Melalui pembelajaran kooperatif siswa diajarkan untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan siswa lain dalam proses belajarnya demi mencapai keberhasilan belajar.

Penelitian yang dilakukan Nur Safitri Wahyuningsih, (2011) memperoleh hasil bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Taems Achievement Divisions) pada konsep Kesebangunan, maka aktivitas belajar siswa dan prestasi belajar siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Sukaresmi Kabupaten Cianjur menunjukan peningkatan yang signifikan. Ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari 67% pada siklus I menjadi 84% pada akhir siklus II, dengan rata-rata nilai meningkat dari 65,2 pada siklus I menjadi 75,5 pada akhir siklus II.

Penelitian yang dilakukan oleh Endah Bekti Wahyu (2011) menyebutkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika pada materi persamaan dan pertidaksamaan kuadrat pada peserta didik Kelas X SMK 45 wonosari. Peningkatan pemahaman konsep matematika pada materi persamaan dan Pertidaksamaan kuadrattersebut ditunjukkan dengan meningkatnya persentase rata-rata pemahaman konsep matematika dari siklus I ke siklus berikutnya yaitu 50,61% pada siklus I, 66,28% pada siklus II, 77,81% pada siklus III dan tergolong dalam kategori tinggi.

Berdasarkan pembahasan di atas diajukan hipotesis yaitu Melalui Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar konsep tekanan pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Trangkil semester genap tahun pelajaran 2018/2019.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan di SMP Negeri 1 Trangkil Kelas VIII D semester genap Tahun Pelajaran 2018/2019 sesuai dengan tempat tugas mengajar peneliti. Kelas VIII D dipilih sebagai subyek dalam penelitian tindakan kelas ini karena aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran IPA rendah.

Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2019 sampai bulan April 2019, Pengumpulan data/ pelaksanaan tindakan dilakukan pada bulan Februari karena menyesuaikan program semester genap tahun pelajaran 2018/2019 saat materi konsep tekanan diajarkan. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Trangkil semester genap tahun pelajaran 2018/2019, dengan jumlah peserta sebanyak 32 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

Sumber data yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah hasil belajar IPA dan hasil pengamatan keaktivan siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Trangkil Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019 materi konsep tekanan. Jenis data yang diambil adalah hasil pengamatan terhadap analisis nilai hasil ulangan harian mata pelajaran IPA siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Trangkil Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019 materi konsep tekanan. Sedangkan untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa diperoleh dari catatan hasil pengamatan keaktivan pada saat siswa mengikuti proses pembelajaran.

Penelitian merupakan suatu siklus atau daur oleh karena itu setiap tahap akan berulang kembali. Pembagian siklus didasarkan pada pembagian materi ajar dalam satu kompetensi dasar, dengan tujuan bahwa tindakan yang dilakukan pada materi ajar tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Dengan harapan data yang dihasilkan pada kedua siklus memiliki relevansi. Adapan tahapan siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Data hasil observasi/ pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa kelas VIII D yang jumlahnya 32 diperoleh hasil bahwa tidak ada siswa yang termasuk kategori sangat baik/ sangat aktif (0%), sedangkan siswa yang kategori baik/ aktif sebanyak 4 siswa (13%), yang sedang/ cukup aktif sbanyak 11 siswa (34%) dan yang kurang aktif sebanyak 17 siswa (53%).

Hasil belajar kelas VIII D pada kondisi awal/ pra siklus rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil tes/ evaluasi belajar siswa. Rata-rata nilai ulangan harian IPA yang diperoleh siswa kelas VIII D adalah 62 dengan nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 90. Jumlah siswa yang mendapat nilai ≤ 75 sebanyak 23 (72%), sedangkan Jumlah siswa dengan nilai ≥ 75 (28%). Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar kelas VIII D belum mencapai ketuntasan klasikal (75%). Kegiatan belajar mengajar pada kondisi awal masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

Siklus I

Hasil observasi/pengamatan yang dilakukan yaitu memperoleh data tentang aktivitas belajar siswa pada siklus 1 semakin meningkat, siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran, tidak siap mengikuti pembelajaran, tidak membuka buku paket dan catatan, tidak mau mencatat, melamun, bicara sendiri dan yang mengantuk semakin berkurang. Siswa mulai merani bertanya, menjawab, mengemukakan pendapat, terlibat menyimpulkan dan rajin mencatat. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada table berikut:

NO. Kategori Aktivitas Jumlah Siswa Prosentase
1 Sangat baik (A) 4 13%
2 Baik (B) 7 22%
3 Sedang (C) 11 34%
4 Kurang (D) 10 31%
Jumlah 32 100%

 

Berdasarkan data hasil observasi / pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa kelas VIII D pada siklus 1 yang jumlahnya 32 diperoleh hasil bahwa siswa yang termasuk kategori sangat baik/ sangat aktif sebanyak 4 siswa (13%), sedangkan siswa yang kategori baik/ aktif sebanyak 7 siswa (22%), yang sedang/ cukup aktif sbanyak 11 siswa (34%) dan yang kurang aktif sebanyak 10 siswa (31%).

Hasil belajar kelas VIII D pada siklus 1 meningkat lebih baik dari sebelumnya dengan rata-rata nilai ulangan harian IPA yang diperoleh siswa kelas VIII D adalah 75 dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90. Jumlah siswa yang mendapat nilai ≤ 75 sebanyak 8 (25%), sedangkan jumlah siswa dengan nilai ≥ 75 sebanyak (75%). Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar kelas VIII D belum sudah mencapai ketuntasan klasikal (75%). Kegiatan belajar mengajar pada siklus 1 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil belajar kelas VIII D kondisi siklus 1 meningkat dibanding sebelumnya. Namun, hasilnya belum sesuai dengan harapan peneliti sehingga penulis memutuskan melanjutkan ke siklus 2.

Siklus II

Hasil observasi/pengamatan yang dilakukan yaitu memperoleh data tentang aktivitas belajar siswa pada siklus 2 semakin meningkat, siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran, tidak siap mengikuti pembelajaran, tidak membuka buku paket dan catatan, tidak mau mencatat, melamun, bicara sendiri dan yang mengantuk semakin berkurang. Siswa mulai merani bertanya, menjawab, mengemukakan pendapat, terlibat menyimpulkan dan rajin mencatat. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut.

NO. Kategori Aktivitas Jumlah Siswa Prosentase
1 Sangat baik (A) 7 22%
2 Baik (B) 16 50%
3 Sedang (C) 9 28%
4 Kurang (D) 0 0%
Jumlah 32 100%

 

Berdasarkan data hasil observasi / pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa kelas VIII D pada siklus 2 yang jumlahnya 32 diperoleh hasil bahwa siswa yang termasuk kategori sangat baik/ sangat aktif sebanyak 7 siswa (22%), sedangkan siswa yang kategori baik/ aktif sebanyak 16 siswa (50%), yang sedang/ cukup aktif sbanyak 9 siswa (28%) dan yang kurang aktif tidak ada (0%).

Hasil belajar kelas VIII D pada siklus 2 meningkat lebih baik dari sebelumnya dengan rata-rata nilai ulangan harian IPA yang diperoleh siswa kelas VIII D adalah 80 dengan nilai terendah 65 dan nilai tertinggi 95. Jumlah siswa yang mendapat nilai ≤ 75 sebanyak 4 (13%), sedangkan jumlah siswa dengan nilai ≥ 75 sebanyak 28 (88%). Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar kelas VIII D belum sudah mencapai ketuntasan klasikal (75%). Kegiatan belajar mengajar pada siklus 2 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan meningkatnya hasil belajar dan aktivitas belajar sesuai dengan harapan penulis maka penelitian dianggap selesai.           

PEMBAHASAN

Kegiatan pembelajaran IPA pada kondisi awal di kelas VIII D dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab pada saat kegiatan pembelajaran keaktifan siswa kurang. Masih banyak siswa yang pasif, tidak ada kategori sangat baik, ada beberapa siswa yang mengantuk, melamun, berbicara sendiri, tidak siap mengikuti pelajaran saat guru menjelaskan materi pembelajaran. Hasil belajar siswa kurang memuaskan yaitu rata-rata nilai 62 dan prosentase ketuntasannya hanya 28%. Melihat kondisi yang ada tersebut, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan. Tindakan perbaikan melalui siklus 1 dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD karena memberi kesempatan siswa berdiskusi, berpikir, berpendapat, saling berintegrasi tolong menolong dalam memecahkan masalah.

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis hasil belajar pada siklus 1 diperoleh hasil bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran menjadi meningkat dibandingkan dengan saat kondisi awal sebelum siklus 1. Siswa yang pasif, mengantuk, melamun, berbicara sendiri, tidak siap mengikuti pelajaran mulai berkurang. Nilai tes/ evaluasi/ ulangan harian yang diperoleh siswa juga meningkat dibandingkan dengan kondisi awal sebelum siklus 1. Nilai rata-rata siswa meningkat dari 62 menjadi 75. Meskipun terjadi peningkatan rata-rata nilai tes/ evaluasi/ ulangan harian jika dibandingkan dengan kondisi awal sebelum siklus 1 dan sudah sama dengan ketuntasan klasikal 75% namun belum mencapai target keberhasilan indikator kinerja yaitu lebih dari 75%. Oleh karena itu masih perlu diadakan Tindakan perbaikan kembali

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran selama siklus 2 didapatkan hasil bahwa aktivitas siswa menjadi meningkat dibandingkan dengan siklus 1. Tidak ada lagi siswa yang aktivitasnya kurang, mengantuk/melamun. Siswa merasa antusias mengikuti proses pembelajaran. Jumlah siswa yang aktivitasnya baik/ aktif sebanyak 50% yang sangat baik atau sangat aktif 22% berarti melampaui target keberhasilan jumlah siswa yang aktif 40% Hasil tes tertulis juga menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan siklus 1. Nilai rata-rata siswa naik darin 75 menjadi 80 dan ketuntasan klasikal yang diperoleh adalah 88% melebihi target keberhasilan pada indikator kinerja penelitian yaitu > 75%. Dari data tersebut tindakan tindakan perbaikan sudah dianggap cukup sampai siklus 2 saja.

Berdasarkan hasil kegiatan perbaikan tindakan pembelajaran pada siklus 1 dan 2 dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD konsep tekanan terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian pada siklus 1 diperoleh jumlah siswa yang aktivitas belajar kategori baik atau lebih sebesar 35%, rata-rata hasil belajar 75 dengan ketuntasan belajar 75% Pada siklus 2 diperoleh jumlah siswa yang aktivitas belajar kategori baik atau lebih sebesar 77%, rata-rata hasil belajar 80 dengan ketuntasan belajar 88%. Dengan meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa ini menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman konsep tekanan melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Trangkil Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019 telah terbukti bahwa kerangka berpikir dan hipotesis benar dan selaras dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan. Hasil penelitian ini telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan sehingga pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat diterapkan di sekolah.

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan di tersebut, penulis smenyimpulkan bahwa:

  1. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar konsep tekanan pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Trangkil Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019.
  2. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar konsep tekanan pada siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Trangkil Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019.

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dapat diberikan saran sebagai berikut:

  1. Untuk Kepala Sekolah: merekomendasikan kepada rekan-rekan guru untuk mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD agar aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat sehingga berimplikasi pada peningkatan mutu sekolah.
  2. Untuk Guru: Guru dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
  3. Untuk Siswa: Siswa dapat belajar secara berkelompok sehingga terjadi interaksi antar siswa, yang dapat mendorong motivasi belajar siswa sehingga mampu berbagi pengetahuan belajar dengan yang lain dan proses belajar menjadi bermakna secara afektif.

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. (2003). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia.

Anni TC. Achmad Rifa’i. Eddy Purwanto. Daniel Purnomo. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Depdiknas. 2002. Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual. Jakarta: Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. FKIP UNPAS. (2017). Buku Panduan Praktik Pengalaman Lapangan. Bandung

Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Yogyakarta: JICA.

Etin Solihatin dan Raharjo. 2007. Cooperative Laerning, Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Gagne, R., Briggs, L. & Wager, W. 1992. Principles of Instructional Design (4th Ed.). Fort Worth, TX: HBJ College Publishers.

Hindarto et al. 2007. Model Pembelajaran Kooperatif. jurnal.unnes.ac.id/index.php / LIK/article/view/528.

Ibrahim, H. Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.

Johnson, Elaine B. 2007. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.

Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006. Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Rahmaningtias, Ayu. 2011. Penerapan model pembelajaran kooperatif make a match untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VIII-A SMP Negeri 2 Diwek Jombang. Skripsi. Universitas Negeri Malang.

Sardiman. 2006. Inovasi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo            Persada.

Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning, Teori, Riset dan Ptraktek. Terjemahan   Nurulita. Bandung: Nusa Media

Sudjana, N. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Alegensindo.